Anda di halaman 1dari 2

1.

Penatalaksanaan
Bila diagnosis kematian janin telah ditegakkan, penderita segera diberi informasi.

Diskusikan kemungkinan penyebab dan rencana tata laksananya. Rekomendasikan untuk

segera diintervensi. Bila kematian janin lebih dari 3-4 minggu, kadar fibrinogen menurun

dengan kemungkinan terjadinya koagulopati.6

Jika diagnosis kematian bayi telah ditegakkan, dilakukan pemeriksaan tanda vital

ibu; pemeriksaan darah perifer, fungsi pembekuan, dan gula darah. Diberikan KIE pada

pasien dan keluarga tentang kemungkinan penyebab kematian janin, rencana tindakan,

dukungan mental emosional pada penderita dan keluarga, yakinkan bahwa kemungkinan

lahir pervaginam.6

pervaginam dapat ditunggu lahir spontan setelah 2 minggu, umumnya tanpa

komplikasi. Persalinan dapat terjadi secara aktif dengan induksi persalinan menggunakan

oksitosin atau misoprostol. Tindakan perabdominam bila janin letak lintang. Induksi

persalinan dapat dikombinasi oksitosin dan misoprostol.6

Pada kematian janin 24-28 minggu dapat digunakan misoprostol pervaginam 50-

100 μg tiap 4-6 jam dan induksi oksitosin. Pada kehamilan diatas 28 minggu dosis

misoprostol 25 μg/vaginam/6 jam.Setelah bayi lahir, idealnya pemeriksaan otopsi atau

patologi plasenta akan membantu mengetahui penyebab kematian janin.6

1. Misoprostol

Misoprostol adalah analog prostaglandin E1 sintetis yang dipasarkan untuk

digunakan dalam pencegahan dan pengobatan penyakit tukak lambung. Meskipun tidak

dipasarkan untuk induksi persalinan, ini lebih efektif untuk pematangan serviks dan

induksi daripada metode konvensional. Namun, hiperstimulasi uterus lebih sering terjadi.

Misoprostol sublingual/vagina menghasilkan tonus uterus lebih cepat daripada pemberian


oral atau bukal. Pemberian vagina memiliki efek yang lebih tahan lama pada tonus uterus

daripada pemberian sublingual. Namun pemberian sublingual, ditemukan lebih berhasil

mencapai persalinan pervaginam dalam waktu 24 jam dari pada pemberian pervaginam.6

Kontraindikasi induksi misoprostol adalah alergi terhadap prostaglandin, dan

kontraindikasi untuk persalinan pervaginam. Selain itu, termasuk plasenta previa.

Walaupun dalam keadaan di mana plasenta previa dan malpresentasi memperumit KJDR

hingga 24 minggu, mungkin tepat untuk menggunakan misoprostol, tergantung pada

pengaturan dan keterampilan penyedia layanan kesehatan.6

Dosis misoprostol yang digunakan untuk induksi persalinan pada KJDR dengan usia kehamilan 13-17
minggu adalah 200 mcg setiap 6-12 jam. Jika pemberian dosis pertama tidak menghasilkan kontraksi
yang efektif, pada pemberian selanjutnya dapat diberikan dengan dosis ganda sampai 400 mcg dengan
dosis maksimum harian 1600 mcg. Pada KJDR dengan usia kehamilan 18-26 minggu, diberikan
misoprostol 100 mcg setiap 6-12 jam dengan total 4 dosis, jika pada pemberian pertama tidak mencapai
kontraksi yang efektif, maka pemberian selanjutnya dapat diberikan dengan dosis 200 mcg, dosis
maksimal harian 800 mcg. Pada KJDR dengan usia kehamilan diatas 26 minggu pemberian misoprostol
berdasarkan pematangan serviks sesuai dengan Bishop score. Jika serviks belum matang (Bishop
score<6), pemberian misoprostol 25-50 mcg diberikan setiap 4 jam (pemberian sampai 6 dosis). Jika
serviks telah

Anda mungkin juga menyukai