Anda di halaman 1dari 37

ELBO

DISLOKASI
W
SINISTRA
KELOMPOK 6
OUR MEMBERS

BAHARUDDIN LAILY MAULIDA NUR KUMALADEWI PANDHU ADITYA


PRAYOGO J120201147 J120201172 J120201180
J120201099

ANNISA DESI MAYA NABILAH SRI RESKI


J120201187 J120201248 J120201261
TABLE OF CONTENT

01. Overview Dislokasi Elbow


Definisi, Epidemiologi, Etiologi, Patologi, Gejala, Anatomi
& Gambaran Radiologis Elbow

02. Laporan Status Klinis


Identitas Px, Data Medis , Pemeriksaan Fisioterapi, Diagnosa
Fisioterapi, Tujuan Jangka Pendek & Panjang,
Program/Rencana Tindakan, Pelaksanaan Fisioterapi,
Evaluasi, Prognosa
01.

OVERVIEW
DISLOKASI ELBOW
Anatomi Elbow

Sumber : Drake dkk. 2014. Gray Dasar Anatomi


Sumber : Drake dkk. 2014. Gray Dasar Anatomi
Anatomi Elbow (Radiograph)

A. Anterposterior View
B. Lateral View
DEFINISI
Dislokasi adalah terjadinya pergeseran tulang dari permukaan yang
disebabkan tertariknya kapsul (Preace, 2009). Dislokasi sendi biasanya terjadi
ketika setelah trauma berat, yang menggunakan kemampuan ligament menahan
tulang ditempatnya (Corwin, 2007).

Dislokasi elbow adalah lepasnya hubungan sendi pada siku


yang sering disebabkan oleh suatu cedera akibat trauma tidak
langsung atau trauma langsung pada siku (Helmi, 2012).
EPIDIOMOLOGI

Penelitian Kesehatan Dasar Nasional


Indonesia pada 2013 menunjukkan
bahwa prevalensi cidera di Provinsi
Jawa Timur 9.3%, lebih tinggi
daripada rata-rata nasional 8.2%.

Pada usia anak : Pada usia dewasa :

> =
Jawa Timur
ETIOLOGI

Penyebab paling umum dari dislokasi siku adalah jatuh pada


saat lengan lurus / mengulurkan lengan / hiperekstensi (cedera
FOOSH). Jatuh dari ketinggian signifikan juga dapat
menyebabkan cedera siku.

Pada kasus dislokasi elbow mendapatkan tindakan medis


berupa non operatif yang bertujuan untuk reduksi setelah itu
dipertahankan dalam gips dengan posisi siku fleksi lebih dari
90 derajat, selama 3 minggu.
PATOLOGI
Pada kasus dislokasi elbow akan dilakukan reduksi dan
pemasangan manset selama 3 minggu. Pemasangan manset
berguna agar tulang berada ditempatnya dan kerusakan jaringan
lunak disekitar dislokasi elbow tidak lebih parah.

Proses penyembuhan jaringan lunak :


(Issaquah, 2014)

Fase Inflamasi I

Fase Repair II

Fase Remodeling III


Gejala

01. 02. 03.


Nyeri Yang Hebat Pembengkakan Memar

04. 05.
Deformitas Stiff Elbow

06. 07.
Mati Rasa / Tidak Adanya Sensasi Lemah / Tidak Ada Denyut Nadi Di
Tangan (Mati Saraf) Pergelangan Tangan (Kerusakan
Pembuluh Darah)
02.

STATUS
LAPORAN

KLINIS
IDENTITAS DATA
PASIEN MEDIS
Nama Inisial Ny. S Diagnosa Medis Neglected Dislocation Elbow
Sinistra
Usia 51 tahun
Catatan Klinis Hasil Rontgen Elbow Sinistra
Jenis Kelamin Perempuan
Kesan:
Agama Islam Tampak posisi fragmen-fragmen
fraktur baik
Pekerjaan Penjual Makanan
Terapi Umum Dokter
Medika Mentosa :
•Ibuprofen : 400 mg 3 x kali
sehari 1 tab
•Mafinal : 500 mg
•Diclofenac sodium : 50 mg
•Neurodex : 1 x 1 tab
Hasil Rotgen
PEMERIKSAAN
FT
ANAMNESIS

Keluhan Utama Rasa nyeri dan susah saat menekuk siku sebelah kiri

Riwayat Penyakit Pada 9 April 2020 pasien jatuh dari sepeda motor. Saat jatuh pasien terduduk dengan posisi tangan kiri
Sekarang menumpu, siku lurus dan tangan terputar ke arah dalam. Setelah jatuh pasien masih sadar, tangan
terasa sakit tetapi tidak bengkak. Saat siku ditekuk, tulang sejajar jari kelingking di dekat siku
menonjol keluar. Pasien langsung pergi ke tukang urut, di tukang urut hanya diurut seperti biasa dan
disuruh untuk meluruskan sikunya saat aktivitas sehari-hari hingga hampir satu bulan tetapi masih
timbul nyeri. Pada 3 Mei 2020 akhirnya pasien memutuskan untuk ke Rumah Sakit dan melakukan
Rontgen. Berdasarkan hasil rontgen kemudian pasien dijadwalkan operasi untuk pemasangan nail.

Riwayat Penyakit Dahulu Tidak ada

Riwayat Penyakit
Tidak ada
Keluarga
Riwayat Pribadi Pasien adalah seorang penjual makanan yang aktivitas sehari-hari apabila berpergian menggunakan
sepeda motor.
PEMERIKSAAN
FT
PEMERIKSAAN FISIK

TANDA VITAL INSPEKSI


Kesadaran GCS 4-5-6 • Postur tubuh normal
Tekanan Darah 110/70 mmHg • Ada bekas luka post operasi di lateral elbow sinistra.

Denyut Nadi 83x / menit


Frekuensi
23x / menit PALPASI
Pernapasan
• Tightness otot biceps dan triceps sinistra.
Suhu Badan 36,5 ˚C
• Spasme otot deltoid sinistra.
Berat Badan 67 kg
• Suhu lokal pada lengan kanan dan kiri sama
Tinggi Badan 155 cm
• Skala nyeri tekan di otot biceps dan triceps VAS 3.
PEMERIKSAAN
FT
PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN KHUSUS

PEMERIKSAAN GERAK DASAR PEMERIKSAAN MMT


• Ada nyeri gerak saat melakukan fleksi elbow, Regio Gerakan Dextra Sinistra
ekstensi elbow, supinasi dan pronasi sinistra dengan
nilai VAS 4 saat digerakkan secara aktif Fleksor 5 3
• Adanya keterbatasan ROM pada gerakan fleksi, Ekstensor 5 3
ekstensi dan pronasi elbow sinistra. Saat digerakkan Pronasi 5 3
secara aktf dan pasif Elbow
Supinasi 5 3
• End feel terasa keras (hard feel) saat diakhir gerakan
ekstensi secara pasif Ulnar
5 3
Deviasi
Kesimpulan :
Terdapat penurunan kekuatan otot pada lengan kiri
PEMERIKSAAN
FT
PEMERIKSAAN KHUSUS

PEMERIKSAAN RANGE OF MOTION


Dextra Sinistra
ROM
Regio/Gerakan Kesimpulan:
Normal Aktif Pasif End Feel Aktif Pasif End Feel
Dari pemeriksaan tsb. didapatkan
adanya keterbatasan ROM fleksi,
Fleksi 135° 135° 140° Soft 110° 115° Soft ekstensi dan pronasi elbow
sinistra. Dan ada endfeel yang
Ekstensi 0° 0° 0° Hard -55° -50° Capsular
abnormal pada gerakan ekstensi
Elbow
elbow
Pronasi 80-90o 80o 80o Hard 65o 70o Harf

Supinasi 80-90o 80o 90o Elastic 80o 90o Elastic


PEMERIKSAAN
FT
PEMERIKSAAN KHUSUS

PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI LENGAN PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI LENGAN


ATAS BAWAH
Pengukuran dari Sinistra Dextra Selisih Pengukuran dari Sinistra Dextra Selisih

5 cm dari tuberculum major ke arah 5 cm dari epicondilus lateral ke


34,5 cm 36 cm 1.5 cm 27 cm 28 cm 1 cm
epicondilus lateral arah processus stiloideus

10 cm dari tuberculum major ke 10 cm dari epicondilus lateral ke


33 cm 34 cm 1 cm 24 cm 25 cm 1 cm
arah epicondilus lateral arah processus stiloideus

15 cm dari tuberculum major ke 15 cm dari epicondilus lateral ke


32 cm 33 cm 1 cm 22 cm 23 cm 1 cm
arah epicondilus lateral arah processus stiloideus

Kesimpulan: Kesimpulan :
Dari pemeriksaan di atas didapatkan adanya hipotrofi Dari pemeriksaan di atas didapatkan adanya hipotrofi
pada lengan atas sinistra. pada lengan bawah sinistra.
DIAGNOSA
FISIOTERAPI
Problem Kapasitas Fisik (Impairment)

 Adanya nyeri pada elbow sinistra saat di gerakkan dan di tekan.


 Adanya tightness pada otot bicep dan triceps sinistra, oleh karena
immobilisasi (posisi semi-fleksi) karena nyeri.
 Adanya spasme otot deltoid sinistra, oleh karena immobilisasi (posisi semi-
fleksi) dan nyeri.
 Adanya keterbatasan LGS fleksi elbow kiri, oleh karena adanya nyeri
 Adanya keterbatasan LGS ekstensi elbow kiri, oleh karena adanya nyeri
 Adanya hipotropi/atrofi otot ekstremitas atas, oleh karena immobilisasi
(posisi semi-fleksi) karena nyeri.
 Adanya penurunan kekuatan otot lengan atas dan bawah sinistra, oleh
karena immobilisasi (posisi semi-fleksi) karena nyeri.
DIAGNOSA
FISIOTERAPI
IMPAIRMENT
Problem Aktifitas Fungsional (Functional Limitation)

Ketidakmampuan melaksanakan aktifitas sehari-hari yang memerlukan gerakan


menekuk atau meluruskan lengan kiri, oleh karena timbul rasa nyeri.

Problem Partisipasi Sosial (Participation Restriction)

Pasien kesulitan melakukan pekerjaannya yaitu sebagai penjual makanan


karena lengan kirinya akan terasa nyeri saat digerakkan.
TUJUAN
JANGKA
PENDEK
 ↓ Nyeri pada elbow sinistra saat di JANGKA
gerakkan dan di tekan.
 ↓ Tightness pada otot bicep dan triceps PANJANG
sinistra
 ↓ Spasme otot deltoid sinistra  ↑ Aktifitas fungsional
 ↑ Keterbatasan LGS fleksi elbow kiri pasien
 ↑ Keterbatasan LGS ekstensi elbow kiri  ↑ Fungsi ADL Pasien
 ↓ Hipotropi / atrofi otot ekstremitas atas  Pasien dapat meng-gerakan
 ↑ Kekuatan otot lengan atas dan bawah persendian elbow sinistra
sinistra
 ↑ Aktifitas fungsional pasien
RENCANA
TINDAKAN

TEKNOLOGI RENCANA
EDUKASI
FISIOTERAPI EVALUASI

• Latihan menekuk sendi elbow • Pemeriksaan nyeri dengan


• Infra Merah (IR)
sesering mungkin. VAS
• TENS
• Tidak boleh mengangkat • Pemeriksaan LGS dengan
• Exercise : Active Mosvement
beban yang terlalu berat Goneometer
Exercise, Hold Relax
dengan lengan kiri • Pemeriksaan hipotropy dengan
Movement
Midline
• Massage
• Pemeriksaan kekuatan otot
dengan MMT
PELAKSANAAN
Kamis, 4 Juni 2020
INFRA RED (IR)
Adanya sinar IR yang memberikan efek panas dengan kedalaman superfisial dan subcutan.
Tujuan : ↓ spasme otot deltoid sinistra

Persiapan Alat Pengecekan kabel dan pengecekan lampu


Persiapan Pasien Menjelaskan kepada pasien tujuan terapi serta rasa yang akan di rasakan hanya
hangat saja. Pasien di posisikan senyaman mungkin pada kasus ini posisi pasien
tidur terlentang, tangan pasien supinasi.
Pelaksanaan Atur jarak antara media dengan alat tegak lurus dengan jarak kurang lebih 35-
45cm. Hidupkan alat, Waktu yang di berikan kurang lebih 15 menit. Setiap lima
menit pasien di cek, apa bila pasien merasakan kepanasan jarak anta media
dengan sinar sedikit dijauhkan sampai pasien hanya merasakan hangat saja.
Setelah selesai terapi alat di matikan dan di kembalikan seperti semula.
PELAKSANAAN
TENS
Tujuan : ↓ nyeri pada elbow sinistra saat di gerakkan dan di tekan.

Persiapan Alat Periksa kondisi alat dan kelengkapannya, pastikan kabel tidak terkelupas dan
pad bersih, siapkan tissue dan gel
Persiapan Pasien Posisikan pasien pada posisi yang nyaman, minta pasien untuk membebaskan
area yang akan diterapi dari pakaian dan aksesoris
Pelaksanaan Oleskan gel pada pad, pasangkan pad pada siku kiri sesuai trigger point,
jelaskan tujuan dan sensasi yang akan dirasakan pasien, atur waktu TENS 15
menit, naikkan intensitas secara perlahan sesuai dengan toleransi pasien,
evaluasi setelah terapi apakah ada kemerahan atau tidak
PELAKSANAAN
TERAPI LATIHAN
Active Exercise o Massage
Tujuan : ↑ keterbatasan LGS fleksi elbow kiri; ↑ Tujuan : ↓ tightness pada otot bicep dan triceps sinistra;
keterbatasan LGS ekstensi elbow kiri ↓ spasme otot deltoid sinistra

Posisi Tidur telentang, dengan tangan Posisi Pasien Posisikan pasien pada posisi yang
Pasien kanan supinasi nyaman, bebaskan area yang akan
Posisi diterapi dari pakaian dan aksesoris
Duduk di samping pasien
Terapis Aplikasi
Bersihkan area terapi, oleskan massage
Pelaksana cream pada area terapi, Lakukan gerakan
Pasien menggerakan tangan
an massage dengan metode stroking,
kanan dan kiri gerakan fleksi dan
ekstensi sendi elbow. Masing- efflurage, finger kneading dan picking up
masing gerakan 8 kali 2 kali. pada daerah terapi
PELAKSANAAN
TERAPI LATIHAN
o Hold Relax
Tujuan : ↑ keterbatasan LGS fleksi elbow kiri; ↑ keterbatasan LGS ekstensi elbow kiri; ↑ kekuatan otot lengan atas
dan bawah sinistra; ↓ tightness pada otot bicep dan triceps sinistra;
↓ hipotropi/atrofi otot ekstremitas atas

Posisi Pasien Tidur telentang

Posisi Terapis Disamping kanan pasien, tangan terapis memegang lengan bawah pasien dan yang satu memfiksasi
distal humerus.
Pelaksanaan Pasien menekuk dan meluruskan siku sampai batas luas gerak sendi yang pasien miliki secara aktif,
pasien dianjurkan melakukan kontraksi isometrik dengan meluruskan sikunya, kemudian terapis
memberikan tahanan, dengan aba-aba “dorong . . .dorong!” sehingga tidak terjadi gerakan pada sendi
siku. Kontraksi dipertahankan selama 10 detik kemudian pasien diminta merileksasikan persendian
sikunya, kemudian dilakukan penguluran kearah fleksi siku secara pasif gerakan dilakukan 8 kali
hitungan dengan 2 kali pengulangan.
HOME
PROGRAM

 Pasien diminta untuk menekuk dan meluruskan siku kiri.


 Pasien diminta untuk melakukan gerakan seperti membuka dan mengunci pintu (kunci putar).
 Pasien diminta melakukan gerakan seperti mengeringkan punggung dengan handuk (towel
exercise).
 Pasien diminta untuk meremas-remas bola karet sesering mungkin untuk mencegah otot tidak
semakin mengecil.
EVALUASI

Evaluasi di lakukan setelah interverensi fisioterapi kepada pasien Ny.


S usia 51 tahun dengan diagnosa dislokasi elbow yang sudah
mendapatkan penangganan fisioterapi sebanyak 7 kali selama 4 Juni
sampai 5 Oktober terapi dengan diberikannya modalitas yaitu IR,
TENS, exercise, dan massage hasilnya di dapat belum adanya
penurunan skala nyeri, belum ada peningkatan LGS, dan hipotrofi.
EVALUASI

Problem Sebelum Terapi Setelah Terapi


Fisioterapi (4 Juni 2020) (5 Oktober 2020 )
Nyeri Gerak VAS 4 VAS 4

Nyeri Tekan VAS 3 VAS 3

Elbow Sinistra

Gerakan Aktif Pasif Gerakan Aktif Pasif

ROM Fleksi 110˚ 115˚ Fleksi 110˚ 115˚

Ekstensi -55˚ -50˚ Ekstensi -55˚ -50˚

Pronasi 65˚ 70˚ Pronasi 65˚ 70˚

Tightness Ada pada otot biceps dan triceps Ada pada otot biceps dan triceps
EVALUASI

Problem Sebelum Terapi Setelah Terapi


Fisioterapi (4 Juni 2020) (5 Oktober 2020 )
Lengan Atas
Diukur dari Kanan Kiri Selisih Diukur dari Kanan Kiri Selisih
5cm dari 5cm dari
tuberculum major 34,5 tuberculum major 34,5
ke arah epicondilus 36 cm 1,5 cm ke arah 36 cm 1,5 cm
lateral cm epicondilus lateral cm

Hipotrofi 10 cm dari 10 cm dari


tuberculum major 33 tuberculum major
ke arah epicondilus 34 cm 1 cm ke arah 34 cm 33 cm 1 cm
lateral cm epicondilus lateral

15 cm dari 15 cm dari
tuberculum major 32 tuberculum major
ke arah epicondilus 33 cm 1 cm ke arah 33 cm 32 cm 1 cm
lateral cm epicondilus lateral
EVALUASI

Problem Sebelum Terapi Setelah Terapi


Fisioterapi (4 Juni 2020) (5 Oktober 2020 )
Lengan Bawah
Diukur dari Kanan Kiri Selisih Diukur dari Kanan Kiri Selisih
5 cm dari 5 cm dari
epicondilus lateral 27 epicondilus lateral
kearah processus 28 cm 1 cm kearah processus 28 cm 27 cm 1 cm
stiloideus cm stiloideus

Hipotrofi 10 cm dari 10 cm dari


epicondilus lateral 24 epicondilus lateral
ke arah processus 25 cm 1 cm ke arah processus 25 cm 24 cm 1 cm
stiloideusl cm stiloideusl

15 cm dari 15 cm dari
epicondilus lateral 22 epicondilus lateral
ke arah processus 23 cm 1 cm ke arah processus 23 cm 22 cm 1 cm
stiloideus cm stiloideus
EVALUASI

Problem Sebelum Terapi Setelah Terapi


Fisioterapi (4 Juni 2020) (5 Oktober 2020 )
Kekuatan Otot
Ekstremitas MMT 4 MMT 4
Atas Sinistra
Spasme Ada pada otot deltoid Ada pada otot deltoid
PROGNOSA

Quo ad Vitam : Quo ad Functionam :


Sanam Bonam

01. 02. 03. 04.

Quo ad Sanatioanam : Quo ad Cosmeticam :


Bonam Bonam
DAFTAR PUSTAKA
 Blackard D, Sampson JA. Penatalaksanaan dislokasi siku
posterior tanpa komplikasi. Jurnal pelatihan atletik. 1997 Jan; 32
(1): 63.
 Drake dkk. 2014. Gray : Dasar-Dasar Anatomi. Edisi 1. Singapore.
Elsiver Pte Ltd.
 Fisioterapis Rumah Sakit Santo Yusup. TENS Sebagai Salah Satu
Metode untuk Mengurangi Nyeri Pasca Operasi.
https://www.rssantoyusup.com/tens-sebagai-salah-satu-metode-
untuk-mengurangi-nyeri-pasca-operasi/ (diakses pada 18 Maret
2021)
 Hans Kristian Nugraha, Agus Adiantono. Jurnal Epidemiology Of
Fractures And Dislocations In Children. Folia Medica Indonesiana
Vol. 53 No. 1 January - March 2017 : 81-85)
DAFTAR PUSTAKA
 Moore dan Dalley. 2013. Anatomi Berorentasi Clinis. Edisi 5 Jilid
2. Jakarta : Erlangga.
 Nur Fadhilah Sari. Jurnal Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus
Post Dislokasi Elbow Dextra Di RSUD Penembahan Senopati
Bantul.
 Rhyou IH, Kim YS. Mekanisme baru dislokasi siku posterior.
Bedah Lutut, Traumatologi Olahraga, Artroskopi. 2012 Desember
1; 20 (12): 2535-41.
 Uhl T, Gould M, Gieck J. Rehabilitasi Setelah Dislokasi
Posterolateral Siku Pada Pemain Sepak Bola Perguruan Tinggi:
Laporan Kasus. Pelatihan J Athl; Jan 2000; 35 (1): 108-110.
Thanks!
Thank You For Your Attention ! See You Later 

Anda mungkin juga menyukai