Anda di halaman 1dari 24

PAPER

FRAKTUR DISTAL RADIUS

DISUSUN OLEH:

Jennifer Tiosanna 140100070


Amirul Fitrah 140100105
Cynthia 140100168

PEMBIMBING:
dr. Heru Rahmadany, Sp. OT (K)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN


DEPARTEMEN ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Telah dibacakan tanggal :

Nilai :

PIMPINAN SIDANG

dr. Heru Rahmadany, Sp. OT (K)

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan paper kami yang berjudul
“Fraktur Distal Radius”. Penulisan paper ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter
di Departemen Ilmu Bedah Ortopedi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen


pembimbing kami, “dr. Heru Rahmadany, Sp. OT (K)” yang telah
memberikan bimbingan dalam penyusunan paper ini sehingga dapat selesai tepat
pada waktunya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan yang telah disusun ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk paper ini. Akhir kata, semoga paper ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca dan semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan
di Indonesia.

Medan, Januari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ............................................................................... i


Kata Pengantar ....................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................ iii
Daftar Tabel ............................................................................................ iv
Daftar Gambar ........................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................. 2
1.3 Manfaat ................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 3


2.1 Anatomi ................................................................................. 3
2.2 Definisi................................................................................... 5
2.3 Epidemiologi ......................................................................... 5
2.4 Patofisiologi ..................... .................................................... 5
2.5 Mekanisme Cedera ............................................................... 6
2.6 Gambaran Klinis .................................................................. 6
2.7 Gambaran Radiologi ............................................................ 7
2.8 Klasifikasi Fraktur Distal Radius ......................................... 8
2.9 Terapi.................................................................................... 10
BAB III KESIMPULAN ..................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 27

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Melone’s Classification 9


Tabel 2.2 Fernandez Classification 9

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Radius 3

Gambar 2.2 Anatomi Distal Radius 4


Gambar 2.3 Penilaian radiologi normal radius distal 8
Gambar 2.4 Klasifikasi radius distal fraktur oleh frykman 8
Gambar 2.5 Tehnik reduksi tertutup pada fraktur radius distal 12
Gambar 2.6 Contoh plating pada radius distal fraktur,dan
penggunaan konvensional plate dan screw 13
Gambar 2.7 Berbagai tehnik perkutaneus pinning pada fraktur
radius distal dengan menggunakan kirschner wire 14

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Fraktur atau sering disebut patah tulang adalah hilangnya kontinuitas tulang,
tulang rawan sendi, tulang rawan epifise, baik yang bersifat total maupun parsial. Untuk
mengetahui mengapa dan bagaimana tulang mengalami kondisi patah, harus diketahui
keadaan fisik tulang dan keadaan trauma yang dapat menyebabkan tulang patah.
Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan terutama tekanan
membengkok, memutar dan tarikan.1

Secara klinis, fraktur dapat dibedakan menjadi fraktur tertutup, fraktur terbuka
dan fraktur dengan komplikasi. Fraktur tertutup adalah suatu fraktur yang tidak
mempunyai hubungan dengan dunia luar, sedangkan fraktur terbuka adalah fraktur yang
mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak,
dapat berbentuk from within (dari dalam) atau from without (dari luar). Sedangkan
fraktur dengan komplikasi adalah fraktur yang disertai dengan komplikasi diantaranya
early, immediate dan late komplikasi.

Saat ini dengan meningkatnya aktivitas manusia seperti melakukan perjalanan


melalui darat, air dan udara, aktivitas industri dan olahraga rekreasi kompetitif, maka
dapat dikatakan saat ini adalah zamannya injury ataupun zamannya trauma. Insiden
terjadinya trauma meningkat dan akan terus meningkat. Trauma merupakan pembunuh
nomor satu pada usia muda di Amerika Utara. Perkiraan biaya tahunan untuk trauma di
Amerika Utara sekitar 160 miliar dolar. Hampir 10% dari pasien rawat inap merupakan
korban trauma. Dua pertiga pasien mengalami permasalahan sistem muskuloskeletal
termasuk fraktur, dislokasi dan kerusakan jaringan lunak.2

Secara global, diperkirakan 1,2 juta orang meninggal dan 50 juta orang terluka
karena kecelakaan lalu lintas pada data tahun 2004. Hal ini membuat kecelakaan
merupakan penyebab kematian utama pada usia 10-19 tahun (260.000 anak meninggal
setiap tahunnya dan 10 juta anak terluka) dan merupakan penyebab kematian keenam di
Amerika serikat. Data badan pusat statistik indonesia tahun 2009, menunjukkan jumlah

1
2

kecelakaan sebesar 62.960 kasus dengan kerugian sebesar (10 Milyar rupiah).2

Meskipun trauma muskuloskeletal pada individu yang sehat jarang berakibat


fatal, tetapi dapat menyebabkan penderitaan fisik yang serius, beban mental dan
kehilangan waktu pasien. Maka dapat dikatakan trauma muskuloskeletal mempunyai
angka mortalitas yang rendah tapi dengan morbiditas yang tinggi. Dengan meningkatnya
angka bertahan hidup saat ini, banyak orang mencapai usia tua dimana disertai dengan
berkurangnya koordinasi organ tubuh, sehingga sering mengalami jatuh. Ditambah
dengan kelemahan tulang akibat adanya osteoporosis akan menyababkan fraktur
patologis.

Salah satu jenis fraktur yang sering terjadi adalah fraktur radius distal dan
mempunyai insiden yang cukup tinggi diantara jenis-jenis fraktur lainnya. Umumnya
fraktur radius distal terjadi pada tulang radius bagian ujung (mendekati sendi wrist).
Dapat terjadi pada remaja dan hingga orang tua 15-60 thn. Fraktur radius distal juga
merupakan salah satu fraktur yang paling tinggi menyebabkan morbiditas pada pasien.
Deformitas/perubahan bentuk, dan kekakuan sendi pergelangan tangan merupakan
komplikasi terbesar dari fraktur radius distal.

1.2 TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan


penulis serta mampu memberikan informasi bagi pembacanya. Penulisan makalah ini
sekaligus untuk memenuhi persyaratan kegiatan Program Profesi Dokter (P3D) di
departemen Ilmu Bedah Orthopaedi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

1.3 MANFAAT

Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan dan mengembangkan


kemampuan penulis maupun pembaca khususnya peserta P3D.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI

Radius terletak di lateral dan merupakan tulang yang lebih pendek dari dari dua
tulang di lengan bawah. Ujung proksimalnya meliputi caput pendek, collum, dan
tuberositas yang menghadap ke medial. Corpus radii, berbeda dengan ulna, secara
bertahap membesar saat ke distal. Ujung distal radius berbentuk sisi empat ketika
dipotong melintang. Processus styloideus radii lebih besar daripada processus styloideus
ulnae dan memanjang jauh ke distal. Hubungan tersebut memiliki kepentingan klinis
ketika ulna dan/atau radius mengalami fraktur.3

Gambar 2.1. Anatomi Radius

3
4

Gambar 2.2. Anatomi Distal Radius.4

Radius distal terdiri dari atas tulang metafisis (Cancellous), Scaphoid facet, Lunate
Facet, dan Sigmoid notch, bagian dari metaphysis melebar kearah distal, dengan
korteks tulang yang tipis pada sisi dorsal dan radial.

Permukaan artikular memiliki permukaan cekung ganda untuk artikulasi dengan


baris karpal proksimal (skafoid dan fossa lunatum), serta kedudukan untuk artikulasi
dengan ulna distal. 80 % dari beban aksial didukung oleh radius distal dan 20% ulna
dan kompleks fibrocartilage segitiga (TFCC).

Radius distal mengandung permukaan sendi yaitu :

1. Facet skafoid

2. Facet lunatum

3. Sigmoid notch

Skafoid merupakan sisi lateral dari distal radius, sisi medial dari distal radius yaitu
sigmoid notch dan facet lunatum. Sisi distal dari ulna berartikulasi dengan radius distal
dan merupakan tempat melekatnya kompleks ligamentum triangular fibrocartilage.

Radius distal terbagi menjadi 3 kolum, yaitu :

1.Kolum lateral

2.Kolum medial : terbagi menjadi sisi dorsal dan sisi medial


5

2.2 DEFINISI

Fraktur adalah rusaknya kontinuitas dari struktur tulang, tulang rawan


dan lempeng pertumbuhan yang disebabkan oleh trauma dan non trauma. Tidak
hanya keretakan atau terpisahnya korteks, kejadian fraktur lebih sering
mengakibatkan kerusakan yang komplit dan fragmen tulang terpisah. Tulang
relatif rapuh, namun memiliki kekuatan dan kelenturan untuk menahan tekanan.
Fraktur dapat diakibatkan oleh cedera, stres yang berulang, kelemahan tulang
yang abnormal atau disebut juga fraktur patologis.

Fraktur radius distal adalah salah satu dari macam fraktur yang biasa
terjadi pada pergelangan tangan. Umumnya sering terjadi karena jatuh dalam
keadaan tangan menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia.
Bila seseorang jatuh dengan tangan yang menjulur, tangan akan tiba-tiba
menjadi kaku, dan kemudian menyebabkan tangan memutar dan menekan
lengan bawah.

2.3 EPIDEMIOLOGI

Radius distal adalah salah satu fraktur yang paling umum dari ekstremitas
atas. Lebih dari 450.000 terjadi setiap tahun di Amerika Serikat. Fraktur radius
distal mewakili sekitar seperenam dari semua patah tulang yang dirawat di bagian
gawat darurat . Insiden fraktur radius distal pada usia tua selalu berhubungan
dengan osteopenia dan naik dalam insiden dengan bertambahnya usia, hampir
secara paralel dengan peningkatan kejadian patah tulang pinggul . Fraktur radius
distal yang terjadi pada usia muda, disebabkan oleh trauma. Baik karena
kecelakaan lalu lintas ataupun terjatuh dari ketinggian.

Faktor resiko fraktur radius distal pada orang tua termasuk penurunan tulang mi
neral, jenis kelamin perempuan, ras kulit putih, riwayat keluarga , dan menopause
dini.3

2.4 PATOFISIOLOGI

Pada kebanyakan aktifitas, sisi dorsal dari radius distal cenderung


6

mengalami tension, sisi volar dari radius distal cenderung mengalami


kompresi, hal ini disebabkan oleh bentuk integritas dari korteks pada sisi distal
dari radius, dimana sisi dorsal lebih tipis dan lemah sedangkan pada sisi volar
lebih tebal dan kuat. Beban yang berlebihan dan mekanisme trauma yang
terjadi pada pergelangan tangan akan menentukan bentuk garis fraktur yang
akan terjadi. Lebih dari 68 persen dari fraktur pada radius distal dan ulna
memiliki korelasi dengan cedera jaringan lunak, seperti robekan parsial dan
total dari TFCC, ligament schapolunatum, dan ligament lunotriquetral.

2.5 MEKANISME CEDERA

Mekanisme umum fraktur radius distal pada usia muda termasuk jatuh
dari ketinggian, kecelakaan kendaraan bermotor, atau cedera karena olah raga.
Pada orang tua, fraktur radius distal sering timbul dari mekanisme energi yang
rendah, seperti terjatuh pada saat berjalan, ataupun terpeleset. Mekanisme cedera
yang paling umum terjadi adalah jatuh ke tangan terulur dengan pergelangan
tangan dalam dorsofleksi. Fraktur radius distal terjadi ketika dorsofleksi
pergelangan tangan bervariasi antara 40 dan 90 derajat, dengan derajat yang
lebih rendah dari gaya yang dibutuhkan pada sudut yang lebih kecil. Impaksi
pada tulang metaphysis distal radius terhadap tulang karpal juga sering terjadi.
Selain itu, kekuatan dari mekanisme trauma juga sering mengakibatkan
keterlibatan permukaan artikular. Mekanisme dengan energi tinggi (misalnya,
trauma kendaraan/kecelakaan lalu lintas) dapat mengakibatkan pergeseran atau
fraktur yang sangat kominutif (fraktur lebih dari tiga fragmen) dan
mengakibatkan sendi wrist tidak stabil.

2.6 GAMBARAN KLINIS

Dari klinis pasien biasanya terlihat dengan deformitas berupa dinner fork
deformity biasa terjadi pada colles fracture, dengan gambaran seperti garpu
makan, dimana distal dari radius displaced (bergeser) kearah dorsal. Dapat juga
berupa garden spade biasa terjadi pada smith fracture dimana distal dari radius
displaced (bergeser) kearah volar. Pergelangan tangan biasanya juga bengkak
7

dengan hematoma, nyeri tekan dan keterbatasan dalam melakukan gerakan. Siku
ipsilateral dan bahu juga harus diperiksa untuk cedera terkait. Penilaian terhadap
neurovaskular juga harus dilakukan, dengan perhatian khusus pada fungsi saraf
median. Gejala sindroma karpal tunnel juga kadang terjadi (13% sampai 23%)
karena posisi paksa hiperekstensi dari pergelangan tangan, trauma langsung dari
fragmen fraktur, pembentukan hematoma, atau peningkatan tekanan
kompartemen.

2.7 GAMBARAN RADIOLOGI

Foto rontgen penting dilakukan untuk assessment dari fraktur. Secara


rutin minimal dilakukan foto 2 posisi, yaitu posisi anteroposterior dan lateral.
Pada posisi anteroposterior harus dilakukan dengan posisi humerus yang abduksi
90O dari dinding dada sehingga siku setinggi bahu dan fleksi 90O. Telapak tangan
menghadap ke arah kaset. Pada posisi lateral humerus diadduksi dari dinding dada
dan siku di fleksikan 90O. Pergelangan tangan dan tangan diposisikan tegak lurus
menghadap kaset. Bahu atau siku juga harus dievaluasi radiologi foto pergelangan
tangan kontralateral juga biasa dilakukan untuk dapat membantu menilai sudut
ulnar varians dan sudut scapholunate.

Computed tomography scan dapat membantu untuk menunjukkan


fraktur yang kompleks atau tersembunyi, permukaan artikular dari distal radius,
sendi radio-ulnar distal dan fragmen fraktur ventro-medial.4

Penilaian Radiologi normal.

• Radial Inclination : rata-rata 23 derajat (kisaran, 13-30 derajat).

• Radial Length : rata-rata 11 mm (rentang, 8 sampai 18 mm).

• Palmar (volar) tilt : rata-rata 11 sampai 12 derajat (kisaran, 0-28 derajat).6


8

Gambar 2.3. Penilaian radiologi normal radius distal.4

2.8 KLASIFIKASI FRAKTUR DISTAL RADIUS

Klasifikasi fraktur distal radius berdasarkan keterlibatan intraartikular.

1. Frykman Classification

Gambar 2.4. Klasifikasi radius distal fraktur oleh frykman


9

2. Melone’s Classification

Tabel 2.1. Melone’s Classification

Klasifikasi radius distal fraktur berdasarkan mekanisme injury :

1. Fernandez Classification

Tabel 2.2. Fernandez Classification


10

2.9 TERAPI

Semua pasien dengan radius distal fraktur umumnya selalu ditangani


dengan reposisi tertutup dan imobilisasi dengan gyps/cast, kecuali pasien
dengan open fraktur ataupun kondisi fragmen fraktur yang tidak memenuhi
kriteria acceptable.

Jika fraktur stabil dan hasil reduksi baik, maka tidak diperlukan
tindakan operasi lanjutan. Jika fraktur dinilai tidak stabil, dinilai dari pergeseran
(displaced) dari fragmen setelah dilakukan tindakan reduksi tertutup, maka
dapat dipertimbangkan tindakan operatif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terapi termasuk :


v Pola fraktur.
v Faktor lokal : kualitas tulang, cedera jaringan lunak, fraktur kominusi
(fraktur lebih dari 3 fragmen), Displaced (pergeseran) dari fraktur, dan
energi dari cedera .

v Faktor pasien : usia pasien fisiologis, gaya hidup, pekerjaan, dominasi


tangan, kondisi medis yang terkait, cedera terkait, dan kepatuhan.

Secara radiologi, posisi radius dikatakan acceptable/dapat diterima, jika :


1. Panjang Radial : 2 sampai 3 mm dari pergelangan tangan kontralateral .
2. Palmar tilt : tilt netral (0 derajat).
3. Intraartikular step - off : < 2 mm.
4. Radial Inclination : < kehilangan 5 derajat.

TINDAKAN NON OPERASI(5,6,7)

Semua fraktur harus dilakukan reduksi tertutup, jika diperlukan juga.


Reduksi fraktur membantu untuk mengurangi bengkak setelah fraktur,
memberikan penghilang rasa sakit, dan mengurangi kompresi pada saraf
median.
11

Imobilisasi cast/gyps, diindikasikan untuk :

v Nondisplaced atau patah tulang radius dengan pergeseran minimal.


v Displaced fraktur dengan pola fraktur yang stabil diharapkan dapat
sembuh dalam posisi radiologi yg acceptable/dapat diterima.

v Dapat juga digunakan blok hematom dengan menggunakan analgetik,


berupa lidocain, ataupun juga berupa sedasi.

Teknik reduksi tertutup : (3)

v Fragmen distal pada posisi hyperekstensi.

v Traksi dilakukan untuk mengurangi pergeseran pada bagian distal


terhadap proksimal fragmen, dengan melakukan penekanan pada distal
radius.
v Kemudian dilakukan pemasangan gyps (cast), dengan pergelangan
tangan dalam posisi netral dan sedikit fleksi.
v Posisi ideal lengan, durasi imobilisasi, dan cast yang digunakan, apakah
long arm cast, ataupun short arm cast, masih kontroversial, tidak ada
studi prospektif yang telah menunjukkan keunggulan satu metode di
atas yang lain.
v Fleksi pergelangan tangan yang ekstrim harus dihindari, karena
meningkatkan tekanan karpal kanal (dan kompresi saraf median) serta
kekakuan jari tangan.
v Fraktur yang membutuhkan pergelangan tangan fleksi ekstrim untuk
mempertahankan reduksi mungkin memerlukan fiksasi operatif.
v Gips harus dipakai selama kurang lebih 6 minggu atau sampai sudah
terlihat proses penyembuhan dari radiologi. Pemeriksaan radiologi juga
Sering diperlukan untuk mendeteksi hilangnya reduksi.
12

Gambar 2.5 Tehnik reduksi tertutup pada fraktur radius distal. (3)

OPERASI

Tindakan operasi diindikasikan untuk :

v Cedera energi tinggi


v Kehilangan reduksi
v Artikular kominutif, step-off, atau gap
v Metaphyseal kominutif atau adanya bone loss (bagian fragmen tulang
yang hilang)
v Kehilangan dinding penopang bagian volar disertai pergeseran
(displaced)
v Terganggunya posisi DRUJ (Distal Radial Ulnar Joint).

TINDAKAN OPERASI(6,7,8)

ORIF (Fiksasi Interna dgn plate & Screw)

Fiksasi dengan plate adalah tindakan primer untuk fraktur yang tidak
stabil dari volar dan medial kolum dari distal radius. Distal radius plate
13

dikategorikan berdasarkan lokasi dan tipe dari plate. Lokasinya bisa dorsal
medial, volar medial dan radial styloid.

Prinsip dari penanganan radius distal adalah mengembalikan fungsi dari


sendi pergelangan tangan (wrist joint). Plate yang konvensional dapat
digunakan buttress ataupun neutralization plate, plate dengan locking screw
juga kini sering digunakan, umumnya untuk tulang yang sudah mengalami
pengeroposan (osteoporosis).

Gambar 2.6. Contoh plating pada radius distal fraktur,dan penggunaan konvensional plate dan
screw.(4)

PINNING PERKUTANEUS
v Pinning secara perkutan : ini terutama digunakan untuk fraktur
ekstraartikular atau dua bagian fraktur intraartikular.

v Ini dapat dicapai dengan menggunakan dua atau tiga buah Kirschner
wire ditempatkan pada lokasi fraktur, umumnya dari styloid radial,
diarahkan proksimal dan dari sisi dorsoulnar dari fragmen radial distal
diarahkan proksimal.

v Pinning perkutan umumnya digunakan untuk melengkapi short arm cast


atau fiksasi eksternal. Pin dapat dicabut 3 sampai 4 minggu setelah
operasi, dengan tambahan gyps dipertahankan 2 sampai 3 minggu.
14

Gambar 2.7 Berbagai tehnik perkutaneus pinning pada fraktur radius distal
dengan menggunakan kirschner wire.(3)

FIKSASI EKSTERNAL

v Penggunaannya telah berkembang dalam popularitas didasarkan pada


studi yang menghasilkan tingkat komplikasi yang relatif rendah.
v Spanning fiksasi eksternal
Ligamentotaxis digunakan untuk mengembalikan panjang radial dan
kecenderungan radial, tapi jarang mengembalikan palmar tilt.
v Fiksasi eksternal saja mungkin tidak cukup stabil untuk mencegah
beberapa derajat kolaps dan hilangnya palmar tilt selama penyembuhan.
v Overdistraksi harus dihindari karena dapat menyebabkan jari kaku dan
dapat diakui oleh peningkatan jarak interkarpal pada fluoroskopi
intraoperatif.
v Pin dapat di remove pada 3 sampai 4 minggu, meskipun sebagian besar
merekomendasikan 6 sampai 8 minggu fiksasi eksternal.

FIKSASI AJUVAN

v Tambahan graft mungkin autograft, allograft, ataupun synthetic graft.


v Ajuvan Kirschner kawat fiksasi dapat membantu untuk fragmen yang
lebih kecil.
15

ARTHROSKOPI

Fraktur yang dapat mengambil manfaat paling banyak dari Arthroskopi ajuvan
adalah:
(1). Fraktur artikular kompleks tanpa metaphyseal kominusi, terutama fraktur
dengan fragmen impaksi central; dan

(2). Fraktur radius distal dengan cedera TFCC (Triangular Fibrocartilage


Complex).(5,6,7,8)
BAB III
KESIMPULAN

Fraktur radius distal adalah salah satu dari macam fraktur yang biasa terjadi
pada pergelangan tangan. Umumnya sering terjadi karena jatuh dalam keadaan
tangan menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia.

Dari klinis pasien biasanya terlihat dengan deformitas berupa dinner fork
deformity biasa terjadi pada colles fracture, garden spade biasa terjadi pada smith
fracture dimana distal dari radius displaced (bergeser) kearah volar. Pergelangan
tangan biasanya juga bengkak dengan hematoma, nyeri tekan dan keterbatasan
dalam melakukan gerakan. Foto rontgen penting dilakukan untuk assessment dari
fraktur. Secara rutin minimal dilakukan foto 2 posisi.

Fraktur distal radius diterapi dengan non operatif atau operatif tergantung
pola fraktur, faktor lokal dan faktor pasien. Tindakan non operatif termasuk
imobilisasi cast/gyps dan reduksi tertutup. Tindakan operatif meliputi : ORIF,
pinning perkutaneus, fiksasi eksternal, fiksasi adjuvan dan athroskopi.

16
17

DAFTAR PUSTAKA

1. Rasjad Chairuddin, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, Edisi ketiga, Yarsif


Watampore, Jakarta, 2007; 355-357
2. Norvell J G, Kulkarni R. Tibial and Fibular Fracture.
Diakses di http://emedicine.medscape.com/article/826304-overview
3. Moore, K dan Dalley, A. 2013. Anatomi Berorientasi Klinis.
Dialihbahasakan oleh Hartanto H. Jakarta: Penerbit Erlangga.
4. Nana D. Arvind, Joshi Atul, Licthman M. David, Plating of the Distal
Radius, Journal of the American Academy of Orthopaedic Surgeon, 2005 ;
Vol.13; 3:159-171
5. MA,Murray Jayson, MPH Gross Leeaht, Treatment of Distal Radius
Fractures, Journal of the American Academy of Orthopaedic Surgeons,
2013; Vol. 21; 8:502- 505
6. Bucholz W. Robert, Heckman D. James, Brown-Court Charles, Rockwood
and Green’s Fracture in Adults, 6th Edition USA : Lippincot Williams &
Wilkins; 2006; 26:910-952
7. Licthman M. David, Bindra R. Randipsingh, Boyer I. Martin et.all,
Treatment of Distal Radius Fractures, Journal of The American Academy of
Ortrhopaedic Surgeons, 2010; Vol. 18; 3:180-187
8. Jupiter B. Jesse, Complex Articular Fractures of the Distal Radius:
Classification and Management, Journal of The American Academy of
Ortrhopaedic Surgeons, 1997; Vol 5; 3:119-129
9. Reksoprodjo Temyang Faiza Arlis, Himpunan Makalah Soelarto
Reksoprodjo, Juli 2006, Hal: 203-204.
10. Nellans W. Kate, Kowalski Evan, BS, and Chung C. Kevin, The
Epidemiology of Distal Radius Fracture, University of Michigan Health
System. Elsevier inc., 2012.
11. Ismono D. Jejak Bone Setter pada Neglected fracture. Departemen
Orthopaedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran, 2011. Available from :
18

http://satpt.fk.unpad.ac.id./UserFiles/File/NEGLECTEDFRACTURES.p
df.
12. Darmawan A. Presentasi kasus bedah konsep dasar fraktur, 2011.
Available from : http://www.docstoc.com/docs/71736816/Fraktur-
(Arief-Darmawan).

13. Burhan Edi, Manjas Menker, Riza Adrian, Erkadius, Perbandingan Fungsi
Extremitas Atas pada Fraktur Metafise Distal Radius Intraartikuler Usia
Muda antara tindakan Operatif dan Non Operaratif dengan penilaian Klinis
quickdash score, Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Andalas,
2012. Available from : http://jurnal.fk.unand.ac.id
14. Vogt M.T, Cauley J.A, Tomaino M.M, stone K, Williams J.R, Herndon
J.H, Distal radius fractures in older woman: A 10-year follow-up study of
descriptive characteristics and risk factors. The study of osteoporotic
fractures. J am Geriatr Soc 2002 Jan;50(1):97-103.
15. Brogren E, Petranek M, Atroshi I. Incidence and characteristics of
distal radius fractures in a southern Swedish region. BMC
Musculoskelet Disorder 2007;(8):48
16. World Health Organization. Global Health Observatory Data Repository:
Mortality Road Traffic Death 2007, Available from : www.who.int.cn
17. Moesbar N, Pengendara dan penumpang sepeda motor terbanyak
mendapat patah tulang, 2007.

Anda mungkin juga menyukai