DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING:
dr. Heru Rahmadany, Sp. OT (K)
Nilai :
PIMPINAN SIDANG
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan paper kami yang berjudul
“Fraktur Distal Radius”. Penulisan paper ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Senior Program Pendidikan Profesi Dokter
di Departemen Ilmu Bedah Ortopedi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan yang telah disusun ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk paper ini. Akhir kata, semoga paper ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca dan semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kesehatan
di Indonesia.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 27
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Fraktur atau sering disebut patah tulang adalah hilangnya kontinuitas tulang,
tulang rawan sendi, tulang rawan epifise, baik yang bersifat total maupun parsial. Untuk
mengetahui mengapa dan bagaimana tulang mengalami kondisi patah, harus diketahui
keadaan fisik tulang dan keadaan trauma yang dapat menyebabkan tulang patah.
Kebanyakan fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan terutama tekanan
membengkok, memutar dan tarikan.1
Secara klinis, fraktur dapat dibedakan menjadi fraktur tertutup, fraktur terbuka
dan fraktur dengan komplikasi. Fraktur tertutup adalah suatu fraktur yang tidak
mempunyai hubungan dengan dunia luar, sedangkan fraktur terbuka adalah fraktur yang
mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak,
dapat berbentuk from within (dari dalam) atau from without (dari luar). Sedangkan
fraktur dengan komplikasi adalah fraktur yang disertai dengan komplikasi diantaranya
early, immediate dan late komplikasi.
Secara global, diperkirakan 1,2 juta orang meninggal dan 50 juta orang terluka
karena kecelakaan lalu lintas pada data tahun 2004. Hal ini membuat kecelakaan
merupakan penyebab kematian utama pada usia 10-19 tahun (260.000 anak meninggal
setiap tahunnya dan 10 juta anak terluka) dan merupakan penyebab kematian keenam di
Amerika serikat. Data badan pusat statistik indonesia tahun 2009, menunjukkan jumlah
1
2
kecelakaan sebesar 62.960 kasus dengan kerugian sebesar (10 Milyar rupiah).2
Salah satu jenis fraktur yang sering terjadi adalah fraktur radius distal dan
mempunyai insiden yang cukup tinggi diantara jenis-jenis fraktur lainnya. Umumnya
fraktur radius distal terjadi pada tulang radius bagian ujung (mendekati sendi wrist).
Dapat terjadi pada remaja dan hingga orang tua 15-60 thn. Fraktur radius distal juga
merupakan salah satu fraktur yang paling tinggi menyebabkan morbiditas pada pasien.
Deformitas/perubahan bentuk, dan kekakuan sendi pergelangan tangan merupakan
komplikasi terbesar dari fraktur radius distal.
1.2 TUJUAN
1.3 MANFAAT
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI
Radius terletak di lateral dan merupakan tulang yang lebih pendek dari dari dua
tulang di lengan bawah. Ujung proksimalnya meliputi caput pendek, collum, dan
tuberositas yang menghadap ke medial. Corpus radii, berbeda dengan ulna, secara
bertahap membesar saat ke distal. Ujung distal radius berbentuk sisi empat ketika
dipotong melintang. Processus styloideus radii lebih besar daripada processus styloideus
ulnae dan memanjang jauh ke distal. Hubungan tersebut memiliki kepentingan klinis
ketika ulna dan/atau radius mengalami fraktur.3
3
4
Radius distal terdiri dari atas tulang metafisis (Cancellous), Scaphoid facet, Lunate
Facet, dan Sigmoid notch, bagian dari metaphysis melebar kearah distal, dengan
korteks tulang yang tipis pada sisi dorsal dan radial.
1. Facet skafoid
2. Facet lunatum
3. Sigmoid notch
Skafoid merupakan sisi lateral dari distal radius, sisi medial dari distal radius yaitu
sigmoid notch dan facet lunatum. Sisi distal dari ulna berartikulasi dengan radius distal
dan merupakan tempat melekatnya kompleks ligamentum triangular fibrocartilage.
1.Kolum lateral
2.2 DEFINISI
Fraktur radius distal adalah salah satu dari macam fraktur yang biasa
terjadi pada pergelangan tangan. Umumnya sering terjadi karena jatuh dalam
keadaan tangan menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia.
Bila seseorang jatuh dengan tangan yang menjulur, tangan akan tiba-tiba
menjadi kaku, dan kemudian menyebabkan tangan memutar dan menekan
lengan bawah.
2.3 EPIDEMIOLOGI
Radius distal adalah salah satu fraktur yang paling umum dari ekstremitas
atas. Lebih dari 450.000 terjadi setiap tahun di Amerika Serikat. Fraktur radius
distal mewakili sekitar seperenam dari semua patah tulang yang dirawat di bagian
gawat darurat . Insiden fraktur radius distal pada usia tua selalu berhubungan
dengan osteopenia dan naik dalam insiden dengan bertambahnya usia, hampir
secara paralel dengan peningkatan kejadian patah tulang pinggul . Fraktur radius
distal yang terjadi pada usia muda, disebabkan oleh trauma. Baik karena
kecelakaan lalu lintas ataupun terjatuh dari ketinggian.
Faktor resiko fraktur radius distal pada orang tua termasuk penurunan tulang mi
neral, jenis kelamin perempuan, ras kulit putih, riwayat keluarga , dan menopause
dini.3
2.4 PATOFISIOLOGI
Mekanisme umum fraktur radius distal pada usia muda termasuk jatuh
dari ketinggian, kecelakaan kendaraan bermotor, atau cedera karena olah raga.
Pada orang tua, fraktur radius distal sering timbul dari mekanisme energi yang
rendah, seperti terjatuh pada saat berjalan, ataupun terpeleset. Mekanisme cedera
yang paling umum terjadi adalah jatuh ke tangan terulur dengan pergelangan
tangan dalam dorsofleksi. Fraktur radius distal terjadi ketika dorsofleksi
pergelangan tangan bervariasi antara 40 dan 90 derajat, dengan derajat yang
lebih rendah dari gaya yang dibutuhkan pada sudut yang lebih kecil. Impaksi
pada tulang metaphysis distal radius terhadap tulang karpal juga sering terjadi.
Selain itu, kekuatan dari mekanisme trauma juga sering mengakibatkan
keterlibatan permukaan artikular. Mekanisme dengan energi tinggi (misalnya,
trauma kendaraan/kecelakaan lalu lintas) dapat mengakibatkan pergeseran atau
fraktur yang sangat kominutif (fraktur lebih dari tiga fragmen) dan
mengakibatkan sendi wrist tidak stabil.
Dari klinis pasien biasanya terlihat dengan deformitas berupa dinner fork
deformity biasa terjadi pada colles fracture, dengan gambaran seperti garpu
makan, dimana distal dari radius displaced (bergeser) kearah dorsal. Dapat juga
berupa garden spade biasa terjadi pada smith fracture dimana distal dari radius
displaced (bergeser) kearah volar. Pergelangan tangan biasanya juga bengkak
7
dengan hematoma, nyeri tekan dan keterbatasan dalam melakukan gerakan. Siku
ipsilateral dan bahu juga harus diperiksa untuk cedera terkait. Penilaian terhadap
neurovaskular juga harus dilakukan, dengan perhatian khusus pada fungsi saraf
median. Gejala sindroma karpal tunnel juga kadang terjadi (13% sampai 23%)
karena posisi paksa hiperekstensi dari pergelangan tangan, trauma langsung dari
fragmen fraktur, pembentukan hematoma, atau peningkatan tekanan
kompartemen.
1. Frykman Classification
2. Melone’s Classification
1. Fernandez Classification
2.9 TERAPI
Jika fraktur stabil dan hasil reduksi baik, maka tidak diperlukan
tindakan operasi lanjutan. Jika fraktur dinilai tidak stabil, dinilai dari pergeseran
(displaced) dari fragmen setelah dilakukan tindakan reduksi tertutup, maka
dapat dipertimbangkan tindakan operatif.
Gambar 2.5 Tehnik reduksi tertutup pada fraktur radius distal. (3)
OPERASI
TINDAKAN OPERASI(6,7,8)
Fiksasi dengan plate adalah tindakan primer untuk fraktur yang tidak
stabil dari volar dan medial kolum dari distal radius. Distal radius plate
13
dikategorikan berdasarkan lokasi dan tipe dari plate. Lokasinya bisa dorsal
medial, volar medial dan radial styloid.
Gambar 2.6. Contoh plating pada radius distal fraktur,dan penggunaan konvensional plate dan
screw.(4)
PINNING PERKUTANEUS
v Pinning secara perkutan : ini terutama digunakan untuk fraktur
ekstraartikular atau dua bagian fraktur intraartikular.
v Ini dapat dicapai dengan menggunakan dua atau tiga buah Kirschner
wire ditempatkan pada lokasi fraktur, umumnya dari styloid radial,
diarahkan proksimal dan dari sisi dorsoulnar dari fragmen radial distal
diarahkan proksimal.
Gambar 2.7 Berbagai tehnik perkutaneus pinning pada fraktur radius distal
dengan menggunakan kirschner wire.(3)
FIKSASI EKSTERNAL
FIKSASI AJUVAN
ARTHROSKOPI
Fraktur yang dapat mengambil manfaat paling banyak dari Arthroskopi ajuvan
adalah:
(1). Fraktur artikular kompleks tanpa metaphyseal kominusi, terutama fraktur
dengan fragmen impaksi central; dan
Fraktur radius distal adalah salah satu dari macam fraktur yang biasa terjadi
pada pergelangan tangan. Umumnya sering terjadi karena jatuh dalam keadaan
tangan menumpu dan biasanya terjadi pada anak-anak dan lanjut usia.
Dari klinis pasien biasanya terlihat dengan deformitas berupa dinner fork
deformity biasa terjadi pada colles fracture, garden spade biasa terjadi pada smith
fracture dimana distal dari radius displaced (bergeser) kearah volar. Pergelangan
tangan biasanya juga bengkak dengan hematoma, nyeri tekan dan keterbatasan
dalam melakukan gerakan. Foto rontgen penting dilakukan untuk assessment dari
fraktur. Secara rutin minimal dilakukan foto 2 posisi.
Fraktur distal radius diterapi dengan non operatif atau operatif tergantung
pola fraktur, faktor lokal dan faktor pasien. Tindakan non operatif termasuk
imobilisasi cast/gyps dan reduksi tertutup. Tindakan operatif meliputi : ORIF,
pinning perkutaneus, fiksasi eksternal, fiksasi adjuvan dan athroskopi.
16
17
DAFTAR PUSTAKA
http://satpt.fk.unpad.ac.id./UserFiles/File/NEGLECTEDFRACTURES.p
df.
12. Darmawan A. Presentasi kasus bedah konsep dasar fraktur, 2011.
Available from : http://www.docstoc.com/docs/71736816/Fraktur-
(Arief-Darmawan).
13. Burhan Edi, Manjas Menker, Riza Adrian, Erkadius, Perbandingan Fungsi
Extremitas Atas pada Fraktur Metafise Distal Radius Intraartikuler Usia
Muda antara tindakan Operatif dan Non Operaratif dengan penilaian Klinis
quickdash score, Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Andalas,
2012. Available from : http://jurnal.fk.unand.ac.id
14. Vogt M.T, Cauley J.A, Tomaino M.M, stone K, Williams J.R, Herndon
J.H, Distal radius fractures in older woman: A 10-year follow-up study of
descriptive characteristics and risk factors. The study of osteoporotic
fractures. J am Geriatr Soc 2002 Jan;50(1):97-103.
15. Brogren E, Petranek M, Atroshi I. Incidence and characteristics of
distal radius fractures in a southern Swedish region. BMC
Musculoskelet Disorder 2007;(8):48
16. World Health Organization. Global Health Observatory Data Repository:
Mortality Road Traffic Death 2007, Available from : www.who.int.cn
17. Moesbar N, Pengendara dan penumpang sepeda motor terbanyak
mendapat patah tulang, 2007.