Oleh:
Pembimbing :
dr.
Pendamping :
DENPASAR
2020
LAPORAN KASUS
Oleh:
dr. Anak Agung Gde Rama Kaesara
Pembimbing :
dr.
Pendamping :
dr. Ni Made Murtini, MARS dr. I Nyoman Darsana, M.Biomed, Sp.S
i
PERSETUJUAN LAPORAN KASUS
Judul:
Penyusun:
dr.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
menyelesaikan laporan kasus dengan judul “Close Fracture Proximal Radius Ulna
Sinistra” tepat pada waktunya. Laporan kasus ini disusun sebagai salah satu syarat
informasi dan bantuan dari berbagi pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini,
membantu saya.
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, dari semua pihak demi
perbaikan dari laporan ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
iii
Penulis
DAFTAR ISI
iv
Halaman
Halaman Judul ............................................................................................. 1
Halaman Persetujuan ................................................................................... 2
Kata Pengantar ............................................................................................ 3
Daftar Isi ..................................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fraktur Antebrachii .............................................................................. 3
2.2 Anatomi Antebrachii ............................................................................ 3
2.3 Etiologi Fraktur ..................................................................................... 5
2.4 Manifestasi Klinis ................................................................................ 7
2.5 Patofisiologi Fraktur ............................................................................ 9
2.6 Klasifikasi Fraktur ................................................................................. 11
2.7 Faktor – Faktor penyembuhan .............................................................. 14
2.8 Penatalaksanaan Fraktur ....................................................................... 17
2.9 Komplikasi ........................................................................................... 21
BAB III KASUS
3.1 Identitas Pasien .................................................................................... 24
3.2 Anamnesis ............................................................................................ 14
3.3 Pemeriksaan Fisik ................................................................................ 26
3.4 Pemeriksaan Penunjang ........................................................................ 29
3.5 Ringkasan .............................................................................................. 31
3.6 Daftar Masalah ...................................................................................... 32
3.7 Analisis Masalah ................................................................................... 32
3.8 Follow up .............................................................................................. 33
BAB IV PEMBAHASAN
Analisis Kasus.............................................................................................. 37
BAB V Kesimpulan
Kesimpulan ................................................................................................. 40
Daftar Pustaka ........................................................................................... 41
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
memiliki anggota gerak bawah yang kokoh guna menopang berat badan tubuh
sementara anggota gerak badan atas mempunyai fungsi halus sehingga bentuk
dan susunan anggota gerak yang terdiri dari tulang, otot, dan persendian
memiliki bentuk dan gerakan yang berbeda sesuai dengan fungsi tiap
manusia sebagai salah satu penyebab paling sering terjadinya kecelakaan yang
proximal yang umumnya disebabkan oleh posisi tangan sewaktu jatuh yang
dapat berupa ekstrensi maupun fleksi. Hal ini dapat diterangkan oleh karena
adanya mekanisme reflex jatuh dimana tangan menahan badan dengan posisi
siku agak menekuk. Fraktur ini dapat terjadi pada orang dewasa maupun anak
– anak. Fraktur yang mengenai lengan bawah pada anak sekitar 82% pada
daerah metafisis tulang radius distal dan ulna distal sedangkan fraktur pada
daerah diafisis yang terjadi sering sebagai fraktur type green stick. Fraktur
1
tulang radius dapat terjadi pada 1/3 proksimal, 1/3 tengah ataupun 1/3 distal.
Lengan bawah terdiri dari 2 tulang yaitu os. radius dan os. Ulna. Kedua tulang
ini sering disebut tulang hasta dan tulang pengumpil. Os. radius dan os. Ulna
termasuk dalam tulang panjang yang dapat dibagi menjadi 3 yaitu epiphysis
mempunyai 3 persendian yaitu humero radia joint, humero ulnar joint, dan
proximal radio ulnar joint, sedangkan sendi pergelangan tangan (wrist joint)
terdiri dari 6 persendian, yaitu : distal radio ulnar joint, radio carpal joint,
dibedakan menjadi 3 yaitu fraktur yang disebabkan oleh trauma, baik langsung
maupun tak langsung, fraktur yang disebabkan oleh kelelahan pada tulang,
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bila tidak ada hubungan antara daerah fraktur dengan udara luar
adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang sebelum fraktur sudah
fragmen.1
3
panjang dari dua tulang lengan bawah. Ulna adalah tulang medial
atas ke bawah.4
4
dan memanjang jauh ke distal. Hubungan tersebut memiliki
dengan kemampuan tulang itu sendiri. Jumlah gaya pasti yang diperlukan
pada karakteristik tulang itu sendiri. Fraktur dapat terjadi karena gaya
area tubuh di atas tulang. Fraktur batang radius dan ulna biasanya terjadi
karena cedera langsung pada lengan bawah, kecelakaan lalu lintas, atau
5
merupakan akibat cedera hebat. Cedera langsung biasanya menyebabkan
tulang.2
b. Fraktur patologik
mengakibatkan :3
terkendali.
3) Rakhitis
menerus.
6
2.4 Manifestasi Klinis
a. Deformitas
b. Pembengkakan
sekitar.
c. Memar
d. Spasme otot
e. Nyeri
7
jika fraktur dimobilisasi. Hal ini terjadi karena spasme otot, fragmen
f. Ketegangan
terjadi.
g. Kehilangan fungsi
i. Perubahan neurovaskular
kebas atau kesemutan atau tidak teraba nadi pada daerah distal dari
fraktur
j. Syok
8
2.5 Patofisiologi Fraktur
pegas untuk menahan. Tapi apabila tekanan eksternal yang datang lebih
besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma pada tulang
empat bulan. Waktu penyembuhan pada anak secara kasar separuh waktu
1. Inflamasi
fraktur sama dengan respons apabila ada cedera di bagian tubuh lain.
kemudian akan diinvasi oleh makrofag (sel darah putih besar) yang
akan membersihkan daerah tersebut dari zat asing. Pada saat ini terjadi
nyeri. 7,8
9
2. Proliferasi sel
pada patahan tulang. Terbentuk jaringan ikat fibrus dan tulang rawan
3. Pembentukan kalus
serat tulang imatur. Bentuk kalus dan volume yang dibutuhkan untuk
jaringan fibrus. Secara klinis, fragmen tulang tak bisa lagi digerakkan.
10
tiga minggu patah tulang melalui proses penulangan endokondrial.
4. Remodeling
terbuka. Fraktur tertutup memiliki kulit yang masih utuh diatas lokasi
11
cedera tulang. Kerusakan jaringan dapat sangat luas pada fraktur terbuka,
a. Fraktur tertutup
luka pada bagian luar permukaan kulit sehingga bagian tulang yang
b. Fraktur terbuka
dengan adanya luka pada daerah yang patah sehingga bagian tulang
lainnya. 11
c. Fraktur kompleksitas
12
Fraktur jenis ini terjadi pada dua keadaan yaitu pada bagian
dislokasi. 11
a. Fraktur transversal
b. Fraktur kumunitif
c. Fraktur oblik
d. Fraktur segmental
e. Fraktur impaksi
13
f. Fraktur spiral
1. Umur penderita
14
aktif, namun kemampuan ini makin berkurang apabila umur
bertambah. 10
6. Waktu imobilisasi
15
Jika imobilisasi tidak dilakukan sesuai waktu penyembuhan
lunak:
9. Cairan sinovial
dilakukan pada daerah fraktur tanpa imobilisasi yang baik juga akan
mengganggu vaskularisasi. 10
11. Nutrisi
16
menjadi lebih dinamis bila ditunjang dengan asupan nutrisi yang
optimal. 10
12. Vitamin D
menempatkan ujung-ujung dari patah tulang supaya satu sama lain saling
mana mestinya. Patah tulang lainnya harus benar - benar tidak boleh
digerakkan (imobilisasi).12
sekeliling tulang.
17
a. Fraktur antebrachii 1/3 proksimal diletakkan dalam posisi
supinasi
patahnya.
18
c. 1/3 distal radius pronasi maka posisi seluruh lengan
siku. 9,12
direkomendasikan: 9,12
19
fiksasi, kompresi pada tempat fraktur, dan reduksi anatomis.
3. Prosedur Operatif
diatas. 8,9
tendon ekstensor.8,9
produksinya.12
20
3. Mulai latihan ROM aktif dan pasif dari jari-jari, pergelangan
2.8.4 Follow Up
kilogram. 12
2.9 Komplikasi
pembedahan. 11
pembuluh darah. Selain itu karena tekanan dari luar seperti gips
21
kompartemen (5P) sebagai berikut: (1) Pain (nyeri lokal), (2)
nadi, perubahan nadi, perfusi yang tidak baik dan CRT>3 detik
pada bagian distal kaki), (4) Paraestesia (tidak ada sensasi), (5)
demam. 11
Volkman Ischemia. 11
22
2.9.2 Komplikasi Dalam Waktu Lama
23
BAB III
LAPORAN KASUS
Nama :IPMB
Usia : 11 Tahun
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SD
Agama : Hindu
Denpasar, Bali
3.2 Anamnesis
hari yang lalu dan semakin memberat sejak 3 jam SMRS. Pasien
24
mengatakan bahwa pasien terpeleset dan terjatuh dari atas pohon
25
3.2.6 Anamnesis menurut sistem
Regio oralis
cm
b. Mata : tidak ditemukan keluhan
c. THT : tidak ditemukan keluhan
d. Mulut : tidak ditemukan keluhan
e. Leher : tidak ditemukan keluhan
f. Jantung : tidak ditemukan keluhan
g. Perut : tidak ditemukan keluhan
h. Urogenital : tampak benjolan keluar dari vagina
i. Anggota gerak : ditemukan bengkak pada siku kiri dan nyeri (+)
j. Status neurologis : tidak ditemukan keluhan
k. Muskuloskeletal : tidak ditemukan keluhan
mmHg
Nadi : 75 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36oC
BB : 42 kg
TB : 149 cm
IMT : 18,9
26
(normal)
SpO2 : 99%
Skala nyeri :3
dekstra
Pemeriksaan paru
27
Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan Ekstremitas
ada sianosis
ada sianosis
Inspeksi
Regio zigomaticus
28
Regio oralis
26/10/2020 (12:20)
HEMATOLOGI
Hematokrit 32,4 % 40 - 52
HEMOSTASIS
10’00’’ menit 5 - 15
Masa
Pembekuan/CT
29
3.5 Pemeriksaan Foto X – Ray
30
Kesimpulan : Close Fraktur Radius Ulna Proksimal tipe avulsion sinistra
3.6 Ringkasan
dengan keluhan nyeri pada siku tangan kiri sejak 3 hari yang lalu dan
pasien terpeleset dan terjatuh dari atas pohon pada hari jumat tanggal
23 oktober 2020 pukul 10.00 WITA. Posisi jatuh yang terlebih dahulu
terbentur tanah ketika jatuh. Ditemukan luka lecet pada pipi sebalah
31
paracetamol tablet 1 x 500 mg dan dipijat di tukang urut sore hari
setelah kejadian.
siku tangan kiri (+), nyeri (+), ROM terbatas (+), krepitasi (-),
Atas dasar:
a. Nyeri pada siku kiri setelah jatuh dari pohon 3 hari yang lalu ,
terbatas
32
Atas dasar:
b. Tatalaksana:
3) Persiapan operasi
6) Amprah implant
7) Puasa
3.9 Follow up
26 / 10 / 2020
O :
TD : 106/60 mmHg
Suhu : 36 0C
Nadi : 79 x/menit
RR : 20x/menit
Skala nyeri: 3
33
A : close fractur proximal radius ulna sinistra
P :
- MRS
- Persiapan operasi
- Puasa
27 / 10 / 2020
14:30 WITA.
Laporan operasi
Perdarahan : 1000cc
O :
Nadi : 76 x/menit
34
RR : 18 x/menit
P :
- Analgetik ~ anestesi
35
28 / 10 / 2020
BAB (-)
O :
TD : 120/60 mmHg
Suhu : 36,2 oC
Nadi : 82x/menit
RR : 20 x/menit
P :
- KRS
36
BAB IV
PEMBAHASAN
pada siku tangan kiri sejak 3 hari yang lalu dan semakin memberat sejak 3 jam
SMRS. Pasien mengatakan bahwa pasien terpeleset dan terjatuh dari atas pohon
pada hari jumat tanggal 23 oktober 2020 pukul 10.00 WITA. Posisi jatuh yang
terlebih dahulu menyentuh tanah adalah tangan sebelah kirinya dan tangan
tersebut yang menopang seluruh berat badan. Ditemukan bengkak (+), nyeri (+),
krepitasi (-). Pasien mengatakan wajah pasien juga sempat terbentur tanah ketika
jatuh. Ditemukan luka lecet pada pipi sebalah kanan. Pasien sadar ketika jatuh,
tidak ada keluahan mual, muntah, pusing maupun sakit kepala hebat. Riwayat
demam, batuk, pilek, ataupun sesak disangkal oleh pasien dan keluarga pasien.
tukang urut sore hari setelah kejadian. Pada kasus ini gejala klinis yang
ditimbulkan sesuai dengan teori, yaitu ditemukan pembengkakan pada siku lengan
kiri, nyeri, ketegangan, memar dan spasme pada otot. Namun tidak ditemukan
37
Dari Anamnesis juga didapatkan faktor resiko yang mempengaruhi
terjadinya fraktur yaitu dari umur penderita yang masih anak – anak sehingga
fraktur patologis baik dari riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga
tidak ditemukan adanya riwayat sakit tumor tulang, riwayat infeksi tulang
Pada pemeriksaan tanda vital normal. Tampak bengkak pada siku tangan
kiri (+), nyeri (+), ROM terbatas (+), krepitasi (-), Hiperemi (+). Vulnus laceratum
32,4 % serta lainnya dalam batas normal. Pada pemeriksaan penunjang foto
rhontgen antebrachii didapatkan hasil close fraktur radius ulna proksimal tipe
avulsion sinistra.
close fraktur radius ulna proksimal sinistra yaitu tindakan fiksasi internal tulang
pemasangan ORIF. Tatalaksana pasca operasi pada pasien ini sudah baik, yaitu
Edukasi sangat penting pada pasien ini. Pada pasien perlu diberikan
memperhatikan anaknya agar tidak terjadi kembali fraktur akibat trauma. Orang
tua juga harus memperhatikan bila anak setelah jatuh dan mengalami fraktur
38
trauma harus diperiksakan segera ke dokter spesialis tulang dan tidak membawa
ke tukang pijit agar tidak terjadi resiko komplikasi pada anaknya yang dapat
Prognosis pada pasien ini, prognosis quo ad vitam adalah bonam karena
fraktur pada pasien ini tidak mengancam nyawa. Untuk prognosis quo ad
functionam adalah bonam, karena fungsi tangan pasien masih baik. Dan prognosis
39
BAB V
KESIMPULAN
dan lempeng pertumbuhan tulang. Fraktur tertutup bila tidak ada hubungan antara
daerah fraktur dengan udara luar dan disebut terbuka untuk kejadian sebaliknya.
radius dan ulna yang disebabkan oleh cedera pada lengan bawah, baik trauma
langsung maupun trauma tidak langsung. Tanda dan gejala terjadinya fraktur yaitu
fungsi, gerakan abnormal dan krepitasi, perubahan neurovaskular dan Syok. Jenis
fraktur dibedakan menjadi fraktur tertutup dan fraktur terbuka, pada kasus ini
(long arm cast), penarikan (traksi)}, dan fiksasi internal. Follow up pasien berupa
fisioterapi aktif ROM tangan, pergelangan dan siku, melakukan X Ray kontrol 6
minggu, selama ini hindari olah raga kontak dan mengangkat beban lebih dari 2
40
DAFTAR PUSTAKA
Medika.
41
10. Djuantoro, Dwi. 2011. Care Files: Ilmu Bedah. Tangerang: KARISMA
Publishing Group.
11. Jong, De dan Sjamsuhidajat. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-3.
12. Williams & Wilkins. 2012. Kapita Selekta Penyakit. Jakarta: EGC
42