Oleh :
Yusuf Candra 01.210.6302
Pembimbing :
dr. Setyo Trisnadi, Sp.KF, S.H.
KEPANITERAAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Thanatologi
Diajukan guna memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh program
pendidikan profesi dokter
Disusun Oleh :
Dody Tisna A 01.983.605
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
izin-Nya, maka tugas pembuatan laporan kasus dengan judul “Trauma Kepala” dapat selesai
pada waktunya. Pembuatan laporan kasus ini merupakan salah satu tugas wajib yang harus
dikerjakan dalam rangka kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan
2016
Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
3. Serta teman-temandan pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun
tidak langsung
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Penulis berharap agar apa yang
Penulis
DAFTAR ISI
1
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ vi
A. THANATOLOGI....................................................................... 5
2.1 Definisi.............................................................................. 5
2.3 Manfaat.............................................................................. 6
2.11 Penyabunan…………………………………………......... 18
2. 12 Mumifikasi ......................................................................... 18
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................. 29
BAB V KESIMPULAN............................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 31
BAB I
PENDAHULUAN
3
Kematian merupakan fase akhir dalam kehidupan tiap manusia. Tanatologi adalah
ilmu yang mempelajari tanda – tanda kematian dan perubahan yang terjadi setelah seseorang
mati serta faktor yang mempengaruhinya. Tanatologi merupakan ilmu paling dasar dan paling
penting dalam ilmu kedokteran kehakiman terutama dalam hal pemeriksaan jenazah (visum
et repertum).
Pada tanatologi dipelajari perubahan-perubahan pada manusia setelah meninggal
dunia. Perubahan – perubahan yang terjadi setelah kematian dibedakan menjadi dua yaitu
perubahan yang terjadi secara cepat (early) dan perubahan yang terjadi secara lambat (late).
Perubahan yang terjadi secara cepat antara lain henti jantung, henti nafas, perubahan pada
mata, suhu dan kulit. Sedangkan perubahan yang terjadi secara lanjut antara lain kaku mayat,
pembusukan, penyabunan dan mummifikasi.
Kepentingan mempelajari tanatologi adalah untuk menentukan apakah seseorang
benar –benar sudah meningal atau belum, menetapkan waktu kematian, sebab kematian, cara
kematian, dan mengangkat atau mengambil organ untuk kepentingan donor atau transplantasi
dan untuk membedakan perubahan-perubahan yang terjadi post mortal dengan kelainan-
kelainan yang terjadi pada waktu korban masih hidup.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
4
Tanatologi berasal dari kata thanatos (yang berhubungan dengan kematian) dan logos
(ilmu). Tanatologi adalah bagian dari Ilmu Kedokteran Forensik yang mempelajari hal-hal
yang berkaitan dengan kematian yaitu definisi atau batasan mati, perubahan yang terjadi pada
tubuh setelah terjadi kematian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut
(Idries, 1997).
6
Dilakukan pada orang yang pernafasannya agonal (tinggal satu-satu nafasnya)
dengan cara menempatkan cermin di dada korban dan disinari dengan lampu
senter. Bila bernafas maka sinar lampu senter akan ikut bergerak dengan syarat
pemeriksa tidak boleh bergerak. Atau bisa menggunakan baskom berisi air yang
akan bergerak bila ada pergerakan di dada.
4. Stetoskop.
c. Tes Saraf
1. Memeriksa reflex : reflex kornea
2. EEG
7
Luka pada intravital akan berbekas dengan ukuran lebih kecil daripada ukuran
senjata, dermis berwarna merah, antara epidermis dan dermis masih ada
perekatnya.
Luka post mortem membekas dengan ukuran lebih besar daripada ukuran
senjata, bahkan menganga, dermis pucat, epidermis lebih mudah mengelupas.
- Pada kasus tenggelam, kulit tangan keriput (washer woman hand).
Jika terjadi pada ujung jari saja maka kematian 4 jam yang lalu.
Jika terjadi pada telapak tangan dan seluruh jari maka kematian 24 jam yang
lalu.
Jari tangan yang sudah terlepas digunakan untuk sidik jari.
8
pembentukan livor mortis ini akan menjadi lambat jika terdapat anemia, kehilangan
darah akut, dan lain – lain.
Biasanya lebam mayat berwarna merah keunguan. Warna ini bergantung pada tingkat
oksigenisasi sekitar beberapa saat setelah kematian. Perubahan warna lainnya dapat
mencakup:
- Cherry pink atau merah bata (cherry red) terdapat pada keracunan oleh
carbonmonoksida atau hydrocyanic acid.
- Coklat kebiruan atau coklat kehitaman terdapat pada keracunan kalium chlorate,
potassium bichromate atau nitrobenzen, aniline, dan lain – lain.
- Coklat tua terdapat pada keracunan fosfor.
- Tubuh mayat yang sudah didinginkan atau tenggelam maka lebam akan berada
didekat tempat yang bersuhu rendah, akan menunjukkan bercak pink muda
kemungkinan terjadi karena adanya retensi dari oxyhemoglobin pada jaringan.
- Keracunan sianida akan memberikan warna lebam merah terang, karena kadar oksi
hemoglobin (HbO2) yang tinggi.
9
kematian dan posisi saat mati senjata yang digunakan
Tabel 1. Perbedaan antara lebam mayat dan luka memar
10
Faktor – faktor yang mempercepat terjadinya kaku mayat adalah aktifitas fisik sebelum
mati, suhu tubuh yang tinggi, bentuk tubuh yang kurus dengan otot – otot kecil dan suhu
lingkungan yang tinggi. Kaku mayat dibuktikan dengan memeriksa persendian. Kaku
mayat mulai tampak kira – kira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari bagian luar tubuh
(otot – otot kecil) ke arah dalam (sentripetal). Setelah mati klinis 12 jam, kaku mayat
menjadi lengkap, dipertahankan selama 12 jam dan kemudian menghilang dalam urutan
yang sama.
Paparan panas yang kuat seperti terbakar, terekspos listrik tegangan tinggi, terendam
air panas, kekakuan terbentuk lebih kuat dibanding rigor mortis biasa. Pada otopsi,
otot dapat tampak menciut dan tampak karbonisasi ke permukaan. Dibawahnya
terdapat daerah pink kecoklatan (“cooked meat”), dan jika proses tidak berlanjut
sampai bagian bawahnya, tampak otot merah normal. Heat stiffening ini tidak dapat
dipatahkan dengan menggerakan ke arah sikap ekstensi seperti halnya pada rigor
mortis, dan akan menetap sampai timbulnya pembusukan.
b. Cold Stiffening
11
Pada lingkungan bersuhu dingin ekstrim, cairan tubuh juga akan membeku termasuk
persendian, sehingga bila sendi ditekuk akan terdengar bunyi pecahnya es dalam
rongga sendi. Pada temperatur yang ekstrim, otot akan mengalami kekakuan yang
palsu. Pada udara yang sangat dingin, saat panas tubuh hilang, otot dapat mengeras
karena cairan tubuh menjadi beku dan memadat, seperti pada daging yang disimpan
pada freezer.
c. Cadaveric Spasm
Cadaveric spasm terjadi pada kematian yang disebabkan jika seseorang ditengah
aktifitas fisik atau emosi yang kuat. Hal ini harus diawali dengan aktifitas saraf
motorik, tetapi beberapa alasan mengatakan terdapat kegagalan relaksasi normal.
Fenomena biasanya terjadi hanya pada 1 daerah otot, contohnya otot fleksor tangan,
dibanding seluruh tubuh. sesungguhnya merupakan kaku mayat yang timbul dengan
intensitas sangat kuat tanpa didahului oleh relaksasi primer. Penyebabnya adakah
akibat habisnya cadangan glikogen dan ATP yang bersifat setempat pada saat mati
klinis karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum meninggal.
Keuntungannya, kebanyakan penyidik dapat mengetahui saat seseorang diduga mati
dibunuh atau bunuh diri saat melihat tangannya yang menggenggam senjata. Jika
menemukan korban yang tenggelam, atau jatuh dari ketinggian, hal ini memiliki
nilai yang memastikan bahwa orang tersebut masih hidup saat dia jatuh, dengan
demikian hal ini membedakan pada korban post – mortem yang dibuang.
12
kelelahan
Mekanisme pembentukan Penurunan ATP dibawah Tidak diketahui
level kritis
Hubungan medikolegal Mengetahui waktu kematian Mengetahui cara kematian,
bisa karena bunuh diri,
kecelakaan, atau
pembunuhan
Tabel 3. Perbedaan antara rigor mortis dengan cadaveric spasm
e. Bulla
Tabel Perbedaan bulla intravital dan bulla pembusukan
Bulla Intravital Perbedaan Bulla pembusukan
f. Skeletonisasi.
14
Tubuh yang terkena udara mengalami skeletonisasi sekitar 2 – 4 minggu tetapi dapat
berlangsung lebih cepat bila terdapat binatang seperti semut dan lalat, dapat pula
lebih lama bila tubuh terlindungi contohnya terlindung daun dan disimpan dalam
semak.
Dekomposisi berbeda pada setiap tubuh, lingkungan dan dari bagian tubuh yang satu
dengan yang lain. Terkadang, satu bagian tubuh telah mengalami mumifikasi
sedangkan bagian tubuh lainnya menunjukkan pembusukan. Adanya binatang akan
menghancurkan jaringan lunak dalam waktu yang singkat dan dalam waktu 24 jam
akan terjadi skeletonisasi.
g. Pembusukan Organ Dalam.
Warna merah kecoklatan pada bagian dalam aorta dan pembuluh darah lain muncul
pada perubahan awal. Adanya hemolisis dan difusi darah akan mewarnai sekeliling
jaringan atau organ dan merubah warna organ tersebut menjadi hitam. Organ
menjadi lunak ,berminyak, empuk dan kemudian menjadi masa semiliquid.
Awal Akhir
Laring dan trakhea Paru – paru
Lambung dan usus Jantung
Limpa Ginjal
Omentum dan mesenterium Oesofagus dan diafragma
Hati Kandung kencing
Otak Pembuluh darah
Uterus gravid Prostat dan uterus
Tabel 4. Susunan perubahan pembusukan pada organ dalam
17
BAB III
LAPORAN KASUS
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
NOMOR : R/04/X/2016/RUMKIT
Atas permintaan tertulis dari Kepolisian Resor Kota Pekalongan melalui suratnya tanggal 29
Oktober 2016 Nomor: R/44/VER/X/2016/RESKRIM yang ditandatangani oleh DodiHartawan,
S.H, pangkat Inspektur Polisi Dua, NRP 69101873 dan diterima tanggal 29 Oktober 2016 pukul
18
12.00 WIB, maka dengan ini saya, dr. Yusuf Candra sebagai dokter yang bekerja di Rumah Sakit
Umum Daerah Pekalongan Semarang menerangkan pada tanggal 29 Oktober 2016 pukul 18.50
WIB, telah memeriksa jenazah yang berdasarkan surat permintaan tersebut di atas bernama
Ahmad Sutardjo, jenis kelamin laki-laki,umur tiga puluh tahun. Alamat Dusun Wates, RT 04 RW
04, Desa Gentan, Kabupaten pekalongan. Jenazah ditemukan mengapung di pinggir sungai
Gentan diduga meninggal dunia akibat tenggelam------------------------------------------------
Dari pemeriksaan atas tubuh jenazah tersebut di atas ditemukan fakta-fakta sebagai berikut: -----
a. Tato : Ada-----------------------------------------------------------------------------------------
Tato di lengan kiri atas , Berbentuk abstrak , warna hitam cdengan ukuran ,panjang
sembilan belas sentimeter dan lebar delapan sentimeter
b. Jaringan parut : Tidak ada--------------------------------------------------------------------------
c. Cacat fisik : Tidak ada-------------------------------------------------------------------------------
d. Tahi lalat : Tidak ada---------------------------------------------------------------------------------
e. Tanda lahir : Tidak ada------------------------------------------------------------------------------
f. Pakaian : Kain Berlapis-------------------------------------------------------------------------------
Kain Berlapis tiga , kain pertama bermotif batik warna coklat dengan ukuran panjang
19
sembilan puluh dua sentimeter dan lebar seratus enam puuh sentimeter, kain kedua kain
putih polos dengan ukuran panjang seratus tujuh puluh satu sentimeter dan lebar
seratus lima sentimeter, kain ketiga kain putih polos dengan ukuran panjang seratus
lima sentimeter dan lebar delapan puluh enam sentimeter--------
f. Perhiasan : Tidak ada--------------------------------------------------------------------------------
g. Ciri – ciri lain : Tidak ada--------------------------------------------------------------------------
h. Kantung jenazah : Tidak ada ----------------------------------------------------------------------
i. Label myat : Tidak ada------------------------------------------------------------------------------
j. Benda di dekat jenazah : Tidak ada---------------------------------------------------------------
1. Mata :-----------------------------------------------------------------------------------------------------
o Alis mata : Hitam , tidak ada kelainan-------------------------------------------------
o Bulu mata : Hitam, tidak ada kelainan ----------------------------------------------------------
o Kelopak mata : terdapat sebuah luka lecet pada kelopak mata atas sebelah kiri bentuk
tidak beraturan dengan panjang dua sentimeter dan lebar dua sentimeter tepi tidak rata,
batas tidak tegas disekitar luka terdapat memar bentuk tidak beraturan dengan panjang
enam sentimeter dan lebar empat sentimeter warna merah kehitaman------------------------
21
o Selaput kelopak mata : Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
o Selaput biji mata : Tidak ada kelainan----------------------------------------------------------
o Selaput bening mata : Keruh -------------------------------------------------------
o Pupil mata : Tidak dapat dinilai--------------------------------------------------------------------
o Pelangi mata : Terdapat cincin berwarna keputihan di sekitar pelangi mata kanan dan
kiri ---------------------------------------------------------------------
2. Hidung :--------------------------------------------------------------------------------------------------
o Bentuk hidung : Tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------
o Permukaan kulit hidung : Tidak ada kelainan--------------------------------------------------
o Lubang Hidung : Tidak ada kelainan------------------------------------------------------------
o Keluar darah dari hidung terutama saat dada di tekan dan kepala dimiringkan--------
3. Telinga :--------------------------------------------------------------------------------------------------
o Bentuk telinga : Tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------
o Permukaan daun telinga : Tidak ada kelainan--------------------------------------------------
o Lubang telinga : Tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------
4. Mulut :Tidak ada kelainan----------------------------------------------------------------------------
Bibir atas : Tidak ada kelainan------------------------------------------------------------------
Bibir bawah : Tidak ada kelainan ---------------------------------------------------------------
Selaput lendir mulut : Tidak ada kelainan ------------------------------------------------------
Lidah : Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------------------
Gigi – geligi :
Rahang atas : Jumlah gigi enam belas, gigi geraham belakang ketiga
kanan kiri sudah tumbuh------------------------------------------------------------
Rahang bawah : Jumlah gigi enam belas, gigi geraham belakang ketiga
kanan kiri sudah tumbuh------------------------------------------------------------
Langit – langit mulut : Tidak ada kelainan-----------------------------------
Keluar darah dari mulut terutama saat dada ditekan dan kepala
dimiringkan
5. Alat kelamin : Laki-laki--------------------------------------------------------------------------------
Rambut kemaluan : Tidak ada kelainan, warna hitam, distribusi merata--------
Penis : sudah disunat, Tidak ada kelainan----------------------------------------------------
Kantung biji pelir : Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
22
Biji pelir : tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------------
Rambut kelamin : hitam-------------------------------------------------------------------------------
6. Tulang – tulang --------------------------------------------------------------------
o Tulang tengkorak: Tidak ada kelainan------------------------------------------------
o Tulang belakang: Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
o Tulang dada: Tidak ada kelainan----------------------------------------------------------
o Tulang punggung: Tidak ada kelainan -------------------------------------------------
o Tulang panggul: Tidak ada kelainan -------------------------------------------------
o Tulang anggota gerak: Tidak ada kelainan ----------------------------------
D. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN DALAM----------------------------------
1. Rongga kepala--------------------------------------------------------------------
o Kulit kepala: Tidak ada kelainan----------------------------------
o Selaput otak: Terdapat resapan darah pada puncak kepala, panjang sepuluh sentimeter,
lebar sembilan sentimeter--------------------------------------------------------------------------------
o Otak besar : Permukaan tampak pucat, terdapat pelebaran pembuluh darah pada
semua permukaan otak, lekuk otak datar, parit otak menyempit, perabaan lunak,
panjang tiga belas sentimeter, lebar sembilan sentimeter, tinggi empat sentimeter, dan
berat tiga ratus lima puluh gram, pada pengirisan tidak terdapat kelainan------------------
o Otak kecil : Permukaan tampak pucat, terdapat pelebaran pembuluh darah seperti
pohon beringin, lekuk otak datar, parit otak menyempit, perabaan lunak, panjang tujuh
belas koma lima sentimeter, lebar delapan sentimeter, tinggi empat sentimeter, berat
seratus delapan puluh gram, pada pengirisan tidak terdapat kelainan------------------------
o Batang Otak : Permukaan tampak pucat, perabaan lunak, panjang sembilan sentimeter,
lebar lima sentimeter, tinggi satu koma lima sentimeter, berat dua ratus lima puluh
gram, pada pengirisan tidak terdapat kelainan-----------------------------------------
2. Leher bagian dalam--------------------------------------------------------------------
● Kulit : Tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------------------------
● Saluran kerongkongan : Tidak ada kelainan-------------------------------------------------------
● Selaput lendir kerongkongan : Tidak ada kelainan-----------------------------------------------
● Saluran tenggorokan : Tidak ada kelainan----------------------------------------------------------
● Selaput lendir tenggorokan : Tidak ada kelainan---------------------------------------------------
● Pembuluh besar di leher : terisi darah merah gelap dan encer----------------------------------
3. Rongga dada--------------------------------------------------------------------
● Kulit bagian dalam: Tidak ada kelainan------------------------------------------
● Dinding rongga dada:
● Kulit bagian dalam : tidak ada kelainan----------------------------------------------------
● Dinding Rongga dada: Tidak ada kelainan-------------------------------------------------
● Rongga dada : Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------
● Tulang dada dan tulang iga: Tidak ada kelainan-----------------------------------------
● Paru-paru : --------------------------------------------------------------------
⁻ Selaput pembungkus paru : Berwarna kemerahan------------------------------
⁻ Paru Kanan : paru kanan tampak mengembang terdiri dari tiga bagian,
menutupi kandung jantung, berwarna merah pucat diselingi bercak
23
merah di antara daerah yang berwarna kelabu, perabaan seperti spons
dan basah, panjang dua puluh sentimeter, lebar dua belas sentimeter,
tinggi lima sentimeter, berat lima ratus gram, pada pengirisan terdapat
darah merah gelap, encer, dan buih halus putih kemerahan------------------
⁻ Paru Kiri : paru kiri tampak mengembang terdiri dari dua bagian,
menutupi kandung jantung, berwarna merah pucat diselingi bercak
merah di antara daerah yang berwarna kelabu, perabaan seperti spons
dan basah, panjang sembilan belas sentimeter, lebar tiga belas sentimeter,
tinggi empat sentimeter, berat tiga ratus lima puluh gram, pada
pengirisan terdapat darah merah gelap, encer, dan buih putih halus
kemerahan---------------------------------------------------------------------------------------
● Jantung : -------------------------------------------------------------------------------------------
⁻ Permukaan jantung tampak bintik perdarahan,warna gelap,panjang
empat belas sentimeter,lebar tiga belas sentimeter, tinggi lima sentimeter,
berat tiga ratus gram, pada pengirisan terdapat darah merah gelap dan
encer----------------------------------------------------------------------------------------
⁻ Kandung jantung dua sentimeter dari tepi paru-paru,terdapat bintik
perdarahan, pada pengirisan selaput kandung jantung terdapat cairan
kuning jernih sebanyak tiga mililiter, jantung tidak ditutupi lapisan
lemak---------------------------------------------------------------------------------------
⁻ Jantung bagian kanan : katup antara serambi kanan dan bilik kanan
terdiri dari tiga katup, lingkar katup antara serambi kanan dan bilik
kanan tiga belas sentimeter, tebal otot jantung kanan satu sentimeter.
Pembuluh nadi paru terdiri dari tiga katup, tonjolan otot tidak putus dan
tidak kaku, katup penghubung otot tidak terdapat resapan darah, ukuran
lingkar katup empat sentimeter------------------------------------------------------
⁻ Jantung bagian kiri : katup antara serambi dan bilik kiri terdiri dari dua
katup, ukuran lingkar katup antara serambi kiri dan bilik kiri dua belas
sentimeter, tebal otot jantung kiri dua sentimeter, tonjolan otot tidak
putus dan tidak kaku, katup penghubung otot tidak terdapat resapan
darah, pembuluh nadi utama terdiri dari tiga katup, ukuran lingkar
katup delapan sentimeter--------------------------------------------------------------
4. Rongga perut-----------------------------------------------------------------------------------------------
● Dinding perut: Terdapat sebuah luka lecet di perut kanan panjang satu
sentimeter dan lebar satu koma delapan sentimeter--------------------------------------
● Rongga perut: Tidak ada kelainan------------------------------------------------------------
● Tirai usus: Tidak ada kelainan----------------------------------------------------------------
24
● Usus : Pada pengisian terdapat feses dan masa dengan bau alkohol seperti
durian-----------------------------------------------------------------------------------------------
● Lambung : lengkung lambung besar tiga puluh delapan sentimeter, lengkung
lambung kecil delapan sentimeter,selaput lendir lambung tidak ada kelainan-----
● Hati: Warna merah gelap, permukaan licin, perabaan kenyal, panjang tiga puluh
sentimeter, lebar enam belas sentimeter, tebal tujuh sentimeter, berat serratus
enam puluh lima gram, pada pengirisan tampak darah merah gelap dan encer
------------------------------------------------------------------------------------------------
● Limpa: Warna merah kehitaman, perabaan kenyal, panjang dua belas
sentimeter, lebar tujuh sentimeter, tebal empat sentimeter, berat seratus sembilan
puluh gram, pada pengirisan terdapat darah merah gelap dan encer ---
● Ginjal--------------------------------------------------------------------
- Ginjal kanan: Warna merah gelap, permukaan licin, perabaan kenyal,
pembungkus ginjal mudah dilepas, panjang empat sentimeter, lebar empat
koma lima sentimeter, tebal tiga sentimeter dan seratus gram, pada
pengirisan penampang ginjal tidak menunjukkan kelainan------------------------
- Ginjal kiri: Warna merah gelap, permukaan licin, perabaan kenyal,
pembungkus ginjal mudah dilepas, ukuran panjang sembilan sentimeter,
enam sentimeter, tebal tiga sentimeter, berat seratus gram, pada pengirisan
penampang ginjal tidak menunjukkan kelainan--------------------------------------
5. Rongga panggul-------------------------------------------------------------------------------------------
● Kandung kencing: Tidak ada kelainan------------------------------------------------------
● Prostat: Tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------------
KESIMPULAN-----------------------------------------------------------------------------------------------
Dari fakta-fakta yang ditemukan dari pemeriksaan atas jenazah tersebut maka saya
simpulkan bahwa diperiksa jenazah laki-laki, umur kurang lebih tiga puluh tahun, warna kulit
sawo matang, gizi berlebih. Dari pemeriksaan luar dan dalam ditemukan tanda-tanda kekerasan
tumpul berupa luka lecet dan luka robek. Didapatkan perkiraan waktu kematian adalah dua
belas jam. Sebab kematian adalah mati lemas karena tenggelam.-------------------
PENUTUP----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Demikian keterangan tertulis ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan mengingat
sumpah sewaktu menerima jabatan sebagai dokter-------------------------------------------------------------
25
Dokter yang memeriksa,
BAB IV
PEMBAHASAN
Tanatologi berasal dari kata thanatos (yang berhubungan dengan kematian) dan logos
(ilmu). Tanatologi adalah bagian dari Ilmu Kedokteran Forensik yang mempelajari hal-hal
yang berkaitan dengan kematian yaitu definisi atau batasan mati, perubahan yang terjadi pada
tubuh setelah terjadi kematian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut
(Idries, 1997).
Dalam kaitannya dengan forensik tersebut, traumatologi dapat dimanfaatkan untuk
membantu menentukan: (1) Waktu kematian , (2) Sebab kematian pasti , (3) Cara kematian
(homocide, suicide, accident) , (4) Transplantasi (donor organ)
26
4.2. Waktu terjadinya kematian
Terdapat lebam mayat Berwarna biru kehitaman pada tengkuk, pinggang, dan
tungkai bawah tidak hilang dengan penekanan, tidak hilang dengan penekanan jari
selama satu menit sehingga disimpulkan jenazah meninggal lebih dari 4 jam. Belum
Terdapat tanda pembusukan.Pada tubuh jenazah didapatkan kaku mayat pada seluruh
tubuh dan sulit dilawan, sehingga dapat disimpulkan jenazah meninggal kurang dari 24
jam.
27
BAB V
KESIMPULAN
Dari fakta-fakta yang ditemukan saat pemeriksaan atas jenazah tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa telah diperiksa jenazah seorang laki-laki umur kurang dari 35 tahun,
panjang badan 151 cm, warna kulit sawo matang, kesan gizi lebih. Tidak didapatkan tanda-
tanda akibat kekerasan fisik. Didapatkan tanda-tanda mati lemas dan tanda-tanda keracunan
alkohol. Sebab kematian adalah keracunan alkohol yang menyebabkan mati lemas.
Latar belakang yang mengakibatkan korban meninggal adalah bukan karena
pembunuhan ataupun bunuh diri. Perkiraan waktu kematian adalah lebih dari 12 jam
sebelum pemeriksaan. Sebab kematiannya belum bisa diketahui pastinya kemungkinan mati
lemas akibat asfiksia karena tenggelam
28
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
29