Anda di halaman 1dari 12

Vol. 2, No.

2, September 2018 Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ)

FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI KELURAHAN SUNGAI ASAM


WILAYAH KERJA PUSKESMAS KONI KOTA JAMBI
Risk Factors Of Hypertension in Sungai Asam Village At Working Area Of The Koni Public
Health Center, Jambi City

Dena Tri Solehaini1, Willia Novita Eka Rini2, dan Asparian2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Jambi
2
Dosen Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Jambi

Abstrak
Hipertensi esensial lebih banyak dialami masyarakat Indonesia karena cenderung dipengaruhi faktor genetik dan
didukung faktor risiko lainnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran dan hubungan antara faktor risiko
dengan hipertensi. Metode penelitian ini adalah Studi observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel
berjumlah 200 orang berumur ≥ 15 tahun dipilih menggunakan multistage sampling atau two stage cluster
sampling. Penelitian dilakukan di Kelurahan Sungai Asam Wilayah Kerja Puskesmas Koni Kota Jambi pada
tahun 2018. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil: Proporsi hipertensi di Kelurahan Sungai Asam
sebesar 53,5%. Dari 200 orang responden ditemukan sebanyak 60% memiliki riwayat keluarga dan paling besar
berasal dari ibu kandung (59,4%), 84% mengalami stres, 80% mengonsumsi garam >2000 mg per hari, 69%
mengonsumsi makanan berlemak >67 gram per hari, 94% mengonsumsi sayur dan buah <400 gram per hari
(94%), dan 88% menggunakan tembakau dan paling besar adalah perokok pasif (64,4%). Tingginya proporsi
hipertensi berhubungan beberapa faktor risiko yang diteliti diantaranya konsumsi makanan berlemak (nilai P =
0,000; POR = 32,300; 95% CI = 12,002-86,925), stres (nilai P = 0,000; POR = 8,345; 95% CI = 3,060-22,758),
riwayat keluarga (nilai P = 0,000; POR = 7,106; dan 95% CI = 3,759-13,436), konsumsi garam (nilai P = 0,000;
POR = 5,444; 95% CI = 2,428-12,207). Kesimpulan: Hipertensi terbukti berhubungan dengan riwayat keluarga
dan faktor risiko lainnya. Oleh karena itu, masyarakat perlu memperbaiki gaya hidup yang berisiko
menimbulkan hipertensi terutama yang memiliki riwayat hipertensi pada keluarga.

Kata Kunci: Faktor Risiko, Hipertensi, Kelurahan Sungai Asam

Abstract
Background: Essential hypertension was more common than other types of hypertension among Indonesian
people. Essential hypertension tends to be influenced by family history and supported by other risk factors. The
purpose of this study was to determine the description and relation between risk factors with hypertension.
Methods : Observational study with cross sectional design. The study was conducted in the village of Sungai
Asam at Koni Public Health Center, Jambi City in 2018. Samples 200 respondents aged ≥ 15 years were selected
by multistage sampling or two stage cluster sampling. Data analysis using by Chi Square test. Results : The
proportion of hypertension in Sungai Asam village was 53,5%. From the 200 respondents there were 60% had a
family history and the most from biological mother (59,4%), 84% had stress, 80% consumed salt >2000 mg/day,
69% consumed fat foods >67 gr/day, 94% consumed vegetables and fruits <400 gr/day (94%), and 88% used
tobacco and the most are passive smokers (64,4%). The risk factors related with hypertension were fat foods
consumption (P value = 0,000; POR = 32,300; 95% CI = 12,002-86,925), stress (P value = 0,000; POR = 8,345;
95% CI = 3,060-22,758), family history (P value = 0,000; POR = 7,106; dan 95% CI = 3,759-13,436), and salt
intake (P value = 0,000; POR = 5,444; 95% CI = 2,428-12,207). Conclusion : Hypertension proven related with
family history and other risk factors. Therefore, people need to improve lifestyles that are at risk of developing
hypertension especially those with a family history of hypertension.

Keywords : Risk Factors, Hypertension, Sungai Asam Village

Korespondensi : Dena
Email : dena35tri@gmail.com

33
Solehaini et al. Faktor Risiko Hipertensi…

PENDAHULUAN METODE
Perubahan pola penyakit dari penyakit Jenis penelitian yang digunakan adalah studi
menular ke penyakit tidak menular dialami observasional (non eksperimental) dengan
masyarakat baik di negara maju maupun negara rancangan penelitian cross sectional. Penelitian
dengan keterbatasan sumber daya. Bahkan dilakukan di Kelurahan Sungai Asam Wilayah
penyakit tidak menular seperti kardiovaskular Kerja Puskesmas Koni Kota Jambi. Selanjutnya,
telah mengambil alih penyakit menular sebagai penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober
penyebab utama kematian1-3. Hipertensi 2017 sampai dengan Mei 2018. Populasi dalam
merupakan salah satu penyakit tidak menular penelitian ini adalah semua penduduk 15 tahun
yang termasuk faktor risiko utama untuk ke atas yang bertempat tinggal di Kelurahan
penyakit kardiovaskular seperti jantung dan Sungai Asam yang berjumlah 5397 orang dan
stroke; dan faktor risiko nomor tiga etiologi sampel sebanyak 200 orang. Sampel yang akan
kematian di dunia. Dimana sekitar 51% peneliti jadikan responden dipilih menggunakan
kematian akibat stroke dan 45% penyakit teknik sampel probabilitas (probability sample),
jantung koroner disebabkan hipertensi. Adapun dimana salah satunya adalah multistage
hipertensi menyebabkan 9,4 juta kematian di sampling atau two stage cluster sampling.
seluruh dunia setiap tahun1-3, 5.
Indonesia termasuk negara berkembang HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan masalah kesehatan yang serius adalah Hasil penelitian ini memaparkan hasil
hipertensi. Dibuktikan dengan prevalensi analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat
hipertensi yang cukup signifikan sebesar dilakukan untuk mengetahui gambaran umum
26,5%4,6. Jenis hipertensi yang paling banyak responden meliputi distribusi frekuensi
dialami masyarakat Indonesia adalah hipertensi responden berdasarkan karakteristik responden,
primer atau hipertensi esensial3-4, 7. dan distribusi frekuensi berdasarkan variabel
Di Provinsi Jambi prevalensi mencapai dependen dan variabel independen. Sedangkan
24,6%. Tahun 2007 - 2013, Kota Jambi analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui
mengalami peningkatan prevalensi sebesar 4%, hubungan antara riwayat keluarga, stres,
sedangkan Kabupaten/Kota lainnya mengalami konsumsi garam, konsumsi makanan berlemak,
penurunan9-10. Puskesmas Koni merupakan konsumsi sayur dan buah, penggunaan
wilayah kerja puskesmas dengan prevalensi tembakau dengan hipertensi.
hipertensi esensial tertinggi nomor dua setelah
Puskesmas Olak Kemang. Bahkan prevalensi 1. Gambaran Umum Responden
hipertensi di wilayah kerja puskesmas Koni Tabel 1 menunjukkan bahwa distribusi
mengalami kenaikan yang tertinggi diantara 20 frekuensi berdasarkan karakteristik
puskesmas di Kota Jambi yang mencapai responden lebih besar pada jenis kelamin
7,88%. perempuan (57,5%), kelompok umur 55-64
Wilayah kerja Puskesmas Koni terdiri dari tahun (39,5%), pendidikan terakhir tamat
empat kelurahan, salah satunya adalah SLTA/ MA atau sederajat (41,5%), status
kelurahan Sungai Asam yang memiliki masalah tidak bekerja (52,5%), responden berstatus
hipertensi paling tinggi dibuktikan dengan bekerja dengan jenis pekerjaan utama
proporsi jumlah kunjungan kasus hipertensi wiraswasta (52,6%), dan tidak
yang cukup signifikan sebesar 18,8%. berpenghasilan (53%).

34
Vol. 2, No. 2, September 2018 Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ)

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden


di Kelurahan Sungai Asam Wilayah Kerja Puskesmas Koni
Kota Jambi Tahun 2018
No Variabel Jumlah Presentase
1 Jenis Kelamin
Laki-laki 85 42,5
Perempuan 115 57,5
2 Umur (tahun)
15-24 8 4
25-34 20 10
35-44 20 10
45-54 20 10
55-64 79 39,5
65-74 39 7
≥ 75 14 19,5
3 Pendidikan
Tidak/ belum pernah sekolah 2 1
Tidak tamat SD/MI 24 12
Tamat SD/MI 41 20,5
Tamat SLTP/MTS 27 13,5
Tamat SLTA/MA 83 41,5
Tamat D1/D2/D3 15 7,5
Tamat Perguruan Tinggi 8 4
4 Status Pekerjaan
Bekerja 95 47,5
Tidak Bekerja 105 52,5
5 Jenis Pekerjaan Utama
PNS/TNI/POLRI/BUMN/BUMD 8 8,4
Pegawai Swasta 8 8,4
Wiraswasta 50 52,6
Petani 0 0
Nelayan 0 0
Buruh 1 1,1
Lainnya 28 29,5
6 Penghasilan/Pendapatan
Tidak berpenghasilan 106 53
< 1.000.000 11 5,5
≥ 1.000.000 – 2.500.000 31 15,5
> 2.500.000 – 5.000.000 39 19,5
> 5.000.000 13 6,5

Tabel 2 menunjukkan bahwa proporsi garam atau lebih dari 2000 mg per hari
hipertensi di Kelurahan Sungai Asam (80%), responden sering mengonsumsi
sebesar 53,5%. Selain itu, distribusi makanan berlemak atau lebih dari 67 gram
frekuensi responden berdasarkan variabel per hari (69%), responden kurang
faktor risiko lebih besar pada responden mengonsumsi sayur dan buah atau kurang
yang memiliki riwayat keluarga hipertensi dari 400 gram per hari (94%), dan
(60%) dan paling besar berasal dari ibu menggunakan tembakau (88%) dan paling
kandung (59,4%), responden mengalami besar adalah perokok pasif (64,4%).
stres (84%), responden sering mengonsumsi

35
Solehaini et al. Faktor Risiko Hipertensi…

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Dependen (Hipertensi) dan


Variabel Independen (Faktor Risiko) di Kelurahan Sungai Asam
Wilayah Kerja Puskesmas Koni Kota Jambi Tahun 2018
No Variabel Jumlah Presentase
1 Hipertensi
Iya 107 53,5
Tidak 93 46,5
Jumlah 200 100
2 Riwayat Keluarga
Iya 120 60
Tidak 80 40
Keluarga dengan Hipertensi
Ibu 79 59,4
Ayah 41 30,8
Nenek 5 3,8
Kakek 2 1,5
Saudara Kandung 6 4,5
3 Stres
Iya 168 84
Tidak 32 16
4 Konsumsi Garam
Sering (> 2000 mg/ hari) 160 80
Jarang (≤ 2000 mg/ hari) 40 20
5 Konsumsi Makanan Berlemak
Sering (> 67 gram/ hari) 138 69
Jarang (≤ 67 gram/ hari) 62 31
6 Konsumsi Sayur dan Buah
Kurang (<400 gram/ hari) 105 94
Cukup (≥400 gram/ hari) 95 6
7 Penggunaan Tembakau
Iya 176 88
Tidak 24 12
Kategori Perokok
Perokok Aktif 76 28,8
Perokok Pasif 170 64,4
Mengunyah Tembakau 18 6,8

2. Hubungan Faktor Risiko dengan Jambi terutama di Kota Jambi melalui Riset
Hipertensi Kesehatan Dasar (Riskesdas). Selain itu,
Hasil pengukuran tekanan darah yang proporsi hipertensi yang tinggi di
dilakukan di Kelurahan Sungai Asam Kelurahan Sungai Asam dapat dikaitkan
menunjukkan bahwa sebanyak 107 orang dengan arus globalisasi yang semakin
dari 200 orang memiliki tekanan darah berkembang dari tahun ke tahun dapat
diatas 140/90 mmHg. Jika dibandingkan memberikan pengaruh terhadap gaya hidup
dengan prevalensi hipertensi di Kota Jambi, masyarakat yang tidak sehat sehingga
proporsi hipertensi di Kelurahan Sungai mengakibatkan banyak masyarakat
Asam dua kali lipat lebih tinggi. mengalami hipertensi atau tekanan darah
Menurut peneliti, tingginya proporsi tinggi.
hipertensi di Kelurahan Sungai Asam dapat Adapun faktor yang menyebabkan
disebabkan oleh beberapa faktor seperti sebagian besar masyarakat baru menyadari
tidak diketahui prevalensi hipertensi terkini atau mengetahui dirinya memiliki tekanan
karena belum ada penelitian setelah darah tinggi adalah kurangnya pengetahuan
penelitian pada tahun 2013 di Provinsi dan kesadaran masyarakat tentang

36
Vol. 2, No. 2, September 2018 Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ)

pentingnya pengukuran tekanan darah timbul faktor risiko hipertensi, masyarakat


secara teratur minimal satu bulan sekali, yang memiliki faktor risiko diupayakan
dan program Posbindu PTM di Puskesmas agar kondisi faktor risiko hipertensi
Koni yang tidak terlaksana secara efektif. menjadi normal kembali dan atau mencegah
Peneliti berasumsi bahwa masyarakat terjadinya hipertensi, dan masyarakat yang
akan rutin melakukan pengecekan tekanan menderita hipertensi diupayakan untuk
darah dan mengendalikan faktor risiko mencegah komplikasi, kecacatan dan
hipertensi apabila dibekali pengetahuan dan kematian dini serta meningkatkan kualitas
kesadaran tentang hipertensi. Tentu saja hal hidup.
tersebut tidak terlepas dari peran penting Salah satu strategi pengendalian
Pusat Kesehatan Masyarakat atau disingkat hipertensi yang efisien dan efektif adalah
dengan Puskesmas. Permenkes RI nomor pemberdayaan dan peningkatan peran serta
75 tahun 2014, pada Bab 1 pasal 2 dan 4 masyarakat melalui kegiatan yang disebut
tentang Puskesmas sebagai salah satu jenis dengan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat PTM.
pertama yang lebih mengutamakan upaya Hipertensi dapat terjadi karena adanya
promotif dan preventif. interaksi berbagai faktor risiko11. Dalam
Setiap kegiatan Puskesmas bertujuan penelitian ini, faktor risiko hipertensi
untuk memelihara dan meningkatkan meliputi riwayat keluarga, stres, konsumsi
kesehatan serta mencegah dan garam, konsumsi makanan berlemak,
menanggulangi timbulnya masalah konsumsi sayur dan buah, dan penggunaan
kesehatan. Seperti diketahui bahwa temabakau dikatakan memiliki hubungan
hipertensi dapat dicegah dengan secara bermakna dengan hipertensi
mengendalikan faktor risiko. Sasaran upaya ditunjukkan dengan nilai P < 0,05, nilai
pencegahan tersebut meliputi masyarakat prevalence odds ratio (POR) >1 dan 95%
yang tidak memiliki faktor risiko agar tidak Confidence Interval tidak mencakup nilai 1.

Tabel 3 Hubungan Faktor Risiko dengan Hipertensi di Kelurahan Sungai Asam


Wilayah Kerja Puskesmas Koni Kota Jambi Tahun 2018
Hipertensi
No Variabel Iya Tidak Nilai P POR 95% CI
n % n %
1 Riwayat Keluarga
Iya 86 80,4 34 36,6 0,000 7,106 3,759-13,436
Tidak 21 19,6 59 63,4
2 Stres
Iya 102 95,3 66 71 0,000 8,345 3,060-22,758
Tidak 5 4,7 27 29
3 Konsumsi Garam
Sering 98 91,6 62 66,7 0,000 5,444 2,428-12,207
Jarang 9 8,4 31 33,3
4 Konsumsi Makanan Berlemak
Sering 102 95,3 36 38,7 0,000 32,300 12,002-86,925
Jarang 5 4,7 57 61,3
5 Konsumsi Sayur dan Buah
Kurang 58 54,2 47 50,5 0,707 1,158 0,664-2,021
Cukup 49 50,8 46 49,5
6 Penggunaan Tembakau
Iya 92 86 84 90,3 0,469 0,657 0,273-1,581
Tidak 15 14 9 9,7

37
Solehaini et al. Faktor Risiko Hipertensi…

Berdasarkan hasil analisis terbukti mengonsumsi makanan berlemak berlebih


bahwa riwayat keluarga, stres, konsumsi berisiko terkena hipertensi 3,6 kali lebih
garam, dan konsumsi makanan berlemak tinggi dibandingkan dengan seseorang yang
cukup mengonsumsi makanan berlemak13.
berhubungan dengan hipertensi. Adapun
Berdasarkan informasi karakteristik
faktor risiko yang memiliki risiko paling responden yaitu tingkat penghasilan yang
besar terhadap hipertensi di Kelurahan menunjukkan sebesar 53% responden tidak
Sungai Asam adalah konsumsi makanan berpenghasilan, sehingga dapat
berlemak (nilai P = 0,000; POR = 32,300; diasumsikan bahwa rendahnya ekonomi
95% CI = 12,002-86,925), stres (nilai P = (penghasilan) menyebabkan akses ke
0,000; POR = 8,345; 95% CI = 3,060- pelayanan kesehatan kurang dan dapat
mengakibatkan rendahnya pengetahuan
22,758), riwayat keluarga (nilai P = 0,000;
terutama tentang kuantitas dan kualitas
POR = 7,106; dan 95% CI = 3,759-13,436), konsumsi makanan berlemak yang sesuai
konsumsi garam (nilai P = 0,000; POR = dengan kebutuhan seharusnya. Dengan
5,444; 95% CI = 2,428-12,207). Sedangkan demikian, tingkat penghasilan secara tidak
faktor risiko yang tidak berhubungan langsung mempengaruhi hubungan antara
dengan hipertensi adalah konsumsi sayur konsumsi makanan berlemak dengan
dan buah (nilai P = 0,707; POR = 1,158; hipertensi di Kelurahan Sungai Asam.
Di Puskesmas Koni Kota Jambi tahun
95% CI = 0,664-2,021), dan penggunaan
2017, upaya pencegahan dan pengendalian
tembakau (nilai P = 0,469; POR = 0,657; hipertensi terkait dengan konsumsi
95% CI = 0,273-1,581). makanan berlemak telah dilakukan melalui
kegiatan Posbindu PTM. Adapun upaya
a. Konsumsi Makanan Berlemak yang dilakukan adalah kegiatan konseling
Konsumsi makanan berlemak dalam dan penyuluhan kepada masyarakat.
penelitian ini difokuskan terhadap semua Kegiatan tersebut bertujuan agar
makanan yang memiliki kandungan baik masyarakat tahu langkah yang tepat
rendah lemak, lemak sedang, maupun tinggi mengendalikan faktor risiko hipertensi
lemak. Konsumsi makanan berlemak di terutama konsumsi makanan berlemak yang
Kelurahan Sungai Asam menjadi faktor menjadi faktor risiko utama hipertensi di
risiko yang memiliki risiko paling besar Kelurahan Sungai Asam.
menyebabkan hipertensi diantara faktor Berdasarkan wawancara dengan tenaga
risiko lain yang diteliti. Dibuktikan dengan kesehatan yang ada di Puskesmas Koni,
hasil analisis bivariat yang menunjukkan kegiatan Posbindu PTM dilaksanakan rutin
bahwa seseorang yang mengonsumsi setiap bulan, namun masih kurang optimal
makanan berlemak >67 gram per hari disebabkan beberapa faktor antara lain
memiliki risiko terkena hipertensi sebanyak kurangnya sumber daya manusia yang mau
32,300 kali lebih besar bila dibandingkan dan mampu menjadi pelaku kegiatan
dengan seseorang yang mengonsumsi Posbindu, dan terdapat kader yang kurang
makanan berlemak ≤67 gram per hari. memahami tugas dan fungsi kader Posbindu
Hasil penelitian ini sejalan dengan PTM karena tidak ada pelatihan kader.
penelitian yang dilakukan di Desa Selain Posbindu PTM, konseling PTM
Tandengan Satu Kecamatan Eris Kabupaten menjadi salah satu program Puskesmas
Minahasa menunjukkan bahwa terdapat Koni. Namun, program tersebut belum
hubungan antara asupan lemak dengan optimal dilaksanakan karena masyarakat
kejadian hipertensi dengan nilai P = menganggap dirinya dalam keadaan sehat
0,00012. Selain itu, penelitian lain yang sehingga merasa tidak memerlukan adanya
menunjukkan bahwa seseorang yang konseling.

38
Vol. 2, No. 2, September 2018 Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ)

b. Stres aktifitas fisik yang dilakukan. Sedangkan,


Etiologi utama hipertensi yaitu gaya seseorang yang bekerja lebih mudah
hidup yang modern, sebab dalam gaya hidup mengalami tekanan atau stres. Sehingga hal
modern situasi penuh tekanan dan stres. tersebut dapat memperkuat hubungan antara
Dalam kondisi tertekan, adrenalin dan stres dengan hipertensi di Kelurahan Sungai
kortisol dilepaskan ke aliran darah sehingga Asam.
menyebabkan peningkatan tekanan darah14. Di Puskesmas Koni Kota Jambi tahun
Hasil penelitian ini ditemukan sebanyak 2017, upaya pencegahan dan pengendalian
84% mengalami stres dalam 30 hari selama hipertensi terkait dengan faktor stres telah
penelitian berlangsung. Selain itu, hasil dilakukan melalui kegiatan Posbindu PTM.
penelitian juga menunjukkan bahwa Adapun upaya yang dilakukan adalah
seseorang dengan kondisi stres memiliki kegiatan konseling dan penyuluhan kepada
risiko terkena hipertensi 8,345 kali lebih masyarakat. Kegiatan tersebut bertujuan
besar bila dibandingkan seseorang dengan agar masyarakat tahu langkah yang tepat
kondisi tidak mengalami stres. Diperoleh mengendalikan faktor risiko hipertensi
informasi yang menunjukkan sebanyak 60% terutama faktor stres. Namun, kegiatan
stres diekpresikan dalam sikap tegang, konseling dan penyuluhan tentang faktor
cemas, dan atau khawatir. risiko hipertensi termasuk stres dan langkah
Stres dapat meningkatkan tekanan darah yang tepat dalam mengelola stres tidak
dalam jangka waktu pendek dengan cara berjalan dengan baik. Sehingga masih
mengaktifkan bagian otak dan sistem saraf banyak masyarakat yang mengalami stres
yang biasanya mengendalikan tekanan darah akibat pekerjaan, ekonomi, dan rumah
secara otomatis15. Hormon adrenalin akan tangga sehingga berisiko mengalami
meningkat sewaktu seseorang mengalami hipertensi.
stres, dan hal tersebut dapat mengakibatkan
jantung memompa darah lebih cepat c. Riwayat Keluarga
sehingga tekanan darah pun meningkat 16. Riwayat keluarga yang menderita
Penelitian sebelumnya menunjukkan hipertensi (faktor keturunan) juga
bahwa terdapat hubungan antara stres mempertinggi risiko terkena hipertensi
dengan kejadian hipertensi dengan nilai p = terutama pada hipertensi esensial/ primer.
0,00217. Begitu pula dengan penelitian yang Riwayat keluarga yang menderita hipertensi
dilakukan di Desa Tarabitan Kecamatan terbukti merupakan faktor risiko terjadinya
Likupang Barat Kabupaten Minahasa Utara hipertensi, dibuktikan dengan hasil
didapatkan nilai p = 0,000 artinya terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa
hubungan antara stres dengan kejadian seseorang dengan riwayat keluarga
hipertensi18. Berdasarkan penelitian di menderita hipertensi memiliki risiko
Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Padang terkena hipertensi 7,106 kali lebih besar
tahun 2015 diperoleh nilai korelasi bila dibandingkan dengan seseorang yang
spearman sebesar 0,486 memiliki kekuatan tidak ada riwayat keluarga hipertensi. Dari
hubungan sedang dengan arah korelasi hasil penelitian ini diketahui bahwa riwayat
positif artinya semakin tinggi tingkat stres keluarga hipertensi paling banyak diperoleh
maka semakin tinggi derajat hipertensi19. dari ibu kandung (59,4%).
Dari hasil penelitian, diperoleh informasi Riwayat keluarga dapat dianggap
status pekerjaan dan jenis pekerjaan utama sebagai peluang untuk melibatkan anggota
responden yakni sebesar 52,5% responden keluarga langsung dalam pendidikan
tidak bekerja, dan dari 47,5% responden kesehatan, serta untuk intervensi dini dan
yang bekerja sebanyak 52,6% memiliki meningkatkan kontrol hipertensi20.
pekerjaan utama wiraswasta. Status tidak Sehingga dengan adanya faktor genetik
bekerja secara tidak langsung berhubungan pada keluarga tertentu seperti ibu/ ayah,
dengan tekanan darah melalui kurangnya nenek/ kakek, dan saudara kandung akan

39
Solehaini et al. Faktor Risiko Hipertensi…

menyebabkan keluarga itu mempunyai seseorang yang mengonsumsi garam ≤2000


risiko menderita hipertensi21. Hal tersebut mg per hari.
berhubungan dengan peningkatan kadar Konsumsi garam yang berlebihan dapat
sodium intraselular dan rendahnya rasio meningkatkan tekanan darah karena garam
antara potassium terhadap sodium. Individu bersifat menahan air sehingga volume darah
orang tua menderita hipertensi mempunyai meningkat dan menyebabkan penyempitan
risiko dua kali lebih besar untuk menderita diameter pembuluh darah arteri. Keadaan
hipertensi dibandingkan orang yang tidak ini memaksa jantung memompa lebih kuat,
memiliki keluarga dengan riwayat sehingga tekanan darah meningkat25,4.
hipertensi22. Sedangkan sebagian besar masyarakat tidak
Penelitian ini sejalan dengan penelitian menyadari sepenuhnya bahwa kebiasaan
di Wilayah Kerja Puskesmas Segeri mengonsumsi garam/ makanan asin
Kabupaten Pangkep yang menyimpulkan merupakan faktor risiko terjadinya
bahwa ada hubungan antara riwayat hipertensi4. Kebanyakan dari mereka tidak
keluarga dengan dengan kejadian bisa menghindari kebiasaan mengonsumsi
hipertensi23. Sedangkan, hasil penelitian di garam karena mereka sudah terbiasa masak
Puskesmas Srondol Semarang dengan menggunakan garam26.
menunjukkan hal yang berbeda bahwa tidak Hasil penelitian ini sejalan dengan
ada hubungan yang bermakna secara penelitian yang dilakukan di Puskesmas
statistik antara riwayat keluarga dengan Tlogosari Kulon Kota Semarang yang
kejadian hipertensi24. menunjukkan bahwa ada hubungan yang
Salah satu bentuk kegiatan Posbindu bermakna antara kebiasaan konsumsi garam
PTM terkait dengan penanganan riwayat dengan kejadian hipertensi. Penelitian
keluarga dengan hipertensi adalah kegiatan tersebut menunjukkan kebiasaan sering
penggalian informasi faktor risiko dengan mengonsumsi garam 4,9 kali lebih berisiko
wawancara sederhana yang dilakukan saat terkena hipertensi dibandingkan jarang
pertama kali kunjungan dan berkala sebulan mengonsumsi garam13.
sekali. Namun, berdasarkan informasi dari Di Puskesmas Koni Kota Jambi tahun
penanggung jawab program Posbindu PTM 2017, upaya pencegahan dan pengendalian
di Puskesmas Koni, kegiatan tersebut tidak hipertensi terkait dengan konsumsi garam
dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas telah dilakukan melalui kegiatan Posbindu
Koni. PTM. Adapun upaya yang dilakukan adalah
kegiatan konseling dan penyuluhan kepada
d. Konsumsi Garam masyarakat. Kegiatan tersebut bertujuan
Berdasarkan penelitian didapatkan agar masyarakat tahu langkah yang tepat
informasi bahwa sebanyak 80% responden mengendalikan faktor risiko hipertensi
mengonsumsi garam yang tidak sesuai terutama konsumsi garam atau makanan
dengan anjuran Kementerian Kesehatan yang mengandung garam.
melalui Pedoman Gizi Seimbang yaitu Berdasarkan wawancara dengan tenaga
konsumsi garam >2000 mg per hari atau kesehatan yang ada di Puskesmas Koni,
setara dengan 1 sendok teh per hari. Dalam kegiatan Posbindu PTM dilaksanakan rutin
penelitian ini, konsumsi garam terbukti setiap bulan, namun masih kurang optimal
merupakan faktor risiko terjadinya disebabkan beberapa faktor antara lain
hipertensi di Kelurahan Sungai Asam kurangnya sumber daya manusia yang mau
dengan hasil analisis bivariat yang dan mampu menjadi pelaku kegiatan
menunjukkan bahwa seseorang yang Posbindu, dan terdapat kader yang kurang
mengonsumsi garam >2000 mg per hari memahami tugas dan fungsi kader Posbindu
memiliki risiko terkena hipertensi 5,444 PTM karena tidak ada pelatihan kader.
kali lebih besar bila dibandingkan dengan Selain Posbindu PTM, konseling PTM
menjadi salah satu program Puskesmas

40
Vol. 2, No. 2, September 2018 Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ)

Koni. Namun, program tersebut belum dengan hipertensi di Kelurahan Sungai


optimal dilaksanakan karena masyarakat Asam. Menurut peneliti, hal tersebut
menganggap dirinya dalam keadaan sehat disebabkan karena antara jumlah
sehingga merasa tidak memerlukan adanya penggunaan tembakau pada responden
konseling. hipertensi dan penggunaan tembakau pada
responden yang tidak mengalami hipertensi
e. Konsumsi Sayur dan Buah relatif sama, yaitu sebesar 86% pada
Penelitian ini menunjukkan bahwa responden hipertensi dan 90,3% pada
hanya 6% responden yang mengonsumsi responden tidak hipertensi.
sayur dan buah dalam jumlah yang cukup Penelitian ini sejalan dengan penelitian
atau setara dengan 400 gram atau lebih per sebelumnya yang menunjukkan bahwa
hari. Dan Berdasarkan analisis bivariat, tidak terdapat hubungan yang bermakna
responden yang menderita hipertensi dan secara statistik antara perilaku merokok
tidak hipertensi sama-sama mengonsumsi dengan kejadian hipertensi di Puskesmas
sayur dan buah dalam jumlah yang kurang. Srondol Semarang dengan nilai p = 0,05724.
Sehingga hal tersebut menyebabkan Selain itu, penelitian yang dilakukan di
konsumsi sayur dan buah tidak Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang
berhubungan dengan hipertensi. Namun, juga menunjukkan hak yang sama bahwa
hasil analisis menunjukkan responden yang berdasarkan hasil uji statistik chi-square
mengonsumsi sayur dan buah kurang dari diperoleh nilai p = 0,655; OR =1,1; 95% CI
400 gram per hari memiliki kecenderungan = 0,4-3,3. Nilai p > 0,05 yang berarti tidak
sebagai faktor risiko hipertensi sebesar ada hubungan yang bermakna antara
1,158 kali dibandingkan dengan responden kebiasaan merokok dengan kejadian
yang mengonsumsi sayur dan buah 400 hipertensi13.
gram atau lebih per hari. Namun, hal berbeda menunjukkan
Meskipun secara statistik ditemukan bahwa terdapat hubungan antara merokok
bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi dengan kejadian hipertensi17. Nikotin yang
sayur dan huah dengan kejadian hipertensi, terkandung didalam batang rokok yang
tetapi secara teoritis hal ini telah sesuai dihisap seseorang merangsang terjadinya
bahwa rutin mengonsumsi sayur dan buah peningkatan tekanan darah. Selain itu,
dalam jumlah yang cukup dapat orang yang menggunakan tembakau akan
menurunkan risiko hipertensi4. Penelitian mencederai dinding pembuluh darah dan
ini sejalan dengan hasil penelitian yang mempercepat pembentukan aterosklerosis
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan (pengerasan pembuluh darah), membuat
antara konsumsi sayur dan buah dengan jantung bekerja lebih keras karena
kejadian hipertensi di Wilayah Kerja menyempitkan pembuluh darah untuk
Puskesmas Segeri Kabupaten Pangkep23. sementara dan meningkatkan frekuensi
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa denyut jantung serta tekanan darah15. Hal
konsumsi sayur dan buah yang cukup 5,3 tersebut kemungkinan disebabkan variabel
kali berisiko terhadap kejadian hipertensi penggunaan tembakau baik pada penderita
dibandingkan konsumsi sayur dan buah maupun bukan penderita hipertensi hampir
yang lebih28. sama.

f. Penggunaan Tembakau
Hasil analisis tabel silang menunjukkan KESIMPULAN
sebesar 64,4% penggunaan tembakau di Hasil analisis univariat menunjukkan
Kelurahan Sungai Asam berasal dari bahwa distribusi frekuensi responden dalam
perokok pasif. Dan berdasarkan analisis penelitian ini paling banyak yaitu perempuan,
menggunakan uji chi square penggunaan kelompok umur 55-64 tahun, pendidikan
tembakau terbukti tidak berhubungan terakhir tamat SLTA/ MA atau sederajat, status

41
Solehaini et al. Faktor Risiko Hipertensi…

tidak bekerja, responden berstatus bekerja 2. Masyarakat Kelurahan Sungai Asam


dengan jenis pekerjaan utama wiraswasta, dan Sebaiknya melakukan pengukuran
tidak berpenghasilan, mengalami hipertensi, ada tekanan darah secara berkala yang dapat
riwayat keluarga hipertensi dan paling besar dilakukan di puskesmas Koni atau melalui
berasal dari ibu kandung, mengalami stres, kegiatan posbindu PTM sehingga dapat
mengonsumsi garam lebih dari 2000 mg per melaksanakan upaya-upaya pencegahan dan
hari, mengonsumsi makanan berlemak lebih pengendalian secara dini. Selain itu,
dari 67 gram per hari, mengonsumsi sayur dan diharapkan masyarakat memperbaiki gaya
buah kurang dari 400 gram per hari, dan hidup yang berisiko menimbulkan penyakit
menggunakan tembakau dan paling besar adalah hipertensi terutama masyarakat yang
perokok pasif. memiliki riwayat hipertensi pada keluarga.
Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa
ada hubungan antara riwayat keluarga, stres, 3. Fakultas Kesehatan Masyarakat
konsumsi garam, dan konsumsi makanan Diharapkan dapat dijadikan sebagai
berlemak dengan hipertensi di Kelurahan masukan bagi Fakultas Kesehatan
Sungai Asam Kota Jambi. Diantara faktor risiko Masyarakat Program Studi Ilmu Kesehatan
tersebut, konsumsi makanan berlemak menjadi Masyarakat, khususnya peminatan
faktor risiko paling besar untuk terkena Epidemiologi dan Promosi Kesehatan yang
hipertensi. Sedangkan, konsumsi sayur buah, dapat bekerja sama dengan mahasiswa
dan penggunaan tembakau tidak berhubungan untuk meningkatkan upaya promotif dan
dengan hipertensi di Kelurahan Sungai Asam preventif untuk mengendalikan faktor risiko
Kota Jambi. hipertensi.

SARAN 4. Peneliti Lain


1. Dinas Kesehatan Kota Jambi dan Peneliti selanjutnya disarankan untuk
Puskesmas Koni dapat meneliti hipertensi dengan faktor
Disarankan kepada Dinas Kesehatan risiko lainnya terutama golongan faktor
Kota Jambi untuk mengoptimalkan dan risiko yang dapat diubah sehingga
mengaktifkan kembali kegiatan posbindu masyarakat dapat melakukan pencegahan
PTM di puskesmas – puskesmas yang dan pengendalian yang lebih spesifik dan
berada di wilayah kerja Pemerintahan Kota optimal. Peneliti selanjutnya dapat
Jambi terutama Puskesmas Koni. Kegiatan melakukan penelitian dengan menggunakan
yang bersedia dalam rangka mencegah dan metode penelitian yang lebih baik seperti
mengendalikan faktor risiko hipertensi Kasus Kontrol, Kohort, dan Eksperimen.
melalui upaya promotif dan preventif Selain itu, peneliti selanjutnya disarankan
seperti kegiatan sosialisasi dan edukasi dapat memperluas populasi penelitian yang
guna meningkatkan pemahaman, kesadaran, kemudian berpengaruh terhadap jumlah
dan kemauan masyarakat dalam sampel yang diteliti, sehingga hasil
memeriksakan tekanan darah, memperbaiki penelitian tersebut dapat memberikan
gaya hidup yang berisiko terhadap manfaat untuk masyarakat yang lebih
hipertensi serta minum obat anti-hipertensi banyak.
secara rutin bagi kelompok masyarakat
yang memiliki faktor risiko untuk terkena DAFTAR PUSTAKA
hipertensi terutama di Kelurahan Sungai 1. Bustan., 2000. Epidemiologi Penyakit
Asam. Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
Selain itu, melakukan screening kasus 2. Kemenkes RI, 2012. Masalah Hipertensi di
hipertensi terutama pada masyarakat umur Indonesia. [online] www.depkes.go.id
diatas 40 tahun karena merupakan [diakses 08 November 2017]
kelompok risiko tinggi menderita
hipertensi.

42
Vol. 2, No. 2, September 2018 Jurnal Kesmas Jambi (JKMJ)

3. WHO., 2013. A Global Brief on Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas


Hypertension. Switzerland : World Health Diponegoro. Vol 1 (2) : 315-325.
Organization. 14. Sugiharto., 2007. Faktor-Faktor Risiko
4. Kemenkes RI, 2014. Hipertensi dalam Hipertensi Grade II Pada Masyarakat. Studi
Pusat Data dan Informasi Kesehatan RI. Kasus di Kabupaten Karanganyar.
Jakarta Selatan: Infodatin.
Semarang: Epidemiologi. Universitas
5. Bustan., 2007. Manajemen Pengendalian
Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Diponegoro.
Cipta 15. Darlimartha dkk, 2008. Care Your Self,
6. Kemenkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar Hipertensi. Penebar Plus+
(RISKESDAS 2013). Jakarta: Badan 16. Subramaniam, 2015. Hubungan antara Stres
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. dan Tekanan Darah Tinggi pada
7. Masriadi., 2016. Epidemiologi Penyakit Mahasiswa. Fakultas Kedokteran
Tidak Menular: Hipertensi. Jakarta: CV. Universitas Udayana. Vol 2 (1) : 4-7.
Trans Info Media. 17. Jannah dkk, 2017. Analisis Faktor
8. Kemenkes RI, 2013. Buku Pintar Kader. Penyebab Kejadian Hipertensi di Wilayah
Penyelenggaraan Posbindu PTM. Jakarta: Kerja Puskesmas Mangasa Kecamatan
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Tamalate Makassar. 3 (1).
dan Penyehatan Lingkungan, Direktorat 18. Manggopa dkk, 2017. Hubungan antara
Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Kebiasaan Merokok dan Stres dengan
9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Kejadian Penyakit Hipertensi di Desa
2008. Riset Kesehatan Dasar Tarabitan Kecamatan Likupang Barat
Kabupaten Minahasa Utara. Vol 6 (3).
(RISKESDAS) 2007 : Laporan Nasional
19. Saleh dkk, 2014. Hubungan Tingkat Stres
2007. Jakarta: Badan Penelitian dan dengan Derajat Hipertensi pada Pasien
Pengembangan Kesehatan. Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
10. Kemenkes RI, 2013. Riset Kesehatan Dasar Andalas Padang Tahun 2014. Program
Dalam Angka Provinsi Jambi. Jakarta: Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas
Badan Penelitian dan Pengembangan Keperawatan Universitas Andalas. Vol 10
Kesehatan. (1) : 166-175.
11. WHO., 2014. Know your risk factors for 20. Van der Sande MA, Walraven GE, Milligan
high blood pressure. [online] PJ, Banya WA, Ceesay SM, Nyan OA,
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditi McAdam KP, 2001. Family history: an
opportunity for early interventions and
ons/HighBloodPressure/UnderstandSympto
improved control of hypertension, obesity
msRisks/Know-Your-Risk-Factors-for- and diabetes. Bull World Health Organ.
High-Blood- 79(4):321-8.
Pressure_UCM_002052_Article.jsp#.Wmx 21. Yeni dkk, 2010. Faktor-Faktor yang
vHTeYPIU [diakses 05 November 2017]. Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi
12. Manawan dkk, 2016. Hubungan antara Pada Wanita Usia Subur di Puskesmas
Konsumsi Makanan dengan Kejadian Umbulharjo Yogyakarta.
22. Pramana., 2016. Faktor yang Berhubungan
Hipertensi di Desa Tandengan Satu
dengan Tingkat Hipertensi di Wilayah
Kecamatan Eris Kabupaten Minahasa. Kerja Puskesmas Demak II. Fakultas
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Kesehatan Masyarakat. Universitas
Sam Ratulangi. Vol 5 (1) : 340-347. Muhammadiyah Semarang.
13. Syahrini, Susanto, Udiyono., 2012. Faktor- 23. Thaha dkk, 2016. Kejadian Hipertensi di
Faktor Risiko Hipertensi Primer di Wilayah Kerja Puskesmas Segeri
Puskesmas Tlogosari Kota Semarang. Kabupaten Pangkep. Bagian Epidemiologi

43
Solehaini et al. Faktor Risiko Hipertensi…

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas


Hasanuddin.
24. Kurniasih dan Setiawan, 2011. Analisis
Faktor Risiko Kejadian Hipertensi di
Puskesmas Srondol Semarang Periode
Bulan September-Oktober 2011. Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Semarang. Vol 1 (2).
25. Kemenkes RI., 2011. Pedoman
Pengendalian Faktor Risiko Penyakit
Jantung dan Pembuluh Darah. Jakarta:
Direktoral Pengendalian Penyakit Tidak
Menular.
26. Herwati dan Sartika., 2013. Terkontrolnya
Tekanan Darah Penderita Hipertensi
Berdasarkan Pola Diet dan Kebiasaan
Olahraga Di Padang Tahun 2011. Jurusan
Keperawatan Padang. Poltekkes Kemkes
Padang. 8 (1): 8-13.
27. Tambayong, 2000. Patofisiologi Untuk
Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. [online]
https://books.google.co.id/books?id=KdJfk
2qazVIC&pg=PA96&dq=gejala+hipertensi
+esensial&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjq
oLrNo7nbAhUXcCsKHc49CesQ6AEILDA
B#v=onepage&q&f=false [diakses 04 Juni
2018].
28. Anwar, 2014. Konsumsi Buah dan Sayur
serta Konsumsi Susu sebagai Faktor Risiko
Terjadinya Hipertensi di Puskesmas S.
Parman Kota Banjarmasin. Vol 5 (1).

44

Anda mungkin juga menyukai