HASIL PENELITIAN
A. Analisis Situasi
satu Puskesmas tertua di Kabupaten Kerinci Yang didirikan pada tahun 1985.Kepala
meliputi 24 desa dan 2 Kecamatan . daerah ini beriklim tropis dengan suhu rata - rata
22 derajat celcius yang terletak disepanjang bukit barisan . Jumlah penduduk dalam
wilayah kerja Puskesmas Semurup pada tahun 2021 adalah 19706 jiwa dan luas
4. Sebelah Barat berbatasab dengan wilayah Kerja Puskesmas Siulak Gedang Jarak
B. Analisis Univariat
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Semurup tahun 2022, mengenai
Hubungan Pola Makan dan Tingkat Stress pada Lansia dengan kejadian Hipertensi
Bersdasarkan hasil Ditribusi frekuensi pada tabel 4.1 Menunjukkan sebagian besar
lansia memiliki pola makan yang tidak sehat yaitu sebanyak 22 orang ( 57,9% ) dan
lansia yang menunjukkan pola makan yang sehat yaitu sebanyak 16 orang ( 42.1%).
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Tingkat Stres Pada Lansia Dengan
Kejadian Hipertensi Berulang di Puskesmas
Semurup Tahun 2022
Berdasarkan hasil Distribusi Tingkat Stres pada tabel 4.2 Menunjukkan sebagian
besar lansia memiliki tingkat stres dalam kategori sedang sebanyak 23 orang
( 60,5% ) dan lansia yang menunjukkan tingkat stres dalam kategori ringan sebanyak
15 orang ( 39,5%).
C. Analisa Bivariat
Analisa bivariat Hubungan Pola Makan dan Tingkat Stres pada lansia dengan
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Hubungan Pola Makan Pada Lansia Dengan
Kejadian Hipertensi Berulang di Puskesmas
Semurup Tahun 2022
Tdk Sehat
Sehat
16 4 20
Ringan
80,0% 20,0% 100,0%
Kejadian Hipertensi
6 12 18
Sedang
33,3% 66,7% 100,0%
22 16 38
Total
57,9% 42,1% 100,0%
Bersdasarkan hasil Ditribusi Hubungan Pola Makan dengan kejadian Hipertensi pada
tabel 4.1 Menunjukkan sebagian besar lansia memiliki pola makan yang tidak sehat
yaitu sebanyak 22 orang ( 57,9% )
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Stres Pada Lansia Dengan
Kejadian Hipertensi Berulang di Puskesmas
Semurup Tahun 2022
Sedan Ringan
g
Kejadian Hipertensi Ringan 17 3 20
85,0% 15,0% 100,0%
6 12 18
Sedang
33,3% 66,7% 100,0%
23 15 38
Berdasarkan hasil Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Stres pada tabel 4.2
Menunjukkan sebagian besar lansia memiliki tingkat stres dalam kategori sedang
sebanyak 23 orang ( 60,5% )
BAB V
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Penelitian
1. Univariat
1) Pola Makan
bahwa sebagian besar responden memiliki pola makan yang tidak sehat yaitu
mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, seperti makanan yang berlemak dan
tinggi kadaryoduim minuman yang di dalam kaleng (sarden, kornet). Hal ini
karena makanan diatas tidak sesuai dengan kalori yang di butuhkan dan
adalah suatu cara atau prilaku seseorang dalam memilih bahan makanan untuk
di konsumsi setiap hari, yaitu meliputi jenis makanan, jumlah makanan, dan
adalah ditemukan cukup banyak lansia yang mengalami hipertensi. Hal ini
jantung, penyakit gagal ginjal dan stroke. Dalam hal ini perlu adanya
penyuluhan secara rutin dari petugas kesehatan setempat terhadap lansia yang
2) Tingkat stress
sebanyak 23 orang ( 60,5% ) dan lansia yang menunjukkan tingkat stres dalam
Stres adalah respons fisiologis dan psikologis dari tubuh terhadap rangsangan
tekanan darah secara interminten (tidak menentu) (Andria, 2013). Pada saat
Apabila stres berlanjut, tekanan darah akan tetap tinggi sehingga orang
Dari uraian di atas hasil peneliti berpendapat bahwa stres pada lansia
disebabkan karena waktu istirahat yang sedikit, lansia juga dapat mudah
yaitu stress, pola hidup yang tidak sehat. Maka dapat disimpulkan ada
yang mengalami hipertensi lebih sedikit dari responden yang tidak mengalami
hipertensi.
2. Bivariat
besar responden memiliki pola makan yang tidak sehat yaitu sebanyak 22
orang ( 57,9% ). Dimana responden yang memiliki pola makan yang sehat
mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, seperti makanan yang berlemak dan
tinggi kadaryoduim minuman yang di dalam kaleng (sarden, kornet). Hal ini
karena makanan diatas tidak sesuai dengan kalori yang di butuhkan dan
Pola makan adalah suatu cara atau prilaku seseorang dalam memilih bahan
makanan untuk di konsumsi setiap hari, yaitu meliputi jenis makanan, jumlah
Terlihat dari hasil penelitian bahwa cukup banyak lansia yang mempunyai
pola makan kurang sehat. Padahal menurut Wirakusumah (2010), lansia harus
zat yang essensial untuk menganti sel-sel yang sudah rusak serta menjaga
Sesuai dengan pendapat Kiki Melisa (2014) bahwa hipertensi pada lansia yaitu
wajar dan terus menerus karena kerusakan salah satu atau beberapa faktor
tekanan darahnya atau lebih tinggi dari 140/90 mmHg, bahkan saat
lanjut usia meliputi risiko yang dapat dikendalikan (mayor) dan faktor resiko
(mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan usia. Sedangkan faktor
resiko yang dapat dikendalikan (minor) yaitu obesitas, kurang olahraga atau
stress, dan pola makan yang salah (asupan lemak yang berlebihan).
Berdasarkan hal ini maka menurut analisa peneliti terhadap penelitian ini
hipertensi. Jika pola makan kurang baik maka akan dapat menyebabkan terjadi
hal ini perlu adanya peran petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan
sebanyak 23 orang ( 60,5% ) dan lansia yang menunjukkan tingkat stres dalam
tekanan darah secara interminten (tidak menentu) (Andria, 2013). Pada saat
Apabila stres berlanjut, tekanan darah akan tetap tinggi sehingga orang
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riski (2015)
tentang hubungan antara stres dan pola makan dengan terjadinya hipertensi
pada lanisa di Posyandu Lansia Desa Puncangan Surakarta. Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan anatara pola makan dan tingkat
set dari skala self-report yang dirancang untuk mengukur keadaan emosional
dari depresi, kecemasan, dan stres. DASS dibuat bukan hanya sebagai skala
keadaan emosional secara klinis yang sedang dialami, yang biasanya disebut
sebagai depresi, kecemasan, dan stres. (Hastuti, 2019). Tingkat stress adalah
hasil penelitian terhadap berat ringannya stress yang dialami seseorang.
Tingkat stress ini diukur dengan menggunakan depression anxiety stresss cale
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hu et al.,
hipertensi dan sebuah study case control 52 negara melaporkan bahwa terdapat
hubungan yang kuat antara stress dengan hipertensi, yang disebabkan karena
stress keluarga, stress keuangan yang parah dan banyak peristiwa kehidupan
yang penuh stres. Maupun penelitian yang dilakukan oleh Yimmi (2014)
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kejadian
saraf dapat menaikkan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stres
personal.
Dari uraian di atas hasil peneliti berpendapat bahwa stres pada lansia
disebabkan karena waktu istirahat yang sedikit, lansia juga dapat mudah
yaitu stress, pola hidup yang tidak sehat. Maka dapat disimpulkan ada
yang mengalami hipertensi lebih sedikit dari responden yang tidak mengalami
hipertensi.
4) Implikasi Penelitian
Hasil penelitian ini memiliki beberapa implikasi yang menjadi dasar bagi
memberikan Hubungan Pola Makan dan Tingkat Stres pada Lansia dengan
1. Bagi Pasien
Dampak yang terjadi pada responden sangat baik, responden tampak sudah
bisa mengatur pola makan dengan baik dan bisa memgendalikan stress
responden.
2. Bagi Perawat
Makan dan Tingkat Stress pada Lansia dengan hipertensi berulang yang ada
Peneliti menyadari penuh bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan hal ini di sebabkan oleh
tanggal yang telah di tentukan, tetapi dengan demikian penelitian tetap bisa
BAB VI
A. Kesimpulan
makan dan tingkat stres pada lansia dengan hipertensi berulang di Wilayah
memiliki pola makan yang tidak sehat yaitu sebanyak 22 orang ( 57,9% )
dan lansia yang menunjukkan pola makan yang sehat yaitu sebanyak 16
orang ( 42.1%).
( 60,5% ) dan lansia yang menunjukkan tingkat stres dalam kategori ringan
B. Saran
1. Bagi Peneliti
mengenai Hubungan Pola Makan dan Tingkat Stres pada Lansia dengan