Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di Prodi S1
sampai dengan 26 Mei 2016 dengan 41 responden. Hasil penelitian disajikan dalam dua
bagian yaitu data umum dan data khusus. Data umum memuat karakteristik jenis
kelamin, umur, dan tingkat angkatan kelas. Sedangkan data khusus adalah stres dan
kekambuhan gastritis.
STIKES PEMKAB Jombang yang terletak di Jl. Dr. Sutomo no. 75-77
Kabupaten Jombang adalah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan yang sudah teraktreditasi
BAN-PT (Lam PT Kes B). STIKES PEMKAB Jombang yang mempunyai program
2. Tingkat IV 26 63,4
Total 41
Sumber : Data primer 2016
1. Stres
2. Kekambuhan Gastritis
Kekambuhan
No Frekuensi Persentase (%)
Gastritis
1. Tidak kambuh 14 34,1
2. Kambuh 27 65,9
Total 41 100
Sumber : Data primer 2016
3. Tabulasi Silang
2016.
Tabel 4.6 Tabulasi silang hubungan antara stres dengan kekambuhan gastritis
2016
Gastritis
Tingkat Stres Tidak Kambuh Kambuh Total
% % %
Normal 11 57,9 8 42,1 19 100
Ringan 3 25,0 9 75,0 12 100
Sedang 0 0,0 10 100,0 10 100
Total 14 34,1 27 65,9 41 100
Sumber : Data primer 2016
menggunakan Spearman Rank pada taraf kesalahan 0,05 dan nilai sebesar 0,001,
dimana = 0,001 0,05 maka H1 diterima atau H0 ditolak artinya ada hubungan
4.2 Pembahasan
setengahnya (46,3%) tidak mengalami stres. Tetapi dari 12 responden hampir dari
setengahnya (29,3%) mengalami stres ringan dan dari 10 responden sebagian kecil
Stres adalah stimulus atau situasi yang menimbulkan distres dan menciptakan
tuntutan fisik dan psikis pada seseorang. Stress membutuhkan koping dan adaptasi.
Sindrom adaptasi umum atau teori selye, menggambarkan stress sebagai kerusakan
yang terjadi pada tubuh tanpa memperdulikan apakah penyebab stress tersebut positif
atau negative. Respons tubuh dapat diprediksi tanpa memperhatikan stressor atau
penyebab tertentu. Stres dapat mengganggu tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh
dari berbagai sumber, baik dari kondisi fisik, psikologis, maupun social dan juga
muncul pada situasi kerja, dirumah, dalam kehidupan social, dan lingkungan luar
Anxiety Stres Scale 42) untuk mengukur tingakt stres menunjukkan rata-rata
responden mengalami stres ringan dan sedang. Pada kuesioner terdapat cek list
responden mudah mengalami kegelisahan dan emosi (terdapat pada item pernyataan
13 dan pernyataan 14) yang dapat menjadi sumber pemicu stres. Sehingga bisa
disimpulkan bahwa sumber pemicu stres yang diantaranya berasal dari lingkungan,
stresor sosial, fisiologi, serta pikiran yang bersinggungan dalam aktivitas sehari-hari
menjadi stresor seseorang mengalami stres dan berdampak pada kondisi fisik
diantaranya seseorang yang mempunyai riwayat gastritis atau maag akan mengalami
kekambuhan bahkan berulang dan mengalami gastritis kronis jika faktor pemicunya
didapatkan jenis kelamin yang paling banyak mengalami stress adalah perempuan
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Walker (2002 &
Goff.A.M (2011) yang menemukan bahwa tingkat stress pada perempuan lebih tinggi
daripada laki-laki. Menurut Agolla & Ongori (2009), hal tersebut karena perempuan
terhadap ego, sehingga laki-laki lebih santai dalam menghadapi stressor yang berasal
stress. Selain itu, pada factor psikologi, kebanyakan wanita adalah tipe pemikir keras.
Mereka akan cenderung memikirkan suatu hal secara mendalam. Meskipun hal itu
bertujuan positif untuk menanggulangi suatu masalah, terlalu banyak berpikir juga
bahwa mahasiswa yang berusia 21-25 tahun sebanyak 26 sebagian besar (63,4%) dari
Umur merupakan salah satu faktor penting yang menjadi penyebab stres,
semakin bertambah umur seseorang, semakin mudah mengalami stres (Lestari, 2015).
Aminullah (2008) menyatakan bahwa pada usia produktif sering berhadapan dengan
tantangan, dan apabila tidak mampu mengaturnya bisa berpotensi stress. Selain itu
semakin tinggi usia, dapat mempengaruhi tingkat stress seseorang (Choiro, 2014).
Hal tersebut menunjukkan bahwa pada umur 18-20 tahun yang mengalami
mahasiswa dari tingkat IV lebih banyak mengalami stress. Hal ini dikarenakan
mahasiswa berada dalam rentang usia poduktif sehingga memiliki kesibukan yang
padat, pola makan yang tidak teratur, dan stress akibat pengaruh lingkungan.
sebagai nyeri terutama di ulu hati, orang yang terserang penyakit ini biasanya sering
mual, muntah, rasa penuh, dan rasa tidak nyaman. Kekambuhan penyakit gastritis
pada tingkat berat dapat beresiko terjadinya kebocoran lambung dan perdarahan
(Kistanti, 2012). Kekambuhan penyakit gastritis dapat disebabkan karena kontak
berulang atau peningkatan factor ofensif atau factor yang menyebabkan kerusakan
mukosa lambung yang terdiri dari asam lambung, pepsin, asam empedu, enzim
pankreas, infeksi Helicobacter pylory yang bersifat gram-negatif, OAINS (obat anti
inflamasi nonsteriod), alkohol, dan radikal bebas (Pangestu, 2003 dalam Kistanti,
2012). Kekambuhan berulang juga dapat disebabkan oleh faktor stress psikologi yang
sering dialami oleh setiap orang karena pengaruh gaya hidup (Kistanti, 2012).
karena kurang perhatiannya mahasiswa terhadap kesehatan. Pola istirahat dan pola
makan yang tidak teratur akibat stres yang berkepanjangan dihadapi mahasiswa
sehingga menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Dari tingkat I yang
disebabkan karena adaptasi pada awal memasuki perguruan tinggi dan proses
yang sedang menyusun skripsi melakukan proses belajar secara individual. Kondisi
tersebut berbeda dengan kondisi ketika mahasiswa mengikuti mata kuliah lain
umumnya dilakukan secara klasikal. Selain itu dalam menyelesaikan skripsi memiliki
banyak tuntutan yang harus diselesaikan. Hal tersebut dapat menjadi tekanan pada
gastritis.
didapatkan bahwa jenis kelamin yang terbanyak adalah perempuan dengan jumlah 34
(2010) dan data Kemenkes RI (2011), dimana jenis kelamin terbanyak menderita
hal ini bisa dikarenakan laki-laki lebih toleransi terhadap rasa sakit dan gejala gastritis
daripada perempuan. Selain itu juga bisa disebabkan oleh mekanisme hormonal.
Menurut Prio (2009), yang menyatakan bahwa hormon wanita lebih reaktif daripada
laki-laki. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa sekresi lambung diatur
hormone gastrin. Hormon ini bekerja pada kelenjar gastrik dan menyebabkan aliran
pada perempuan tingkat kekambuhan gastritis lebih tinggi daripada laki-laki karena
seseorang yang mudah stress akan mudah mengalami penyakit fisik adalah satunya
Keperawatan
PEMKAB Jombang diketahui bahwa ada hubungan antara stres dengan kekambuhan
gastritis.
probabilitas (0,001) jauh lebih rendah standart signifikan dari 0,05 atau ( < ), maka
data Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti ada hubungan Antara Stres dengan
Jombang.
proses inflamasi pada lambung (Ardian, 2013). Kondisi psikologis seseorang dapat
dan merangsang peningkatan asam hidroklorida (HCL) (Ratu & Adwan, 2013).
misalnya dalam kondisi cemas, stres, marah melalui serabut parasimpatik vagus akan
tahun 2014, bahwa mahasiswa yang sedang menyelesaikan tugas akhir mengalami
stres yang diakibatkan oleh tugas yang menumpuk sehingga menyebabkan harus
bekerja tanpa mengenal waktu, tidak rileks dan serba tergesa-gesa. Pada beberapa
gejala gastritis antara lain nyeri pada epigastrium, perasaan begah pada perut, mual
dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor
luar lingkungan (nonbehavior causes). Faktor lingkungan adalah segala faktor baik
fisik, biologis maupun social budaya yang langsung atau tidak langsung dapat
tradisi, dan sebagainya dari orang atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping
itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para petugas kesehatan terhadap
2014).
hubungan antara stres dengan kekambuhan gastritis. Hal ini disebabkan stres
psikologis dapat mempengaruhi terhadap perubahan kimia tubuh seseorang. Dari hasil
peneliti diketahui bahwa telah terjadi perubahan signifikan antara stres psikologis
yang dirasakan, dengan timbulnya penyakit perlukaan pada lambung dan usus dua
belas jari, adanya kekacauan terhadap hormon endokrin, dan meningkatnya tekanan
darah. Salah satu reaksi tubuh terhadap stres adalah mual, pedih pada ulu hati,
kembung. Gastritis sendiri merupakan masalah pencernaan yang dapat muncul karena
stress.
BAB V
Pada bab ini akan di bahas kesimpulan dan saran dari hasil penelitian tentang
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah:
mahasiswa dari tingkat awal sampai akhir, untuk membantu mahasiswa dalam
masalah.
penelitian yang telah didapatkan dengan harapan jika memungkinkan akan mampu
menerapkan penelitian pada populasi yang lebih besar dan waktu yang lebih lama,
71
sehingga hasilnya dapat dipakai sebagai bahan perbandingan dengan hasil penelitian
ini.
mencegah kekambuhan gastritis dengan cara menjaga pola makan secara teratur,
istirahat cukup, olahraga dan relaksasi yang cukup. Di samping itu, ada juga
beberapa teknik singkat untuk mengurangi stress misalnya dapat melakukan napas
Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka
Medika
Boyd dan Nihart. 1998. Psychiatric Nursing & Contemporary Practice. 1st edition.
Lippincot-Raven Publisher: Philadelphia. http://www.google book.com. Diakses pada
tanggal 7 Februari 2016.
Choiro, M. 2014. The Relationship Between Stress Level and Gastritis Symptoms Case of
grade IV Students in Thesis Progress of Hang Tuah Health Academy Surabaya.
Dinas Kesehatan. 2014. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang (SPM Bidang
Kesehatan) Tahun 2014.
Diyono dan Mulyanti, S. 2013. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan (Edisi 1).
Jakarta: Kencana.
Hartati, S. 2014. Hubungan Pola Makan Dengan Resiko Gastritis Pada Mahasiswa Yang
Menjalani Sistem KBK. JOM PSIK Vol 1, No. 2.
Hidayat, AA. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Kistanti, Y. 2012. Hubungan Antara Stres Dengan Kekambuhan Penyakit Gastritis Pada
Pasien Gastritis Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang.
Kristanti, H. 2013. Mencegah Dan Mengobati 11 Penyakit Kronis (Edisi 1). Yogyakarta:
Citra Pustaka.
Lestari, T. 2015. Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Nursalam. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (Edisi 3). Jakarta: Salemba
Medika.
Ratu dan Adwan. 2013. Penyakit hati, lambung, usus, dan ambeien. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Sukarmin. 2013. Keperawatan Pada Sistem Pencernaan (Edisi 2). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.