HASIL PENELITIAN
XVIII Sulselra Brigjen Imam Supoyo kepada Kapten Polisi dr. Adam
Rumah Sakit pertama adalah Komisaris Polisi (Tit) dr. Zainal Arifin,
diakui oleh Mabes Polri denga Surat Keputusan Kapolri No. Pol :
Rumah Sakit Kedua adalah Letkol. Pol. Dr. Ida Bagus Putra
selanjutnya pada tahun 1993 Kepla Rumah Sakit ke tiga dijabat oleh
Letkol. Pol. Purn. Dr. Roesman Roesli, Sp.PD dari tahun 1991 hingga
tahun 1996 peresmian ruang ICU dan Ruang Operasi dan di tahun
Spanyol..
dan telah memiliki ruang rawat jalan (17 jenis Poliklinik), IGD dan
ruang rawat inap dengan berbagai kelas (VVIP = 2 TT, VIP = 40 TT,
operasional
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
a. Analisa Univariat
Pada bagian ini akan dijelaskan deskripsi data hasil penelitian dari
Table 5.1.
Distribusi Responden Berdasarkan Karateristik Pasien di
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Bhayangkara Makassar
1. Usia
1) 15-20 5 10,9
2) 21-40 20 43,5
3) 41-65 21 45,7
Total 46 100
2. Jenis Kelamin
1) Laki-laki 22 47,8
2) Perempuan 24 52,2
Total 46 100
3. Pendidikan
1) Rendah 19 41,3
2) Sedang 15 32,6
3) tinggi 12 26,1
Total 46 100
4. Pengalaman
1) Ya 16 34,8
2) Tidak 30 65,2
Total 46 100
5. Dukungan
1) Ya 44 95,7
2) Tidak 2 4,2
Total 46 100
baik, cukup, baik. Jawaban kurang baik jika skor < 55%, jika skor antara
Table 5.2.
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Bhayangkara Makassar
Frekuensi Presentase
Tingkat Pengetahuan (n) (%)
Kurang Baik 31 67,4
Sedang 10 21,7
Baik 5 10,9
Total 46 100
Sumber: Data Primer, 2019
oleh pasien sebelum menjalani operasi, dalam hal ini jenis operasi
mayor.
jawaban pasien dalam menjawab kuesioner. Alat ukur ini terdiri dari 14
yaitu total nilai < dari 14 adalah tidak ada kecemasan, 14-20 adalah
Table 5.3.
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan
Pasien di Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Bhayangkara Makassar
Frekuensi Presentase
Tingkat Kecemasan (n) (%)
Tidak Ada kecemasan 31 67,4
Kecemasan Ringan 10 21,7
Kecemasan Sedang 5 10,9
Total 46 100
Sumber: Data Primer, 2019
b. Analisa Bivariat
pasien yang akan menjalani operasi di ruang rawat Inap Rumah Sakit
menjalani operasi.
Tabel 5.4.
Hubungan Usia Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Yang Akan
Menjalani Operasi Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar.
Tingkat
Kecemasan
tidak ada P
Usia kecemasan Ringan Sedang Total value 95%CI
N (%) n (%) n (%) N (%)
5
15-20 0 (0%) 5(10,9%) 0 (0%) (10,9%)
13 20
21-40 7 (15,2%) (28,3%) 0 (0%) (41,7%)
13 3 21 0,168 0,05
41-65 5 (10,9%) (28,3%) (6,5%) (45,8%)
31 3 46
Total 12 (26,1%) (67,4%) (6,5%) (100%)
Sumber: Data Primer, 2019
(6,5%).
Tabel 5.5.
Hubungan Jenis Kelamin Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Yang
Akan Menjalani Operasi Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar
Tingkat
Jenis Kecemasan
Kelamin tidak ada P
kecemasan Ringan Sedang Total value 95%CI
n (%) N (%) n (%) N (%)
14 3 22
Laki-laki 5 (10,9%) (30,4%) (6.5%) (47,8%)
17 24 0,17 0,05
Perempuan 7 (15,2%) (37,0%) 0 (0%) (52,2%)
31 3 46
Total 12 (26,1%) (67,4%) (6,5%) (100%)
Tabel 5.6.
Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat Kecemasan Pasien
Yang Akan Menjalani Operasi Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
Tingkat
Kecemasan
Pendidikan tidak ada P
kecemasan Ringan Sedang Total value 95%CI
n (%) n (%) n (%) N (%)
12 3 19
Rendah 4 (8,7%) (26,1%) (6,5%) (41,7%)
8 15
Sedang 7 (15,2%) (17,4%) 0 (0%) (31,3%) 0,043 0,05
11 12
Tinggi 1 (2,2%) (23,9%) 0 (0%) (27,1%)
31 3 46
Total 12 (26,1%) (67,4%) (6,5%) (100%)
rendah (6,5%).
demikian p value lebih kecil dari alpha sehingga Ho ditolak. Maka dapat
Dari tabel diatas dapat diketahui dua nilai OR= 0,273 dan
Tabel 5.7.
Hubungan Pengalaman Dengan Tingkat Kecemasan Pasien
Yang Akan Menjalani Operasi Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
Tingkat Kecemasan
Pengalaman tidak ada P 95%
kecemasan Ringan Sedang Total value CI
N (%) n (%) n (%) N (%)
10 3 16
Ya 3 (6,5%) (21,7%) (6.5%) (34,8%)
21 30
Tidak 9 (19,6%) (45,7%) 0 (0%) (65,2%) 0,045 0,05
31 3 46
Total 12 (26,1%) (67,4%) (6,5%) (100%)
Sumber: Data Primer, 2019
Pada tabel 5.7 menunjukan 31 responden mengalami kecemasan
demikian p value lebih kecil dari alpha sehingga Ho ditolak. Maka dapat
tingkat kecemasan pasien pre operasi mayor elektif di ruang rawat inap
Tabel 5.8.
Hubungan Dukungan Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Yang Akan
Menjalani Operasi Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar
Dukungan Tingkat Cemas
as P
tidak ada Sedang Total value 95%CI
kecemasan
n (%) n (%) n (%) N (%)
30 3 22
Ya 11 (65,2%) (6.5%) (47,8%)
(23,9%) 0,709 0,05
1 24
Tidak 1 (2,2%) (2,2%) 0 (0%) (52,2%)
31 3 46
Total 12 (67,4%) (6,5%) (100%)
(26,1%)
Sumber: Data Primer, 2019
Tabel 5.9.
Hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kecemasan pasien
yang akan menjalani operasi di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Bhayangkara Makassar
Tingkat
Tingkat Kecemasan
Pengetahuan tidak ada P
kecemasan Ringan Sedang Total value 95%CI
n (%) n (%) n (%) N (%)
Kurang 31
Baik 8 (25,8%) 20(64,5%) 3(9,7%) (67,4%)
Cukup 4 (33,3%) 6 (19,4%) 0 (0%) 10(21,7%)
0,354 0,05
Baik 0 (0%) 5(16,1%) 0(0%) 5 (16,1%)
12 31 3 46
Total (26,1%) (100%) (6,5%) (100%)
Sumber: Data Primer, 2019
C. Pembahasan
1. Tingkat kecemasan
harga diri, dan mekanisme koping yang digunakan (Stuart, 2016) dan
yang tidak dapat diterima dengan secara sadar, tak mau memikirkan
gemetar.
2. Karakteristik responden
psikologis (95,7%).
a. Usia
Hasil analisis bivariat pada tabel 5.4 menunjukan bahwa tidak ada
2016).
b. Pendidikan
c. Pengalaman
d. jenis kelamin
dengan kecemasan pada pria dan wanita oleh Sunaryo, 2014 yang
e. Dukungan
jenis operasi mayor (p=0,709, =0,05). Hal ini tidak sesuai dengan
yang buruk, dan penelitian yang dilakukan oleh Priyadi bahwa ada
nilai Signifikasi (r) 0,000 dimana nilai r < 0.05 maka terjadi
penolakan Ho. Hal ini membuktikan tidak semua responden yang
fungsi yang penting ini tidak adekuat maka individu akan merasa
3. Tingkat pengetahuan
(10,9%).
p=0,354 yang berarti lebih kecil dari =0,05 maka dapat disimpulkan
kecemasan.