Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR RESIKO KEJADIAN TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA

PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAKIPADADA


KABUPATEN TANA TORAJA
(Risk Factors Needle Stick Injury in Nurses at Lakipadada regional general
hospital, Tana Toraja Regency)

Gebriela B. Tanduk1, Diana V.D. Doda1, Angela F.C. Kalesaran1


1 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Sam Ratulangi,
Manado 95115 Sulawesi Utara, Indonesia

ABSTRAK
Salah satu bahaya yang paling mengancam petugas kesehatan yaitu cedera
tertusuk jarum (NSI). Tertusuk jarum suntik (NSI) adalah masalah K3 yang masih
sering dialami oleh para petugas kesehatan secara global. RSUD Lakipadada Tana
Toraja merupakan fasilitas kesehatan miliki pemerintah dengan bahaya serta risiko
kecelakaan kerja sebagai bentuk dari pemberian layanan bagi pasien yang ada.
Faktor penyebab dari Kejadian Tertusuk Jarum Suntik (KTJS) diantaranya Faktor
pengetahuan, masa bekerja dan pelatihan. Riset ini bertujuan mengetahui hubungan
antara pendidikan, pengetahuan, masa kerja dan pelatihan dengan kejadian tertusuk
jarum suntik pada perawat di ruang rawat inap RSUD Lakipadada Kabupaten Tana
Toraja. Jenis penelitian yang digunakan menggunakan studi potong lintang yang
bersifat observasional analitik dengan pendekatan kuantitatif. Sampel yang dari studi
ini yakni semua perawat yang berada pada ruangan rawat inap RSUD Lakipadada
Kabupaten Tana Toraja. Hasil studi menunjukkan 36 perawat (54.5%) dengan
pendidikan terakhir yakni S1 mempunyai riwayat tertusuk jarum suntik, terdapat 35
perawat (57.4%) berpengetahuan cukup mempunyai riwayat tertusuk jarum suntik,
kemudian terdapat 28 perawat (50%) dengan masa kerja ≥11 tahun mempunyai
riwayat tertusuk jarum suntik, dan terdapat 34 perawat (65.4%) pernah mengikuti
pelatihan namun mempunyai riwayat tertusuk jarum suntik. Sehingga dari hasil uji
spearman diperoleh hasil yakni tidak terdapat hubungan pendidikan (ρ=0.267),
pengetahuan (ρ=0.62), masa kerja (ρ=0.80), dan pelatihan (ρ=0.090) dengan kejadian
tertusuk jarum suntik. Dan dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan pendidikan,
pengetahuan, masa kerja dan pelatihan dengan kejadian tertusuk jarum suntik dari
perawat di RSU-D Lakipadada.

Kata Kunci: Pendidikan, Pengetahuan, Masa Kerja, Pelatihan, Kejadian Tertusuk


Jarum Suntik

ABSTRACT
One of the dangers that threatens health workers the most is needle stick injuries
(NSI). Needle stick injuries (NSI) are an OHS problem that is still frequently experienced
by health workers globally. Lakipadada Tana Toraja Regional Hospital is a government-
owned health facility with dangers and risks of work accidents as a form of providing
services to existing patients. Factors that cause needle stick injuries (KTJS) include
knowledge, years of work and training. This research aims to determine the relationship
between education, knowledge, years of work and training and the incidence of needle
sticks among nurses in the inpatient ward of Lakipadada Hospital, Tana Toraja
Regency. The type of research used is a cross-sectional study which is analytical
observational with a quantitative approach. The sample from this study was all nurses in
the inpatient wards of Lakipadada Regional Hospital, Tana Toraja Regency. The results
of the study showed that 36 nurses (54.5%) with the highest level of education, namely
S1, had a history of needle sticks, there were 35 nurses (57.4%) with sufficient
knowledge and had a history of needle sticks, then there were 28 nurses (50%) with
work experience ≥11 years. history of needle sticks, and there were 34 nurses (65.4%)
who had attended training but had a history of needle sticks. So from the results of the
Spearman test, the results obtained were that there was no relationship between
education (ρ=0.267), knowledge (ρ=0.62), years of work (ρ=0.80), and training
(ρ=0.090) with the incidence of needle sticks. And it can be concluded that there is no
relationship between education, knowledge, length of service and training with the
incidence of needle sticks from nurses at RSU-D Lakipadada.
Keywords: Education, Knowledge, Lenght of working, Training, NSI

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kejadian tertusuk jarum suntik (KTJS), merupakan sebuah masalah K3 yang
masih sering dialami oleh para petugas kesehatan secara global (Manzoor et al., 2010).
Negara-negara berkembang memiliki kejadian cedera jarum suntik jauh lebih banyak
daripada negara maju seperti negara Iran dilaporkan bahwa kejadian tertusuk jarum
suntik pada perawat adalah 63,3% (Manzoor et al., 2010). Meskipun demikian negara
maju juga memiliki kejadian tertusuk jarum suntik yang tergolong cukup tinggi, seperti di
Polandia diperkirakan 20,5 dari 1000 perawat dan 16 dokter yang mengalami NSI. Di
Indonesia berdasarkan penelitian pada tahun 2018 didapatkan hasil sebanyak 39%-
42,2% adanya kasus perawat pernah mengalami tertusuk jarum suntik.
RSUD Lakipadada Tana Toraja merupakan fasilitas kesehatan milik pemerintah
dengan bertujuan melaksanakan pelayanan medis yang berkualitas bagi pasien, namun
juga dalam melaksanakan tugas terdapat risiko terjadinya kecelakaan kerja dalam
pemberian layanan. Dari hasil observasi awal dari peneliti dengan mewawancarai 20
perawat sehingga ditemukan ada sekitar 15 perawat yang menyatakan bahwa pernah
tertusuk jarum suntik saat bekerja tetapi tidak memberi laporan pada pihak manajemen
rumah sakit dari kejadian yang dialami. Kejadian tersebut terjadi karena gerakan tak
terduga dari seorang pasien saat perawat hendak melakukan penyuntikan. Selain itu,
ada pula situasi di mana pasien menolak disuntik, sehingga secara tidak sengaja
perawat mengalami tusukan jarum. Sehingga riset ini bertujuan mengetahui hubungan
pendidikan, pengetahuan, masa kerja dan pelatihan dengan kejadian tertusuk jarum
suntik perawat di ruang rawat inap RSUD Lakipadada Kabupaten Tana Toraja.

METODE PENELITIAN
Jenis studi ini menggunakan studi kuantitatif berdasarkan desain observasional
analitik dengan pendekatan studi potong lintang dengan tujuan untuk mengetahui faktor
risiko kejadian tertusuk jarum suntik pada lokasi penelitian yang dilaksanakan di di
RSUD Lakipadada Kabupaten Tana Toraja bulan Juli – Agustus 2023. Penggunaan
populasi dari studi ini yakni seluruh perawat ruangan rawat inap dan diperoleh jumlah
sampel yakni sebanyak 88 perawat. Instrumen yang digunakan yakni kuesioner dari
(Wutun, 2020) tentang faktor – faktor yang berhubungan dengan Kejadian Needle Stick
Injury (NSI) pada Perawat dan Bidan di klinik Jakarta Timur. Analisis data penelitian ini
dilakukan dua analisis yakni univariat serta bivariat dengan penggunaan uji rank
spearman.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Karakteristik Responden
Karakteristik n %
Usia
26-35 tahun 17 19.3%
36-45 tahun 58 65.9%
46-55 tahun 13 14.8%
Pendidikan N
D3 22 25.0%
S1 66 75.0%
Berdasarkan Tabel 1, didapatkan mayoritas kelompok usia perawat berada pada usia
36- 45 tahun berjumlah 58 perawat (65.9%) serta paling sedikit berada pada usia 46-55
tahun yaitu sebanyak 13 perawat (14.8%).
Responden dengan pendidikan terakhir D3 sebanyak 22 perawat (25.0%) dan tingkat
pendidikan terakhir S1 sebanyak 66 perawat (75.0%).

Gambaran Pengetahuan Perawat


Tabel 2. Gambaran pengetahuan responden.
Pengetahuan n %
Kurang 2 2.3%
Cukup 61 69.3%
Baik 25 28.4%
Total 88 100%
Tabel 2, menunjukkan gambaran pengetahuan responden dimana dari 88 responden
paling banyak memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 61 (69.3%) responden.
Berdasarkan hasil analisis pengetahuan perawat menunjukkan pengetahuan responden
yang masih kurang terkait penangananan kejadian tertusuk jarum suntik, teknik/cara
menutup kembali jarum suntik bekas pakai dan penanganan safety box. Studi ini tidak
searah dari studi yang dilakukan Anthonie 2018 yakni responden yang memiliki
pengetahuan kurang dan sering tertusuk jarum suntik p-value = 0,008 (<0,05).

Gambaran Pelatihan Perawat


Tabel 3. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pelatihan
Pelatihan n %
Tidak pernah 36 40.9%
Pernah 52 59.1%
Total 88 100%
Tabel 3, memperlihatkan dari 88 responden mayoritas yakni 52 perawat (59.1%) pernah
mengikuti pelatihan.
Penelitian ini searah dengan Putranto, et.al, (2019) yakni didapatkan nilai p=
0,0271 (>0.005) yang berarti pelatihan tidak memiliki pengaruh terhadap kejadian
tertusuk jarum suntik. Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh pelatihan yang dilakukan
instansi kerja (rumah sakit) kurang optimal, serta metode pelatihan yang dikelompokkan
berdasarkan fungsinya, sehingga hal ini yang dapat membuat perawat kurang
memahami mengenai resiko bahaya dan cara penanganan akibat tertusuk jarum suntik.

Distribusi Kejadian Tertusuk Jarum Suntik


Tabel 4. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Kejadian Tertusuk jarum
suntik
Kejadian Tertusuk Jarum Suntik Nn %
Pernah 51 58.0%
Tidak pernah 37 42.0%
Total 88 100%
Tabel 4, menunjukkan mayoritas yakni 51 perawat pernah mengalami kejadian tertusuk
jarum suntik (58.0%).
Berdasarkan jawaban responden terkait variabel in 51 responden (58.0%)
menjawab pernah mengalami kejadian tertusuk jarum suntik. Dari hasil analisis yang
dilakukan peneliti hal tersebut tidak sejalan dengan hasil observasi yang terlihat di
lapangan dimana pada data dari tim PPI tidak ada perawat yang pernah tertusuk jarum
suntik sama sekali. Untuk mencegah kecelakaan akibat tertusuk jarum suntik, langkah
preventif dapat dilakukan melalui pelatihan berkala. Pelatihan tersebut bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan perawat terkait risiko kecelakaan tertusuk
jarum suntik, sehingga mereka dapat mengimplementasikan tindakan yang aman saat
menggunakan jarum suntik. (Herlinawati et.al., 2019)
Hubungan Dengan Kejadian Tertusuk Jarum Suntik
Tabel 5. Analisis Uji Statistik Rank Spearman
Kejadian Tertusuk Jarum Suntik
Pendidikan Tidak Pernah Pernah Total r ρ -value
Nn % n % n (%) 0.120 0.267
D3 7 31.8% 15 68.2% 22 (100%)
S1 30 45.5% 36 54.5% 66 (100%)

Pengetahuan
0.120 0.267
Kurang 0 0 2 100% 2 (100%)
Cukup 26 42.6% 35 57.4% 61 (100%)
Baik 11 44.0% 14 56.0% 25 (100%)

Masa Kerja
N 0.188 0.80
≤10 tahun 9 28.1% 23 71.9% 32 (100%)
≥11 tahun 28 50.0% 28 50.0% 56 (100%)
Pelatihan
KTJS -0.181 0.092
Tidak pernah 19 52.8% 17 47.2% 36 (100%)
Pernah 18 34.6% 34 65.4% 52 (100%)
Berdasarkan tabel 5, menunjukkan bahwa hasil analisis spearman terlihat hasil yakni
tidak adanya kaitan pendidikan, pengetahuan, masa kerja, dan pelatihan dengan
kejadian tertusuk jarum suntik.
Berdasarkan tingkat pendidikan responden menunjukkan dari pengujian statistik
didapatkan p-value = 0.267 sehingga kesimpulannya tidak ada hubungan pendidikan
dan kejadian tertusuk jarum suntik. Peneliian ini didukung oleh pernyataan Semakin
tinggi jenjang pendidikan akan berpengaruh kepada tingkat pengetahuan yang dimiliki
seseorang tersebut (Annisa et al., 2020), berarti tingginya pendidikan seseorang
membuat seseorang memiliki kewaspadaan tinggi akan kecelakaan kerja. Pernyataan
tersebut searah dengan Aryanto, 2016 yakni pendidikan kurang berpehgaruh terhadap
cara pikir pekerja untuk bekerja secara aman.
Berdasarkan pengetahuan perawat menunjukkan dari pengujian statistik
didapatkan p-value = 0.620 sehingga kesimpulannya tidak ada hubungan pengetahuan
dengan kejadian tertusuk jarum suntik. Hasil ini searah dari studi oleh Motulo (2022)
yakni memperoleh nilai 0,192 karena sebagian besar perawat sudah paham bahwa
tertusuk jarum suntik dapat menyebabkan terkena virus dan berisiko tertular penyakit.
Sama hal dengan penelitian ini yang mana perawat sudah memiliki tingkat pengetahuan
dengan kategori cukup dan baik.
Berdasarkan masa kerja perawat menunjukkan dari pengujian statistik didapatkan
p-value =0,80 sehingga kesimpulannya tidak ada hubungan masa kerja dengan
kejadian tertusuk jarum suntik. Hasil tersebut searah dengan studi dari Meilawati (2019)
yang menjelaskan bahwa Berdasarkan tingkat pengalaman seseorang, produktivitasnya
cenderung meningkat seiring bertambahnya pengalaman tersebut. Pengalaman yang
lebih banyak dapat menghasilkan perilaku yang lebih baik saat bekerja, termasuk dalam
upaya pencegahan terjadinya kecelakaan tertusuk jarum suntik.
Berdasarkan pelatihan KTJS didapatkan hasil yakni nilai p= 0,092 sehingga
kesimpulannya tidak ada hubungan pelatihan dengan kejadian tertusuk jarum suntik.
Hasil tersebut searah dengan studi dari Putranto (2019) dengan penjelasan mengenai
pembagian fungsi dalam sistem pelatihan perawat dapat dianggap efisien, tetapi
potensial untuk menyebabkan kurangnya pemahaman menyeluruh terkait risiko,
bahaya, dan cara penanganannya di tempat kerja oleh sebagian perawat.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil dari pelaksanaan studi ini didapatkan tidak adanya hubungan
umur, pendidikan pengetahuan,masa kerja, dan pelatihan dengan kejadian tertusuk
jarum suntik pada perawat di RSUD Lakipadada Tana Toraja. Hal ini didasari pada
beberapa faktor salah satunya yaitu perbedaan tempat dan jumlah sampel dalam

Saran
1. RSUD Lakipadada Tana Toraja
Diharapkan melaksanakan pelatihan tentang penanganan dan pengendalian risiko
kejadian tertusuk jarum suntik, selain itu secara rutin memberikan pelatihan dan
memberikan prioritas kepada perawat yang belum mengikuti pelatihan tersebut, serta
melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja perawat terkait insiden tertusuk jarum
suntik setelah mengikuti pelatihan.
2. Perawat RSUD Lakipadada Tana Toraja
Harus melaporkan kejadian tertusuk jarum suntik kepada tim PPI untuk segera
dilakukan observasi dan penanganan.
3. Peneliti selanjutnya
Harapannya peneliti berikutnya dapat menambahkan variabel-variabel baru yang
memiliki dampak signifikan pada kejadian tertusuk jarum suntik. Hal ini bertujuan
untuk mendalami lebih lanjut faktor-faktor yang mungkin memengaruhi perawat
mengalami insiden tertusuk jarum suntik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahsan, A., Dima, N., & Widyahastuti, K. C. N. (2019). Hubungan Kepatuhan Perawat
Dalam Penerapan Standar Operasional Prosedur (Sop) Teknik Menyuntik
Dengan Pencegahan Kejadian Tertusuk Jarum Di Rumah Sakit. Jurnal
Kesehatan Mesencephalon, 5(1).
Annisa, N., Pontoh, C., Hidayat Djalil, R., & Hutahuruk, M. (2020a). Sakit Manembo-
Nembo Tipe C Bitung. In Jurnal Kesehatan:Amanah Prodi Ners Universitas
Muhammadiyah Manado (Vol. 4).
Anthonie, R. M., Doda, D. V, & Kaunang, W. P. J. (2018). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Tertusuk Jarum Suntik Pada Perawat Di
Rumah Sakit Umum Daerah Tagulandang.
Aprilliani, C., Fatma, F., Syaputri, D., Marganda, S., Manalu, H., Lukman, S.,
Risnawati, H., Muhammad Roy Asrori Dame, T., Simangunsong, E., Mahda,
C., Arina, K., Romas, N., & Firdaus, L. S. (N.D.). Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K3) Pt. Global Eksekutif Teknologi.
Www.Globaleksekutifteknologi.Co.Id
Cecep Dani, S. (2014). Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (1st Ed.). Gosyen
Publishing.
Hassanipour, S., Sepandi, M., Tavakkol, R., Jabbari, M., Rabiei, H., Malakoutikhah, M.,
Fathalipour, M., & Pourtaghi, G. (2021). Epidemiology And Risk Factors Of
Needlestick Injuries Among Healthcare Workers In Iran: A Systematic
Reviews And Meta- Analysis. In Environmental Health And Preventive
Medicine (Vol. 26, Issue 1). Biomed Central Ltd.
Https://Doi.Org/10.1186/S12199-021- 00965-X
Hikmat Indragiri, S., & Hidayat, R. A. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kecelakaan Tertusuk Jarum Suntik Pada Perawat. Health Care: Jurnal
Kesehatan, 10(2),230-238.
Https://Www.Jurnal.Payungnegeri.Ac.Id/Index.Php/Healthcare/Article/View/
143
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Bina Kesehatan Kerja No.
1087. (2010). Tentang Standar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Rumah
Sakit. Www.Kesehatankerja.Depkes.Go.Id
Ketut, O. :, Ismara, I., Husodo, A., Prabandari, Y., & Hariyono, W. (2018). Mencegah
Bahaya Tertusuk Jarum Suntik (Nsi: Prevention).
Manzoor, I., Daud, S., Hashmi, N. R., Sardar, H., Shaharyar Babar, M., Rahman, A., &
Malik, M. (2010). Needle Stick Injuries In Nurses At A Tertiary Health Care
Facility. In J Ayub Med Coll Abbottabad (Vol. 22, Issue 3).
Http://Www.Ayubmed.Edu.Pk/Jamc/Past/22-3/Iram.Pdf
Mapanawang, S. S., Pandelaki, K., & Panelewan, J. (2017). Hubungan Antara
Pengetahuan, Kompetensi, Lama Kerja, Beban Kerja Dengan Kejadian
Tertusuk Jarum Suntik Pada Perawat Di Rsud Liun Kendage Tahuna
Relationship Between, Knowledge, Competence, Duration Of Work,
AndWorkload With Needle Stik Injury Nurses At Regional Rsud Liun
KendageTahuna. In Hubungan Antara Pengetahuan. Jurnal Emba (Vol.
5, Issue 3).
Meilawati, I., Prapancha, Y., & Wiyono, T. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Luka Tusuk Jarum Suntik Pada Perawat Di Rumah Sakit
Bhayangkara Brimob Tahun 2018. In Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan (Vol. 9,
Issue 1) Http://Ejournal.Urindo.Ac.Id/Index.Php/Kesehatan
Mita Sari, N., Dhewi, S., Ariyanto, E., Prodi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam
Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin, M., &Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan
Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin, D. (2021). Kejadian Needle Stick Injury
Pada Perawat Di Rumah Sakit Umum Daerah H. Damanhur Barabai Tahun
2021.
Motulo, B. A., Kawatu, P. A. T., Mantjoro, E. M., Kesehatan, F., Universitas, M.,
Ratulangi, S., & Abstrak, M. (2022). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap
Terhadap Kecelakaan Kerja Tertusuk Jarum Suntik Pada Perawat Di
Rumah Sakit Anugerah Tomohon. In Jurnal Kesmas (Vol. 11, Issue 5).
Muhajirin, A., Suryani, A., Wijaya, S., Bogor, H., Letjend, J., Adjie, I., 180, N., Barang,
S., & Barat, B. (N.D.). Hubungan Safety Culture Dengan Kejadian Needle
Stick Injury Pada Perawat. In Jurnal Ilmiah Wijaya (Vol.14).
Www.Jurnalwijaya.Com;Needle Stick Injury (Nsi) Pada Perawat Dan Bidan
Di Klinik Soekanto Jakarta Timur Tahun 2020.
Putranto, T. J., Setyaningsih, Y., & Kurniawan, B. (2019). Faktor–Faktor Determinan
Kejadian Needlestick Injury Pada Perawat Bagian Rawat Inap Rs X, Kota
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 7(4), 279-286.
Rosalina, L. Oktarina, R. Rahmiati.Saputra,I. 2023. Buku Ajar Statistika. Padang. Cv.
Muharika Rumah Ilmiah.
Sarayar, C. P., Doda, D. V, Tendean, L., Kunci, K., Umur, :, Kelamin, J., Kerja, M.,
Kerja, B., & Pencegahan, T. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Tindakan Pencegahan Luka Tusuk Jarum Suntik
Umar, J. E., Doda, V. D., & Kekenusa, J. S. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Cedera Tertusuk Jarum Suntik Pada Perawat Di Rumah
Sakit Liunkendage Tahuna. Jurnal Pascasarjana Ilmu Kesehatan
Masyarakat, 2(4).
Undang-Undang Republik Indonesia No.36. (2009). Tentang Kesehatan.
Wutun, R. (2020). Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tertusuk
Jarum Suntik Pada Perawat Dirumah Sakit Bayangkara Tk. Iii Manado. E-
Jurnal Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai