Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa

Volume 5 Nomor 1, Februari 2022


e-ISSN 2621-2978; p-ISSN 2685-9394
https://journal.ppnijateng.org/index.php/jikj

STRES KERJA PERAWAT UGD PUSKESMAS PADA MASA PANDEMI COVID-19

Setianingsih*,Lestari Eko Darwati, Rani Wulandari


Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal, Jln Laut 31A Kendal, Jawa Tengah
51311, Indonesia
*ningsihsetia9988@gmail.com

ABSTRAK
Infeksi COVID-19 (Coronavirus disease) saat ini telah menjadi pandemi. Salah satu tenaga
kesehatan yang menjadi garda terdepan untuk penanganan pasien COVID-19 adalah perawat UGD.
Perawat UGD berisiko lebih tinggi terinfeksi COVID-19. Perawat bekerja di bawah tekanan, waktu
kerja yang lama, beban kerja yang berlebihan, kadang-kadang tanpa pelatihan yang tepat, peralatan
perlindungan pribadi yang kurang memadai, dan adanya diskriminasi. Hal itulah yang memicu
terjadinya stres pada perawat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran stres kerja perawat
UGD yang bekerja di Puskesmas pada masa pandemi covid-19. Penelitian ini menggunakan desain
deskriptif observasional dengan jumlah sampel sebanyak 30 perawat yang diambil melalui teknik
total sampling. Alat ukur penelitian ini menggunakan kuesioner stres kerja. Rentang usia perawat 24-
49 tahun dengan jenis kelamin mayoritas adalah perempuan (56,7%), sebagian besar perawat berlatar
pendidikan S1 Ners (86.7%) dengan pengalaman kerja mayoritas dalam rentang 3-5 tahun sebanyak
40.0%. Seluruh perawat UGD pada masa pandemi Covid-19 mengalami stres kerja berat (100%).
Sebaiknya perawat selalu berusaha untuk mengendalikan dan mengenali tigkat stres agar tetap
memberikan pelayanan keperawatan dengan baik dan optimal dimasa pandemi.

Keywords: covid-19; perawat ugd; puskesmas; stres kerja

WORK STRESS OF NURSES IN PUBLIC HEALTH EMERGENCY ROOM DURING


THE COVID-19 PANDEMIC

ABSTRACT
Infection with COVID-19 (Coronavirus disease) has now become a pandemic. One of the health
workers who are at the forefront of handling COVID-19 patients is an emergency room nurse.
Emergency room nurses are at higher risk of contracting COVID-19. Nurses work under pressure,
long working hours, excessive workload, sometimes without proper training, inadequate personal
protective equipment, and discrimination. This is what triggers stress on nurses. The purpose of this
study was to find out the description of the work stress of emergency room nurses who worked at the
Public Health Center during the covid-19 pandemic. This study used a descriptive observational
design with a sample of 30 nurses who were taken through a total sampling technique. The measuring
instrument of this research used a job stress questionnaire. The age range of nurses is 24-49 years
with the majority gender being female (56.7%), most of the nurses have an undergraduate education
background (86.7%) with the majority work experience in the range of 3-5 years as much as 40.0%.
All emergency room nurses during the Covid-19 pandemic experienced heavy work stress (100%).
Nurses should always try to control and recognize stress levels in order to continue to provide good
and optimal nursing services during covid-19 pandemic.

Keywords: covid-19; emergency room nurse; public health center; work stress

PENDAHULUAN
Infeksi COVID-19 (Coronavirus disease) saat ini telah menjadi pandemic. Jumlah kasus
positif COVID-19 semakin bertambah, kasus COVID-19 di Indonesia telah menjangkiti
warga di 501 kabupaten / kota di 34 provinsi (Kesehatan, 2020). Kabupaten Kendal kasus

217
terkonfirmasi hingga bulan Desember 2020 mencapai 2725 kasus. Hal ini menjadikan
Kabupaten Kendal kota dengan jumlah kasus terbanyak ke 2 di Jawa Tengah (KendalKab,
2020). Salah satu tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan untuk penanganan pasien
COVID-19 adalah perawat UGD. Perawat mengalami dampak psikologis akibat COVID-19,
hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Aziz, Linda, Selviana, dan Mawardi,
(2020) bahwa tenaga kesehatan mengalami dampak psikologis seperti merasa berisiko
terpapar 75,3 %, depresi 52,1 %, kecemasan 57,6 %, insomnia (47,9%) (Hanggoro, Suwarni,
Selviana, & Mawardi, 2020).

Meningkatnya stres kerja perawat Unit Gawat Darurat (UGD) di masa pandemi dapat
disebabkan oleh beberapa indikator, meliputi beban kerja, rasa takut terinfeksi COVID-19,
stigma negatif pembawa virus dan berjauhan dari keluarga. Dampaknya akan menimbulkan
gejala pada fisik yaitu sakit kepala, gangguan tidur. Gejala psikis juga dialami yaitu
ketidakpuasan kerja, depresi, keletihan, kemurungan, dan kurang bersemangat. Dampak pada
perilaku diantaranya rendahnya kinerja, salah dalam mengambil keputusan, dan agresif
ditempat kerja (Safruddin, Fadli, Andi Sastria Ahmad, Sumbara, 2020).

Stres kerja yang terjadi diakibatkan oleh pekerjaan yang menuntutnya dalam menangani
pasien dalam keadaan darurat serta harus cepat tanggap, dan menentukan keputusan dengan
terburu-buru yang menyebabkan perawat tertekan. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan
oleh Isna Aglusi Badri (2020) bahwa perawat UGD memiliki beban kerja berat sebanyak
55,3%, dan Perawat yang mengalami stres berat sebanyak (53,2%) (Badri, 2020). Perawat
UGD berisiko lebih tinggi terinfeksi COVID-19 baik itu yang bekerja di Rumah sakit
maupun Puskesmas. Perawat bekerja di bawah tekanan, terpapar stres tinggi, waktu kerja
yang lama, beban kerja yang berlebihan, kadang-kadang tanpa pelatihan yang tepat, peralatan
perlindungan pribadi yang kurang memadai, dan adanya diskriminasi. Tuntutan untuk
mematuhi protokol kesehatan membuat perawat dengan tenaga kesehatan lainnya semakin
sulit menjalaninya karena terjadi gangguan pada saat pemenuhan kebutuhan dasarnya. Hal ini
akan membuat tingkat stres meningkat (Greenberg, N., Docherty, M., Gnanapragasam, S., &
Wessely, 2020).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Praglopati terhadap 19 orang perawat yang bekerja di
Unit Gawat Darurat (UGD) RSAI Bandung, 19 perawat menunjukkan 9 perawat mengalami
stres kerja rendah dengan 47,37% mempersepsikan tuntutan dari lingkungan kerja sebagai hal
yang ringan atau berada pada stres kerja rendah. Sedangkan sebanyak 10 perawat mengalami
stres kerja tinggi 52,63% mempersepsikan tuntutan dari lingkungan kerja ini sebagai hal yang
negatif atau memberatkannya atau berada pada stres kerja tinggi (Yang, Di, Gawat, &
Pragholapati, 2009). Penelitian juga dilakukan oleh Mulyani, Evi, Littia (2017) pada 62
responden di RSUD Ulin Banjarmasin menunjukkan bahwa sebagian besar Perawat
mengalami stres kerja dengan kategori ringan yaitu sebanyak 43 (69,4%) responden dan stres
kerja dengan kategori sedang sebanyak 19 (30,6%) responden (Mulyani, M, & Ulfah, 2017).
Berdasarkan data tersebut terlihat adanya berbagai tingkatan stres kerja yang dialami perawat
yang bekerja di UGD. Hal ini diperberat dengan situasi pandemi covid-19 yang sedang
terjadi. Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Stres Kerja yang dialami
perawat UGD di Puskesmas selama pandemi COVID-19.

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif observasional.
Populasi dalam penelitian ini yaitu sejumlah 30 perawat yang berada di Puskesmas Boja dan
Singorojo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2021. Tempat penelitian di

218
Puskesmas Boja dan Puskesmas Singgorojo. Variabel pada penelitian ini adalah stres kerja
perawat. Tingkat stres kerja diukur menggunakan kuesioner stres kerja sebanyak 35 item
pernyataan dengan nilai validitas 0,405 – 0, 881 dan nilai reliabilitas 0,971 . Analisis data
menggunakan distribusi frekuensi dan presentasi.

HASIL
Karakteristik Responden
Tabel 1.
Tendensi Sentral Usia Perawat di Puskesmas (n = 30).
Karakteristik Median Min-Max 95% CI
Responden Lower – Upper
Usia 30 24-49 29,94 – 35,79

Tabel di atas menunjukan nilai tengah usia perawat di Puskesmas adalah 30 tahun. Usia
terendah adalah 24 tahun dan usia tertua adalah 49 tahun

Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat Berdasarkan Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan
dan Lama Kerja di Puskesmas (n = 30).

Karakteristik Perawat f %
Jenis Kelamin
Perempuan 17 56,7
Laki- laki 13 43,3
Pendidikan
D3 4 13,3
S1 0 0
S1+Ners 26 86,7
Lama Kerja
< 3 tahun 7 23.3
3-5 tahun 12 40
> 5 tahun 11 36,7

Tabel 2 menunjukan sebagian besar perawat berjenis kelamin perempuan sebanyak 56,7%,
berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas S1 dan Ners sebanyak 86,7%, dan lama kerja
sebagian besar 3-5 tahun (40%).

Analisa Univariat
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Tingkat Stres Kerja Perawat di Puskesmas (n = 30).
Tingkat Stres Kerja f %
Stres Ringan 0 0
Stres Sedang 0 0
Stres Berat 30 100

Tabel 3 menunjukan bahwa seluruh perawat mengalami stres kerja pada tingkat berat.

219
PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar perawat berada dalam rentang usia 30
tahun. Usia tersebut merupakan rentang usia produktif. Usia seseorang mempengaruhi
tingkat produktivitasnya, semakin meningkat usia pekerja maka semakin tinggi juga tingkat
produktivitasnya dan jika usia pekerja memasuki lanjut usia maka produktivitasnya
menurun karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti fisik dan status kesehatannya
(Hangewa, Bawotong, & Katuuk, 2020). Pekerja dengan usia lebih tua cenderung memiliki
kondisi kesehatan yang kurang baik dibandingkan dengan seorang pekerja dengan usia
yang lebih muda (Zulkifli, Rahayu, & Akbar, 2020). Pada era pandemi COVID-19, usia lanjut
memiliki risiko penularan lebih besar karena memiliki imun yang lebih rentan.

Hasil studi menunjukan bahwa sebagian besar perawat berjenis kelamin perempuan yaitu 17
orang (56,7%). Rahmah, (2014) perempuan cenderung memiliki emosi yang kurang stabil dan
lebih mudah mengalami stress (Masyarakat, 2017). Ketidakstabilan emosi tersebut akan
berpengaruh pada pekerjaan yang dilakukannya (Han et al., 2020). Hasil studi menunjukan
bahwa sebagian besar perawat di Puskesmas berlatar belakang pendidikan S1 Ners sebanyak
26 orang (86,7%). Hal ini sesuai dengan pernyataan Wollah, (2017) tingkat pendidikan
berpengaruh terhadap seseorang dalam menyelesaikan tugas dan memecahkan setiap masalah
yang dihadapi pada situasi atau konflik yang diakibatkan oleh pekerjaan sehingga rentan
terjadinya stres (Wollah, 2017). Sikap seseorang menghadapi stres dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan yang dimiliki. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka individu
diharapkan mampu menghadapi situasi dan kondisi untuk mengurangi stres, sehingga
diharapkan mampu meminimalisir tingkat stres. Seseorang yang memiliki kecenderungan
sulit untuk menerima dan memahami informasi, sehingga akan merasa tidak peduli terhadap
informasi yang diterima dan timbul perasaan informasi yang didapatkan tidak diperlukan
(Kusnanto, Sundari, Asmoro, & Arifin, 2019).

Hasil penelitian ini memperoleh perawat yang memiliki pengalaman kerja dengan rentang
waktu 3-5 tahun. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulistyawati
(2019) bahwa sebagian besar perawat bekerja lebih dari 3 tahun mengalami tingkat stres kerja
tinggi. Faktor yang mempengaruhi yaitu tidak ada pelatihan atau training yang diberikan
kepada perawat. Masa kerja baru maupun lama dapat menjadi pemicu terjadinya stres kerja
dan diperberat dengan adanya beban kerja yang berat (Sulistyawati, Purnawati, & Muliarta,
2019).

Stres Kerja Perawat


Hasil analisis data penelitian menunjukan bahwa semua perawat termasuk dalam kategori
stres kerja berat sebanyak 30 orang (100%). Penelitian ini sejalan dengan Ayu Mallyya, Fidi
Rachmadi, Rita Hafizah (2016) yang mengemukakan bahwa sebesar 57,1 % perawat
mengalami stres kerja berat. Stres kerja yang dialami perawat UGD lebih banyak berasal dari
faktor fisiologis. Stres fisiologis seperti adanya sakit kepala jika memikirkan pekerjaan,
peningkatan denyut jantung saat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, cenderung
bereaksi berlebihan terhadap suatu situasi, perawat mengalami kekakuan otot saat/ setelah
bekerja, gangguan pola tidur setelah pulang bekerja, merasa pekerjaan ini sangat beresiko
tinggi tertular virus, merasa tertekan karena penerapan protokol kesehatan sangat tinggi,
merasa beban kerja semakin tinggi pada masa pandemi, dan perawat merasa lelah dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien (Mallyya et al., 2015).

220
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 5 No 1, Hal 217 – 224, Februari 2022
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
Ruang UGD membutuhkan tenaga, fikiran yang stabil, tanggap cepat dan koping yang efektif
sehingga mampu melayani pasien dengan baik, tepat dan penanganan cepat (Fajrillah &
Nurfitriani, 2016). Pada penelitian Mallyya mengemukakan perawat di ruang UGD memiliki
tuntutan untuk memiliki tingkat pengetahuan serta ketrampilan yang lebih baik dari perawat
lain dalam menangani pasien. Faktor psikologis seperti beban kerja lebih berat yang dialami
perawat UGD akan menimbulkan kelelahan kerja yang berujung pada stres kerja (Mallyya et
al., 2015).

Kasus COVID-19 pada masa pandemi semakin bertambah, yang menjadi fenomena besar
terhadap para petugas kesehatan terutama perawat dalam menangani pasien COVID-19 secara
langsung serta bertambahnya jam kerja, yang membuat perawat dirugikan karena beresiko
terpapar infeksi (Yanti, N P E D; Paradiksa, H; Susiladewi, 2021). Rosyanti & Hadi (2020)
menyatakan perawat mengalami gangguan mental yaitu stres. Perawat merasa khawatir
apabila mereka menularkan infeksi COVID-19 terhadap keluarga atau lingkungan sekitar.
Salah satu penyebabnya adalah penggunaan APD yang dipakai selama melakukan kegiatan
rata-rata 5-8 jam kerja. Kasus yang terus meningkat juga menimbulkan stres pada tenaga
kesehatan. Petugas kesehatan yang bertugas di tempat pelayanan masyarakat seperti rumah
sakit, klinik dan poliklinik lebih rentan untuk terinfeksi virus dan mengganggu kesehatan
mental (Rosyanti & Hadi, 2020).

Penelitian ini menunjukkan walaupun stres berat namun 93,3 % perawat masih merasa senang
dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini didukung oleh penelitian dari Surtini dan Berlian
(2020) bahwa seluruh responden dengan kategori stres berat menyatakan masih senang
dengan kerjanya yaitu sebanyak 27 orang (90%). Banyaknya perawat yang mengatakan
senang dengan kondisi kerjanya menunjukkan bahwa perawat dapat beradaptasi dan
menikmati dengan pekerjaannya, meskipun dengan semua keadaan yang terdapat disekitar
tempat kerja. Kondisi kerja yang menyenangkan tersebut dapat dilihat dari indikator kondisi
kerja yang mencakup kondisi fisik kerja, kondisi psikologis kerja dan kondisi temporer kerja.
Menurut peneliti perawat yang bekerja dengan kondisi kerja yang menyenangkan seperti
ruangan yang nyaman, sirkulasi udara yang memadai, ruangan kerja nyaman, lingkungan
kerja bersih dan tenang akan membuat nyaman perawat dalam melakukan pekerjaannya
(Surtini Surtini, 2020).

Kenyamanan dalam bekerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya rekan kerja
yang mendukung dalam tindakan keperawatan, bekerjasama sebagai tim yang solid dalam
merawat pasien, saling mengingatkan jika terjadi masalah dan pemberian intensif tambahan
kepada perawat yang menangani COVID-19. Kebijakan ini telah ditetapkan dalam Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/ MENKES/ 278/ 2020 “Tentang
Pemberian Intensif Dan Santunan Kematian Bagi Tenaga Kesehatan Yang Menangani Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19)”. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ni
Putu Emy Darma Yanti, Ida Ayu dan Hary Pradiksa (2020), yang mengatakan kompensasi
yang sesuai adalah kompensasi yang sudah sesuai dengan harapan, pekerjaan yang dilakukan
cukup untuk memenuhi kebutuhan, serta memberikan kepuasan karyawan dalam bentuk
kompensasi yang diterima sebagai balas jasa atas kontribusi karyawan. Berdasarkan hal
tersebut, pemberian kompensasi yang cukup adil akan memacu perawat untuk memberikan
pelayanan yang optimal dalam masa pandemi COVID-19, walaupun ditengah kecemasan
terhadap risiko tinggi penularan yang dapat dialami perawat (Yanti, N.P.E.D, Susiladewi,
I.A.M.V, 2020).

221
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 5 No 1, Hal 217 – 224, Februari 2022
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
SIMPULAN
Perawat memiliki karakteristik berdasarkan usia dengan nilai median 30 tahun, jenis kelamin
mayoritas perempuan sebanyak 56.7%, tingkat pendidikan mayoritas perawat
berlatarbelakang SI Ners sebanyak 86.7%, dan pengalaman kerja mayoritas dalam rentang 3-5
tahun sebanyak 40%. Semua perawat di UGD Puskesmas pada masa pandemi Covid-19
mengalami stres kerja berat.

DAFTAR PUSTAKA
Badri, I. A. (2020). Hubungan Beban Kerja Dan Lingkungan Kerja Dengan Stres Kerja
Perawat Ruangan Icu Dan Igd. Human Care Journal, 5(1), 379.
https://doi.org/10.32883/hcj.v5i1.730
Fajrillah, F., & Nurfitriani, N. (2016). Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja Perawat
Pelaksana dalam Melaksanakan Pelayanan Keperawatan di Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Umum Anutapura Palu. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 3(2), 17–24.
Greenberg, N., Docherty, M., Gnanapragasam, S., & Wessely, S. (2020). Managing mental
health challenges faced by healthcare workers during covid-19 pandemic. Bmj.
Han, L., Wong, F. K. Y., She, D. L. M., Li, S. Y., Yang, Y. F., Jiang, M. Y., … Chung, L. Y.
F. (2020). Anxiety and Depression of Nurses in a North West Province in China During
the Period of Novel Coronavirus Pneumonia Outbreak. Journal of Nursing Scholarship,
52(5), 564–573. https://doi.org/10.1111/jnu.12590
Hangewa, N., Bawotong, J. S., & Katuuk, M. E. (2020). Stres Kerja Dengan Persepsi Perilaku
Caring Pada Perawat. Jurnal Keperawatan, 8(1), 59.
https://doi.org/10.35790/jkp.v8i1.28412
Hanggoro, A. Y., Suwarni, L., Selviana, S., & Mawardi, M. (2020). Dampak Psikologis
Pandemi Covid-19 pada Tenaga Kesehatan: A Studi Cross-Sectional di Kota Pontianak.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(2), 13.
https://doi.org/10.26714/jkmi.15.2.2020.13-18
KendalKab. (2020). Monitoring Data Covid-19 kabupaten Kendal.
Kesehatan, K. (2020). Situasi Terkini Perkembangan Coronavirus Disease (COVID-19) 31
Mei 2020. Retrieved from https://covid19.kemkes.go.id/situasi- infeksiemerging/info-
corona-virus/situasi-terkini-perkembangan- coronavirusdisease-covid-19-31-mei-2020
Kusnanto, K., Sundari, P. M., Asmoro, C. P., & Arifin, H. (2019). Hubungan Tingkat
Pengetahuan Dan Diabetes Self-Management Dengan Tingkat Stres Pasien Diabetes
Melitus Yang Menjalani Diet. Jurnal Keperawatan Indonesia, 22(1), 31–42.
https://doi.org/10.7454/jki.v22i1.780
Mallyya, A., Rachmadi, F., Hafizah, R., Program, M., Keperawatan, S., Tanjungpura, U., …
Pontianak, K. (2015). Perbedaan Stres Kerja Antara Perawat Instalasi Gawat Darurat
(IGD) Dan Perawat Intensive Care Unit (ICU) Rsud Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
Kota Pontianak Work-Related Stress Differences Between Emergency Department (Ed)
Nurses and Intensive Care Unit (I. Jurnal ProNers, Vol. 3(01), 1–13.
Masyarakat, J. K. (2017). Hubungan Antara Karakteristik Individu, Beban Kerja Mental,
Pengembangan Karir Dan Hubungan Interpersonal Dengan Stres Kerja Pada Guru Di
Slb Negeri Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 5(5),

222
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 5 No 1, Hal 217 – 224, Februari 2022
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah
amaliabeki@gmail.com.
Mulyani, Y., M, E. R., & Ulfah, L. (2017). Hubungan Mekanisme Koping Dengan Stres Kerja
Perawat Igd Dan Icu Di Rsud Ulin Banjarmasin. AL-ULUM : Jurnal Ilmu Sosial Dan
Humaniora, 3(2), 513–524. https://doi.org/10.31602/alsh.v3i2.1200
Rosyanti, L., & Hadi, I. (2020). Dampak Psikologis dalam Memberikan Perawatan dan
Layanan Kesehatan Pasien COVID-19 pada Tenaga Profesional Kesehatan. Health
Information : Jurnal Penelitian, 12(1), 107–130. https://doi.org/10.36990/hijp.vi.191
Safruddin, Fadli, Andi Sastria Ahmad, Sumbara, R. B. (2020). Faktor yang Mempengaruhi
Kecemasan pada Tenaga Kesehatan Dalam Upaya Pencegahan Covid-19. Jurnal
Pendidikan Keperawatan Indonesia.
Sulistyawati, N. N. N., Purnawati, S., & Muliarta, I. M. (2019). Gambaran Tingkat Stres
Kerja Perawat Dengan Kerja Shift Di Instalasi Gawat Darurat Rsud Karangasem. E-
Jurnal Medika Udayana, 8(1), 1. https://doi.org/10.24922/eum.v8i1.45222
Surtini Surtini, B. Y. S. (2020). FUNDAMENTAL AND MANAGEMENT Hubungan
Kondisi Kerja dengan Stres Kerja Perawat di Rumah Sakit. Fundamental and
Management Nursing Journal, 3(1), 1–7.
Wollah, M. O. (2017). Hubungan Antara Stres Kerja Perawat Dengan Kinerja Perawat Di
Instalasi Gawat Darurat Dan Intensive Care Unit Rsu Pancaran Kasih Gmim Manado.
Jurnal Keperawatan, 5(2).
Yang, P., Di, B., Gawat, U., & Pragholapati, A. (2009). Research Article RESILIENSI
PERAWAT YANG BEKERJA DI UNIT GAWAT DARURAT (UGD) RUMAH SAKIT AL
ISLAM (RSAI) BANDUNG.
Yanti, N.P.E.D, Susiladewi, I.A.M.V, D. H. P. (2020). Gambaran Motivasi Bekerja Perawat
dalam Masa Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) di Bali. Community of
Publishing in Nursing (COPING), 8, 155–162.
Yanti, N P E D; Paradiksa, H; Susiladewi, I. A. M. V. (2021). Gambaran Faktor Yang
Mempengaruhi Kesehatan Mental Perawat Pada Masa Pandemi Covid-19: Literatur
Review. Jurnal Keperawatan, 13(1), 213–226.
Zulkifli, Z., Rahayu, S. T., & Akbar, S. A. (2020). Hubungan Usia, Masa Kerja dan Beban
Kerja Dengan Stres Kerja Pada Karyawan Service Well Company PT. ELNUSA TBK
Wilayah Muara Badak. KESMAS UWIGAMA: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(1), 46.
https://doi.org/10.24903/kujkm.v5i1.831

223
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, Volume 5 No 1, Hal 217 – 224, Februari 2022
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah

224

Anda mungkin juga menyukai