Anda di halaman 1dari 12

PROGAM STUDI KEPERAWATAN PROGAM SARJANA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2022

GAMBARAN STRESS KERJA PERAWAT DI MASA PANDEMI COVID-19


DI RUANG IGD dr. MOEWARDI SURAKARTA

Annisa Nurani Dewi¹ Atiek Murharyati² Deoni Vioneery³


¹Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
nurani.annisa246@gmail.com
²ʾ³ Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
murharyatiatik@gmail.com
deoniukh@ukh.ac.id

ABSTRAK

Perawat adalah seseorang professional yang mempunyai kewenangan memberikan


asuhan keperawatan dan memenuhi kebutuhan bio-psikososial-spritual pada klien
maupun keluarga. Stress kerja perawat adalah reaksi yang muncul dalam tubuh yang
disebabkan dari tuntutan atau tekanan, kendala ditempat kerja ditandai dengan sakit
kepala, gelisah, cemas, sulit berkonsentrasi pada saat bekerja. Selama masa pandemi
covid-19 harus diakui bahwa banyak perawat yang berada di garis depan menangani
wabah coronavirus. Hal ini menjadi penyebab dari stress kerja perawat selama masa
pandemi covid-19 yaitu masalah kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran stress kerja perawat dimasa pandemic covid-19 diruang igd.
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sampelnya adalah perawat
diruang igd dr.moewardi. Teknik pengambilan data menggunakan teknik total sampling.
Dengan sampel 50 responden. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner DASS-42.
Dengan hasil penelitian 30 responden (60,0%) mengalami stress sedan dan 20
responden (40,0%) mengalami stress ringan selama masa pandemi covid-19 bekerja
dimasa pandemi covid-19 mengalami stress sedang, dimana beban kerja perawat dan
kekhawatiran responden terhadapcovid-19 membuat responden mengalami stress akibat
banyaknya beban kerja, penggunaan alat pelindung diri yang memerlukan protokol yang
sangat ketat, dan banyaknya pasien yang mengalami Covid serta tenaga yang kurang
sehingga membuat letih para perawat dan jenuh.

Kata Kunci : Perawat, Stress, IGD, Pandemi Covid-19.


Daftar Pustaka : 88 (2011-2021)

1
NURSING STUDY PROGRAM BACHELOR PROGAM
FACULTY OF HEALTH SCIENCE
UNIVERSITY OF KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2022

DESCRIPTION OF NURSE'S WORK STRESS DURING THE COVID-19


PANDEMIC IN THE ER dr. MOEWARDI SURAKARTA

Annisa Nurani Dewi

ABSTRACT
A nurse is a professional who has the authority to provide nursing care and fulfill
the bio-psychosocial-spiritual needs of clients and families. Nurse's work stress is a
reaction that occurs in the body caused by demands or pressure, problems at work which
is characterized by headache, nervous, anxiety, hard to concentrate at work. During the
COVID-19 pandemic, it must be admitted that many nurses are on the front lines in
dealing with the coronavirus outbreak. This is the cause of the work stress of nurses
during the COVID-19 pandemic, namely mental health problems. This study aims to
describe the nurse's work stress during the COVID-19 pandemic in the emergency room.
The research method applies descriptive method. The sample are nurses in the dr.
Moewardi emergency room. The data collection technique applies total sampling
technique. With a sample of 50 respondents. The measuring instrument used in this study
is the DASS-42 questionnaire.
The result of the study shows that 30 respondents (60.0%) experience moderate
stress and 20 respondents (40.0%) experience mild stress during the covid-19 pandemic,
working during the covid-19 pandemic experience moderate stress, where the workload
of nurses and respondents' concerns about Covid-19 make respondents experience stress
due to the large workload, the use of personal protective equipment that requires very
strict protocols, and the large number of Covid patients and the lack of personnel make
the nurses tired and bored.

Keywords : Nurse, Stress, Emergency Room, Covid-19 Pandemic


Bibliography : 88 (2011-2021)

2
PENDAHULUAN 37,728 orang (Riskesdas, 2013). Menurut
Perawat merupakan seseorang data hasil Riset Kesehatan Dasar
profesional yang mempunyai kemampuan, (Riskesdas) tahun 2018, menunjukan
tanggung jawab dan kewenangan bahwa prevalensi penduduk Indonesia
melaksanakan pelayanan asuhan pada penduduk umur ≥15 tahun yang
keperawatan pada berbagai jenjang mengalami gangguan mental emosional
pelayanan keperawatan. Menurut data atau stress mengalami peningkatan adalah
PPSDM Kesehatan (2013), jumlah perawat sebesar 19,8% (Riskesdas, 2018).
di Indonesia sebanyak 288.405 orang. Fenomena stress kerja sudah menjadi
Keperawatan gawatdarurat merupakan masalah didunia. Hal ini bisa dilihat dari
pekerjaan yang membutuhkan keahlian kejadian stress di Inggris terhitung ada
baik secara teknis maupun non-teknis 385.000 kasus, di Wales 11.000 sampai
sehingga memerlukan aktivitas yang 26.000 kasus (Health & Safty Executive,
variabilitas dan kompleksita tinggi 2013). Dari empat puluh kasus stress kerja,
(Heryana, 2020). Perawat IGD dituntut stress kerja pada perawat berada diurutan
untuk dapat bekerja dengan cepat dan tepat paling atas dan perawat juga dapat
dalam menangani pasien kegawatdaruratan berpeluang mengalami minor psyciatric
dengan tingkat kegawatan yang berbeda disorder dan depresi.
beda, sehingga sangat rentan mengalami Stress kerja yang dialami perawat
stres kerja. Stres kerja pada perawat adalah merupakan salah satu bentuk permasalahan
permasalahan dalam manajemen sumber dan dapat menyebabkan terjadinya
daya manusia yang 3 ada dirumah sakit. penurunan semangat kerja, prestasi kerja,
Hal ini dapat menyebabkan profesi dan meningkatkan terjadinya resiko
perawat atau tenaga kesehatan yang paling kesalahan intervensi yang dapat
tinggi intensitas interaksinya dengan membahayakan bagi pasien ataupun
pasien dan sering berhadapan dalam situasi perawat itu sendiri (Prasetyo, 2017).
yang menyebabkan terjadinya stres kerja Kejadian stress pada perawat
(Rahmat dkk, 2019). merupakan kejadian epidemi dunia pada
Menurut data Riset Kesehatan Dasar abad ke-21. Dalam laporan yang
(Riskesdas) tahun 2013, menunjukan dinyatakan oleh National Institute of
bahwa prevalensi penduduk Indonesia Occupational Safety and Health (NIOSH)
pada penduduk umur ≥15 tahun yang bahwa sekitar 40% pekerja menyatakan
mengalami gangguan mental emosional bahwa pekerjaan mereka penuh dengan
atau stress adalah sebesar 6,0% atau sekitar tekanan pada tingkat yang membahayakan

3
dan menetapkan perawat sebagai profesi Banyak tenaga kesehatan yang
yang paling berisiko sangat tinggi mengisolasi diri dari keluarga dan orang
mengalami stress, sebab perawat memiliki terdekat meski tidak mengalami Covid-19,
tugas dan tanggung jawab kepada hal ini membuat keputusan yang sulit serta
keselamatan nyawa manusia. Laporan dapat menyebabkan beban psikologis pada
lainnya yang bersumber dari Attitude in perawat atau tenaga medis (Kang, dkk
American Workplace VII menyebutkan 2020).
bahwa sekitar 80% pekerja merasakan Harus diakui bahwa banyak petugas
stress dalam pekerjaaannya dan mereka kesehatan berada di garis depan wabah
membutuhkan bantuan untuk mengatasi coronavirus. Perlu memperhatikan
masalah tersebut (WHO, 1996; profesional kesehatan yang bekerja di unit
Herqutanto, et al 2017). gawat darurat atau perawatan intensif
Perawat sebagai profesional kesehatan dengan beban kerja yang lebih berat dan
terbesar merupakan profesi vital dalam lebih stress daripada biasanya karena yang
perawatan pada kondisi pandemi COVID- dirawat adalah pasien covid-19 (Chen et
19 (WHO, 2020). Perawat merawat al., 2020).
langsung pasien dengan jarak dekat dan Dari hasil studi pendahuluan di ruang
sering kali terpapar langsung virus SARS IGD Dr. Moewardi pada bulan Agustus
CoV-2 dan memiliki risiko tinggi 2021, diketahui bahwa selama masa
mengalami penyakit COVID-19 (Hope et pandemi COVID-19 perawat yang bekerja
al, 2011). Laporan awal menunjukkan di rumah sakit mengalami stress kerja
bahwa tingkat infeksi COVID-19 pada akibat lonjakkan kasus covid-19 yang tidak
perawat lebih tinggi daripada saat pandemi dapat diduga. Perawat juga banyak yang
SARS (Huang et al, 2020). mengeluhkan bahwa mereka sangat
Suatu survei yang dilakukan oleh mengalami kelelahan karena bekerja
Badahdah et.al (2020), di China selama dibawah tekanan yang membuat mereka
masa pandemi dengan 509 dokter dan banyak mengalami sakit kepala, sulit untuk
perawat tingkat kecemasan yang parah tidur, gelisah, cemas jika perawat bisa
ditemukan 25,9% dan tingkat stress tinggi menularkan virus ke keluarga bahkan tak
pada perawat 56,4%. Berdasarkan hasil sedikit perawat juga mengalami kesulitan
penelitian dari Persatuan Perawat Nasional berkonsentrasi pada saat bekerja. Di
Indonesia (PPNI) oleh Herani 2019, tambah ruang IGD merupakan pintu utama
terdapat 50,9% perawat mengalami stress bagi pasien yang akan menjalani pelayanan
kerja. kesehatan dan mereka harus cepat bekerja

4
dengan jumlah perawat yang kurang 1. Analisa Univariat
memadai. Hal tersebut menjadikan stress Tabel 1. Distribusi Frekuensi
tersendiri bagi perawat yang bekerja di Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia (n=50)
ruang IGD.
Usia F (n) (%)
Tujuan dari penelitian ini adalah
17-25 Tahun 1 2,0
mengetahui gambaran stress kerja perawat 26-35 Tahun 29 58,0
36-45 Tahun 17 34,0
dimasa pandemi covid-19 di ruang IGD 46-55 Tahun 3 6,0
RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Total 50 100.0
Berdasarkan tabel 1. menunjukan
METODE PENELITIAN bahwa mayoritas responden usia 26-35
Penelitian ini dilaksanakan di ruang tahun yaitu 29 responden (58,0%).
IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada Penelitian ini menunjukkan bahwa
periode 30 Agustus 2021 - 2 September semakin tua usia seseorang maka akan
2021. Jenis penelitian ini kuantitatif, cenderung mengalami stress, responden
dengan menggunakan rancangan deskriptif yang paling banyak berusia 35 tahun
kuantitatif (Sugiyono, 2017). sebanyak 29 responden mengalami stress
Pengambilan sampel dalam penelitian kerja. Hal ini sejalan dengan penelitian
ini menggunakan nonprobability sampling Oktari (2021) yang menunjukkan bahwa
dengan teknik total sampling yaitu 50 usia pada penelitian yang dilakukan
responden sesuai kriteria inklusi dan sebagian besar berada pada rentang usia
eksklusi. Variabel pada penelitian ini 26-35 tahun yaitu berjumlah 56 responden
adalah tingkat stress kerja perawat dimasa (49,6%). Berdasarkan hasil observasi pada
pandemi covid-19 di ruang IGD RSUD. tahap usia ini responden seperti mereka
Instrumen yang digunakan dalam merasa lelah pada saat bekerja sehingga
penelitian ini adalah menggunakan menyebabkan kemampuan berfikir juga
Kuisoner DASS-42. ikut menurun atau lama.
Menurut Widiastuti (2018) usia
HASIL DAN PEMBAHASAN
dewasa akhir merupakan usia produktif
Berdasarkan penelitian yang telah
dimana ia memiliki kemampuan dan
dilakukan kepada 50 responden dengan
semangat tinggi dalam bekerja dimana
metode pengisian data kuesioner secara
semakin tua seseorang maka orang tersebut
online melalui google form kepada
semakin rentan mengalami stres,
responden didapatkan hasil sebagai
sedangkan seseorang akan rentan
berikut:
mengalami stres pada usia 21–40 tahun

5
dan pada usia 40–60 tahun dimana usia cenderung tergesa-gesa dalam
berkaitan erat dengan stress. Usia mengerjakan tugasnya dan cenderung lebih
berhubungan dengan pengalaman emosional pada saat menyelesaikan
seseorang dalam menghadapi berbagai pekerjaannya dan perawat perempuan lebih
macam stressor, kemampuan berhati-hati dalam menyelesaikan
memanfaatkan sumber dukungan dan pekerjaannya.
ketrampilan dalam mekanisme koping. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
Seperti halnya dengan pandemi Covid-19 dilakukan oleh Hadiansyah (2019) yang
ini. Kejadian dan situasi negative akan menunjukkan bahwa terhadap 36 perawat
sangat rentan menyebabkan segala usia UGD RSUD Sumedang menunjukkan
menjadi lebih stres (Zulkifli, 2019). sebanyak 56% responden laki-laki berada
Hasil ini sejalan juga dengan pada tingkat stres kerja sedang sementara
penelitian Nimas (2021) yang diketahui bahwa setengah dari responden
menunjukkan bahwa pada usia 30 tahun ke (58%) perawat di UGD RSUD Sumedang
atas lebih rentan terkena gangguan berjenis kelamin laki- laki, sehingga jenis
psikologis seperti stress dimana usia yang kelamin ikut berkontribusi pada penilaian
semakin bertambah mengakibatkan stres kerja, hal ini terjadi karena pria lebih
seseorang akan mudah mengalami stress, banyak menggunakan mekanisme coping
hal ini berkaitan dengan faktor fisiologis yang pasif sehingga lebih rentan terkena
yang mengalami kemunduran dalam stres kerja (Hadiansyah et al, 2019).
berbagai kemampuan seperti kemampuan Menurut Mulaindah (2021) Jenis
berpikir. kelamin berhubungan dengan karakteristik
Tabel 2. Distribusi Frekuensi fisik, psikologis, dan sosial antara laki-laki
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan perempuan. Jenis kelamin berperan
(n=50)
Jenis Kelamin F (n) (%)
terhadap terjadinya stres. Ada perbedaan
Laki-Laki 30 60,0 respon antara laki-laki dan perempuan saat
Perempuan 20 40,0
Total 50 100.0 menghadapi konflik. Perawat laki-laki juga
Berdasarkan tabel 2. diketahui bahwa bisa terkena stres kerja apabila tanggung
hasil mayoritas responden berjenis kelamin jawabnya di tempat kerja lebih berat
laki-laki 30 responden (60,0%). dibandingkan perawat perempuan, serta
Berdasarkan hasil observasi peneliti bahwa perawat laki-laki dituntut kerja lebih keras
responden dengan jenis kelamin laki-laki dan siap menghadapi ketika perawat
lebih cenderung mengalami stress dari perempuan mengalami perubahan
pada perempuan dimana perawat laki-laki hormonal (Khoirunnisa, 2021). Diperkuat

6
oleh teori yang mengatakan bahwa adanya lama kerja ≥ 5 mengalami stress hal ini di
patomekanisme hormone testosterone yang karenakan dalam pekerjaan, skill yang
dapat dikonversi dan dapat menghasilkan semakin meningkat itu bisa menjadi
zat kimia yang dinamakan dengan kortisol tekanan tersendiri bagi mereka sehingga
yang akan mempengaruhi lobus frontal bisa saja menimbulkan emosional. Hal ini
pada otak manusia yang akan sejalan dengan penelitian Mareta (2016)
menyebabkan stress (Madvhi et.al, 2013). yang menunjukkan bahwa perawat di
Berdasarkan pembahasan diatas ruang perawatan RSUD dr. Soehadi
peneliti dapat menyimpulkan bahwa laki– Prijonegoro Sragen dengan masa kerja
laki lebih mudah mengalami stress terbanyak adalah 6 – 10 tahun sebanyak 53
dikarenakan beban kerja yang sangat berat orang (44,5%). Pengalaman kerja
dan tanggung jawab dalam mengerjakan merupakan hal yang dijadikan sebuah
tugasnya serta laki-laki dituntut kerja resolusi dan acuan dalam melaksanakan
lebih keras dan perempuan lebih berhati- tugas-tugas yang terkait dengan
hati dalam menyelesaikan pekerjaannya. permasalahan yang ingin dikerjakan
Hal ini diperkuat oleh Prasetyo (2017) (Prayogo, 2020).
yang menunjukan bahwa laki-laki lebih Lama kerja merupakan kurun waktu
mudah emosional dalam menghadapi atau lamanya tenaga kerja bekerja disuatu
masalah apalagi sejajar dengan tututan dari tempat. Lama kerja dihitung sejak
pekerjaannya yang membuat rasa terjadinya kerja antara pihak perusahaan
emosionalnya muncul dan dalam dengan pekerja. Lama kerja dapat
menyelesaikan tugasnya mereka selalu mempengaruhi tenaga kerja baik positif
tampak tergesa-gesa dengan dengan rasa maupun negatif. Lama kerja akan
panic dan ketegangan pada tubuh sehingga memberikan pengaruh positif kepada
dapat menyebabkan stress pada seseorang. pekerja apabila dengan semakin lamanya
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden seorang bekerja maka pekerja tersebut
Berdasarkan Lama Kerja (n=50) semakin banyak pengalaman dalam
Lama Kerja F (n) (%)
≥5 Tahun 36 72,0 menjalankan tugasnya. Namun sebaliknya
<5 Tahun 14 28,0 akan memberikan pengaruh negatif jika
Total 50 100.0
Berdasarkan tabel 3. dapat diketahui semakin lamanya seseorang bekerja maka

bahwa hasil mayoritas lama kerja ≥ 5 36 akan menimbulkan kebosanan dan kelelaan

responden (72,0%). Artinya dalam kerja yang berujung pada kerusakan organ

penelitian ini bahwa 36 responden dengan tubuh (Hendarti, 2020).

7
Menurut penelitan Musu (2021) yang masalah di lapangan kerja dengan
mengatakan bahwa walaupun seseorang kebiasaan menangani masalah yang hampir
sudah memiliki pengalaman banyak sama setiap harinya sehingga sudah
namun rutinitas kerja yang selalu monoton mampu menciptakan mekanisme koping
bisa menimbulkan kebosanan disertai dan pemecahan masalah yang sesuai.
dengan lingkungan kerja yang terbatas. Diperkuat oleh Sari (2017) yang
Ditambah lagi dalam beberapa tahun ini mengatakan bahwa semakin lama masa
semenjak terjadinya pandemi Covid-19 kerja seorang perawat maka semakin
tidak pernah lagi di adakan pertemuan memberikan dampak positif bagi kinerja
family gathering sehingga membuat perawat, dikarenakan masa kerja yang
pekerja menjadi jenuh. Hal ini disebabkan cukup lama maka pengalaman dan
karena semakin lama masa kerja maka wawasan dari para perawat akan semakin
semakin besar pula beban dan tanggung meningkat.
jawab yang ditanggungnya. Rasa jenuh Tabel 4. Gambaran stress kerja perawat
umumnya timbul karena kondisi kerja dimasa pandemi Covid-19 di ruang IGD
RSUD dr.Moewardi (n=50)
yang monoton sepanjang waktu dan Tingkat Stress F (n) (%)
apabila tidak ada perubahan ataupun tidak Ringan 20 40,0
Sedang 30 60,0
ada stimulus yang baru atau refreshing
Total 50 100.0
kepada pekerja maka akan membuat Berdasarkan hasil penelitian yang
pekerja menjadi stres. Pekerjaan rutin yang dilakukan didapatkan hasil bahwa
berulang- ulang secara umum dialami responden mayoritas mengalami stress
sebagai suatu hal yang mebosankan dan sedang 30 responden (60,0%). Berdasarkan
monoton sehingga pekerja merasa jenuh hasil observasi peneliti dimana 30
dan dapat menimbulkan stres. Dalam responden mengalami stress sedang hal ini
kondisi pandemi Covid-19, masa kerja 1-5 di karenakan tututan dari durasi kerja yang
tahun, 6-10 tahun dan >10 tahun sama- menggunakan shift, ketersediaan APD
sama mengalami stres walaupun tingkatan yang terbatas, melonjaknya pasien serta
stresnya berbeda. bekerja menjadi perhatian media. Hal ini
Berdasarkan uraian diatas peneliti sejalan dengan penelitian Lintong (2021)
dapat menyimpulkan bahwa pengalaman yang menunjukkan bahwa stres kerja pada
kerja tidak menjadi salah satu faktor yang perawat di ruang isolasi RSUD Kota
dapat memicu stres dimana dengan Dumai pada masa pandemi COVID-19
lamanya bekerja akan membentuk yaitu sebanayk 26 orang (46,4%)
kepribadian yang tangguh terhadap sebuah

8
mengalami stres ringan dan sebanyak 30 ke keluarga dan orang terdekat dimana
orang (53,6%) mengalami stres sedang. tenaga kesehatan yang sudah berkeluarga
Stres kerja adalah suatu kondisi cenderung merasa khawatir dibanding
ketegangan yang memengaruhi emosi, yang tidak bersama keluarga. Hal ini
proses berpikir dan kondisi seseorang. disebabkan tenaga kesehatan khawatir
Hasilnya, stres yang terlalu besar dapat akan menularkan virus Corona kepada
mengancam kemampuan sesorang untuk keluarga mereka. Adapun Beban kerja
menghadapi lingkungan yang akhirnya yang meningkat pada masa pandemi
mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya, COVID-19 disebabkan karena terus
berarti mengganggu kinerja/ prestasi meningkatnya jumlah pasien yang terpapar
kerjanya. Stres kerja perawat sendiri dapat COVID-19. Hal ini tentu dapat
di definisikan sebagai bentuk stres yang menimbulkan stres kerja pada perawat
diakibatkan oleh suatu pekerjaan atau dikarenakan beban kerja yang meningkat.
suatu kondisi yang timbul akibat intraksi Tuntutan tugas berupa beban kerja berlebih
antar manusia dengan pekerjaan yang di pada perawat merupakan pembangkit stres
tandai oleh perubahan diri orang tersebut (Lintong, 2021.
yang dpat menyebabkan penyimpangan Menurut teori Ekawarna (2012) yang
dari fungsi normal (Anoraga dalam mengatakan bahwa stress kerja merupakan
Mulaindah, 2019). Stres oleh ahli stress yang dikaitkan dengan pekerjaan dan
didefinisikan sebagai sistem interaksi yang berkaitan dengan dampak buruk pada
melibatkan aspek fisik, psikologi dan kondisi fisik serta kesejahteraan psikologis
sosial yang menimbulkan ketegangan, karyawan. Faktor penyebab stress kerja
kecemasan dan kebutuhan pada aspek dibagi menjadi tiga yaitu, faktor
psikologi maupun fisiologis terutama lingkungan, faktor perbedaan individu, dan
dalam masa pandemi Covid-19 (Musu, faktor organisasi. Perbedaan individu
2021). dikaitkan dengan kemampuan individu
Menurut Lilin & Indriono (2020) dalam menangani stress karena terdapat
salah satu penyebab stres pada masa individu yang mampu menangani stress
pandemi yaitu kekhawatiran perawat dengan baik, sementara yang lain merasa
terhadap ketidakmampuan memberikan kewalahan akibat stress (Jesika, 2020).
perawatan yang kompeten di situasi yang Bekerja di tengah-tengah perhatian
baru dan sumber stres lainnya yaitu media dan publik yang intens, durasi kerja
penularan COVID-19, dimana perawat yang panjang, masif dan mungkin belum
mengalami ketakutan akan penularan virus pernah terjadi sebelumnya pada beberapa

9
tenaga kesehatan memiliki implikasi Covid serta tenaga yang kurang sehingga
tambahan dalam memicu terjadinya efek membuat letih para perawat dan jenuh.
psikologis negatif termasuk gangguan Responden dikategorikan dalam stress
emosional, depresi, stress, suasana hati sedang dimana mampu memanajemen
rendah, lekas marah, serangan panik, fobia, emosionalnya sehingga mencapai
gejala, insomnia, kemarahan, dan keseimbangan anatara bekerja dengan
kelelahan emosional (Webster, et al, 2020). kehidupan mereka. Hal ini bisa saja
Stigmatisasi yang diterima dan menjadikan disebabkan karena stresor organisasi,
para tenaga medis seakan-akan pembawa kelompok, maupun dari individu sendiri.
virus merupakan sikap yang bisa memicu (Afra & Putra, 2017).
terjadinya gangguan psikologis pada tim
KESIMPULAN
medis (Tsamakis, et al, 2020).
1. Hasil penelitian karakteristik responden
Sejalan juga dengan penelitian yang
berdasarkan usia mayoritas berusia 26-
dilakukan oleh Afra (2017) yang
35tahun 29 responden (58%), jenis
mengatakan bahwa karakteristik stress
kelamin mayoritas laki – laki 30
kerja mayoritas berada pada tingakatan
responden (60,0%) dan lama kerja
stress sedang, hal ini bisa saja disebabkan
mayoritas ≥5 tahun (72,0%) dan
karena stressor organisasi, kelompok,
kurang dari <5 tahun 14 responden
maupun dari individu sendiri. Perawat
(28,0%).
yang berada pada tingkatan stress sedang
2. Hasil penelitian gambaran stress kerja
mampu memanajemen emosionalnya
perawat dimasa pandemi Covid-19 di
sehingga mencapai keseimbangan anatara
ruang IGD RSUD dr. Moewardi
bekerja dengan kehidupan mereka (Oktari,
menunjukan hasil mayoritas mengalami
2021).
stress sedang dengan jumlah 30
Berdasarkan uraian diatas peneliti
responden (60,0%) dan stress ringan 20
menyimpulkan bahwa perawat yang
responden (40,0%).
bekerja dimasa pandemi covid-19
SARAN
mengalami stress sedang, dimana beban
Bagi responden hasil penelitian ini
kerja dan kekhawatiran responden terhadap
diharapkan dapat menambah pengetahuan
covid-19 membuat responden mengalami
dan dijadikan informasi bagi perawat agar
stres akibat banyaknya beban kerja,
lebih prosefional dalam melakukan
penggunaan alat pelindung diri yang
tugasnya dan dapat mengatasi stress kerja
memerlukan protokol yang sangat ketat,
yang dialaminya selama masa pandemi
dan banyaknya pasien yang mengalami

10
COVID 19, dan penelitian ini dapat Febriani, (2017). Gambaran Stres Kerja Pada
Perawat Di Ruang Rawat Inap Bagian
dijadikan tolak ukur bagi rumah sakit Perawatan Jiwa Rumah Sakit Khusus
untuk meningkatkan antisipasi diri perawat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
dalam mencegah dan mengatasi stress pada Kesehatan Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
saat bekerja di masa COVID-19. Fuada, (2017). Faktor-Faktor Yang
Diharapkan dengan penelitian ini dapat Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada
Perawat Kamar Bedah Di Instalasi
dijadikan sumber dan menambah Bedah Sentral Rsud K.R.M.T.
Wongsonegoro Semarang. Jurnal
kepustakaan dalam proses pembelajaran Kesehatan Masyarakat (E-Journal),
khususnya dalam keperawatan jiwa dan 5(1), Pp. 255-63.
Hawari, (2016). Manajemen Stres Cemas dan
juga menjadi refrensi bagi peneliti Depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
selanjutnya untuk memberikan intervensi
Herqutanto, (2017). Stres Kerja pada Perawat
untuk mengatasi stress kerja perawat di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer. eJKI. 2017 ; 5 (1) :
dimasa pandemi Covid-19. 12 – 17.
Huang C, (2020). Clinical features of patients
infected with 2019 novel coronavirus in
DAFTAR PUSTAKA
Wuhan, China. Lancet.
Afra, (2017). Stres Kerja Perawat Di Ruang 2020;395(10223):497-506.
Rawat Inap Rsud dr. Zainoel Abidin Jamison, ((2017). Disease Control Priorities,
Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (Volume 9): Improving Health and
Fakultas Keperawatan 2 (4). Reducing Poverty. The World Bank.
Anggit, (2014). Pengaruh Stres Kerja Dan Kementrian Kesehatan RI. (2020). Pedoman
Beban Kerja Terhadap Kinerja Pencegahan dan Pengendalian
Karyawan Pdam Surabaya. Jurnal Ilmu Coronavirus Disease. Direktorat
Dan Riset Manajemen Vol. 3, No.7. Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Awalia, (2021). Hubungan Umur Dan Jenis Penyakit, 1-136.
Kelamin Dengan Stress Kerja Pada Kusumaningsih, (2020). Hubungan Beban
Perawat Di Ruang Rawat Inap Rsud Kerja Fisik Dan Mental Perawat
Kwaingga Kabupaten Keerom. Jurnal Dengan Penerapan Pasien Safety Pada
Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 5. No. Masa Pandemi Covid 19 Di Upt
p-ISSN: 2598-9944. Puskesmas Rawat Inap Kabupaten
Badan Penelitian dan Pengembangan Pesawaran. Indonesian Jurnal of Health
Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar Development Vol.2 No.2.
(Riskesdas 2013). Jakarta: Kementerian Lumintang, (2017). Hubungan Antara Umur
Kesehatan. dan Beban Kerja dengan Kelelahan
Chen, (2020). Mental health care for medical Kerja Pada Montir Perbengkelan di
staff in China during the COVID-19 Desa Kiawa Kecamatan Kawangkonan
outbreak. The Lancet Psychiatry, 7(4), Utara Kabupaten Minahasa. E-Journal
e15-e16. https://doi.org/10.1016/S2215- Heal.
0366(20)30078-X. Masturi, 2017. Hubungan Tingkat Stres
Ekawarna, (2018). Manajemen Konflik Dan Dengan Siklus Menstruasi Pada
Stres. Jakarta: Bumi Aksara Mahasiswi Keperawatan Semester VII
Fathurochman, (2017). Rancangan Dan Uji UIN Alauddin Makassar. Fakultas
Coba Pelatihan Resiliensi Untuk Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Menurunkan Psychological Distress Universitas Islam Negeri
Pada Ibu Yang Memiliki Anak Alauddin,Makassar.
Penderita Acute Lymphoblastic Nainggolan, (2018). Hubungan Stres Kerja
Leukemia (All). Quanta, 1(1), 11-18. Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di

11
RSU Bina Kasih Medan Tahun 2017. Zulkifli, (2019). Hubungan Usia, Masa Kerja
Sripsi Sarjana. Fakultas Kesehatan dan Beban Kerja Dengan Stres Kerja
Masyarakat. Universitas Sumatera Pada Karyawan Service Well Company
Utara. PT. ELNUSA TBK Wilayah Muara
Nimas, (2021). Dampak Psikologis Pandemi Badak. KESMAS UWIGAMA , Vol 5
Covid-19 Pada Petugas Rekam Medis. (1).
PROSIDING DISKUSI
ILMIAH:Universitas Dian Nuswantoro.
Oktari, (2021). Gambaran Tingkat Stres Kerja
Perawat Rumah Sakit Pada Era New
Normal. Health Care : Jurnal Kesehatan
10 (1)(115-124).Fakultas Keperawatan
Universitas Riau
Organization, W. H. (2020). Mental health and
psychosocial considerations during the
COVID-19 outbreak, 18 March 2020:
World Health Organization.
Permenkes RI. (2018). Pelayanan
Kegawatdaruratan. Mentri Kesehatan
Republik Indonesia.
Prasetyo, (2017). Literature Review: Stres
Perawat Di Ruang Instalasi Gawat
Darurat, 5(1), 13.
Prayogo, (2020). Hubungan Lama Kerja Dan
Status Kepegawaian Dengan Kinerja
Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat
Inap Rsud Kraton Kabupaten
Pekalongan. Program Studi Sarjana
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan.
Riskesdas, (2018). Riset Kesehatan Dasar.
Jakarta.
Sugiyono, (2017). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan R&B,
Alfabeta.Bandung.
Sunarti, (2018). Hubungan Umur, Tingkat
Pendidikan Dan Lama Kerja Perawat
Pelaksana Dengan Pelaksanaan
Ketepatan Identifikasi Pasien Di Ruang
Rawat Inap. Jurnal Ilmiah Permas:
Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume
8 No 2, Hal 75 - 81, ISSN 2089-0834.
Vahia, (2020). COVID-19, mental health and
aging: A need for new knowledge to
bridge science and service. The
American Journal of Geriatric
Psychiatry.
https://doi.org/10.1016/j.jagp.2020.03.0
07..
WHO, 2020, Coronavirus disease (COVID-
2019) situation reports.
https://www.who.int/publications/m/ite
m/weekly-update-on-covid-19---9- .

12

Anda mungkin juga menyukai