Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa pandemi covid-19 ini menuntut sumber daya berperan

penting dalam melakukan pekerjaannya. Tenaga kerja yang berada pada

garis terdepan dalam penanggulangan pandemi ini adalah tenaga kesehatan

atau medis khususnya perawat. Perawat sebagai tenaga medis memiliki

peran penting dalam menopang hidup, membantu pemulihan, dan

memberikan dukungan psikologis terhadap pasien yang terdiagnosis

positif covid-19 (Chen J, Qi T, Liu L, Ling Y, Qian Z, Li T 2020). Karena

sifat penyakit yang masih baru, para perawat bersama jajaran tenaga

kesehatan lain harus mampu menghadapi krisis, beradaptasi dengan

prosedur yang terus berubah, dan sigap terhadap berbagai ketidakpastian

selama memberikan perawatan pada para pasien (Jackson, et al, 2020)

Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan garda terdepan yang

terlibat dalam menangani pasien covid-19 memiliki resiko hidup dalam

menjalankan tugasnya dan berisiko mengalami stress. Hal ini bisa

disebabkan oleh tuntutan pekerjaan yang tinggi, sumber daya yang rendah,

dan ketersediaan alat pelindung diri yang sangat minim (Hendro W.

Sihombing 2020). Stres kerja merupakan bentuk respon psikologis dari

tubuh terhadap tekanan tekanan yang muncul dari interaksi antara individu

dengan pekerjaanya, dan dapat merubah fungsi fisik serta psikis yang
normal, sehingga dinilai membahayakan, dan tidak menyenangkan

(Widyasari, 2010).

Sebuah Studi dilakukan di London United Kingdom untuk melihat

bagaimana prevalensi stress, cemas dan depresi terjadi pada perawat yang

menangani pasien dengan COVID-19, studi ini dilakukan kepada 33 orang

perawat yang bekerja selama pandemik COVID- 19 berlangsung yang

disimpulkan bahwa sebanyak 12 orang perawat mengalami cemas, 5 orang

perawat mengalami stress dan 10 orang perawat mengalami depresi akibat

menangani pasien dengan COVID-19 (Pappa, et al, 2020). Selain itu pada

penelitian yang dilakukan oleh (Salari,et al di benua Eropa sebanyak

31,9% tenaga medis mengalami stres dan di Asia sebanyak 27,9% tenaga

medis mengalami stress. Selain itu pada penelitian (Musta’in 2021),

terdapat 90% perawat mengalami stress ringan hingga sangat parah.

Banyak faktor yang yang menyebabkan kejadian stres pada tenaga

kesehatan diantaranya riwayat gejala yang dirasakan, riwayat kontak,

pengetahuan dan penerapan universal precaution terkait COVID-19

(Wang et al, 2020). Penelitian yang dilakukan oleh Verma (2020) tentang

faktor- faktor yang mempengaruhi stress pada perawat di masa pandemi

COVID-19 yaitu jenis kelamin, usia, status pernikahan, pendapatan, dan

pendidikan. Stres kerja memiliki dampak yang bervariasi diantaranya

adanya negatif dan positif namun lebih banyak lagi efek negatifnya yang

secara potensial berbahaya. Akibatnya antara lain kelelahan fisik, perasaan

kesal atau marah bahkan depresi kerja. Tingkat stress kerja yang tinggi

berdampak terhadap prestasi kerja karyawan dan akhirnya merugikan


perusahaan, dampak negatif tersebut dapat berupa rendahnya tingkat

produktivitas, minimnya kreatifitas, kurangnya motivasi, pengambilan

keputusan yang tidak efektif, kualitas komunikasi antar karyawan yang

rendah, tingkat absen yang tinggi, bahkan muculnya tindakan kekerasan di

lingkungan kerja.(Ela Nurdiawati 2018)

Pada penelitian ( Sihombing 2020) menyatakan bahwa ada

hubungan antara pengetahuan perawat dengan tingkat stres dalam merawat

pasien Covid-19, semakin tinggi pengetahuan seseorang maka

kemungkinan mengalami stres sangat rendah. Namun tidak menutup

kemungkinan orang yang memiliki pengetahuan baik juga bisa mengalami

stres berat. Selain itu pada penelitian ( Isnainy 2019) menyatakan ada

hubungan lama bekerja dengan stress ekrja perawat, responden yang lama

bekerja memiliki peluang 5 kali lebih besar untuk tidak stres kerja perawat

jika dibandingkan dengan responden yang baru bekerja.Hal berbeda pada

penelitian (Safitri ,2020) menyatakan tidak ada hubungan masa kerja

denan stress kerja perawat. semakin lama seseorang bekerja pada suatu

organisasi maka akan semakin berpengalaman orang tersebut sehingga

kecakapan kerjanya semakin baik. Adanya pengalaman yang dimiliki oleh

perawat dengan masa kerja yang lebih lama dapat membantu

menyelesaikan masalah pekerjaan yang dihadapi oleh perawat lain dengan

masa kerja yang masih baru.

Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan

September 2021 di ruang IGD terdapat 22 orang dengan masa kerja

rentang 6 bulan hingga 10 tahun dan memiliki pendidikan D3 hingga


profesi Ners.Data dari wawancara pada 5 perawat ditemukan bahwa

selama pandemi perawat merasa mudah marah karena hal sepele, mudah

kesal, tidak bisa tidur dengan nyenyak dan saat bekerja merasa

tegang,cemas, serta tidak bisa rileks. Namun terdapat seorang perawat

yang menyatakan bahwa tidak merasa tegang dan cemas, masih bisa

bersantai walapun mengalami gangguan tidur.

Masa pandemi ini seluruh tenaga keperawatan mengalami stress,

namun stress yang dialami individu akan berbeda-beda tergantung dengan

mekanisme koping yang dimiliki oleh individu itu sendiri. Covid-19

dibilang virus yang baru dan penyebaran virus ini sangat cepat memalui

droplet. Pengetahuan mengenai karakteristik covid saat ini masih tahap

pengembangan. Hal ini mengakibatkan penanganan yang harus dilakukan

dengan hati-hati karena virus ini belum memiliki penatalaksaan

fammakologi yang paten.

Dari ulasan diatas peneliti tertarik untuk meneliti mengenai”

hubungan pengetahuan dan lama kerja dengan tingkat stres perawat pada

penanganan pasien COVID-19 di RST Salatiga”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan sebuah masalah

yaitu” apakah ada hubungan pengetahuan dan lama kerja dengan tingkat

stres perawat pada penanganan pasien covid 19 di RST Salatiga?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan lama kerja dengan

tingkat stres perawat pada penanganan pasien covid 19 di RST Salatiga

2. Tujuan Khusus

a. Mendiskripsikan gambaran pengetahuan perawat pada penanganan

pasien covid 19 di RST salatiga

b. Mendiskripsikan gambaran lama kerja perawat dalam penanganan

pasien covid 19 di RST salatiga

c. Mendiskripsikan tingkat stres perawat dalam penanganan pasien

covid 19 di RST salatiga

d. Menganalisis hubungan pengetahuan dan lama kerja dengan

tingkat stres perawat pada penanganan pasien covid 19 di RST

Salatiga

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengaplikasikan penelitian mengenai pengetahuan, lama

kerja dengan stress kerja

2. Bagi responden dan tempat penelitian

Responden memiliki tambahan wawasan mengenai stress dalam

penanganan pasien covid, dan pihak rumah sakit mendapatkan data

tambahan mengenai stress kerja yang dialami oleh perawat

3. Bagi pendidikan dan pelayanan keperawatan

Mendapatkan informasi tambahan mengenai stress yang dialami

perawat dan nantinya dapat mengambil tindakan cara mengurangi

cemas pada perawat


4. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian dapat dijadikan acuhan untuk mengembangan

penelitian selanjutnya mengenai stress dalam menangani pasien covid-

19

E. Keaslian penelitian

Tabel 1.1 keaslian penelitian

No Penelitian Judul Metode Hasil Perbedaan

Mayoritas
responden
1 Hendro W. Hubungan Rancangan memiliki Penelitian
Sihombing pengetahuan cross sectional pengetahuan terdahulu
Dan Zahra perawat survey dengan cukup tentang menggunakan
Maulidia tentang populasi covid-19 yaitu 1 variabel
Septimar covid-19 penelitian 230 (58,1%) dan independen
(2020) dengan 39.122 pengetahuan
tingkat stres responden, mengalami perawat
dalam jumlah sampel tingkat stres Penelitian saat
merawat 396 responden sedang dalam ini
pasien covid- dengan teknik merawatpasien menggunakan
19 sample covid-19 yaitu 2 variabel
accidental 245 (61,9%). independen
sampling. yakni
Terdapat
Analisa pengetahuan
bivariat hubungan dan masa kerja
menggunakan pengetahuan
chi square dengan tingkat
stress perawat
diperoleh p
value= 0,004

hubungan
beban kerja,
2 Usastiawaty Jenis Sebanyak 1 26 Penelitian
budaya kerja
Cik Ayu penelitian (16,9%) dahulu
dan lama
Saadiah kuantitatif responden bertujuan
kerja
Isnainy, Prima dengan mengalami stres mengetahuai
terhadap
Dian Furqoni, metode survei kerja. Sebanyak beban kerja,
Stres kerja
perawat di
ruang irna III
rumah sakit
umum
Daerah
Lidya Aryanti, analitik, 102 (66,2%) budaya kerja
DR.H. Abdul
Leni Sari Asdi populasi yang responden dan lama kerja
Moeloek
(2019) digunakan 250 memiliki beban terjadap
Provinsi
perawat kerja ringan. kejadian stress
Lampung
dengan jumlah Sebanyak 95 Penelitian
sampel 154 (61,7%) sekarang
dengan teknik responden bertujuan
sampel budaya melihat
purposive organisasi baik, hubungan
sampling. sebanyak 117 pengetahuan
Analisa (76,0%) dan lama kerja
bivariat responden lama terhadap stress
menggunakan dalam bekerja. kerja
chi square Dan terdapat
hubungan beban
kerja, budaya
organisasi dan
lama bekerja
dengan kejadian
stress kerja
perawat

Deskriptif Tingkat stres


kuantitatif pada perawat di
dengan Rumah sakit
3 Pisga Dwi Tingkat stres Penelitian
Wawasan advent bandar
Lestari Br perawat dahulu
deskriptif, lampung berada
Pasaribu, terkait isu mengguankan
sampel yang pada kategori
Denny Paul covid-19 rancangan
digunakan 75 tinggi.
Ricky (2021) wawasan
perawat
deskriptif
denagn tekanik
Penelitian saat
random
ini
sampling .
menggunakan
Analisa data
rancangan
mengguankan
crosssectional
nilai mean

Anda mungkin juga menyukai