Anda di halaman 1dari 22

TELAAH JURNAL

Henna (Lawsonia inermis) as an Inexpensive


Method to Prevent Decubitus Ulcers
in Critical Care Units: A Randomized
Clinical Trial

KELOMPOK 9

1. Annisa Fadhila (17111024110171)


2. Dewi Sri Pangesti (17111024110183)
3. Nuralim (17111024110233)
Setiawicaksana (17111024110239)
4. Nurwindawati (17111024110253)
5. Savitri Iska Sari

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Farmasi

Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur

Tahun Ajaran 2017 / 2018


TELAAH JURNAL

I. DESKRIPSI UMUM
1. Judul jurnal
Henna(Lawsoniainermis)asanInexpensive Method to Prevent
Decubitus Ulcersin Critical Care Units: A Randomized Clinical
Trial

2. Penulis Jurnal
1. Davood Hekmatpou, PhD
2. Fatemeh Ahmadian, MSc
3. Maryam Eghbali, PhD
4. Shadi Farsaei, PhD

3. Nama Jurnal / Dipublikasikan Oleh

Jurnal di terbitkan atau dipublikasikan oleh JournalofEvidence-


BasedIntegrativeMedicineVolume 23:1-9 2018.

4. Penelaah/Review Jurnal
Kelompok 9 : 1. Annisa Fadhila
2. Dewi
3. Nuralim Setiawicaksana
4. Nurwindawati
5. Savitri Iska Sari

5. Sistematika Penulisan
a. Font : 18 dan 12
b. Spasi : 1,15
c. Format Penulisan : Times new roman dan Arial
d. Rataan : Justify
e. Column :3

2
6. Referensi Daftar Pustaka
Untuk daftar refrensi daftar pustaka peneliti banyak menggunakan
buku sebagai bahan refrensi dan ada juga beberapa jurnalpenelitian ,
naskah publikasi . Cara menulis daftar pustaka dengan
metodevancouver.

II. DESKRIPSI CONTENT:


No Komponen Jurnal Item question to help “ Telaah Jurnal “
1. Pendahuluan 1. Apa masalah penelitian ?
Henna digunakan untuk memerangi berbagai
penyakit dan kondisi patologis kulit yang
bertujuan untuk menetukan efek pendinginan
dan perlindungan pada pencegahan ulkus
decubitus di unit perawatan kritis.
2. Seberapa besar masalah tersebut?
Menurut statistik tahun 2012, sekitar 1,6 juta
pasien setiap tahun akan mengalami ulkus
dekubitus dalam unit perawatan dan akan
menelan biaya US $ 11 hingga US $ 17,2
miliar.11,19,20 Komplikasi ulkus dekubitus
akan meningkatkan tingkat kematian di antara
pasien dengan 55% .Juga, setiap ulkus
dekubitus akan menambah 50% lebih banyak
beban kerja ke pekerjaan perawat.
3. Dampak masalah jika tidak di atasi?
Ulkus Dekubitus akan mengakibatkan
komplikasi yang akan meningkatkan tingkat
kematian.
4. Bagaimana kesenjangan yang terjadi? Bandingkan
antara masalah yang ada/kenyataan dengan
harapan/target?

3
Organisasi Kesehatan Dunia telah melaporkan
bahwa 80% dari populasi semua negara tidak
mampu membeli obat-obatan farmasi dan
mereka akan merujuk pada obat tradisional,
yang didasarkan pada herbal, untuk
mendukung kebutuhan kesehatan primer
mereka.Mempertimbangkan sejarah konsumsi
henna dan penggunaan utama henna sebagai
agen pendingin, sebagai ramuan antijamur dan
antibakteri untuk kulit dan rambut, dan juga
karena tidak ada penelitian ilmiah mengenai
efeknya untuk mencegah ulkus dekubitus, kami
memutuskan untuk mengevaluasi ini. efek
tanaman pada pencegahan ulkus dekubitus
dalam pengaturan perawatan kritis.

5. Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan


hipotesis yang ditetapkan oleh peneliti ?
Untuk menentukan efek pendinginan dan
perlindungan henna pada pencegahan ulkus
dekubitus di unit perawatan kritis
2. Methode
1. Desain 1. Desain penelitian apa yang digunakan?
penelitian Jenis penelitian pada jurnal menggunakan
desain cross sectional.
Untuk desain eksperimen:
a. Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk
menentukan efektifitas suatu intervensi?
Pasien secara acak dialokasikan ke dalam 2
kelompok kontrol dan intervensi (n ¼ 40)
dengan metode pemblokiran
b. Apakah peneliti melakukan random alokasi

4
(randomisasi)?
Pada penelitian Pasien secara acak
dialokasikan ke dalam 2 kelompok kontrol
dan intervensi (n 40) dengan metode
pemblokiran.
c. Jika peneliti melakukan randomisasi,
bagaimana prosedurnya, apakah dilakukan
randomisasi sederhana, blok, stratifikasi? Siapa
yang melakukan randomisasi?
Dilakukan pada 80 pasien yang dirawat di
rumah sakit di unit perawatan intensif.
Pasien secara acak dialokasikan ke dalam 2
kelompok kontrol dan intervensi (n 40)
dengan randomisasi sederhana.
d. Jika ternyata pada data dasar (base line)
terdapat perbedaan karakteristik/variable
perancu pada kedua kelompok, apakah peneliti
melakukan pengendalian pada uji statistic
dengan stratifikasi atau uji multivariate?
Dalam penelitian ini terdapat Satu variable
yaitu Ulkus Decubitus .Peneliti melakukan
pengendalian Uji statistic dengan stratifikasi

Kedua kelompok memiliki skor yang lebih

5
rendah dalam skala braden pada hari
pertama penelitian daripada di hari ketujuh
yang menunjukkan risiko lebih tinggi
terkena ulkus decubitus pada hari pertama
masuk . Peningkatan skor ini dapat
dijelaskan dengan proses pemuliah pasien
setelah 7 hari rawat inap . Dalam studi
Amirifar et al , menunjukkan bahwa
semakin rendah skor skala Braden, maka
semaking tinggi risiko untuk
mengembangkan ulkus decubitus .
e. Apakah peneliti melakukan masking atau
penyamaran dalam memberikan perlakuan pada
responden (responden tidak menyadari apakah
sedang mendapatkan intervensi yang diuji
cobakan?
Pada jurnal ini peneliti tidak melakukan
masking atau penyamaran dalam
memberikan perlakuan pada responden.

f. Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah


peneliti melakukan blinding saat mengukur
outcome? Blinding merupakan upaya agar
sampel atau peneliti tidak mengetahui kedalam
kelompok mana sampel dimasukkan (
eksperiment atau control ). Hal ini
menunjukkan upaya peneliti meningkatkan
validitas informasi.
Dalam penelitian ini peneliti menggunkan
teknik Eksperimen dimana peneliti
menggunakan skala braden untuk
pengukuran dan menggunakan uji fisher

6
untuk menguji signifikansi hipotesis
komparatif dimana penelitu membagi 2
sampel independen yang terdiri dari 35
orang masuk pada kelompok kontrol dan 37
orang lainnya masuk pada kelompok
intervensi.
2. Populasi dan 1. Siapa populasi target dan populasi terjangkau?
sampel 80 pasien yang dirawat di rumah sakit di unit
perawatan intensif.
2. Siapa sampel penelitian? Apa kriteria inklusi dan
eksklusi sampel?
Uji klinis acak ini dengan nomor registrasi
IRCT2015070323035N1 dilakukan pada tahun
2015 di unit perawatan intensif Rumah Sakit
Al-Zahra di Isfahan, Iran. Awalnya
mempertimbangkan d 1,1, S1 1,74, S2 1,35, b
0,2, dan 0,05,10 ukuran sampel ditentukan
menjadi 74 pasien. Mempertimbangkan 5%
hingga 10% dari atrisi, 80 pasien dipilih secara
sengaja. Kriteria inklusi adalah 18 hingga 75
tahun, kemauan untuk berpartisipasi dalam
penelitian, tidak memiliki ulkus dekubitus pada
saat masuk, kemungkinan rawat inap
berkelanjutan di ICU, dirawat di ICU kurang
dari 24 jam yang lalu dan tidak dirawat di
rumah sakit. di bangsal lain sebelum masuk ke
ICU, tidak menderita diabetes, memiliki
tekanan darah sistolik 100 mm Hg atau lebih,
tidak kecanduan narkotika, tidak mengalami
anemia (kadar hemoglobin kurang dari 12 g /
dL pada pria dan 10 g) / dL pada wanita) atau
penyakit darah lainnya, dan tidak mengalami

7
demam (37,5 ○ C). Kriteria eksklusi adalah
keengganan untuk melanjutkan studi atau
kematian pasien.
3. Bagaimana metode sampling yang digunakan
untuk memilih sampel dari populasi target?
Peneliti menggunakan Metode uji klinis acak.
Itu dilakukan pada 80 pasien yang dirawat di
rumah sakit di unit perawatan intensif.
4. Berapa jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian? Metode atau rumus apa yang
digunakan untuk menentukan jumlah sampel?
Jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian adalah 80 pasien yang dirawat di
rumah sakit di unit perawatan intensif. Untuk
menentukan sampel menggunakan metode uji
klinis acak.
3. Pengukuran 1. Variable apa saja yang diukur dalam penelitian?
atau Variable yang diukur dalam penelitian yaitu
pengumpulan Post test-Only Control Design.
data
2. Metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan
data?
Data dikumpulkan melalui kuesioner
demografi pada saat penerimaan oleh peneliti.
3. Alat ukur apa yang digunakan untuk
mengumpulkan data?
Skala Braden untuk mengevaluasi risiko ulkus
dekubitus dalam pedoman Luka, Ostomi, dan
Perawat Continence Society.
1. 4. Bagaimana validitas dan rehabilitas alat
ukur/instrument yang digunakan? Apakah peneliti
menguji validitas dan rehabilitas alat ukur? Jika

8
dilakukan apa metode yang digunakan untuk
menguji validitas dan rehabilitas alat ukur dan
bagaimana hassilnya?
Skala ini juga diuji pada 35 pasien di Iran.
Rentang keandalan skala antara 2 pengamat
terdidik adalah 84,1% hingga 100%. Ini
menunjukkan korelasi interclass yang tinggi.
Alat untuk mengontrol catatan harian dari
sacrum dan suhu dahi dikonfirmasi oleh 5
anggota fakultas dari Arak University of
Medical Sciences untuk validitas wajah.
5. Siapa yang melakukan pengukuran atau
pengumpulan data? Apakah dilakukan pelatihan
khusus untuk observer atau yang melakukan
pengukuran?
Pada jurnal tidak dijelaskan siapa yang
melakukan pengukuran atau pengumpulan
data.
4. Analisis data 1. Uji statistik apa yang digunakan untuk menguji
hipotesis atau menganalisis data?
Data dianalisis menggunakan SPSS 21, dan tes
termasuk tes w2, pengukuran berulang
ANOVA (Greenhouse Gaser), korelasi Pearson,
dan uji t independen.
2. Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti
menggunakan metode intention to treat atau on
treatment analysis?
Peneliti menggunakan metode intention on
treat.

a. Intention to treat adalah menganalisis semua


sampel yang megikuti penelitian, baik yang

9
drop out, loss follow up atau berhenti sebelum
penelitian selesai. Sampel yang drop out
dianggap hasil intervensi yang gagal.
Peneliti menjelaskan di dalam jurnal yang
diteliti semua responden mengikuti
penelitian hingga akhir baik yang drop out,
lost of follow up atau berhenti sebelum
penelitian selesai.

b. On treatment analysis hanya menganalisis


sampel yang mengikuti penelitian sampai
selesai saja, sedangkan sampel drop out
diannggap tidak mengikuti penelitian dan tidak
diikutkan dalam analisis.
Peneliti menggunakan metode intention on
treat.

3. Program atau software statistic apa yang


digunakan peneliti untuk menganalisis data?
Di dalam jurnal peneliti tidak mencantumkan
software apa yang digunakan untuk
menganalisis data.

3. Hasil penelitian
1. Alur penelitian 1. Bagaimana alur (flow) penelitian yang
dan data base menggambarkan responden yang mengikuti
line penelitian sampai selesai, drop out dan loss
follow up?
Pada kelompok intervensi 29 (78,4%) adalah
laki-laki dan 8 (21,6%) adalah perempuan,
dan pada kelompok kontrol 22 (62,9%)

10
adalah laki-laki dan 13 (37,1%) adalah
perempuan. Sebagian besar pasien dalam
intervensi (51,4%) dan kelompok kontrol
(65,7%) memiliki tabung endotrakeal.
Diagnosis medis untuk sebagian besar pasien
dari kelompok intervensi (45,9%) adalah
kerusakan otak, dan pada kelompok kontrol
(37,1%) itu adalah trauma. Tak satu pun
dari peserta yang diteliti memiliki riwayat
trombosis vena dalam. Pada kelompok
intervensi, frekuensi tertinggi dari operasi
sebelumnya adalah pembedahan saluran
kemih dan sistem reproduksi (16,2%), dan
pada kelompok kontrol frekuensi tertinggi
adalah pembedahan sistem kardiovaskular
(17,1%). Sebagian besar pasien di kedua
kelompok intervensi (54,1%) dan kontrol
(54,3%) memiliki penyakit yang
mendasarinya. Dua puluh tujuh persen dari
kelompok intervensi dan 34,3% dari
kelompok kontrol memiliki masalah
kardiovaskular. Tujuh puluh tiga persen
dari kelompok intervensi dan 77,1% dari
kelompok kontrol tidak memiliki riwayat
konsumsi narkotika, dan mereka yang
memiliki riwayat penyalahgunaan zat,
sebagian besar dari mereka (21,6% pada
kelompok intervensi dan 14,3% di kelompok
kontrol) adalah perokok rokok. Analisis data
menunjukkan bahwa kedua kelompok tidak
memiliki perbedaan statistik yang signifikan
mengenai karakteristik demografi mereka

11
dan variabel lain sebelum intervensi (P> .05;
Tabel 1). Dari 80 pasien selama penelitian, 8
pasien (6 pria dan 2 wanita) dikeluarkan dari
penelitian. Enam pasien meninggal selama
penelitian dan yang lain tidak bekerja sama.
Analisis data dilanjutkan dengan 72 pasien;
35 dalam kelompok kontrol dan 37 pada
kelompok intervensi.

2. Bagaimana karakteristik responden dan baseline


data?
Sebagian besar pasien dalam intervensi
(51,4%) dan kelompok kontrol (65,7%)
memiliki tabung endotrakeal. Diagnosis
medis untuk sebagian besar pasien dari
kelompok intervensi (45,9%) adalah
kerusakan otak, dan pada kelompok kontrol
(37,1%) itu adalah trauma. Tak satu pun
dari peserta yang diteliti memiliki riwayat
trombosis vena dalam. Pada kelompok
intervensi, frekuensi tertinggi dari operasi
sebelumnya adalah pembedahan saluran
kemih dan sistem reproduksi (16,2%), dan
pada kelompok kontrol frekuensi tertinggi
adalah pembedahan sistem kardiovaskular
(17,1%). Sebagian besar pasien di kedua
kelompok intervensi (54,1%) dan kontrol
(54,3%) memiliki penyakit yang
mendasarinya. Dua puluh tujuh persen dari
kelompok intervensi dan 34,3% dari
kelompok kontrol memiliki masalah
kardiovaskular. Tujuh puluh tiga persen

12
dari kelompok intervensi dan 77,1% dari
kelompok kontrol tidak memiliki riwayat
konsumsi narkotika, dan mereka yang
memiliki riwayat penyalahgunaan zat,
sebagian besar dari mereka (21,6% pada
kelompok intervensi dan 14,3% di kelompok
kontrol) adalah perokok rokok. Analisis data
menunjukkan bahwa kedua kelompok tidak
memiliki perbedaan statistik yang signifikan
mengenai karakteristik demografi mereka
dan variabel lain sebelum intervensi (P> .05;
Tabel 1). Dari 80 pasien selama penelitian, 8
pasien (6 pria dan 2 wanita) dikeluarkan dari
penelitian. Enam pasien meninggal selama
penelitian dan yang lain tidak bekerja sama.
Analisis data dilanjutkan dengan 72 pasien;
35 dalam kelompok kontrol dan 37 pada
kelompok intervensi.

3. Pada penelitian eksperiment apakah variable


perancu (counfounding variable) dalam data
base line tersebar seimbang pada setiap
kelompok? Jika tidak seimbang apa dilakukan
peneliti untuk membuat penelitian bebas dari
pengaruh variable perancu?
Di dalam jurnal tidak menggunakan variabel
perancu dan peneliti tidak menjelaskan
apakah data base line tersebar seimbang
atau tidak seimbang.

2. Hasil penelitian 1. Apa hasil utama dari penelitian? Jika peneliti


melakukan uji hipotesis, apakah hipotesis

13
penelitian terbukti atau tidak terbukti (
bermakna atau tidak secara statistic )? Apakah
hasil penelitian juga bermakna secara klinis?
Menurut hasil, 1 pasien dalam kelompok
intervensi mengembangkan tipe 1 ulkus
dekubitus, yang kemerahan di daerah
sacrum diselesaikan setelah 72 jam, dan pada
kelompok kontrol 5 pasien mengembangkan
tipe 1 ulkus dekubitus dan 1 pasien
berkembang tipe 2 ulkus . Penelitian
Eberlein-Gonska juga mengungkapkan
bahwa nilai yang lebih rendah dari ulkus
dekubitus (tipe 1 atau 2) lebih umum
daripada nilai yang lebih tinggi (tipe 3 atau
4) dengan cara yang 41% pasien memiliki
tipe 1 (784 pasien). dari 1914) dan 48%
mengalami ulkus dekubitus tipe 2 (915
pasien). Dalam studi Mistiaen yang
dilakukan selama 3 tahun dari 2006 hingga
2008, perawat yang mengunjungi pasien di
rumah melaporkan semua kasus ulkus
dekubitus di daerah sacrum, dan dari semua
pasien (2772 pasien) 1517 pasien memiliki
tipe 1, 820 memiliki tipe 2, 288 memiliki tipe
3, dan 147 memiliki tipe 4 ulkus. Dalam studi
Soozani et al, 18 yang dilakukan di Iran pada
72 pasien, 53 (73,6%) memiliki tipe 2 dan 16
(22,2%) memiliki tipe 1 ulkus dekubitus. di
sebagian besar studi tipe 1 dan tipe 2 ulkus
lebih umum, yang mirip dengan penelitian
ini. Menimbang bahwa sebagian besar ulkus
memiliki nilai yang rendah dan

14
perawatannya mahal, mencegah borok ini
merupakan prioritas tinggi. Dalam penelitian
ini, ditunjukkan bahwa 1 pasien dalam
kelompok intervensi dan 6 pasien dalam
kelompok kontrol mengembangkan ulkus
dekubitus. Jadi dapat dikatakan bahwa
menerapkan henna pada sacrum bisa efektif
dalam mencegah ulkus dekubitus dan dapat
disarankan sebagai metode pencegahan
klinis.

2. Untuk penelitian eksperimen dengan variable


dependen kategorik apakah peneliti
menjelaskan tentang nilai kepentingan klinis
dari hasil penelitian seperti number need to treat
(NTT), relative risk reduction (RRR) atau
absolute risk reduction (ARR).
Penelitian tidak menjelaskan secara rinci
tentang nilai kepentingan klinis seperti
number need to treat, relative risk reduction
dan absolute risk reduction. peneliti
menjelaskan sedikit nilai kepentingan klinis
seperti number need to treat Dalam
penelitian ini, hanya 1 pasien dalam
kelompok intervensi mengembangkan
kemerahan pada sakrum pada hari ketiga,
keempat, dan kelima penelitian, dan pada
hari keenam dan ketujuh studi, kemerahan
menghilangJadi intervensi yang diterapkan
telah efektif dan bisa mencegah kemerahan
pada sakrum dan akhirnya ulkus dekubitus,
terutama tipe 1. Dan peneliti menjelaskan

15
relative risk reduction Dalam studi Yucel
dan Guzin, 4 penulis mengevaluasi efek
henna pada sindrom kaki tangan yang
disebabkan oleh capecitabine obat, dan
henna, karena efek anti-inflamasi, analgesik,
dan antipiretik, bisa memiliki efek terapeutik
yang baik pada pengurangan sindrom ini
tanpa perlu mengurangi dosis obat. Jadi
dapat dikatakan bahwa menerapkan henna
pada sacrum bisa efektif dalam mencegah
ulkus dekubitus dan dapat disarankan
sebagai metode pencegahan klinis.

4. Diskusi (discuss) 1. Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil


penelitian? Apakah peneliti membuat
interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang
hal-hal yang ditemukan dalam penelitian
berdasarkan teori terkini? Catatan: meskipun
hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis,
namun suatu penelitian tetap berkualitas jika
peneliti mampu menjelaskan rasional secara
ilmiah mengapa hipotesisnya tidak terbukti.
Nilai rata-rata risiko pengembangan ulkus
dekubitus menggunakan skala Braden
untuk semua pasien pada hari pertama,
keempat, dan ketujuh dari penelitian
untuk kedua kelompok kontrol dan
intervensi yaitu 12.27, 14.23, dan 15.73,
masing-masing, dan perbedaan antara
nilai rata-rata pada 3 waktu yang berbeda
adalah signifikan,yang berarti bahwa
semua pasien pada kedua kelompok

16
memiliki skor yang lebih rendah dalam
skala Braden pada hari pertama penelitian
dibandingkan pada hari ketujuh , yang
menunjukkan risiko lebih tinggi
mengalami ulkus dekubitus pada hari
pertama penerimaan.

2. Bagaimana peneliti membandingkan hasil


penelitiannya dengan penelitian-penelitian
terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk
menunjukkan adanya relevansi?
Di dalam jurnal yang ditelaah kelompok,
penelitian ini, 1 pasien dalam kelompok
intervensi mengembangkan tipe 1 ulkus
dekubitus, yang kemerahan di daerah
sacrum diselesaikan setelah 72 jam, dan
pada kelompok kontrol 5 pasien
mengembangkan tipe 1 ulkus dekubitus
dan 1 pasien berkembang tipe 2 ulkus .
Penelitian Eberlein-Gonska et al13 juga
mengungkapkan bahwa nilai yang lebih
rendah dari ulkus dekubitus (tipe 1 atau 2)
lebih umum daripada nilai yang lebih
tinggi (tipe 3 atau 4) dengan cara yang
41% pasien memiliki tipe 1 (784 pasien).
dari 1914) dan 48% mengalami ulkus
dekubitus tipe 2 (915 pasien). Dalam studi
Mistiaen et al, 33 yang dilakukan selama 3
tahun dari 2006 hingga 2008, perawat
yang mengunjungi pasien di rumah
melaporkan semua kasus ulkus dekubitus
di daerah sacrum, dan dari semua pasien

17
(2772 pasien) 1517 pasien memiliki tipe 1,
820 memiliki tipe 2, 288 memiliki tipe 3,
dan 147 memiliki tipe 4 ulkus. Dalam studi
Soozani et al, 18 yang dilakukan di Iran
pada 72 pasien, 53 (73,6%) memiliki tipe 2
dan 16 (22,2%) memiliki tipe 1 ulkus
dekubitus. di sebagian besar studi tipe 1
dan tipe 2 ulkus lebih umum, yang mirip
dengan penelitian ini. Menimbang bahwa
sebagian besar ulkus memiliki nilai yang
rendah dan perawatannya mahal,
mencegah borok ini merupakan prioritas
tinggi. Dalam penelitian ini, ditunjukkan
bahwa 1 pasien dalam kelompok
intervensi dan 6 pasien dalam kelompok
kontrol mengembangkan ulkus dekubitus.
Jadi dapat dikatakan bahwa menerapkan
henna pada sacrum bisa efektif dalam
mencegah ulkus dekubitus dan dapat
disarankan sebagai metode pencegahan
klinis.

3. Bagaimana peneliti menjelaskan makna dan


relevansi hasil penelitiannya dengan
perkembangan ilmu keperawatan/kesehatan
serta terhadap pemecahan masalah?
Dalam penelitian ini, ditujukan bahwa 1
pasien dalam kelompok intervensi dan 6
pasien dalam kelompok control
mengembangkan ulkus decubitus. Jadi dapat
disimpulkan bahwa menerapkan henna pada
sacrum bisa efektif dalam pencegahan ulkus

18
decubitus dan dapat disarankan sebagai
metode pencegahan klinis

4. Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil


penelitian?
hanya 1 pasien dalam kelompok intervensi
mengembangkan kemerahan pada sakrum
pada hari ketiga, keempat, dan kelima
penelitian, dan pada hari keenam dan
ketujuh studi, kemerahan menghilangJadi
intervensi yang diterapkan telah efektif dan
bisa mencegah kemerahan pada sakrum dan
akhirnya ulkus dekubitus, terutama tipe 1.
Dan peneliti menjelaskan relative risk
reduction Dalam studi Yucel dan Guzin, 4
penulis mengevaluasi efek henna pada
sindrom kaki tangan yang disebabkan oleh
capecitabine obat, dan henna, karena efek
anti-inflamasi, analgesik, dan antipiretik,
bisa memiliki efek terapeutik yang baik pada
pengurangan sindrom ini tanpa perlu
mengurangi dosis obat. Jadi dapat dikatakan
bahwa menerapkan henna pada sacrum bisa
efektif dalam mencegah ulkus dekubitus dan
dapat disarankan sebagai metode
pencegahan klinis.

5. Bagaimana applicability hasil penelitan menurut


peneliti ? Apakah hasil penelitian dapat
diterapkan pada tatanan praktik keperawatan
ditinjau dari aspek fasilitas, pembiayaan,
sumber daya manusia, dan aspek legal?

19
Untuk penerapan pada penelitian ini dapat
di lakukan namun harus dengan evaluasi
yang lebih lanjut , karna dapat dilihat dalam
penelitian ini peneliti hanya mengevaluasi
pasien selama 1 minggu dengan memantau
kehangatan sakrum dan dahi setiap jangka
waktu 2hari sekali .
Untuk di aplikasikan diindonesia sendiri
mungkin cara ini sangat efisiens dimana
yang kita ketahui masyarakat indonesia lebih
menyukai obat obatamya yang berbahan
dasar alami . Untuk diterapkan ditantanan
praktik keperawatan sendiri kami sebagai
penganalis belum memiliki pengalaman
untuk melakukannya lebih kesana .
Kelompok menyimpulkan bahwa cara ini
termasuk cara yang aman untuk pencegahan
ulkus decubitus, hanya saja sebelum kita
memberikan ini pada pasien kita harus
mengecek apakah pasien tersebut alergi atau
tidak dengan daun henna

6. Apakah mungkin penelitian ini direplikasi pada


setting pratik klinik lainnya?
Ada kemungkinan untuk terjadinya replikasi
pada setting praktik klinik lainnya karena
melihat dari perkembangan global yang
menyeluruh dan perkembangan di bidang
keperawatan maupun kedokteran bahwa
kedua tehnik tersebut mungkin sudah ada
digunakan di praktek klinik di Indonesia.

20
7. Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan
kelemahan penelitian? Apakah kelemahan ini
tidak menurunkan validitas hasil penelitian?
Peneliti tidak menjelaskan adanya kekuatan
dan kelemahan di dalam penelitiannya.

21
DISKUSI KELOMPOK

Apakah jurnal ini dapat di Aplikasikan di Indonesia dan apabila bisa apakah
kekurangan dan kelebihan jika di Aplikasikan ?

Answer :

Menurut kelompok kami , hasil penelitian jurnal ini dapat diterapkan di


Indonesia . Meskipun hasil yang diinginkan tidak seluruhnya tercapai dalam
pencegahan Ulkus Decubitus karna terdapat 1 pasien dalam kelompok
intervensi dan 6 pasien dalam kelompok control dapat mengembangkan
ulkus decubitus , dilihat dalam panelitian ini juga si peneliti menggunakan
waktu yang terbatas hanya 7 hari dan sample yang kecil . Tetapi peneliti
dapat membuktikan bahwa Penggunaan Daun Henna atau biasanya kita
sebut dengan Daun pacar dapat memperkecil kemungkinan adanya Ulkus
Decubitus meskipun tidak menunjukkan hasil yang maksimal .

Kelebihannya jika diterapkan di Indonesia dapat meningkatkan


perkembangan baru dalam bidang keperawatan di Indonesia . Sehingga
pencegahan pada pasien yang kemungkinan lama di rawat di rumah sakit
dapat terhindar dari Ulkus decubitus .

Kekurangannya jika diterapkan di Indonesia yaitu Daun Henna yang


sangat sulit di temukan sekarang dan tidak semua pasien dapat cocok
dengan daun henna tersebut mungkin saja ada yang alergi dan
meninggalkan bekas kemerahan .

22

Anda mungkin juga menyukai