Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data hasil penelitian diperoleh dari data penyebaran kuesioner pada

kelas VIII di SMP Negeri 5 Samarinda. Kuesioner terbagi menjadi dua bagian,

bagian pertama yang berfungsi untuk mengetahui tingkat pengaruh teman

sebaya pada siswa, bagian kedua berfungsi untuk mengetahu tingkat perilaku

bullying pada siswa. Data akan dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui

deskripsi data dari variabel tersebut.

1. Hasil Univariat

Data univariat ini terdiri atas kuesioner faktor teman sebaya dan

perilaku bullying. Setiap variabel independen dan variabel dependen pada

penelitian ini dianalisis dengan distribusi frekuensi untuk memberikan

gambaran persentase terhadap total skor jawaban masing-masing

responden.

a) Konformitas Teman Sebaya

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kategorisasi Konformitas Teman Sebaya

No. Kriteria Frekuensi Presentase Kategori


1. X > 68,25 3 1,7 % Sangat
Tinggi
2. 57,75 < X ≤ 68,25 9 5% Tinggi
3. 47,25 < X ≤ 57,75 65 35,9 % Sedang
4. 36,75 < X ≤ 47,25 66 36,5, % Rendah
5. X ≤ 36,75 38 21 % Sangat
Rendah
Total 181 100 %

Berdasarkan data dari tabel 4.1, maka dapat dijelaskan bahwa batasan

skor kategorisasi konformitas teman sebaya sangat tinggi berada pada


skor > 68,25, sedangkan batasan skor kategorisasi konformitas teman

sebaya tinggi berada pada skor 57,75 sampai 68,25, batasan skor

kategorisasi konformitas teman sebaya sedang berada pada skor 47,25

sampai 57,75, kategorisasi konformitas teman sebaya rendah berada pada

skor 36,75 sampai 47,25, kategorisasi konformitas teman sebaya sangat

rendah berada pada skor ≤ 36,75.

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 181 sampel siswa

kelas VIII SMP Negeri 5 Samarinda terdapat 3 orang siswa dengan

persentase 1,7% memiliki kategori konformitas teman sebaya sangat tinggi,

sedangkan 9 orang siswa dengan persentase 5% memiliki kategori

konformitas teman sebaya tinggi, 65 orang siswa dengan persentase

35,9% memiliki kategori konformitas teman sebaya sedang, 66 siswa

dengan persentase 36,5% memiliki kategori konformitas teman sebaya

rendah, dan 38 siswa dengan persentase 21% memiliki kategori

konformitas teman sebaya sangat rendah. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa mayoritas siswa SMP Negeri 5 Samarinda memiliki

pengaruh teman sebaya kategori rendah dengan persentase 36,5%.

b) Perilaku Bullying

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kategorisasi Perilaku Bullying

No. Kriteria Frekuensi Presentase Kategori


1. X > 97,50 2 1,1 % Sangat
Tinggi
2. 82,50 < X ≤ 97,50 1 0,6 % Tinggi
3. 67,50 < X ≤ 82,50 33 17,7 % Sedang
4. 52,50 < X ≤ 67,50 90 49,7 % Rendah
5. X ≤ 52,50 56 30,9 % Sangat
Rendah
Total 181 100 %
Berdasarkan data dari tabel 4.2, maka dapat dijelaskan bahwa batasan

skor kategorisasi perilaku bullying sangat tinggi berada pada skor ≥ 97,50,

sedangkan batasan skor kategorisasi perilaku bullying tinggi berada pada

skor 82,50 sampai 97,50, selain itu batasan skor kategorisasi perilaku

bullying sedang berada pada skor 67,50 sampai 82,50, batasan skor

kategorisasi perilaku bullying rendah berada pada skor 52,50 sampai

67,50, dan kategorisasi perilaku bullying sangat rendah berada pada skor ≤

52,50.

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 181 sampel siswa

kelas VIII SMP Negeri 5 Samarinda terdapat 2 orang siswa dengan

persentase 1,1% memiliki kategori konformitas teman sebaya sangat tinggi,

sedangkan 1 orang siswa dengan persentase 0,6% memiliki kategori

konformitas teman sebaya tinggi, 32 orang siswa dengan persentase

17,7% memiliki kategori konformitas teman sebaya sedang, 90 siswa

dengan persentase 49,7% memiliki kategori konformitas teman sebaya

rendah, dan 56 siswa dengan persentase 30,9% memiliki kategori perilaku

bullying sangat rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

mayoritas siswa SMP Negeri 5 Samarinda memiliki perilaku bullying

kategori rendah dengan persentase 49,7%.

2. Hasil Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel

bebas yaitu faktor teman sebaya terhadap variabel terikat yaitu perilaku

bullying. Analisa bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan dan berkorelasi yang dibuat dalam bentuk distribusi untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel dalam penelitian ini


variabel bebas/independen faktor teman sebaya dan variabel

terikat/dependent perilaku bullying dengan menggunakan metode korelasi

Rank Spearman.

Tabel 4.3 Hasil Korelasi Rank Spearman

Correlations

Teman Perilaku
Sebaya(X) Bullying(Y)

Spearman Teman Sebaya(X) Correlation Coefficient 1.000 .509**


's rho
Sig. (2-tailed) . .000

N 181 181

Perilaku Bullying(Y) Correlation Coefficient .509** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 181 181

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel diatas, diketahui nilai signifikansi atau Sig.(2 talled) sebesar

0,000, dimana jika nilai ˂0,05 berarti terdapat hubungan. Maka artinya terdapat

hubungan yang signifikan (berarti) antara variabel teman sebaya dengan perilaku

bullying. Dari tabel diatas juga diperoleh angka koefisien korelasi sebesar 0,509.

Artinya tingkat kekuatan hubungan (korelasi) antara variabel teman sebaya dengan

perilaku bullying adalah sebesar 0,509 atau sedang. Angka koefisien korelasi pada

hasil diatas bernilai positif yaitu 0,509, sehingga hubungan kedua variabel tersebut

bersifat searah (jenis hubungan searah), dengan demikian dapat diartikan bahwa

semakin tinggi pengaruh teman sebaya maka semakin tinggi perilaku bullying.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan di atas,

dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya

terdapat hubungan signifikan yang sedang dan searah antara teman


sebaya dengan perilaku bullying pengaruh teman sebaya dengan

perilaku bullying dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (p< 0,05),

serta memiliki koefisien korelasi sebesar 0,509 atau sedang dan

bernilai positif. Hal ini dapat dimaknai bahwa semakin tinggi pengaruh

teman sebaya maka semakin tinggi perilaku bullying, begitupun

sebaliknya semakin rendah pengaruh teman sebaya maka semakin

rendah perilaku bullying.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Febriyani & Indrawati (2016) mengenai “Konformitas Teman Sebaya

dan Perilaku Bullying” yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan

positif yang sangat signifikan antara konformitas terhadap teman

sebaya dengan perilaku bullying pada anak.

Perilaku bullying merupakan suatu perilaku yang secara

sengaja dilakukan secara verbal maupun fisik sehingga menyebabkan

rasa sakit baik secara fisik ataupun psikis bagi individu yang tidak

menginginkan timbulnya perilaku tersebut. Perilaku bullying dalam hal

ini merupakan bagian atau bentuk dari perilaku agresif yang memiliki

ciri khas tersendiri.

Hasil penelitian pada variabel teman sebaya menunjukkan

bahwa konformitas teman sebaya berada pada kategori rendah

dengan persentase 36,5% dengan 66 siswa. Hal tersebut

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa SMP Negeri 5 Samarinda

memiliki kategori rendah. Penelitian Andzarwati (2012) juga

mendukung penelitian ini yang menemukan bahwa peran kelompok

teman sebaya termasuk dalam kategori rendah. Namun, terdapat pula

siswa yang berkategori sangat tinggi yaitu berjumlah 3 siswa dengan

persentase 1,7% dan tinggi sejumlah 9 siswa dengan persentase 5%

dalam hal konformitas teman sebaya. Hal tersebut dapat dimaknai


dengan masih ada siswa yang memiliki kecenderungan berperilaku

sama dengan teman sebaya, akibat dari tekanan kelompok.

Berbagai kasus bullying yang banyak dijumpai dilakukan dalam

setting kelompok, seperti halnya kelompok teman sebaya. Kelompok

teman sebaya atau yang sering disebut geng melakukan tindakan

bullying maka individu tersebut secara tidak langsung akan

memperhatikan perilaku bullying yang dilakukan kelompok tersebut.

Ketika remaja melihat teman sebayanya melakukan perilaku

tertentu seperti bullying mereka akan mungkin melakukan hal yang

sama seperti yang dilakukan teman sebayanya dengan alasan

menghindari penolakan, demi memenuhi harapan kelompok, karena

melihat adanya daya tarik kelompok dan memiliki kepercayaan

tertentu terhadap teman sebaya. Oleh karena itu konformitas teman

sebaya memiliki pengaruh penting dalam terbentuknya perilaku

bullying individu dalam hal ini remaja.

Hasil penelitian pada variabel perilaku bullying menunjukkan

bahwa perilaku bullying berada pada kategori rendah yaitu 90 orang

dengan persentase 49,7%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar siswa SMP Negeri 5 Samarinda melakukan bullying dalam

kategori rendah. Ini mengindikasi bahwa rasa saling menghargai

antar siswa masih tinggi. Teman sebaya, guru dan lingkungan

sekolah yang baik serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama sangat

penting dalam pembentukan karakter siswa. Hal ini sejalan dengan

penelitian Levianti (2013) bahwa bullying tidak akan terjadi jika

pengawasan dan etika dari para guru tinggi, sekolah memiliki

kedisplinan yang baik, bimbingan konseling, serta peraturan yang

konsisten.
C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak luput dari hambatan dan keterbasan.

Hambatan yang dialami peneliti saat proses penelitian yang mungkin

mempengaruhi hasil penelitian.

Terdapat beberapa siswa yang kurang memahami beberapa

pernyataan dalam instrumen penelitian dan tidak mau bertanya,

sehingga mencontek teman disebelahnya dan mengisi sembarangan,

sehingga bisa mempengaruhi hasil penelitian.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan bahwa :

1. Berdasarkan hasil kategorisasi konformitas teman sebaya menunjukan

bahwa tingkat konformitas teman sebaya pada siswa kelas VIII SMP

Negeri 5 Samarinda terdapat 3 orang siswa dengan persentase 1,7%

memiliki kategori konformitas teman sebaya sangat tinggi, sedangkan 9

orang siswa dengan persentase 5% memiliki kategori konformitas teman

sebaya tinggi, 65 orang siswa dengan persentase 35,9% memiliki kategori

konformitas teman sebaya sedang, 66 siswa dengan persentase 36,5%

memiliki kategori konformitas teman sebaya rendah, dan 38 siswa dengan

persentase 21% memiliki kategori konformitas teman sebaya sangat

rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa

SMP Negeri 5 Samarinda memiliki pengaruh teman sebaya kategori

rendah dengan persentase 36,5%.

2. Berdasarkan hasil kategorisasi perilaku bullying menunjukan bahwa

tingkat perilaku bullying pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Samarinda

terdapat 2 orang siswa dengan persentase 1,1% memiliki kategori

konformitas teman sebaya sangat tinggi, sedangkan 1 orang siswa

dengan persentase 0,6% memiliki kategori konformitas teman sebaya

tinggi, 32 orang siswa dengan persentase 17,7% memiliki kategori


konformitas teman sebaya sedang, 90 siswa dengan persentase 49,7%

memiliki kategori konformitas teman sebaya rendah, dan 56 siswa dengan

persentase 30,9% memiliki kategori perilaku bullying sangat rendah.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa SMP Negeri

5 Samarinda memiliki perilaku bullying kategori rendah dengan persentase

49,7%

3. Terdapat hubungan pengaruh teman sebaya dengan perilaku bullying

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 (p< 0,05), serta memiliki

koefisien korelasi sebesar 0,509 atau sedang dan bernilai positif. Hal ini

dapat dimaknai bahwa semakin tinggi pengaruh teman sebaya maka

semakin tinggi perilaku bullying, begitupun sebaliknya semakin rendah

pengaruh teman sebaya maka semakin rendah perilaku bullying.

B. Saran

1. Bagi Siswa

Berdasarkan hasil penelitian, tingkat konformitas teman sebaya berada

pada kategori rendah. Terdapat hubungan teman sebaya dengan

perilaku bullying, dengan hasil tersebut diharapkan siswa mampu

memilih pergaulan yang baik untuk dirinya sehingga mampu

mengembangkan sikap sosial yang positif agar tidak terjerumus dalam

pergaulan yang negatif.

2. Bagi Orang Tua

Orang tua diharapkan dapat menjadi figur atau contoh yang baik dalam

berperilaku dengan menempatkan diri dalam berperilaku dalam

interaksi di lingkungan keluarga atau lingkungan masyarakat.


3. Bagi Guru BK

Berdasarkan hasil penelitian, tingkat perilaku bullying berada pada

kategori rendah. Perilaku bullying dapat dikurangi secara berkala

dengan mengoptimalkan pemberian layanan Bimbingan dan Konseling

dengan materi bullying dapat diberikan kepada siswa. Berdasarkan

hasil penelitian, tingkat konformitas teman sebaya berada pada

kategori rendah. Bimbingan sebaya atau tutor sebaya dapat dilakukan

untuk membentuk budaya yang positif pada lingkungan teman sebaya

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan faktor yang lain

yang belum pernah diteliti sebelumnya dan yang mempengaruhi

perilaku bullying.

Anda mungkin juga menyukai