Anda di halaman 1dari 15

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas hasil penelitian tentang pengaruh Keluarga

Dengan perilaku Bullying Pada siswa dan siswi kelas VIII di SMP Negeri 5

Samarinda tahun ajaran 2019/2020, pengumpulan datanya menggunakan

instrument berupa kuesioner yang dilakukan pada bulan maret. Dalam

bab ini juga membahas tentang gambaran umum lokasi penelitian serta

hasil analisa data yang terdiri dari hasil univariat dan bivariat.

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMP Negeri 5 Samarinda Terletak di Kota Samarinda dengan

alamat Jl. Ir.H.Juanda No.18, Air Putih, Kec, SamarindaUlu, Kota

samarinda Prov. Kalimantan Timur, yang didirikan 1979, telah

2
beroperasi selama 41 tahun dengan luas lahan 6943 m Dan sudah

akreditas A dari tahun 2017.

Adapun visi dan misi, falsafah, motto, dan budaya SMP Negeri 5

Samarinda sebagai berikut :

Visi : Menciptakan lulusan yang berprestasi dalam Bidang Akademik

dan Non Akademik yang  berwawasan Iman dan Taqwa serta

menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Misi :  

1.Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang cerdas,

trampil, beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2.Mewujudkan perangkat kurikulum yang lengkap, mutakhir.


50
51

3.Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang dibutuhkan siswa.

4.Mewujudkan fasilitas sekolah yang lengkap dan mutakhir.

5.Mewujudkan Pendidikan dan tenaga kependidik yang mampu

berkomitmen tinggi.

6.Menciptakan sekolah bersih, sehat, aman dan nyaman.

B. Hasil Penelitian

Data hasil penelitian diperoleh dari data penyebaran

kuesioner pada kelas VIII di SMP Negeri 5 Samarinda. Kuesioner

terbagi menjadi dua bagian, bagian pertama yang berfungsi untuk

mengetahui tingkat pengaruh keluarga pada siswa, dan bagian

kedua berfungsi untuk mengetahui tingkat perilaku bullying pada

siswa. Data akan dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui

deskripsi data dari variabel tersebut.

1. Hasil Univariat

Data univariat ini terdiri atas kuesioner konformitas keluarga

dan perilaku bullying. Setiap variabel independen dan variabel

dependen pada penelitian ini dianalisis dengan distribusi frekuensi

untuk memberikan gambaran persentase terhadap total skor

jawaban masing-masing responden.

a) Konformitas Keluarga

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Kategorisasi Konformitas Keluarga

No. Kriteria Frekuensi Presentase Kategori


1. X ≤ 42 6 3,3 % Rendah
2. 43 < X ≤ 83 68 37.6 % Sedang
5. X > 84 107 59,1, % Tinggi
52

Total 181 100 %

Berdasarkan data dari tabel 4.1, maka dapat dijelaskan

bahwa batasan skor kategorisasi konformitas keluarga tinggi

berada pada skor > 84, sedangkan batasan skor kategorisasi

konformitas keluarga sedang berada pada skor 43 sampai 83,

kategorisasi konformitas keluarga rendah berada pada skor ≤

42.

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 181

sampel siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Samarinda terdapat

107 orang siswa dengan persentase 59,1% memiliki kategori

konformitas keluarga tinggi, sedangkan 68 orang siswa

dengan persentase 37,6% memiliki kategori konformitas

keluarga sedang, dan 6 orang siswa dengan persentase 3,3%

memiliki kategori konformitas keluraga rendah. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa SMP

Negeri 5 Samarinda memiliki pengaruh Keluarga kategori

tinggi dengan persentase 59,1%.

b) Perilaku Bullying

Distribusi frekuensi perilaku bullying responden dapat dilihat

pada tabel berikut :


53

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perilaku Bullying

No. Kriteria Frekuensi Presentase Kategori


1. X > 97,50 2 1,1 % Sangat
Tinggi
2. 82,50 < X ≤ 97,50 1 0,6 % Tinggi
3. 67,50 < X ≤ 82,50 33 17,7 % Sedang
4. 52,50 < X ≤ 67,50 90 49,7 % Rendah
5. X ≤ 52,50 56 30,9 % Sangat
Rendah
Total 181 100 %

Berdasarkan data dari tabel 4.2, maka dapat

dijelaskan bahwa batasan skor kategorisasi perilaku bullying

sangat tinggi berada pada skor ≥ 97,50, sedangkan batasan

skor kategorisasi perilaku bullying tinggi berada pada skor

82,50 sampai 97,50, selain itu batasan skor kategorisasi

perilaku bullying sedang berada pada skor 67,50 sampai

82,50, batasan skor kategorisasi perilaku bullying rendah

berada pada skor 52,50 sampai 67,50, dan kategorisasi

perilaku bullying sangat rendah berada pada skor ≤ 52,50.

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari

181 sampel siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Samarinda

terdapat 90 orang siswa dengan persentase paling tinggi

yaitu 49,7% memiliki kategori perilaku bullying sangat tinggi,

56 orang siswa dengan persentase 30,9% memiliki kategori

perilaku bullying sangat rendah, 33 orang siswa dengan

persentase 17,7% memiliki kategori perilaku bullying

sedang, 2 siswa dengan persentase 1,1% memiliki kategori

perilaku bullying sangat tinggi, dan 1 siswa dengan


54

persentase 0,6% memiliki kategori perilaku bullying tinggi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mayoritas

siswa SMP Negeri 5 Samarinda memiliki perilaku bullying

kategori rendah dengan persentase 49,7%.

C. Hasil Analisis Distribusi Frekuensi Konformitas Keluarga

Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin Distribusi

frekuensi konformitas keluarga berdasarkan usia dan jenis

kelamin dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Konformitas keluarga Berdasarkan


Usia.

Karateristik Konformitas Keluarga Total persent


Responden ase
tinggi sedang rendah
Usia
13 Tahun 49 27 3 79 43.65%
14 Tahun 57 35 3 95 52.49%
15 Tahun 1 6 0 7
3.87%
Total 107 68 6 181 100%
Persentase 59% 38% 3%

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Konformitas keluarga Berdasarkan


Jenis Kelamin.

Karateristik Konformitas Keluarga Total persent


Responden ase
Jenis kelamin tinggi sedang rendah
Laki-laki 40 39 0 79 43.65%
Perempuan 67 29 6 102 56.35%
Total 107 68 6 181 100%
Persentase 59% 38% 3%
55

berdasarkan tabel 4.3 dan 4.4 dapat dilihat bahwa

mayoritas perempuan dengan jumlah 102 orang dan laki-laki

terdapat 79 orang, dimana mayoritas berada pada usia 14

tahun sebanyak 95 orang siswa, pada usia 13 ada sebanyak

79 orang siswa dan usia 15 tahun terdapat 7 siswa.

d. Hasil Analisis Distribusi Frekuensi Perilaku Bullying

Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Distribusi frekuensi perilaku bullying berdasarkan usia dan

jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi perilaku bullying Berdasarkan Usia

Karateristik Perilaku Bullying Tota persent


Responden l ase
Sanga Tinggi Sedang Rendah Sangat
t Rendah
Tinggi
Usia
13 Tahun 1 0 15 48 15 79 43.65%
14 Tahun 1 1 16 61 18 95 52.49%
15 Tahun 0 0 2 5 0 7 3.87%
Total 2 1 33 114 31 181
persentase 1.10% 0.55% 18.23% 62.98% 17.13% 100%

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi perilaku bullying Berdasarkan Jenis


Kelamin

Karateristik Perilaku Bullying Tot persent


56

Responden al se
Jenis Sangat Tinggi Sedang Renda Sangat
kelamin Tinggi h Rendah
Laki-laki 1 1 16 50 11 79 43.65%
Perempua 1 0 17 64 20 102 56.35%
n
Total 2 1 33 114 31 181
persentase 1.10% 0.55% 18.23% 62.98% 17.13% 100%

Berdasarkan tabel 4.5 dan 4.6 dapat dilihat bahwa

perilaku bullying memiliki perilaku bullying kategori rendah,

dimana mayoritas berada pada usia 14 tahun sebanyak 61

orang siswa dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 64

orang siswa.

2. Hasil Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara

variabel bebas yaitu faktor keluarga terhadap variabel terikat

yaitu perilaku bullying. Analisa bivariat yang dilakukan terhadap

dua variabel yang diduga berhubungan dan berkorelasi yang

dibuat dalam bentuk distribusi untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara variabel dalam penelitian ini variabel

bebas/independen faktor teman sebaya dan variabel

terikat/dependent perilaku bullying dengan menggunakan

metode korelasi Rank Spearman.


57

Tabel 4.3 Hasil Korelasi Rank Spearman

Correlations

keluarga bullying

Spearman's rho keluarga Correlation Coefficient 1.000 -.230**

Sig. (2-tailed) . .002

N 181 181

bullying Correlation Coefficient -.230** 1.000

Sig. (2-tailed) .002 .

N 181 181

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel diatas, diketahui nilai signifikansi atau Sig.(2 talled)

sebesar 0.002, dimana jika nilai ˂0,05 berarti terdapat hubungan. Maka

artinya terdapat hubungan yang signifikan (berarti) antara variabel

keluarga dengan perilaku bullying. Dari tabel diatas juga diperoleh angka

koefisien korelasi sebesar -0,230. Artinya tingkat kekuatan hubungan

(korelasi) antara variabel keluarga dengan perilaku bullying adalah

sebesar -0,230 atau lemah. Angka koefisien korelasi pada hasil diatas
58

bernilai negatif yaitu -0,230, sehingga hubungan kedua variabel

tersebut bersifat tidak searah (jenis hubungan tidak searah),

dengan demikian dapat diartikan bahwa semakin tinggi

pengaruh keluarga maka semakin rendah perilaku bullying.

C. Pembahasan

1. Pembahasan hasil penelitian

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan di

atas, dapat disimpulkan bahwa Ho (Tidak ada hubungan antara

faktor keluarga dengan perilaku bullying pada remaja di SMP

Negeri 5 Samarinda) ditolak dan Ha (Ada hubungan antara faktor

keluarga dengan perilaku bullying pada remaja di SMP Negeri 5

Samarinda) diterima. Artinya terdapat hubungan signifikan yang

lemah dan tidak searah antara pengaruh keluarga dengan perilaku

bullying, pengaruh keluarga dengan perilaku bullying dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,002 (p< 0,05), serta memiliki koefisien

korelasi sebesar -0,230 atau lemah dan bernilai negatif. Hal ini

dapat dimaknai bahwa semakin tinggi pengaruh keluarga maka

semakin rendah perilaku bullying, begitupun sebaliknya semakin

rendah pengaruh keluarga maka semakin tinggi perilaku bullying.

Berdasarkan hasil penelitian dari 181 responden sebagain besar

pengaruh keluarga tinggi sebanyak 107 (59.1%) responden, demikian

dengan sedang 68 ( 37.6%) responden, dan rendah 6 (3.3%) responden.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Novita Ardiani (2018) menyatakan


59

bahwa remaja yang memperoleh Berdasarkan tabel diatas, diketahui

nilai signifikansi atau Sig.(2 talled) sebesar 0.002, dimana jika nilai

˂0,05 berarti terdapat hubungan. Maka artinya terdapat hubungan

yang signifikan (berarti) antara variabel keluarga dengan perilaku

bullying. Dari tabel diatas juga diperoleh angka koefisien korelasi

sebesar -0,230. Artinya tingkat kekuatan hubungan (korelasi) antara

variabel keluarga dengan perilaku bullying adalah sebesar -0,230

atau lemah. Angka koefisien korelasi pada hasil diatas bernilai

negatif yaitu -0,230, sehingga hubungan kedua variabel tersebut

bersifat tidak searah (jenis hubungan tidak searah), dengan

demikian dapat diartikan bahwa semakin tinggi pengaruh keluarga

maka semakin rendah perilaku bullying.

dukungan dari keluarga terutama dari orang tua cenderung

lebih sedikit terlibat dalam perilaku bullying, baik sebagai pelaku

maupun sebagai korban. Orang tua menjadi salah satu prediktor

anak terlibat dalam tindakan bullying (Kokkinos, 2013). Hasil

penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Gao, Yu, & Ng,(2013) yang menyatakan bahwa fungsionalitas

keluarga memiliki hubungan dengan perilaku menyimpang.

Kurangnya keharmonisan anggota keluarga dan perhatian dari

orang tua menjadi prediktor perilaku bullying, begitu juga

sebaliknya. Keluarga yang berfungsi adalah keluarga yang

mampuuntuk memberikan kontrol sosial (Gao et al., 2013). Perilaku


60

bullying dipengaruhi oleh keluarga yang memiliki peraturan yang

rendah, kurangnya pengawasan Tekanan teman sebaya Perilaku

Bullying Keberfungsian Keluarga terhadap orang tua dan adanya

perlakuan buruk yang didapatkan anak dari orang tua (Holt, Kantor,

& Finkelhor, 2009;Davis, Tang, & Ko, 2004).

Kasus bullying biasa terjadi akibat seseorang mencari

saebuah kepuasan atau mengalihkan diri dari masalah yang di

hadapai didalam keluarganya, dimana mereka mengalami kurang

perhatian dan dukungan dari keluarga. Sehingga melampiaskan

kepada orang lain yang ada di sekitarnya.

2. pembahasan karakteristik responden

a. umur

Untuk karakteristik responden rata-rata memiliki umur dari

13 sampai 15 tahun untuk kelas VIII pada SMPN 5 Samarinda

dimana umur responden 13 tahun terdapat 79 responden,

sedangkan umur 14 tahun terdapat 102 responden, dan untuk

yang berumur 15 tahun terdapat 7 responden, yang didapati

perilaku bullying rendah dengan 114 responden dan terbanyak

61 responden dengan umur 14 tahun.

b. Jenis kelamin

Untuk karakteristik responden lebih di dominasi

perempuan dengan jumlah 102 (43.65%) responden dan laki-

laki 79 (56.35%) responden, yang didapati perilaku rendah

dengan 114 responden dan terbanyak responden perempuan

dengan 64 orang,
61

D. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak luput dari hambatan dan keterbasan.

Hambatan yang dialami peneliti saat proses penelitian yang

mungkin mempengaruhi hasil penelitian.

Terdapat beberapa siswa yang kurang memahami beberapa

pernyataan dalam instrumen penelitian dan tidak mau bertanya,

sehingga mencontek teman disebelahnya dan mengisi

sembarangan, sehingga bisa mempengaruhi hasil penelitian.

Beberapa mahasiswa sulit memahami fungsi setiap rumus

atau fungsi penggunaan aplikasi spss, sehingga beberapa

mengetahui cara menjalankan spss tersebut namun tidak

mengetahui fungsi tersebut.


62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil kategorisasi konformitas keluarga pada

siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Samarinda terdapat 107 siswa

dengan persentase paling tinggi yaitu 59,1% memiliki kategori

pengaruh keluarga tinggi, 68 siswa dengan persentase 37,6%

memiliki kategori pengaruh keluarga sedang, dan 6 siswa

dengan persentase 3,3% memiliki kategori pengaruh keluarga

rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mayoritas

siswa SMP Negeri 5 Samarinda memiliki pengaruh keluarga

kategori tinggi dengan persentase 59,1%.

2. Berdasarkan hasil kategorisasi perilaku bullying menunjukan

bahwa tingkat perilaku bullying pada siswa kelas VIII SMP

Negeri 5 Samarinda terdapat 90 orang siswa dengan

persentase paling tinggi yaitu 49,7% memiliki kategori perilaku

bullying rendah, 56 orang siswa dengan persentase 30,9%

memiliki kategori perilaku bullying sangat rendah, 33 orang

siswa dengan persentase 17,7% memiliki kategori perilaku

bullying sedang, 2 siswa dengan persentase 1,1% memiliki

kategori perilaku bullying sangat tinggi, dan 1 siswa dengan

persentase 0,6% memiliki kategori perilaku bullying tinggi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa


63

SMP Negeri 5 Samarinda memiliki perilaku bullying kategori

rendah dengan persentase 49,7%

3. Terdapat hubungan pengaruh keluarga dengan perilaku bullying

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002 (p< 0,05). sehingga

dapat disimpulkan bahwa Ho (Tidak ada hubungan antara faktor

keluarga dengan perilaku bullying pada remaja di SMP Negeri 5

Samarinda) ditolak dan Ha (Ada hubungan antara faktor

keluarga dengan perilaku bullying pada remaja di SMP Negeri 5

Samarinda) diterima. Didapati juga angka koefisien korelasi

sebesar -0,230 antara variabel keluarga dengan perilaku

bullying yang diartikan tingkat kekuatan korelasi (hubungan)

antara variabel tersebut Lemah dengan niali -0,230. angka

kofisien korelasi bernilai negatif sehingga hubungan kedua

variabel tersebut bersifat tidak searah, yang dapat diartikan

semakin tinggi pengaruh keluarga maka semakin rendah

perilaku bullying.

B. Saran

1. Bagi Siswa

Berdasarkan hasil penelitian, dukungan keluarga tinggi

sehingga diharapkan bila memiliki masalah pada

keseharian disekolah untuk mendiskusikan terhadap

keluarga, agar keluarga dapat memberikan saran yang

baik.
64

2. Bagi Orang Tua

Orang tua diharapkan dapat memperhatikan keseharian

anak jika memiliki perubahan atau masalah lebih baik

didiskusikan terlebih dahulu kepada anak dan tidak langsung

mengambil keputusan secara sepihak.

3. Bagi Sekolah

Disarankan agar lebih memperhatikan hubungan

antara murid dalam kelas agar tidak terjadinya konflik

antara siswa yang dapat mempengaruhi proses

pembelajaran.

4. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti selanjutnya dapat menambah variabel lain

seperti dukungan teman sebaya untuk memperoleh data

yang komprehensif mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi remaja dalam melakukan bullying.

Anda mungkin juga menyukai