Anda di halaman 1dari 9

EVIDENCE BASED PRACTICE PERAWATAN PASIEN DI

AREA KRITIS (MANAJEMEN DAN PENCEGAHAN LUKA


DEKUBITUS)
Oleh: Kelompok 5

Arie Merdekawati : 18301081


Dhea Rizki Audina : 18301085
Fauzi Febriansyah : 18301088
M. Jodi Rijaldi : 18301092
Putri Lestari Sinaga : 18301100
Siti Nurjanah : 18301108
Widiya Anggraini : 18301113
 
ANALISIS JURNAL
 
Pressure Ulcers (PU) adalah luka atau kerusakan pada kulit dan
jaringan di bawahnya yang biasanya terjadi pada tonjolan tulang. Hal
ini dapat terjadi karena adanya gaya gesek, peregangan kulit dan
tekanan yang berlangsung lama. Terdapat 4 kategori derajat keparahan
dari luka dekubitus yaitu, derajat I: eritema yang tidak memucat
(kemerahan atau kebiruan) dengan permukaan kulit yang utuh; derajat
II: kerusakan epitel, abrasi atau lepuh; derajat III: kerusakan seluruh
ketebalan kulit tanpa rongga yang dalam dan derajat IV: kerusakan pada
seluruh ketebalan kulit dengan rongga yang dalam. Ada banyak faktor
yang mempengaruhi terjadinya ulkus dekubitus seperti faktor risiko
intrinsik yaitu penurunan mobilitas, gangguan sensorik, penyakit akut,
tingkat kesadaran, usia yang ekstrem, penyakit pembuluh darah,
penyakit kronis atau terminal yang parah, riwayat penyakit sebelumnya,
kerusakan akibat tekanan, malnutrisi dan dehidrasi.
Pasien yang berada di Intensive Care Unit (ICU) biasanya
pasien dengan sakit kritis dan mengalami fisiologis yang tidak
stabil. Oleh karena itu, pasien yang tidak sadarkan diri di
ruang ICU sangat berisiko untuk mengalami luka dekubitus.
Penangangan yang kurang atau tidak tepat pada pasien akan
mengakibatkan keparahan dari luka dekubitus. Sehingga
sangat penting bagi perawat untuk melakukan manajemen dan
pencegahan luka dekubitus. Terdapat beberapa pencegahan
untuk luka dekubitus seperti mengelola luka tekan,
memastikan reposisi pasien dalam setidaknya setiap dua jam,
mengelola kelembaban kulit, memberikan nutrisi dan hidrasi
yang cukup, dan meminimalkan gesekan dan pergeseran
pasien.
Tekanan merupakan salah satu penyebab utama dalam
pembentukan luka. Efek tekanan dapat dikurangi dengan
reposisi secara teratur, setidaknya setiap 4 jam pada pasien
berisiko tinggi. Intervensi dasar lainnya termasuk mobilisasi
pasien, dan pemilihan tempat tidur yang tepat untuk pasien
dengan risiko tinggi. Pemilihan nutrisi yang baik untuk
penderita luka dekubitus juga sangat penting dalam
percepatan proses pemulihan luka tersebut. Perawat juga
harus menjaga luka pasien ketika proses penggantian balutan
agar meminimalisir proses infeksi yang mungkin terjadi dan
menjaga kelembapan dari balutan.
Pada luka dekubitus yang sudah parah dapat
dilakukan prosedur debridement dan tindakan
pembedahan. Tujuan dari debridement adalah untuk
mengangkat jaringan nekrosis, mengurangi jumlah
bakteri dan mengganggu biofilm untuk
meningkatkan proses penyembuhan atau untuk
mempersiapkan proses operasi penutupan. Setelah
dilakukan debridement dan luka sudah bersih dari
jaringan nekrosis, selanjutnya dilakukan operasi
penutupan. Prosedur operasi ini bertujuan untuk
menutup luka dekubitus pada pasien.
No Judul/Penulis Publikasi Metode Hasil
1 Effectiveness of American Journal of Sebanyak 40 pasien yang Ulkus dekubitus
prevention and Science, 8(6) terbaring dan tinggal lebih berkembang pada faktor-
management of pressure dari 1 minggu di Rumah faktor seperti imobilisasi,
ulcers , as " a patient Sakit Universitas King status koma, lama rawat
safety issues " among bed Abdul-Aziz. Dengan dan penggunaan bahan
ridden Patients at menggunakan tiga alat tempat tidur serta
University Hospital in yaitu, skala penilaian sebagian besar perawat
Jeddah , Saudi Arabia risiko Braden, alat kurang tepat dalam
(Banjar, H. B. E., Mahran, penilaian risiko, dan memberikan pendidikan
S. M. A., & M., G. M) daftar periksa operasional. kesehatan kepada pasien
dan keluarga tentang
tindakan pencegahan
ulkus dekubitus.
2 Level of nurses’ Heliyon, 7(7) Dilakukan penelitian dengan Tingkat pengetahuan
knowledge on pressure studi cross sectional, dan perawat secara keseluruhan
ulcer prevention: A memiliki desain penelitian tentang pencegahan PU
systematic review and kuantitatif. Tingkat rendah dalam studi analisis
meta-analysis study in pengetahuan perawat di ini. Hasil menunjukkan
Ethiopia (Gedamu, H., Ethiopia tentang pencegahan bahwa perawat yang bekerja
Abate, T., Ayalew, E., ulkus dekubitus ditentukan di rumah sakit tidak
Tegenaw, A., Birhanu, M., berdasarkan skor mereka pada memiliki tingkat
& Tafere, Y) bahan penilaian pengetahuan pengetahuan yang cukup
ulkus dekubitus (kuesioner). tentang pencegahan luka
dekubitus.
3 Assessing the impact of a Journal of Penelitian ini dilakukan di Program pendidikan pasien
patient education Tissue Divisi Kedokteran Fisik dan yang dilakukan pada fase
programme on pressure Viability, 28(4) Rehabilitasi Saint-Hélier di kronis pada individu yang
ulcer prevention in patients Rennes (Prancis), antara mengalami cedera tulang
with spinal cord injuries November 2015 dan September belakang berdampak pada
(Robineau, S., Nicolas, B., 2017. Dua puluh pasien pengetahuan pasien dalam
Mathieu, L., Duruflé, A., dilibatkan dalam penelitian ini. kaitannya dengan manajemen
Leblong, E., Fraudet, B., Usia rata-rata pasien adalah 52 kulit. Pendidikan pasien
Gélis, A., & Gallien, P.) tahun. Enam belas pasien terbukti memiliki dampak
mengalami cedera tulang yang signifikan pada
belakang traumatis. Tujuh kemampuan manajemen kulit,
puluh lima persen pernah dengan peningkatan yang
mengalami luka tekan. sangat signifikan secara
  keseluruhan.
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai