Anda di halaman 1dari 4

ANALISA SINTESA TINDAKAN

PADA TN. S DI RUANG FLAMBOYAN 8 RSDM SURAKARTA

OLEH :

VIOLHETA AJENG NURRAHMA

SN212047

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2022
Analisis Sintesis Tindakan Pencegahan Risiko Jatuh pada Tn.S

Di Ruang Flamboyan 8 Rumah Sakit Daerah Moewardi Surakarta

Hari : Rabu

Tanggal : 9 Juni 2022

Jam : 12.30 WIB

A. Keluhan Utama
Nyeri dan lemas

B. Diagnosa Medis
CKD

C. Data yang Mendukung Diagnosis Keperawatan


DS : pasien mengatakan nyeri dan lemas
DO: pasien tampak lemas, pucat, tidak mampu berdiri dengan tegak.
TD: 130/70 mmHg
RR: 20x/menit
N: 89x/menit
S: 36°C

D. Dasar Pemikiran
Gagal ginjal adalah ginjal kehilangan kemampuan untuk mempertahankan
volume dan komposisi cairan tubuh dlam keadaan asupan makanan normal.
Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yaitu kronik dan akut (Nurarif
& Kusuma, 2013).
Gagal Ginjal Kronik merupakan suatu kondisi dimana organ ginjal sudah tidak
mampu mengangkut sampah sisa metabolik tubuh berupa bahan yang biasanya
dieliminasi melalui urin dan menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan
ekskresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolik,
cairan, elektrolit, serta asam basa (Abdul, 2015)

E. Prinsip Tindakan Keperawatan


1. Identifikasi faktor risiko jatuh
2. Identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh
3. Orientasikan ruangan pada pasien dan keluarga
4. Pasang handrail dalam tempat tidur
5. Anjurkan memanggil perawat jika membutuhkan bantuan untuk berpindah.
6. Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin.

F. Analisis Tindakan
Jatuh adalah insiden keselamatan pasien yang sangat menonjol pada populasi
pasien berusia lanjut dengan masalah psikogeriatrik di rumah sakit, sehingga
manajemen risikonya tidak dapat disamakan dengan populasi umum. Berbagai
karakteristik yang melekat pada populasi ini menyebabkan para Profesi Pemberi
Asuhan (PPA) harus melakukan pengamatan yang seksama, merencanakan,
implementasi, hingga mengevaluasi secara terus menerus. (Yuniar dkk, 2019)
Jatuh bukanlah penyakit, melainkan suatu gejala dari sejumlah faktor risiko yang
saling berinteraksi. Ketika seorang pasien jatuh, maka intervensi yang
dibutuhkan bisa jadi bukan hanya untuk menangani akibat jatuhnya atau
mencegah kejadian jatuh berikutnya saja, melainkan juga mengurangi morbiditas
dan mortalitas dari kondisi dasar penyebab jatuh tersebut. (Yuniar dkk, 2019)

G. Bahaya Dilakukannya Tindakan


Tidak ada efek samping dilalukan tindakan pencegahan risiko jatuh pada pasien.
H. Tindakan Keperawatan Lain yang Dilakukan

a. Monitor KU danTTV

b. Kaji skala nyeri dan tingkatkecemasan

c. Catat intensitas nyeri

d. Kolaborasi pemberiananalgetik

I. Hasil yang Didapatkan Setelah Dilakukan Tindakan


S: keluarga pasien mengatakan pasien tidak terjatuh.
O: pasien tampak aman dengan handrail tempat tidur terpasang.
A: masalah teratasi.
P: tetap lanjutkan intervensi memasang handrail tempat tidur pasien.
J. Evaluasi Diri
Pelaksanaan intervensi telah dilakukan sesuai prosedur.

K. Daftar Pustaka

Simamora & Zanariah. 2017. Space Occupying Lesion (SOL). J Medula Unila,
Volume 7, Nomor 1. Universitas Lampung.

Andini, D., & Hanriko, R. (2016). Sefalgia Kronik Dan Hemiparese Sinistra E.E.
Space Occupying Lesion. J Medula Unila, 5(1), 45-49.

Yuniar, dkk. 2019. Praktik Peningkatan Mutu Modifikasi Manajemen Risiko Jatuh
Pada Pasien Rawat Inap Psikogeriatri RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat
Lawang. Journal of Hospital Accreditation, 2019.

Mengetahui

Mahasiswa Praktikan Pembimbing Klinik/CI

(Violheta Ajeng Nurrahma) (Indrasti, S.Kep., Ns)

Anda mungkin juga menyukai