Disusun Oleh:
Kelompok 8
Menyetujui,
i
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
Mengetahui,
i
A. Latar Belakang
Perkembangan globalisasi dan perubahan gaya hidup manusia
berdampak terhadap perubahan pola penyakit. Selama beberapa tahun
terakhir ini, masyarakat Indonesia mengalami peningkatan angka
kesakitan dan kematian. Untuk mengatasi berbagai keluhan penyakit,
berbagai tindakan telah dilakukan, mulai yang paling ringan yaitu secara
konservatif atau non operasi sampai pada tindakan yang paling berat yaitu
operatif atau tindakan bedah, tentunya upaya operasi ini mempunyai efek
samping yakni terdapatnya luka post operasi. Jika perawatan luka operasi
tersebut tidak dilakukan dengan baik maka pasien beresiko tinggi terkena
infeksi. Infeksi luka operasi terjadi ketika mikroorganisme dari kulit, bagian
tubuh lain atau lingkungan masuk kedalam insisi yang terjadi dalam waktu
30 hari. Hal ini bisa terjadi karena lamanya penyembuhan luka operasi
serta ketidaktauan dari pasien dan keluarga tentang perawatan pasca
operasi.
Infeksi daerah operasi merupakan suatu kejadian infeksi pada
pasien setelah menjalani tindakan operasi(Costy 2013). Hasil penelitian
WHO didapat bahwa kejadian infeksi daerah operasi di dunia sebesar 5-
15%. Infeksi nosokomial paling umum terjadi adalah infeki luka operasi
(ILO). ILO ditemukan paling cepat hari ketiga dan yang terbanyak
ditemukan pada hari ke lima dan yang paling lama adalah hari ketujuh.
Luka akibat pembedahan pada umumnya berukuran besar dan dalam
sehingga membutuhkan waktu penyembuhan yang lama. Hal ini akan
menganggu pasien dalam melakukan aktivitas dan dapat menurunkan
kualitas hidup pasien, sehingga menimbulkan ketergantungan,
meningkatkan kebutuhan hidup akan perawatan dan pelayanan serta
meningkatnya biaya perawatan (Priharjo,2018).
Pada prinsipnya luka akan sembuh dengan sendirinya, setiap luka
operasi memiliki keragaman dalam memberikan respon yang
mempengaruhi secara lokal dan umum, jika faktor umum dan lokal tidak
ditangani dengan baik luka akan sulit sembuh (Arisanti,2016). Beberapa
masalah yang sering muncul pada luka pasca pembedahan diantaranya
adalah luka yang mengalami stres selama masa penyembuhan akibat
nutrisi yang tidak adekuat, gangguan sirkulasi dan perubahan metabolisme
yang dapat meningkatkan resiko lambatnya penyembuhan luka (Potter &
2
Perry 2016). Faktor resiko yang mempengaruhi terjadinya ILO terbagi
menjadi faktor pasien dan faktor prosedur. Faktor pasien meliputi jenis
operasi skor ASA (American Society of Anesthesiologist) usia, status
nutrisi, obesitas, status imunitas, hiperglikemia, hipotermia, hipoksia,
anemia, riwayat merokok dan pembedahan.
Sedangkan faktor prosedur meliputi lama rawat sebelum operasi
dan durasi operasi (Mockford dan O’Grady,2017). Faktor penyakit penyerta
pada pasien seperti DM, TBC, HIV/AIDS, kanker dan lainya sangat
berperan menentukan terjadinya infeksi karena menurunkan imunitas dari
tubuh seseorang sehingga menurunkan respon tubuh terhadap infeksi
(Anton,2016). Luka operasi dapat mengalami infeksi peradangan atau
inflamasi dan sepsis. Faktor penyebab terjadinya infeksi adalah
perdarahan oleh karena hemostatis yang kurang sempurna. Infeksi luka
jahitan kurang baik yang ditandai dengan adanya purulent, peningkatan
drainase, peradangan/ inflamasi, nyeri, kemerahan, dan pembengkakan di
sekeliling luka, peningkatan suhu, dan peningkatan jumlah sel darah putih.
Infeksi luka operasi terjadi karena adanya gangguan penyembuhan
luka. Luka operasi dikaitkan terinfeksi apabila luka tersebut mengeluarkan
nanah atau pus dan kemungkinan terinfeksi apabila luka tersebut
mengalami tanda-tanda inflamasi atau mengeluarkan rabas serosa. Infeksi
luka operasi merupakan salah satu komplikasi pasca operasi karena dapat
meningkatkan lama rawatan yang tentunya akan menambah biaya
perawatan, selain itu infeksi luka operasi akan mengakibatkan cacat dan
bahkan kematian (Alexandra, 2015). Faktor yang memegang peranan
penting dalam mempengaruhi kejadian infeksi luka operasi yaitu faktor
endogen dan eksogen (Syaifudin, 2015).
Faktor endogen merupakan faktor yang ada didalam penderita
sendiri seperti umur, jenis kelamin, penyakit predisposisi ILO, dan operasi
terdahulu sedangkan faktor eksogen merupakan faktor diluar penderita
seperti kebersihan luka, kepatuhan pelaksanaan teknik aseptik, lama
operasi, dan jumlah personil dikamar operasi dan perawatan luka pasca
operasi (Aribowo, 2018).
Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan pada tanggal 10
November 2022 didapatkan hasil di RSUD Ulin Banjarmasin khususnya
diruang Bedah Umum terdapat 15 pasien yang post operasi dari 35 pasien,
3
5 pasien yang mengalami pemulihan kondisi fisik umum pasien, sehingga
dapat disimpulkan bahwa banyak pasien yang post op diruang bedah
umum RSUD Ulin Banjarmasin.
Penyembuhan luka menjadi cepat sembuh apabila dari pasiennya
sendiri mau melakukan pola hidup sehat dengan makan tinggi kalori dan
protein. yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan
luka operasi dengan melakukan hidup sehat dengan mengkonsumsi
makanan yang sehat dan bergizi tinggi dan teratur mengkonsumsi obat
sesuai anjuran dokter, sesuai dengan penjelasan (Brunner & Suddart,
2014).
Perawatan yang baik didasarakan oleh terpenuhi kecukupan nutrisi
sehingga kebutuhan protein, telur, ikan, daging dll karena protein sangat
diperlukan untuk proses penyembuhan luka. Dari fenomena tersebut maka
dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pencegahan Infeksi Post Operasi
pasa pasien dan keluarga pasien di Ruang Bedah Umum RSUD Ulin
Banjarmasin.
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemaparan tentang Pencegahan Infeksi Post
Operasi selama 15 menit diharapkan pasien dan keluarga mampu
memahami dan mengerti tentang cara melakukan pencegahan infeksi
dan perawatan luka post operasi Serta mampu untuk meningkatkan
penyembuhan luka pasca operasi.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pemaparan tentang Pencegahan Infeksi Post
Operasi selama 15 menit diharapkan pasien dan keluarga dapat :
a. Mengetahui apa itu Infeksi
b. Mengetahui tanda-tanda Infeksi
c. Mengetahui apa pencengahan infeksi pada luka post operasi
d. Mengetahui makanan untuk mempercepat proses penyembuhan
luka post operasi
e. Mengetahui tips untuk pencegahan infeksi
4
B. Kriteria Klien Dalam Terapi
Pasien dan keluarga pasien Post Operasi
C. Daftar Peserta Terapi
No. Nama Usia Jenis Operasi
E. Setting
KETERANGAN :
1. : Moderator
2. : Pamateri dan Pemandu
3. : Peserta
5
F. Struktur Pelaksana
1. Pemateri : Masdayani
Nida Wati
2. Dokumentasi : Dandi Febri D
: Nurul Hilalliyah
G. Alat
1. Leaflet
H. Metode
1. Ceramah
2. Presentasi
Tahap
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
6
3. Fase Kerja 5 menit 1. Melakukan Pasien dan Kata/
penyuluhan dan keluarga kalimat
menyampaikan pasien Post
materi tentang Operasi
Pencegahan Infeksi
Post Operasi
4, Fase 1. Melakukan evaluasi Pasien dan Kata/
Terminasi 2. Menyampaikan keluarga kalimat
kesimpulan materi pasien Post
3. Mengakhiri Operasi
pertemuan
7
LAMPIRAN
8
Materi
A. Pengertian Infeksi
Infeksi luka operasi adalah infeksi yang muncul pada luka bekas
sayatan operasi. Dalam prosedur operasi, dokter bedah akan membuat
sayatan pada kulit dengan menggunakan pisau bedah, sehingga
menimbulkan luka operasi. Sebagian besar infeksi luka operasi muncul
dalam 30 hari pertama setelah operasi (Roslaili, 2018).
B. Tanda dan Gejala Infeksi Pada Luka Post Operasi (Miftahur Rahman, et al,
2018) :
1. Terjadi bengkak disekitar luka
2. Merasa panas pada da erah lu ka atau suhu badan panas
3. Kemerahan disekitar luka
4. Nyeri pada daerah luka
5. Terdapat cairan yang berupa nanah pada luka
6. Luka berbau tidak sedap
7. Gangguan fungsi gerak pada daerah Luka
C. Pencengahan Infeksi Pada Luka Post Operasi (Rudi Mahmud, 2015) :
1. Selalu mencuci tangan
2. Kuku harus bersih dan tidak panjang.
3. Minum obat secara teratur.
4. Jaga kebersihan luka
5. Jaga agar luka tetap kering
6. Tidak boleh memegang area luka.
D. Makanan Untuk Mempercepat Proses Penyembuhan Luka Post Operasi
1. Makanan Berprotein
a. Protein Nabati :
Tempe & Tahu Kacang-Kacangan
9
b. Protein Hewani :
Hati Telur Ayam
10
Daftar Hadir Peserta
11
Daftar Hadir Panitia
12
13