Anda di halaman 1dari 13

JURNAL

Tentang

TEKNIK RELAKSASI GEMGGAM JARI TERHADAP INTENSITAS NYERI


PADA PASIEN POST APENDIKTOMI

PRAKTEK KEPERAWATAN DASAR PROFESI DI RUMAH SAKIT


TK. III dr REKSODIWIRYO PADANG

Oleh

Nama Kelompok I

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES INDONESIA

PADANG

2019
Nama Kelompok I

1. Andri Antoni, S.Kep 5. Rina Oktavia, S.Kep 9. Yul Afni, S.Kep


2. Lili Darmawati, S.Kep 6. Rezi Fitria, S.Kep 10. Yuli R. S., S.Kep
3. Nopa Frianti, S.Kep 7. Suprapto, S.Kep 11. Yulia Nazar, S.Kep
4. Rita Irma Yanti, S.Kep 8. Susan N., S.Kep 12. Yuliana P., S.Kep
13. Suherni O., S.Kep

Pembimbing Akademi Pembimbing Klinik

1. Ns. Cindy Cleodora, M.Kep., Sp. Kep. Jiwa Ns. Sandika Marderi, S.kep

2. Ns. Clara Nadia, S.Kep., M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES INDONESIA

PADANG

2019
LAPORAN KASUS
DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN
( NYERI )

OLEH :

KELOMPOK I

Pembimbing Akademi Pembimbing Klinik

1. Ns. Cindy Cleodora, M.Kep., Sp. Kep. Jiwa Ns. Sandika Marderi, Skep

2. Ns. Clara Nadia, S.Kep. M.Kep

PRAKTEK PROFESI NERS KEPERAWATAN DASAR PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA
T.A 2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis yang terletak di


perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan penyakit
urutan keempat terbanyak pada tahun 2006 dengan jumlah mencapai 28.949 pasien setelah
dispepsia (34.029 pasien), gastritis dan duodenitis (33.035 pasien), dan penyakit sistem
cerna lainnya (31.450 pasien).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali, apendisitis
termasuk ke dalam sepuluh besar penyakit rawat inap Rumah Sakit Tk. III dr. Reksodiwiryo
Padang. Angka kejadian apendisistis sebesar 1156 pada tahun 2009 dan 2162 kejadian pada
tahun 2011.

Rumah Sakit TK. III dr Reksodiwiryo Padang sebagai rumah sakit Tk. III di
jajaran TNI-AD. Insiden ini merupakan jumlah tertinggi jika dibandingkan dengan insiden di
Rumah Sakit Lainnya di Kota Padang. Data dari rekam medik Rumah Sakit Tk. III dr.
Reksodiwiryo menunjukkan, jumlah pasien apendisitis tahun 2017 sebanyak 345 kasus
apendik. Sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 316 kasus apendik, jumlah penderita
apendisitis di Rumah Sakit Tk. III dr. Reksodiwiryo periode Januari sampai Oktober 2019
sebanyak 267 kasus apendik. Apabila diagnosa apendisitis telah ditegakkan, maka
penatalaksanaan yang diindikasikan adalah appendectomy. Appendectomy merupakan
suatu tindakan pembedahan membuang appendiks yang mengalami infeksi atau
peradangan. Operasi ini dilakukan dengan cara mencari dan mengeluarkan sekum (Smeltzer,
Suzanne C, 2001). Appendectomy atau operasi pengangkatan usus buntu merupakan
kedaruratan bedah abdomen. Di Amerika Serikat, lebih dari 250.000 appendectomy
dikerjakan tiap tahunnya (Cetrione, 2009 dalam Rismalia 2010).
Pemulihan kesehatan pasca operasi merupakan hal yang sangat penting bagi
pasien untuk mencegah komplikasi (Depkes RI, 2002). Komplikasi yang dapat muncul pasca
operasi diantaranya perdarahan, infeksi pada luka operasi dan ileus pasca operasi. Insiden
ileus pasca operasi berkisar antara 4-32%. Insiden ini biasanya meningkat pada bedah
abdomen dan pelvis, laparotomi, dan penggunaan anastesi inhalasi. Ileus secara fisiologis
pulih dalam 24 – 48 jam pasca operasi. Ileus ini berkurang seiring dengan penurunan
efektivitas anastesi, diet bertahap dan mobilisasi (Kehlet & Holte, 2001). Hampir semua
pasien pasca bedah dianjurkan untuk mulai melakukan mobilisasi. Dimulai dari latihan
ringan di atas tempat tidur (latihan pernafasan, latihan batuk efektif dan menggerakkan
tungkai) sampai dengan pasien bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan
berjalan ke luar kamar (Smeltzer, 2001 ).

Manfaat teknik relaksasi Genggam Jari menurut beberapa literatur adalah


untuk memperbaiki sirkulasi, mencegah Deep Vein Thrombosis (DVT), mengurangi
komplikasi imobilisasi pasca operasi, mempercepat pemulihan peristaltik usus serta
mempercepat proses pemulihan pasca operasi (Hinchliff, 1999;Craven & Hirnle, 2009).
Beberapa penelitian yang mendukung manfaat dari mobilisasi dini diantaranya yaitu
penelitian oleh Sulistyawati dkk yang berjudul “Efektivitas Mobilisasi Dini Terhadap
Penyembuhan Luka Post Operasi Apendisitis” menyimpulkan ada perbedaan yang signifikan
pada proses penyembuhan luka antara klien dengan pemberian mobilisasi dini dan tanpa
pemberian mobilisasi dini. Keberhasilan mobilisasi dini tidak hanya mempercepat proses
pemulihan luka pasca pembedahan namun juga mempercepat pemulihan peristaltik usus
pada pasien pasca pembedahan (Israfi dalam Akhrita, 2011). Selain itu, hasil penelitian
Chandrasekaran, dkk (2007) mengemukakan bahwa mobilisasi dini pada 24 jam pertama
setelah Total Knee Replacemen (TKR) adalah cara yang murah dan efektif untuk mengurangi
timbulnya thrombosis vena dalam pasca operasi.

Teknik Relaksasi Genggam Jari juga akan mencegah kekakuan otot dan sendi,
menjamin kelancaran peredaran darah, memperbaiki pengaturan metabolisme tubuh,
mengembalikan kerja fisiologis organ-organ vital yang pada akhirnya justru akan
mempercepat penyembuhan pasien dan mengurangi biaya perawatan pasien (Kusumawan,
2008). Hal ini dibuktikan dari hasil studi yang dilakukan oleh Barid (2012) yang menyebutkan
dari 40 responden pasca bedah (20 perlakuan dengan mobilisasi dini dan 20 kontrol tanpa
intervensi) didapatkan hasil 85% responden pada kelompok perlakuan mempunyai lama hari
rawat 3 hari dan 15% responden dengan lama hari rawat 4 hari. Adapun pada kelompok
kontrol didapatkan 55% respoden mempunyai lama hari rawat 3 hari, 30% responden
dengan lama hari rawat 4 hari serta 15% responden dengan lama hari rawat selama 5 hari.
Apabila pasien tidak melakukan teknik relaksasi genggam jari dengan baik, maka lama hari
rawat pasien akan memanjang yang akhirnya dapat menyebabkan peningkatan biaya
perawatan (Corwin & Elizabeth J, 2001)

Banyak pasien yang tidak berani menggerakkan tubuh pasca operasi karena
takut jahitan operasi sobek atau takut luka operasinya lama sembuh. Masalah yang sering
terjadi adalah ketika pasien merasa terlalu sakit atau nyeri dan faktor lain yang
menyebabkan mereka tidak mau melakukan mobilisasi dini dan memilih untuk istirahat di
tempat tidur (Kozier et al, 1995 dalam Yanty 2009)

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit


Umum Pusat Sanglah Denpasar, peneliti mendapatkan informasi dari empat pasien pasca
bedah appendectomy mengatakan tidak mengetahui mobilisasi dini dan manfaat dari
mobillisasi dini. Tiga dari pasien yang diwawancarai (75%) mengatakan masih takut untuk
melakukan mobilisasi, karena pasien merasa nyeri saat efek anastesi telah hilang dan
khawatir jahitan luka bekas operasi akan lambat penyembuhannya. Rata-rata pasien hanya
menunggu instruksi dari dokter atau perawat untuk mulai melakukan mobilisasi.
Berdasarkan data yang didapat peneliti, rata-rata pasien mulai melakukan mobilisasi dini
berupa miring kanan dan kiri pada lebih dari 12 jam pasca operasi. Hal ini tentu berkaitan
dengan kurangnya informasi yang didapatkan oleh pasien. Pasien yang akan menjalani
pembedahan harus dibuatkan rencana program penyuluhan yang efektif sehingga seluruh
pasien bedah mendapatkan informasi yang sama, diskusi yang terperinci dan demonstrasi
latihan pasca operasi (Potter and Perry, 2006).

Preoperative teaching atau penyuluhan pre operasi didefinisikan sebagai


tindakan suportif dan pendidikan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien.bedah
dalam meningkatkan kesehatannya sendiri sebelum dan sesudah pembedahan. Penyuluhan
ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan adaptasi pasien dalam menjalani rangkaian
prosedur pembedahan sehingga klien diharapkan lebih kooperatif dalam perawatan pasca
operasi, dan mengurangi resiko komplikasi pasca operasi (Ignativicius, 1996 dalam
Ayuningsih, 2011). Oleh sebab itu perawat sebaiknya melakukan penyuluhan tentang apa
yang harus dilakukan pasca operasi khususnya mobilisasi dini, pada saat pre operasi.
Sehingga pasien mengetahui apa yang harus mereka lakukan pasca operasi. Apabila pasien
memahami alasan pentingnya penyuluhan ini, maka komplikasi pada tahap pemulihan akan
berkurang (Potter and Perry, 2006).

Pemenuhan kebutuhan informasi merupakan salah satu indikator kualitas


pelayanan kesehatan dirumah sakit. Semakin tinggi tingkat keberhasilan pemberian
pendidikan kesehatan yang diberikan atau semakin tinggi tingkat kepuasan pasien terhadap
pendidikan kesehatan yang diberikan oleh perawat, maka akan berdampak pada semakin
tinggi pula kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit tersebut (Ayuningsih, 2011)

Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian


tentang pengaruh preoperative teaching terhadap pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien
pasca bedah appendectomy di RSUP Sanglah Denpasar. Karena sepengetahuan peneliti di
RSUP Sanglah Denpasar belum ada penelitian tentang pengaruh preoperative teaching
terhadap pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien yang menjalani bedah appendectomy.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah di atas didapatkan rumusan masalah “Adakah


pengaruh preoperative teaching terhadap pelaksanaan mobilisasi dini pasien pasca bedah
appendectomy di RSUP Sanglah Denpasar?"

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh preoperative teaching terhadap pelaksanaan


mobilisasi dini pasien pasca bedah appendectomy

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik subjek penelitian.

b. Mengidentifikasi pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien pasca bedah appendectomy


yang mendapat preoperative teaching di RSUP Sanglah Denpasar

c. Mengidentifikasi pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien pasca bedah appendectomy


yang tidak mendapat preoperative teaching di RSUP Sanglah Denpasar
d. Menganalisis perbedaan pelaksanaan mobilisasi dini kelompok perlakuan yang
mendapat preoperative teaching dengan kelompok kontrol tanpa intervensi

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang nantinya akan diperoleh, peneliti berharap hal tersebut
memberikan manfaat, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah perbendaharaan pustaka terutama


dalam bidang keperawatan perioperatif, sebagai bahan acuan bagi peneliti
selanjutnya.

b. Diharapkan hasil penelitian ini menjadi intervensi yang bisa diaplikasikan pada pasien
pre operasi sehingga dapat memaksimalkan perawatan pasien pasca operasi.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan oleh perawat sebagai pedoman untuk
memberikan intervensi berupa penyuluhan pada pasien pre operasi. Tujuan dari
penyuluhan ini agar pasien lebih siap menghadapi proses pembedahan dan lebih memahami
perawatan pasca operasi, sehingga komplikasi pasca pembedahan dapat dihindari.
Pemulihan kesehatan yang baik tentu akan berpengaruh pada semakin berkurangnya lenght
of stay pasien di rumah sakit, sehingga biaya yang dikeluarkan pasien juga akan berkurang.
BAB II

PEMBAHASAN JURNAL

A. JUDUL
“ Teknik Relaksasi Genggam Jari terhadap Intensitas Nyeri pada pasien post
appendiktomi ”.
Dalam teori, setiap judul jurnal harus ringkas, jelas, terdiri dari 12-14 kata dan
mudah di mengerti. Judul jurnal nama peniliti lebih kecil dari huruf judul Data penulis
terdapat nama, alamat, dan alamat email (Notoatmodjo), Soekidjo, 2012.
Pada jurnal huruf nama peneliti dengan huruf judul tidak memenuhi aturan
dalam penulisan jurnal, seharusnya nama peneliti lebih kecil dari huruf judul, dan
harus juga terdapat alamat tempat institusi dan alamat email penulis jurnal.

B. ABSTRAK
Penulis abstrak dalam teori terdapat maksimal kata adalah 250 kata yang
isinya adalah latar belakang, metodologi penelitian, hasil penelitian, kesimpulan dan
saran.
Pada abstrak jurnal susunanya sesuai dengan teori, abstraknya terdapat
terjemahan bahasa Indonesia.

C. PENDAHULUAN
Menurut teori pembuatan pendahuluan terdiri dari latar belakang dan
rumusan masalah.
Pembahasan dalam jurnal ini sesuai dengan teori, pada pembahasan telah
terdapat latar belakang, rumusan masalah. Pada pembahasan disebutkan faktor
yang mempengaruhi penyembuhan luka adalah kurangnya mobilisasi yang
merupakan faktor utama dalam mempercepat pemulihan dan mencegah terjadinya
komplikasi. Luka yang lama sembuh dengan penurunan daya tubuh pasien membuat
luka semakin rentan untuk terkena infeksi dan semakin lama hari pasien dirawat
akan meningkatkan resiko komplikasi penyakit lain. Pada pendahuluan disebutkan
bahwa pentingnya mobilisasi untuk dilakukan untuk proses penyembuhan luka.

D. METODOLOGI PENELITIAN
Menurut teori yang harus ada didalam metode penelitian yaitu : desain
penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan
data, teknik pengolahan data dan analisa data.
Metodologi penelitian dalam jurnal ini belum sesuai dengan teori yang ada,
jurnal ini hanya menjelaskan desain penelitian, tempat dan waktu penelitian,
populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisa
data. Tempat dan waktu penelitian tidak di jelaskan didalm jurnal.

E. PEMBAHASAN
Menurut teori salah satu faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan
luka akibat operasi pembuangan appendik ( Appendiktomi ) yang memgalami
peradangan adalah mobilisasi dini. Mobilisasi merupakan faktor yang utama dalam
mempercepat pemulihan, mencegah terjadinya komplikasi pasca bedah dan
mencegah trombosis vena (Carpenoti, 2000). Mobilisasi dini tidak hanya
mempercepat proses pemulihan luka pasca pembedahan namun juga mempercepat
pemuliha peristaltik usus pada pasien pasca pembedahan (Israfi dalam Akhrita,
2011).
Pada pembahasan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruangan III
Bedah Imam Bonjol Rumah Sakit Tk. III dr. Reksodiwiryo, mobilisasi dini yang
dilakukan adalah memberikan tindakan keperawatan berupa latihan miring kanan
miring kiri sejak 6-10 jam setelah pasien sadar, lalu latihan menggerakkan
ekstremitas atas dan bawah, latihan pernapasan yang dilakukan pasien sambil tidur
telentang, latihan duduk selama 5 menit, latihan napas dalam dan batuk efektif dan
berubah posisi tidur telentang menjadi setengah duduk/semi fowler. Mobilisasi
dapat mempengaruhi proses lama dan kesesuaian penyembuhan luka pada luka
appendicitis sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
proses penyembuhan luka antara klien yang dengan pemberian teknik relaksasi
genggan jari terhadap intensitas nyeri dengan tanpa pemberian teknik relaksasi
genggan jari terhadap intensitas nyeri, sehingga pemberian teknik relaksasi genggan
jari terhadap intensitas nyeri dirasakan lebih efektif dibandingkan dengan tanpa
pemberian teknik relaksasi genggan jari terhadap intensitas nyeri.

F. PENUTUP
Teknik relaksasi genggan jari terhadap intensitas nyeri efektif dilakukan untuk
proses penyembuhan luka, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan proses penyembuhan luka antara klien yang dengan pemberian teknik
relaksasi genggan jari terhadap intensitas nyeri dengan tanpa pemberian teknik
relaksasi genggan jari terhadap intensitas nyeri, sehingga pemberian teknik relaksasi
genggan jari terhadap intensitas nyeri dirasakan lebih efektif dibandingkan dengan
tanpa pemberian teknik relaksasi genggan jari terhadap intensitas nyeri.
Kekurangan dari jurnal tidak menggambarkan berapa lama dalam pemberian
teknik relaksasi genggan jari terhadap intensitas nyeri yang efektif dalam proses
penyembuhan luka. Dan dalam penulisan jurnal kesimpulan dan saran bergabung
dalam penutup.
Berdasarkan telaah jurnal yang telah dilakukan oleh kelompok sebaiknya
perawat dapat menerapkan / mengaplikasi teknik relaksasi genggan jari terhadap
intensitas nyeri terhadap penyembuhan luka post operasi Appendicitis sehingga
perawat mampu untuk memberikan masukan kepada klien tentang cara
penyembuhan luka post operasi yang lebih cepat.

G. DAFTAR PUSTAKA
Pada daftar pustaka haris terdapat nama pengarang. Tahun terbit. Judul
Buku. Nama Kota : Nama Penerbit. Selain itu, susunan pada daftar harus sesuai
abjad.
Pada daftar pustaka jurnal penelitian ini sudah sesuai dengan teori dimana
terdapat nama pengarang. Tahun terbit. Judul Buku. Nama Kota : Nama Penerbit.
Pada penulisan daftar pustaka yang bersumber dari internet telah dicantumkan
tanggal berapa diakses, tetapi penulisan daftar pustaka masih terdapat kesalahan
penulisan seperti tahun terbit buku masih manggunakan tanda baca buka kurung
dan tutup kurung
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jurnal ini memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihan dalam jurnal


menjelaskan pentingnya teknik relaksasi genggan jari terhadap intensitas nyeri
dilakukan oleh perawat pada pasien post operasi apendiktomi, yang berguna
untuk menyembuhkan luka post operasi pasien dan untuk segera memandirikan
pasien setelah operasi.
Kekurangan jurnal ini, ada beberapa penulisan tidak sesuai dengan syarat
penulisan jurnal, salah satunya nama penulis jurnal seharusnya lebih kecil dari
judul jurnal, pada abstrak tidak terdapat terjemahan bahasa indonesia dan
penulisan daftar pustaka masih menggunakan tanda baca buka kurung dan tutup
kurung.

B. Saran

Untuk tenaga kesehatan khususnya perawat pentingnya untuk


memberikan teknik relaksasi genggan jari terhadap intensitas nyeri pada post
operasi, agar pasien dapat mandiri setelah operasi.

Anda mungkin juga menyukai