Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

SISTEM PENCERNAAN
(APPENDICITIS)

Dosen Pengampu :
Hafna Ilmy Muhalla, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp,Kep.M.B

NAMA KELOMPOK :
1. VIVI TRY WULANDARI NIM 151811913029
2. BIMA ARYASENA NIM 151811913068
3. ANISA FIRDA AFINA NIM 151811913092
4. MAYAFIKA HANIFATUL ILMI NIM 151811913097
5. FARAH MAUDINA ADHIBA S. NIM 151811913098
6. MAULIDA ERFIANI NIM 151811913117

D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019/2020
LEMBAR PERSETUJUAN
MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
SISTEM PENCERNAAN
(APPENDICITIS)

1. VIVI TRY WULANDARI NIM 151811913029


2. BIMA ARYASENA NIM 151811913068
3. ANISA FIRDA AFINA NIM 151811913092
4. MAYAFIKA HANIFATUL ILMI NIM 151811913097
5. FARAH MAUDINA ADHIBA S. NIM 151811913098
6. MAULIDA RFIANI NIM 151811913117

Jumat, 16 Agustus 2019


Menyetujui,
Pembimbing

Hafna Ilmy Muhalla, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp,Kep.M.B


NIP. 19781220 200604 2 026

2
HALAMAN ORIGINALITAS
LEMBARAN PERNYATAAN
Menyatakan bahwa laporan pendahuluan yang berjudul MAKALAH
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH SISTEM PENCERNAAN (APPENDICITIS) adalah
buku laporan pendahuluan milik orang lain sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam
kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan apabila pernyataan
ini tidak benar, kami bersedia menanggung sanksi yang diberikan

Gresik, 16 Agustus 2019


Yang menyatakan

Kelompok 6

3
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena dengan
bimbingan-Nya pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan LAPORAN PENDAHULUAN
SISTEM PENCERNAAN (APPENDICITIS).
Keterampilan Pemeriksaan Abdomen ini dipelajari di semester 3 Fakultas Vokasi
Prodi Keperawatan Universitas Airlangga. Dengan disusunnya laporan pendahuluan ini
penulis berharap mahasiswa lebih mudah dalam mempelajari dan memahami teknik
pemeriksaan abdomen sehingga mampu melakukan diagnosis dan terapeutik pada pasien
dengan baik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan laporan ini. Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya,
sehingga kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan
dalam penyusunan laporan pendahuluan ini.

Gresik, 16 Agustus 2019

Kelompok 6

4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN2
HALAMAN ORIGINALITAS3
KATA PENGANTAR4
DAFTAR ISI5
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1. PENDAHULUAN6
1.1 Latar Belakang6
1.2 Tujuan Penulisan6
1.3 Manfaat Penulisan6
BAB 2. TINJAUAN TEORI 7
2.1 Konsep Medis7
2.1.1 pengertian7
2.1.2 Etiologi7
2.1.3 Patofiologi7
2.1.4 Manifestasi Klinis8
2.1.5 Komplikasi9
2.1.6 Penatalaksanaan9
2.2 Konsep Keperawatan9
2.2.1 Pengkajian Keperawatan9
2.2.2 Masalah/Diagnosis Keperawatan10
2.2.3 Intervensi Keperawatan10
2.2.4 Implementasi Keperawatan10
2.2.5 Evaluasi Keperawatan10
BAB 3. NURSING CONSIDERATION11
BAB 4. PENUTUP12
3.1 Simpulan12
3.2 Saran12
REFERENSI

REFERENSI1
LAMPIRAN-LAMPIRAN1

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apendisitis akut adalah salah satu kasus kegawatdaruratan di bidang abdomen dengan
keluhan utama nyeri perut kanan bawah yang menetap dan sernakin bertambah nyeri.
Keluhan awal penyakit ini hampir rnenyerupai keluhan gastritis yaitu nyeri di ulu hati
yang kemudian berpindah dan menetap di perut kanan bawah. Diagnosis ditegakkan
dengan mengenal tanda dan gejala penyakit ini sejak dini untuk menghindari perburukan
dan apendisitis akut menjadi apendisitis perforasi yang menimbulkan peritonitis. Metode
penghitungan skor dengan melihat tanda dan gejala berdasarkan Alvarado score sangat
membantu para dokter umum dan perawat yang bertugas dibaris terdepan dan pelayanan
kesehatan masyarakat untuk menegakkan diagnosis apendisitis akut dan segera
melakukan rujukan ke rumah sakit yang terdapat spesialis bedah untuk dilakukan
pengangkatan apendiks. Penatalaksanaan apendisitis akut sampai sekarang adalah berupa
appendectomy yang dapat dilakukan dengan teknik minimal invasive yaitu laparoskopi
ataupun bedah terbuka.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada
penulis maupun pembaca tentang sistem pencernaan yaitu apendisitis
1.3 Manfaat Penulisan
a) Untuk mengetahui etiologi,patofisologi dan manifestasi klinis pada apendisitis
b) Untuk mengetahui komplikasi apendisitis
c) Untuk mengetahui konsep keperawatan tes apendisitis

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Medis

2.1.1 Pengertian

Appendiks sering disebut dengan umbai cacing. Kebanyakan masyarakat


menyebutnya usus buntu hal tersebut kurang tepat karena sebenarnya usus yang
buntu adalah sekum. (Sjamsuhidayat ,2004 ).Appenditits merupakan keadaan inflamasi
dan obstruksi pada vermiforis. Sehingga merupakan penyakit yang paling sering
memerlukan pembedahan kedaruratan. Apabila tidak ditangani dengan segera maka
akan berakibat fatal ( Kowalak, 2011) Apendiktomi adalah pembedahan yang dilakukan
untuk mengangkat (Smeltzer,2002).

Apendisitis merupakan alasan tersering untuk pembedahan abdomen darurat, dialami


oleh 10% dari seluruh populasi (Mcphee et al.,2008). Appendicitis dapat terjadi pada semua
usia tetapi lebih sering dialamioleh remaja dan dewasa muda dan sedikit lebih sering terjad
pada pria dibanding wanita.

2.1.2 Etiologi

Appendisitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Beberapa faktor yang
menyebabkan appendicitis yaitu sumbatan lumen appendiks yang dianggap sebagai pencetus
selain hiperplasia jaringan limfe,fekalit,tumor apendiks dan dapat

disebabkan oleh cacing askaris yang dapat menimbulkan sumbatan. Selain faktor diatas
juga ada faktor lain yang menjadi penyebab dari appendisitis yaitu erosi mukosa
appendiks karena adanya parasit seperti E.histolitica. Appendik juga dapat
disebabkan karena kebiasaan makan makanan yang rendah serat sehingga dapat
menimbulkan konstipasi sehingga dapat memepengaruhi terhadap timbulnya appendisitis

2.1.3 Patofiologi

Appendiks adalah kantong yang berbentuk seperti slang yang terikat pada sekum tepat
dibawah katup ileoseka.biasanya terletak diiregio iliakakanan, pada area yang disebut sebagai

7
titik McBurney (gambar 24-1).Fungsi appendiks tidak sepenuhnya dipahami meskipun
mungkin berfungsi sebagai sebuah reservoir untuk bakteri usus yang penting.

obstruksi lumen proksimal appendis jelas terlihat pada sebagian besar appendisk yang
mengalami inflamasi akut. Obstruksi sering kali disebabkan fecalith , atau masa feses .
penyebab obstruktif lain mencakup kalkulusn atau
batu,bendaasing,inflamasi,tumor,parasite,(misalnya,cacing jarum atau cacingkarawit),atau
edema jaringan limfoid.setelah obstruksi,appendis mengalami distensi akibat cairan yang
disekresikan oleh mukosanya. Tekanan dalam lumen apendiks meningkat,mengganggu suplai
darah dan menyebabkan inflamasi, edeme, ulserasi ,dan infeksi. Eksudat purulen terbentuk,
semakin mendistensi apendiks. Dalam 24-36 jam, terjadi nekrosis jaringan dan gangren,
menyebabkan perforasi jika terapi tidak dimulai. Perforasi menyebabkan peritonitis bacterial.

Apendisitis dapat diklasifikasikan menjadi sederhana,gangrenus,atau perforatif


bergantung pada tahap prosesnya. Pada apendisitis sederhana,apendiks terinflamasi tetapi
utuh. Ketika area jaringan nekrosisdan perforasi miroskopik terjadi diapendiks, gangguan ini
disebut apendesitis gangrenus. Apendiks perforatif menunjukkan temuan perforasi luas dan
kontaminasi rongga peritoneal.

2.1.4 Manifestasi Klinis

Nyeri abdomen bagian atas atau generalisasi atau generalisata ringan yang
kontinu adalah arateristik utama manifestasi apendisitis akut. Selama 4 jam beriutnya nyeri
aan semakin hebat dan terloalisir pada abdomen kuadran bagian bawah. Nyeri ini memburuk
ketika bergerak, berjalan, atau batuk. Ketika dilakukan palpasi, nyeri tekan yang terokalisir
dan memantau dapat di temuan pada titik McBurney. Nyeri tekan memantau (rebound
tenderness) ditunjukan oleh hilangnya nyeri ketika dilakukan palpasi langsung pada titik
McBurney dan akan terasa nyeri ketika tekanan di lepaskan. Ekstensi atau rotasi internalpada
pinggul kanan akan meningkatkan nyeri. Selain nyeri, suhu tubuh yang rendah, anoreksia,
mual,dan muntah sering kali terjadi.

Nyeri dan nyeri tekan lokal mungkin tidak begitu akut pada lansia, sehingga
menyebabkan penundaan penenggakan diagnosis, dan mengakibatan 15% mortalitas akibat
apendisitis perforatif pada lansia (McPhee et al.,2008). Kondisi ini dapat memunculkan
masalah yang signifikan ; perjalanan apendisitis padalansiaaan lebih mematikan dan
komplikasi dapat terjadi lebih cepat. Ibu hamil dapat mengalami nyeri pada kuadran kanan

8
bawah periumbilikal, atau subkosta kanan (di bawah tulang rusuk) yangdi sebabkanoleh
bergesernya apendiks akibat uterus yang terdistensi.

2.1.5 Komplikasi

Perforasi, peritonitis dan abses adalah kemunginan komplikasi dari apedisitis


akut. Perforasi ditandai oleh nyeri yang semakin meningkat dan demam tinggi. Kondisi ini
dapat menyebabkan abses kecil yang terlokalisasi, peritonitis lokal, atau peritonitis
generalisata yang signifikan.

Gangguan yang tidak begitu sering terjadi apendesitis kronik ditandai oleh nyeri
abdomen kronik dan serangan akut berulang dengan interval beberapa bulan atau lebih.
Kondisi lain seperti IBD dan gangguan ginjal, seringkali menyebabkan manifestasi yang
dikaitkan dengan apendisitis kronik.

2.1.6 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Medis menurt sjamsuhidayat 2004 yaitu :

Apabila diagnosa sudah ditegakkan maka tindakan yang paling tepat dilakukan adalah
appendiktomi. Appendiktomi merupakan pembedahan untuk mengangkat appedik yang
dilakukan untuk meurunkan perforasi. Appendiktomi dapat dilakukan secara terbuka atau
laparoskopi. Appendiktomi terbuka dillakukan insisi McBurnney yang biasanya dilakukan
oleh para ahli. Pada appendissitis yang tanpa komplikasi maka tidak perlu diberikan
antibiotik, kecuali pada appendisitis perforata. Penundaan tindakan bedah yang diberikan
antibiotik dapat menimbulkan abses atau perforasi. Terapi Farmakologis preoperatif
antibiotik untuk menurunkan resiko infeksi pascabedah.

2.2 Konsep Keperawatan

2.2.1 Pengkajian Keperawatan

Sue Grady, RN, menyelesaikan pengkajian awal di Unit Gawat Darurat. Nn. Lynn
mengeluhkan mual dan nyeri abdomen hebat, menyatakan, "berjalan membuat perut saya
sakit". Temuan pengkajian fisik mencangkup suhu tubuh 37.8°C, nadi 84, respirasi 16, dan
tekanan darah 110/70; kulit teraba hangat ; abdomen rata dan terdapat nyeri tekan pada
kuadran kanan bawah. Hasil hitung darah lengkap Nn. Lynn menunjukkan SDP 14.000/mm.

9
Neutrofil 81,1 %, limfosit 12,5%. Diagnosis apendisitis akupun ditegakkan, dan Nn. Lynn
dipindahkan ke Unit bedah untuk lapar is kopi apendektomi.

2.2.2 Diagnosis Keperawatan

1. Gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan insisi pembedahan.

2. Nyeri akut yang berhubungan dengan intervensi pembedahan

3. Ansietas yang berhubungan dengan krisis situasional

2.2.3 Intervensi Keperawatan

1. Insisi dapat sembuh tanpa infeksi atau komplikasi

2. Menyatakan nyeri mereda secara adekuat

3. Menyatakan ansietas yang berkurang

4.kembali ke aktivitas praoperasi

2.2.4 Implementasi Keperawatan

1. Kaji nyeri menggunakan skala nyeri, berikan analgesik sesuai kebutuhan.

2. Ajakan penatalaksanaan nyeri setelah pulang dari rumah sakit

3. Ajarkan membebat abdomen selama batuk, miring, atau ambulans sesuai kebutuhan

4. Ajarkan cara perawatan insisi di rumah

5. Diskusikan pembatasan aktivitas sesuai instruksi

6. Instruksikan untuk melaporkan demam atau jika teraba hangat, terdapat kemerahan, atau
drainase dari insisi

2.2.5 Evaluasi Keperawatan

Pada malam berikutnya setelah pulang dari rumah sakit, Nn Lynn melakukan ambulasi
penuh. Nafsu makannya kembali normal, dan ia dapat menerima makanan dan cairan dengan
baik. Suhu tubuhnya normal. Perawat memberikan informasi tertulis dan verbal terkait
perawatan pasca bedah setelah menjalani apendektomi.

10
BAB III

NURSING CONSIERATION

11
BAB IV

PENUTUPAN

4.1.1 Simpulan

Appendiks sering disebut dengan umbai cacing. Kebanyakan masyarakat menyebutnya usus
buntu hal tersebut kurang tepat karena sebenarnya usus yang buntu adalah sekum.

Etiologi Appendisitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Beberapa
faktor yang menyebabkan appendicitis yaitu sumbatan lumen appendiks, erosi mukosa
appendiks,dan kebiasaan makan makanan yang rendah serat.

Patofiologi Appendiks adalah kantong yang berbentuk seperti slang yang terikat pada sekum
tepat dibawah katup ileoseka.biasanya terletak diiregio iliakakanan, pada area yang disebut
sebagai titik McBurney

Manifestasi Klinis Nyeri abdomen bagian atas atau generalisasi atau generalisata ringan yang
kontinu adalah arateristik utama manifestasi apendisitis akut. Selama 4 jam beriutnya nyeri
aan semakin hebat dan terloalisir pada abdomen kuadran bagian bawah. Nyeri ini memburuk
ketika bergerak, berjalan, atau batuk. Ketika dilakukan palpasi, nyeri tekan yang terokalisir
dan memantau dapat di temuan pada titik McBurney

Kemunginan komplikasi dari apedisitis akut. Perforasi ditandai oleh nyeri yang semakin
meningkat dan demam tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan abses kecil yang terlokalisasi,
peritonitis lokal, atau peritonitis generalisata yang signifikan.
Konsep Keperawatan meliputi Pengkajian Keperawatan, Diagnosis Keperawatan, Intervensi
Keperawatan, Implementasi Keperawatan, Evaluasi Keperawatan.
Apendiksitis merupakan peradangan pada apendiks yang bisa menjadi berbahaya jika sudah
terjadi perforasi yang harus ditangani segera dengan cara melakukan apediktomi.

4.1.2 Saran

Menjaga kesehatan tubuh sangatlah penting untuk keberlangsungan hidup, terutama


menjaga usus buntu dari peradangan usus dengan berbagai cara agar terhindar dari penyakit

12
apendicitis. Dan apediksitis memang bisa sembuh dengan operasi, akan tetapi lebih baik
mencegah dari pada mengobati.

REFERENSI

Anugrah,K.2014. Asuhan Keperawatan Pada My.S dengan gangguan Sistem Pencernaan.


Surakarta;hal 59

13

Anda mungkin juga menyukai