Anda di halaman 1dari 9

Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah ISSN.

2579-7719
40 “Strategi Pengembangan Profesionalisme Perawat Melalui Peningkatan
Kualitas Pendidikan dan Publikasi Ilmiah”

APLIKASI MODEL KONSERVASI LEVINE DALAM ASUHAN


KEPERAWATAN PASIEN SELULITIS

APPLICATION MODEL CONSERVATION LEVINE IN NURSING PATIENT


CELLULITIS

Dicky Endrian Kurniawan*, Heri Kristianto**, Tony Suharsono**


*
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
**
Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
e-mail: dickyendrian@unej.ac.id

ABSTRAK

Selulitis merupakan inflamasi akut yang dapat ditemukan di ruang gawat darurat
serta memiliki morbiditas dan biaya perawatan yang tinggi. Perawat sebagai tim
manajemen pasien selulitis perlu memberikan asuhan keperawatan yang efektif. Model
Konservasi Levine merupakan salah satu model perawatan pasien. Tujuan penulisan
untuk mengetahui efektivitas penerapan model konservasi Levine dalam asuhan
keperawatan pasien selulitis di ruang gawat darurat. Mini riset ini menggunakan metode
studi kasus dengan single case design. Data dikumpulkan dengan observasi dan
wawancara yang dilakukan selama 2 jam perawatan pada satu pasien dengan selulitis di
ruang gawat darurat. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, ditemukan 4
tropikognosis/diagnosis keperawatan pada pasien, yaitu nyeri akut dan hipertermia
(domain konservasi energi), kerusakan integritas jaringan (domain integritas struktural),
dan ansietas (domain integritas personal dan sosial). Hasil penerapan hipotesis/intervensi
terhadap tropikognosis menunjukkan bahwa hipotesis mendukung peningkatan
kesejahteraan dan kenyamanan pada pasien selulitis. Model konservasi Levine efektif bila
diterapkan pada pasien dengan kasus selulitis di ruang gawat darurat.

Kata kunci: Model konservasi Levine, asuhan keperawatan, selulitis.

ABSTRACT

Cellulitis is an acute inflammation that can be found in the emergency room as


well as morbidity and high maintenance costs. Nurses as cellulitis patient management
team needs to provide effective nursing care. Levine Conservation Model is one model of
patient care. The purpose of writing to determine the effectiveness of conservation model
Levine cellulitis in nursing care of patients in the emergency room. Mini research using
the case study method with a single case design. Data collected by observation and
interviews conducted during 2 hours of treatment in one patient with cellulitis in the
emergency room. Based on observations and interviews, found 4 tropikognosis / nursing
diagnosis in patients, namely acute pain and hyperthermia (energy conservation domain),
damage the integrity of the network (the structural integrity of the domain), and anxiety
(personal integrity and social domains). The result of the application of the hypothesis /
intervention against tropikognosis suggest that the hypothesis supports the increased
Hal: 40-48 Aplikasi Model Konservasi Levine dalam Asuhan Keperawatan Pasien Selulitis
41

prosperity and comfort in patients with cellulitis. Levine conservation model is effective
when applied to patients with cellulitis cases in the emergency room.

Keywords: conservation model Levine, nursing care, cellulitis.

Pendahuluan keperawatan yang berkualitas didukung


oleh perkembangan teori dan model
keperawatan. Teori keperawatan diyakini
Selulitis merupakan inflamasi akut, sebagai alat komunikasi perawat dalam
menyebar, dan piogenik pada jaringan setiap tindakan dan kemampuan berpikir
dermis yang lebih rendah dan jaringan sistematis tentang praktik keperawatan
subkutan terkait. Terhitung 1,6% dari (McEwen & Wills, 2011). Sehingga
kunjungan di bagian emergensi selama pemberian asuhan keperawatan dengan
tahun 2008-2009 yaitu pasien dengan menggunakan pendekatan teori
selulitis. Di Amerika Serikat lebih dari keperawatan diharapkan mempermudah
600.000 pasien rawat inap tercatat pada perawat dalam mendukung kesembuhan
tahun 2010 dengan angka 3,7% dari pasien.
seluruh kunjungan di bagian emergensi Levine’s Conservation Model
(Phoenix, Das, & Joshi, 2012). Infeksi merupakan salah satu model keperawatan
kulit dan jaringan lunak adalah alasan yang bertujuan untuk memberikan
umum kunjungan pasien ke ruang gawat pedoman dalam memberikan intervensi
darurat dan masuk ke rumah sakit (Atzori, keperawatan yang dapat mempengaruhi
Manunza, & Pau, 2013). Keadaan infeksi respon seseorang dan meningkatkan
kulit dan jaringan lunak ini memiliki kondisi kesejahteraannya. Disaat perawat
morbiditas yang tinggi dan biaya mampu meningkatkan kesejahteraan fisik
perawatan yang besar dalam pelayanan pasien, maka perawat bertindak secara
kesehatan di seluruh dunia (Phoenix, Das, terapeutik, jika pada akhirnya muncul
& Joshi, 2012). respon yang tidak menyenangkan, maka
Pedoman penanganan pasien dengan perawat diharapkan mampu memberikan
selulitis yang digunakan untuk dukungan pada individu. Tujuan akhir
menurunkan keterlambatan dalam keperawatan adalah mempertahankan
diagnosis, menurunkan biaya perawatan, keutuhannya. Salah satu fokus dari asuhan
dan administrasi pengobatan yang tidak keperawatan Levine adalah masalah yang
tepat, serta meningkatkan manajemen berhubungan dengan proses inflamasi dan
selulitis membutuhkan pendekatan respon holistik. Respon inflamasi
multidisiplin, salah satunya harus merupakan suatu mekanisme pertahanan
mencakup perawat. Perawat sebagai salah untuk melindungi individu dari serangan
satu tenaga kesehatan profesional perlu bahaya asing (Schaefer, 2014).
mempertimbangkan penyakit selulitis Sehingga, tujuan penulisan artikel
sebagai isu multidisiplin yang memerlukan yaitu menganalisis aplikasi dari model
lebih dari sekedar pengobatan infeksi. konservasi Levine pada asuhan
Pengkajian holistik untuk mengelola keperawatan pasien dengan selulitis di
perawatan pasien secara efektif ruang gawat darurat.
membutuhkan pengetahuan perawat yang
baik tentang perawatan pasien (Wingfield,
2012). Metodologi Penelitian
Dalam praktiknya, perawat
menggunakan pendekatan teori atau model
keperawatan untuk memberikan asuhan Mini riset ini menggunakan metode
keperawatan kepada pasien. Pelayanan single case design, dimana studi kasus
Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah ISSN. 2579-7719
42 “Strategi Pengembangan Profesionalisme Perawat Melalui Peningkatan
Kualitas Pendidikan dan Publikasi Ilmiah”

yang hanya dilakukan pada satu unit kasus selulitis. Pengumpulan data dengan
(Munhall, 2001, dalam Yona, 2006). menggunakan observasi dan interview
Desain ini digunakan untuk yang dilakukan selama 2 jam perawatan di
mengeksplorasi penerapan Model IGD RSUD dr. R Soedarsono Pasuruan
Konservasi Levine dalam memberikan sekitar bulan Januari 2016.
asuhan keperawatan pada pasien dengan

Tabel 1. Aplikasi Model Konservasi Levine dalam Proses Keperawatan


Proses
Aplikasi dalam Praktis
Keperawatan
Pengkajian Pengumpulan data (observasi dan wawancara) dari pengaruh
lingkungan internal dan eksternal. Perawat mengamati respon,
membaca laporan medis, mengevaluasi diagnostik, dan keluarga
(dukungan) tentang kebutuhan. Mengkaji fisiologis dan patofisiologis
dengan lingkungan internal dan faktor-faktor di tingkat persepsi,
operasional, dan konseptual dari lingkungan eksternal yang
mempengaruhi individu. Dengan prinsip-prinsip konservasi, perawat
mengkaji:
1. Konservasi energi (keseimbangan suplai energi dan kebutuhan)
2. Integritas struktural (sistem pertahanan tubuh)
3. Integritas personal (perasaan pasien tentang harga diri dan
kepribadian)
4. Integritas sosial (kemampuan pasien untuk berpartisipasi dalam
sistem sosial)
Tropikognosis Diagnosis keperawatan memberikan makna fakta-fakta provokatif
yang ditemukan. Tropikognosis adalah penilaian asuhan keperawatan
melalui proses ilmiah untuk melakukan pengamatan dan memilih data
yang relevan untuk membentuk pernyataan hipotetis tentang keadaan
pasien.
Hipotesis Mengarahkan intervensi keperawatan dengan tujuan menjaga
keutuhan dan mempromosikan adaptasi. Perawat mengusulkan
hipotesis tentang masalah dan solusi yang menjadi rencana
perawatan.
Intervensi Perawat menggunakan hipotesis untuk mengarahkan perawatan.
Hipotesis yang diajukan serta desain intervensi berdasarkan prinsip-
prinsip konservasi: konservasi energi, integritas struktural, integritas
orang, dan integritas sosial. Harapannya adalah bahwa pendekatan ini
akan menjaga keutuhan dan mempromosikan adaptasi.
Evaluasi Pengamatan respon pasien terhadap intervensi. Hasil dari pengujian
hipotesis dievaluasi dengan menilai respon manusia, hipotesis
didukung atau tidak. Konsekuensi dari perawatan yang terapeutik atau
mendukung: tindakan terapeutik dapat meningkatkan kesejahteraan;
langkah-langkah dukungan memberikan kenyamanan. Jika hipotesis
tidak didukung, rencana tersebut direvisi dan hipotesis baru
diusulkan.
Sumber : Schaefer (2010); Schaefer (2014).
Hal: 40-48 Aplikasi Model Konservasi Levine dalam Asuhan Keperawatan Pasien Selulitis
43

Gambaran Kasus Hasil Penelitian Proses Keperawatan

Seorang perempuan berusia 57 Pengkajian Model Levine


tahun datang ke IGD jam 09.00 WIB
dengan keluhan kaki kanan terasa sakit dan
membengkak. Lima hari sebelum masuk Lingkungan Internal
IGD, pasien terkena sabit di kaki kanan di
daerah 2/3 distal. Pada saat itu, luka pasien
dirawat oleh tenaga kesehatan setempat Ny. S, perempuan berusia 57 tahun
dan diberikan terapi antibiotik dan pereda keluhan kaki kanan terasa sakit,
nyeri. Rumah pasien berada di desa yang membengkak, dan sakit untuk digerakkan.
agak jauh dari fasilitas pelayanan Pemeriksaan tanda vital diperoleh data
kesehatan. Sehingga luka dirawat seadanya tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 96
dengan air biasa. Setelah 3 hari (2 hari kali/menit, pernapasan 21 kali/menit, suhu
sebelum ke IGD) pasien merasa badannya 37,9 0C. Pasien kehilangan integritas
panas, kaki terasa sakit dan mulai struktur kulit: terdapat luka bekas terkena
membengkak. Hingga akhirnya pasien sabit yang membengkak dan tampak
dibawa ke IGD. Pada saat di IGD, pasien terdapat pus. Kulit kaki kanan seperti akan
tidak dapat berjalan sendiri karena kaki mengelupas mulai dari area bekas luka
terasa nyeri, bengkak, dan sakit untuk hingga menyebar ke arah pergelangan
digerakkan. Pasien mengatakan nafsu kaki.
makan menurun ketika badan terasa
demam/panas. Asupan minum juga
menurun. Terdapat luka bekas terkena Lingkungan Eksternal
sabit yang membengkak dan tampak
terdapat pus. Kulit kaki kanan seperti akan
mengelupas mulai dari area bekas luka Pasien mungkin memerlukan
hingga menyebar ke arah pergelangan bantuan perawatan sehingga datang ke
kaki. Pemeriksaan tanda vital diperoleh IGD. Pasien tinggal di desa dengan kondisi
data tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 96 air untuk merawat luka tidak steril. Dengan
kali/menit, pernapasan 21 kali/menit, suhu kebersihan yang kurang dari standar.
37,9 0C, Hb 10,9 gr/dL, dan Leukosit 15,2 Keluarganya dirumah kurang memahami
103/µL. Diagnosa Medis: Selulitis Pedis perawatan luka pada pasien. Pasien datang
Dekstra. Pasien tidak malu dengan dengan keluarganya yang membantu
kondisinya, akan tetapi pasien merasa tidak memenuhi kebutuhan pasien.
berdaya karena tidak bisa beraktivitas
seperti biasanya dan akan merepotkan
keluarganya. Pasien sehari-harinya bekerja Pengkajian Terfokus Model Konservasi
untuk membantu keluarganya. Setelah
sakit, pasien merasa tidak lagi berdaya.
Keluarganya berusaha untuk membantu 1) Konservasi Energi
biaya perawatan pasien selama di rumah Pasien mengatakan nafsu makan
sakit. menurun ketika badan terasa demam.
Asupan minum juga menurun. Pasien
didiagnosis Selulitis. Hb 10,8 gr/dL.
Suhu 37,90C.
2) Integritas Struktural
Terdapat luka bekas terkena sabit yang
membengkak dan tampak terdapat pus.
Kulit kaki kanan seperti akan
mengelupas mulai dari area bekas luka
hingga menyebar ke arah pergelangan
Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah ISSN. 2579-7719
44 “Strategi Pengembangan Profesionalisme Perawat Melalui Peningkatan
Kualitas Pendidikan dan Publikasi Ilmiah”

kaki. Kaki sakit bila digerakkan. Tropikognosis


Leukosit 15,2 103/µL.
3) Integritas Personal
Pasien merasa bahwa penyakitnya Berdasarkan hasil analisis fakta-
merupakan cobaan dari Tuhan. Pasien fakta provokatif pasien, beberapa
pasrah dengan penyakitnya. Pasien keputusan diagnosis atau tropikognosis
mengatakan tidak malu dengan dalam keperawatan dengan pendekatan
kondisinya, akan tetapi pasien merasa NANDA teridentifikasi sebagai berikut:
tidak berdaya karena tidak bisa 1. Nyeri Akut (berhubungan dengan agen
beraktivitas seperti biasanya dan akan cedera: biologis).
merepotkan keluarganya. 2. Hipertermia (berhubungan dengan
4) Integritas Sosial penyakit pasca trauma).
Pasien merupakan seorang ibu yang 3. Kerusakan integritas jaringan
bekerja untuk membantu keluarganya. (berhubungan dengan faktor mekanik:
Setelah sakit, pasien merasa tidak lagi koyakan).
berdaya untuk membantu keluarganya. 4. Ansietas (berhubungan dengan
Akan tetapi keluarganya mendukung perubahan status kesehatan).
pasien dalam hal perawatan
kesehatannya. Keluarganya berusaha
untuk membantu biaya perawatan
pasien selama di rumah sakit.

Tabel 2. Kerangka Hipotesis Perawatan Model Konservasi Levine


Domain Respon
Tropikognosis Hipotesis NOC NIC
Konservasi organisme
Manajemen Nyeri
Konservasi nyeri non Pain level, Pain berkurang,
Nyeri Akut
Energi farmakologis, pain control management nyeri
istirahat/tidur terkontrol
Penggunaan
Konservasi Thermoregula Temperature Suhu tubuh
Hipertermia selimut, terapi
Energi tion regulation menurun
cairan intravena
Kerusakan Risk control: Kebersihan
Integritas
Integritas Perawatan luka infectious Wound care luka
struktural
Jaringan process meningkat
Integritas Manajemen Kenyamanan
Anxiety
personal stres, relaksasi Anxiety level, meningkat
reduction,
Ansietas anxiety self- Dukungan
Integritas Pendampingan coping
control keluarga
sosial keluarga enhancement
meningkat

Tabel 3. Intervensi Perawatan Model Konservasi Levine dengan Pendekatan NOC


dan NIC
Nomor
Domain Konservasi Intervensi
Tropikognosis
4 Integritas personal dan sosial 1. Menganjurkan salah satu keluarga mendampingi
Konservasi Energi pasien.
1 Konservasi Energi 2. Mengajarkan prinsip manajemen nyeri.
1,4 Integritas struktural, 3. Mengajarkan penggunaan teknik relaksasi dengan
Konservasi Energi napas dalam
2 Konservasi Energi, 4. Mempertahankan selimut pasien.
Integritas struktural,
2,3 personal, dan sosial 5. Memberikan cairan intravena RL 20 tetes/menit.
Konservasi Energi,
Hal: 40-48 Aplikasi Model Konservasi Levine dalam Asuhan Keperawatan Pasien Selulitis
45

1, 4 Integritas personal dan sosial 6. Menganjurkan untuk istirahat dan tenang.


3 Integritas struktural 7. Mengangkat bekas balutan pasien.
3 Integritas struktural 8. Monitor karakteristik luka: drainase, warna, ukuran,
Integritas struktural dan aroma.
3 Integritas struktural 9. Membersihkan luka dengan normal salin secara
diguyur dan disapu-sapukan perlahan.
3 Integritas struktural 10. Mengaplikasikan balutan kasa lembab dengan
normal salin (kompres).
3 Konservasi Energi, 11. Menginstruksikan pasien dan keluarga menjaga
Integritas struktural kebersihan luka.
2, 3 Konservasi Energi, 12. Menganjurkan untuk menambah cairan peroral.
1, 2, 4 Integritas personal dan sosial 13. Memonitor nadi, TD, pernapasan, suhu.
Konservasi Energi,
1, 4 Integritas personal dan sosial 14. Mengobservasi tanda verbal maupun nonverbal dari
Konservasi Energi, ketidaknyamanan.
Integritas personal dan sosial

Evaluasi pada berbagai unit perawatan, misalnya


unit perawatan anak, maternitas, gerontik,
dan medikal bedah. Konsep model Levine
Setelah 2 jam perawatan, hasil dari menjadi kerangka kerja dalam aktivitas
pengujian hipotesis dievaluasi dengan keperawatan. Penelitian memberikan bukti
menilai respon manusia. Pada Ny. S, aplikasi model ini dapat diaplikasikan
evaluasi respon yang didapatkan yaitu: dalam praktik keperawatan. Konsep model
1. Nyeri Akut : hipotesis mendukung stres, interaksi, intervensi Levine untuk
peningkatan kesejahteraan dan meningkatkan adaptasi dan
kenyamanan. mempertahankan keutuhan. Interaksi ini
2. Hipertermia : hipotesis mendukung didasarkan pada bukti ilmiah. Konservasi
peningkatan kesejahteraan dan berfokus mencapai keseimbangan antara
kenyamanan. suplai dan kebutuhan energi (Schaefer,
3. Kerusakan integritas jaringan : 2014).
hipotesis mendukung peningkatan Salah satu fokus asuhan
kesejahteraan. keperawatan Levine adalah masalah proses
4. Ansietas : hipotesis mendukung inflamasi dan respon holistik. Respon
peningkatan kesejahteraan dan inflamasi merupakan salah satu tahap
kenyamanan. penyembuhan (Schaefer, 2014). Wingfield
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, (2012) menyebutkan bahwa selulitis
dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang disebut sebagai penyebaran infeksi bakteri
disusun dapat mendukung adaptasi dan akut dan inflamasi pada jaringan ikat,
keutuhan pasien. Rencana selanjutnya dermis dan lapisan subkutan kulit. Respon
adalah memberikan discharge planning inflamasi berdampak pada penggunaan
dari IGD ke ruang rawat inap, dengan tetap energi untuk menyingkirkan iritan dan
mempertahankan hipotesis yang disusun patogen yang tidak diinginkan, dan respon
berdasarkan domain konservasi. (Schaefer, 2014). Oleh karena itu, model
ini dapat digunakan sebagai panduan
dalam asuhan keperawatan pasien dengan
Pembahasan Selulitis.
Proses keperawatan didasarkan pada
pengetahuan ilmiah dan kemampuan
Aplikasi model konservasi Levine perawat (Schaefer, 2014). Tahap pertama
dalam praktik keperawatan sangat dalam proses asuhan keperawatan model
bermanfaat karena mengidentifikasi konservasi Levine yaitu pengkajian
aktivitas dalam setiap komponen (Schaefer, 2010; Schaefer, 2014). Pada
keperawatan. Konsep model Levine kasus Ny. S, menunjukkan bahwa pasien
bersifat sangat umum dan dapat diterapkan mengalami proses inflamasi dan ada
Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah ISSN. 2579-7719
46 “Strategi Pengembangan Profesionalisme Perawat Melalui Peningkatan
Kualitas Pendidikan dan Publikasi Ilmiah”

ketidakseimbangan penggunaan energi kemanan dan kenyamanan pasien dengan


yang mengakibatkan pasien mengalami pendampingan keluarga, mengajarkan
ketidaknyamanan, baik kenyamanan fisik teknik relaksasi, yang kemudian dilakukan
maupun personal sosial. tindakan invasif pemasangan infus.
Tahap kedua adalah tropikognosis. Berikutnya perawatan luka pasien, dengan
Pada kasus Ny. S, standar diagnosis diakhiri oleh monitoring dan penilaian
menggunakan pendekatan NANDA. Ada 4 respon pasien. Proses perawatan luka
tropikognosis teridentfikasi pada Ny. S, disesuaikan dengan kondisi luka pasien
yaitu nyeri akut, hipertermia, kerusakan dengan tetap memperhatikan tiap poin
integritas jaringan, dan ansietas. Keputusan sesuai dengan NIC.
diagnosis tersebut didasarkan pada fakta- Manajemen perawatan luka dengan
fakta provokatif pasien. pendekatan model konservasi Levine
Penggunaan diagnosis keperawatan dibutuhkan tidak hanya untuk hasil yang
dari NANDA, kriteria hasil dengan NOC, positif, tapi juga menurunkan biaya dan
dan hipotesis dengan NIC merupakan ketergantungan terhadap pelayanan
pendekatan praktis dalam menerapkan kesehatan. Penggunaan model ini
model konservasi Levine. Cox (2003) memberikan keuntungan finansial bagi
menyebutkan penggunaan NANDA, NOC, pasien. Manajemen luka pada model
dan NIC dalam penerapan model konservasi Levine berkontribusi dalam
konservasi Levine bertujuan untuk proses penyembuhan luka dan
memberikan bahasa standar keperawatan meningkatkan keutuhan pasien dalam
dalam teori keperawatan berkelanjutan. prinsip konservasi (Leach, 2006).
Salah satu cara mengidentifikasi masalah Seperti halnya perawatan luka pada
keperawatan dengan aspek model umumnya, sebelum dilakukan perawatan
konservasi Levine, yaitu menggunakan luka, pertama memonitor karakteristik
diagnosis keperawatan, intervensi, dan luka: drainase, warna, ukuran, dan aroma.
kriteria hasil. Sehingga bahasa standar Langkah berikutnya sesuai prinsip
keperawatan dapat digunakan dalam model perawatan luka yaitu TIME, Tissue
konservasi Levine. nonviable (mengangkat jaringan yang
Berdasarkan penjelasan diatas, tahap sudah mati), Inflammation/ Infection
ketiga atau hipotesis juga menggunakan (mengangkat atau mengurangi agen
pendekatan NOC dan NIC. Ada beberapa bakterial), Moisture imbalance
rencana yang disusun sesuai tujuan model (menyeimbangkan kelembaban luka), dan
konservasi, seperti penggunaan teknik Edge of wound not advancing (mengetahui
relaksasi agar pasien tenang, anjuran faktor-faktor TIM) (Weller & Sussman,
istirahat, sehingga energi difokuskan pada 2006). Berdasarkan prinsip tersebut,
penyembuhan penyakit. Sementara itu, prinsip tissue nonviable dan inflammation/
perawatan luka menjadi poin utama dalam Infection, pada kasus tersebut dilakukan
rencana keperawatan yang bertujuan dengan normal salin secara diguyur dan
mengembalikan keutuhan integritas disapu-sapukan perlahan. Hal ini bertujuan
struktural. mengangkat kotoran dengan cara
Langkah keempat dalam proses meluruhkannya mengikuti aliran air.
keperawatan model konservasi Levine Kemudian menjaga kelembaban luka
adalah intervensi atau uji hipotesis. dengan mengaplikasikan balutan kassa
Perawat menggunakan hipotesis untuk lembab dengan normal salin (kompres).
mengarahkan tindakan perawatan. Harapan Kelembaban dijaga dengan menggunakan
dari tindakan tersebut untuk menjaga kompres normal salin, karena keterbatasan
keutuhan dan mempromosikan adaptasi fasilitas dalam modern dressing (misalnya
(Schaefer, 2010; Schaefer, 2014). Pada agen penjaga kelembaban dengan gel).
kasus Ny. S, intervensi yang diberikan Dan terakhir menganjurkan pasien dan
tidak dilakukan di tiap tropikognosis, akan keluarganya untuk menjaga kebersihan
tetapi disesuaikan dengan tindakan di luka pasien.
ruang gawat darurat, mulai dari menjaga
Hal: 40-48 Aplikasi Model Konservasi Levine dalam Asuhan Keperawatan Pasien Selulitis
47

Langkah terakhir adalah evaluasi. Daftar Pustaka


Evaluasi merupakan pengamatan respon
pasien terhadap intervensi. Hasil dari
pengujian hipotesis dievaluasi dengan Atzori, L, Manunza, F, & Pau, M. (2013).
menilai respon manusia yang berarti New trends in cellulitis. EMJ
hipotesis didukung atau tidak didukung Dermatol, 1, 64-76.
(Schaefer, 2010; Schaefer, 2014).
Berdasarkan studi kasus pada Ny. S, secara Cox, R.A. (2003). Using NANDA, NIC,
keseluruhan hipotesis yang disusun dapat and NOC with Levine’s
diterima, karena mendukung proses Conservation principles in a nursing
penyembuhan, pengembalian keutuhan, home (Abstract). International
dan meningkatkan kesejahteraan pasien. Journal of Nursing Terminologies
Hal ini digambarkan dengan hasil akhir and Classification, 14,
bahwa pasien mengatakan lebih tenang DOI: 10.1111/j.1744618X.2003.040
daripada sebelumnya. _2.x

Dochterman, J.M, Butcher, H.K, &


Simpulan Bulechek, G.M. (2008). Nursing
interventions classification (NIC)
(5th ed.). Missouri: Mosby Elsevier.
Aplikasi model konservasi Levine
dalam praktik keperawatan sangat Eller, C, & Sussman, G. (2006). Wound
bermanfaat karena mengidentifikasi dressings update. J Pharm Pract
aktivitas dalam setiap komponen Res, 36, 318-24.
keperawatan. Konsep model Levine
bersifat sangat umum dan dapat diterapkan Herdman, T.H, & Kamitsuru, S. (2014).
pada unit gawat darurat. Aplikasi pada NANDA international nursing
kasus Selutitis (penyebaran infeksi bakteri diagnoses: Definitions &
akut dan inflamasi) sesuai untuk classification, 2015-2017. Oxford:
diterapkan. Wiley Blackwell.
Dalam proses asuhan keperawatan,
model konservasi Levine memiliki lima Leach, M.J. (2006). Wound management:
tahap standar asuhan, yaitu pengkajian, Using Levine’s conservation model
tropikognosis, hipotesis, intervensi, dan to guide practice. Ostomy/Wound
evaluasi dari respon pasien terhadap Management, 52(8), 74-80.
intervensi yang dilakukan. Pendekatan
NANDA, NOC, dan NIC dapat digunakan McEwen, M., & Wills, E.M. (2011).
dalam proses asuhan keperawatan dalam Theoretical basis for nursing (3rd
model ini. Sementara itu, hipotesis yang ed). China: Wolters Kluwer Health,
direncanakan dapat menggunakan Lippincott Williams & Wilkins.
manajemen luka dengan model Levine dan
prinsip TIME. Moorhead, S, Johnson, M, Maas, M.L, &
Swanson, E. (2008). Nursing
outcomes classification (NOC) (4th
Saran ed.). Missouri: Mosby Elsevier.

Phoenix, G, Das, S, & Joshi, M. (2012).


Sebaiknya dilanjutkan penelitian Diagnosis and management of
tentang keefektifan aplikasi model cellulitis. BMJ, 345(e4955), doi:
konservasi Levine dalam perawatan pasien 10.1136/bmj.e4955.
dengan kasus selulitis agar dapat dijadikan
evidence-based practice bagi perawat Schaefer, K.M. (2010). Myra Levine’s
dalam melakukan asuhan keperawatan. conservation model. In M. E. Parker
Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah ISSN. 2579-7719
48 “Strategi Pengembangan Profesionalisme Perawat Melalui Peningkatan
Kualitas Pendidikan dan Publikasi Ilmiah”

& M. C. Smith (Ed.), Nursing theories and


nursing practice (3rd ed.).
Philadelphia: F. A. Davis Company.

Schaefer, K.M. (2014a). Levine’s


conservation model in nursing
practice. In M. A. Alligood (Ed.),
Nursing theory: Utilization &
application (5th ed.). St. Louis,
Missouri Elsevier.

Schaefer, K.M. (2014b). The conservation


model. In M. A. Alligood (Ed.),
Nursing theorists and their work
(8th ed.). St. Louis, Missouri
Elsevier.

Wills, E. (2011). Grand nursing theories


based on interactive process. In M.
McEwen & E. M. Wills.,
Theoretical basis for nursing (3rd
ed). China: Wolters Kluwer Health,
Lippincott Williams & Wilkins.

Wingfield, C. (2012) Diagnosing and


managing lower limb cellulitis.
Nursing Times; 108(27), 18-21.

Yona, S. (2006). Penyusunan studi kasus.


Jurnal Keperawatan Indonesia,
10(2), 76-80.

Anda mungkin juga menyukai