Anda di halaman 1dari 28

Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Ns. ADE IWAN MUTIUDIN, S.Kep., M.Kep


Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Please wait…
Ready to use…
Choose one of the main menu above !
Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya
Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Keperawatan medikal bedah merupakan bagian dari keperawatan

Keperawatan adalah Bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral


dari pelayanan kesehatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual.

Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan dengan alasan : kelemahan


fisik, mental, masalah psikososial, keterbatasan pengetahuan, dan ketidakmampuan
dalam melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri akibat gangguan patofisiologis.
Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

BIO PSIKO SOSIO SPIRITUAL

PELAYANAN KEPERAWATAN
Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Pengertian keperawatan medikal bedah 4 HAL


Berdasarkan Pelayanan Profesional Berdasarkan Ilmu Pengetahuan
• Pelayanan ini diberikan oleh seorang • memberikan Asuhan keperawatan pada
perawat yang berkompetensi dan telah Klien berdasarkan perkembangan ilmu
menyelesaikan pendidikan profesi pengetahuan terbaru
keperawatan pada jenjang yang lebih tinggi.

Menggunakan scientific Metode Berlandaskan Etika Keperawatan


• berdasarkan pendekatan ilmiah, standarisasi • Autonomy (menghargai hak pasien/
asuhan keperawatan yang ada (NANDA, NIC, kebebasan pasien), Beneficience
NOC)/ (SDKI, SIKI SLKI). (menguntungkan bagi pasien), Veracity
(kejujuran), Justice (keadilan)
Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

DEWASA

gangguan fisiologis

Trauma

Kecacatan

Prevensi

Deteksi

mengatasi
Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Klien yang ditangani dalam praktek keperawatan medikal bedah adalah


orang dewasa, dengan pendekatan one to one basis.

meliputi sistem-sistem persyarafan; Endokrin; Pernapasan;


Kardiovaskuler; Pencernaan; Perkemihan; Muskuloskeletal;
Integumen; Kekebalan Tubuh; Pendengaran; Penglihatan
serta Permasalahan – permasalahan yang dapat secara umum
menyertai seluruh gangguan sistem yaitu issue-issue
yang berkaitan dengan keganasan dan kondisi terminal.
Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

LINGKUP AREA Aspek kebutuhan dasar manusia, penyimpangan, dan intervensinya. Segala
hambatan pemenuhan KDM yang terjadi karena perubahan fisiologis, pada
satu atau berbagai sistem tubuh serta modalitas dan berbagai uaya untuk
menegatasinya (Enggune, 2016)

BASIS INTERVENSI Ketidakmampuan pasiendalam memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri


sehingga terjadi gangguan fungsi
1. Memenuhi kebutuhan oksigen
2. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan keseimbangan cairan serta
elektrolit
3. Memenuhi kebutuhan eliminasi
4. Memenuhi kebutuhan keamanan
5. Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan melaksanakan intervensi
6. Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur keperawatan terdapat 14 kebutuhan
7. Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani pasien yang harus mendapat
8. Memenuhi kebutuhan spiritual perhatian perawat
9. Memenuhi kebutuhan emosional
10. Memenuhi kebutuhan komunikasi
11. Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis
12. Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses
penyembuhan
13. Memenuhi kebutuhan penyuluhan
14. Memenuhi kebutuhan rehabilitasi.
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam
Fungsi
melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
Independen

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi
Fungsi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini
Dependen biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat
primer ke perawat pelaksana.

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang ber sifat saling ketergantungan di antara
Fungsi tam satu dengan lainya fungsa ini dapat terjadi apa bila bentuk pelayanan membutuhkan
Interdependen kerjasama tim
Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Roy dalam Nursalam (2008)

KONSEP SEHAT-
MANUSIA KEPERAWATAN
SAKIT

APLIKASI PADA
KONSEP
ASKEP (PROSES
LINGKUNGAN
KEPERAWATAN)
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, melalui SK Direktur Jenderal Pelayanan Medik, No.YM.00.03.2.6.7637 tahun 1993

Standar Asuhan Keperawatan menurut Departemen Kesehatan meliputi enam standar yaitu: (1) Pengkajian
keperawatan, (2) Diagnosa keperawatan, (3) Perencanaan keperawatan, (4) Intervensi keperawatan, (5) Evaluasi
keperawatan, dan (6) Catatan asuhan keperawatan.
Tren Keperawatan Medikal Bedah

Telenursing (Pelayanan Asuhan Keperawatan


Jarak Jauh)
Menurut Martono, telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah upaya penggunaan tehnologi
informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara
fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Keuntungan dari teknologi ini yaitu
mengurangi biaya kesehatan, jangkauan tanpa batas akan layanan kesehatan, mengurangi kunjungan dan masa
hari rawat, meningkatkan pelayanan pasien sakit kronis, mengembangkan model pendidikan keperawatan
berbasis multimedia (Britton, Keehner, Still & Walden 1999).
Tetapi sistem ini justru akan mengurangi intensitas interaksi antara perawat dan klien dalam menjalin hubungan
terapieutik sehingga konsep perawatan secara holistik akan sedikit tersentuh oleh ners. Sistem ini baru diterapkan
dibeberapa rumah sakit di Indonesia, seperti di Rumah Sakit Internasional. Hal ini disebabkan karena kurang
meratanya penguasaan teknik informasi oleh tenaga keperawatan serta sarana prasarana yang masih belum
memadai.
Tren Keperawatan Medikal Bedah

Prinsip Moisture Balance dalam Perawatan Luka


Trend perawatan luka yang digunakan saat ini adalah menjaga kelembaban area luka. Luka yang lembab akan
dapat mengaktivasi berbagai growt factor yang berperan dalam proses penutupan luka, antara lain TGF beta 1-
3, PDGF, TNF, FGF dan lain sebagainya. Yang perlu diperhatikan adalah durasi waktu dalam memberikan
kelembapan pada luka sehingga resiko terjadinya infeksi dapat diminimalkan. Selain itu prinsip ini juga tidak
menghambat aliran oksigen, nitrogen dan unsur-unsur penting lainnya serta merupakan wadah terbaik untuk
sel-sel tubuh tetap hidup dan melakukan replikasi secara optimal, sehingga dianggap prinsip ini sangat efektif
untuk penyembuhan luka. Hal ini akan berdampak pada layanan keperawatan, meningkatkan kepuasan pasien
serta memperpendek lama hari perawatan. Namun demikian, prinsip ini belum diterapkan di semua rumah sakit
di seluruh Indonesia.
Tren Keperawatan Medikal Bedah

Hospice Home Care


Hospice home care adalah perawatan pasien terminal yang dilakukan di rumah setelah dilakukan perawatan di
rumah sakit, dimana pengobatan sudah tidak perlu dilakukan lagi. Bidang garapnya meliputi aspek bio-psiko-
sosio-spiritual yang bertujuan dalam memberikan dukungan fisik dan psikis, dukungan moral bagi pasien dan
keluarganya, dan juga memberikan pelatihan perawatan praktis. Di Indonesia, metode perawatan ini di bawah
pengelolaan Yayasan Kanker Indonesia. Sedangkan di beberapa rumah sakit yang lain program ini sudah
dikembangkan, namun belum dilakukan secara legal.
Tren Keperawatan Medikal Bedah

One Day Care


Merupakan sistem pelayanan kesehatan dimana pasien tidak memerlukan perawatan lebih dari satu hari.
Setelah menjalani operasi pembedahan dan perawatan, pasien boleh pulang. Biasanya dilakukan pada kasus
minimal. Berdasarkan hasil analisis beberapa rumah sakit, di Indonesia didapatkan bahwa metode one day care
ini dapat mengurangi lama hari perawatan sehingga tidak menimbulkan penumpukkan pasien pada rumah sakit
tersebut dan dapat mengurangi beban kerja perawat. Hal ini juga dapat berdampak pada pasien dimana biaya
perawatan dapat ditekan seminimal mungkin.
Tren Keperawatan Medikal Bedah

Pengembangan Evidence Based Nursing


Practice
Kegiatan-kegiatan penelitian diklinik akan mendukung kualitas pelayanan keperawatan dalam mendukung
sistem pelayanan kesehatan. Kegiatan tersebut meliputi membentuk komite riset, menciptakan lingkungan kerja
yang ilmiah, kebijakan kegiatan riset dan pemanfaatan hasilnya dan pendidikan berkelanjutan. Akan tetapi
pelaksanaan di Indonesia belum maksimal. Hal ini dibuktikan dengan minimnya kegiatan ilmiah keperawatan
di rumah sakit, hasil penelitian jarang didiseminasikan dan dimanfaatkan untuk pengembangan praktik klinis
keperawatan
ETIKA KESEHATAN REPRODUKSI
Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi
pada laki-laki dan perempuan.
Hak- hak reproduksi merupakan hak asasi manusia dan dijamin oleh undang undang Hak-hak reproduksi
tersebut mencakup: menjalani kehidupan reproduksi dan kehidupan seksual yang sehat, aman, serta bebas dari
paksaan dan/atau kekerasan dengan pasangan yang sah.
memperoleh informasi, edukasi, dan konseling mengenai kesehatan reproduksi yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
hal yang sering menjadi masalah terkait dengan etika dan hukum kesehatan

Teknologi Keluarga
ABORSI
Reproduksi Buatan Berencana
ABORSI
Ilegal
legal
1. tenaga kesehatan/tenaga medis yang tidak
1. tenaga kesehatan/medis yang berkompeten kompeten melalui cara-cara diluar medis (pijat, jamu atau ramuan-ramuan)
2. indikasi medis dengan

3. persetujuan ibu yang hamil dan/atau suami. 2. tanpa persetujuan ibu hamil dan/atau suaminya.
4. tindakan terapeutik yang disetujui secara tertulis 3. tenaga medis yang kompeten, tetapi tidak
mempunyai indikasi medis.
undang undang kesehatan
Dalam UU kesehatan yang lama (UU No. 23 /1992) ketentuan mengenai aborsi menyebutkan : “dalam
keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya dapat
dilakukan tindakan medis tertentu”
Dalam Undang undang kesehatan yang berlaku saat ini (UU No. 36/2009), ketentuan mengenai aborsi
depertegas : “setiap orang dilarang melakukan aborsi” (Pasal 75 ayat 1)
TEKHNOLOGI REPRODUKSI BUATAN

Tekhnologi kesehatan khususnya di bidang reproduksi telah mengalami terobosan yang besar, yakni bayi tabung
(baby tube) dan cloning.
Tekhnologi bayi tabung merupakan upaya yang dilakukan bagi suami istri yang mempunyai masalah untuk
mengalami kehamilan secara alamiah. Dapat juga dikatakan bahwa metode ini merupakan upaya yang terakhir atau
pengobatan bagi pasangan yang kurang subur.
Meskipun cloning ini baru berhasil pada binatang, khususnya domba, namun penemuan ini telah menimbulkan gelombang kegelisahan, bahkan keprihatinan. Yang tidak
setuju dengan tekhnonologi cloning khawatir jika nanti cloning diterapkan pada manusia seperti halnya tekhnologi bayi tabung.

para ahli berpendapat bahwa pengkloningan individu manusia tidak dapat diterima, baik dari segi agama, segi etik
maupun dari segi hukum.

undang undang kesehatan


Upaya kehamilan di luar cara alami hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan:
hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan dalam rahim istri dari mana
ovum berada. dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dalam kewenangan untuk itu
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan,
melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
berkualitas.

Berbagai cara ber –KB telah ditawarkan dan berbagai alat kontrasepsi di sediakan oleh pemerintah, mulai dari cara
tradisional, barier, hormonal (pil, suntikan, susuk KB), bahkan saat ini tersedia alat kontrasepsi yang bersifat
permanen.(kontrasepsi mantap / vasektomi dan tubektomi)
Penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi dilakukan dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi agama,
norma budaya, etika, serta segi kesehatan.

Keluarga Berencana dalam undang undang kesehatan

Pemerintah bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam
memberikan pelayanan keluarga berencana yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat.
CARE GIVER

ADVOKAT

EDUKATOR

KOLABORATOR

KONSULTAN
CARE GIVER
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia
PEMBAHARU
CARE GIVER

ADVOKAT ADVOKAT

EDUKATOR

KOLABORATOR

• -
KONSULTAN
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
meninterpretasikan berbagia informasi dari pemberi pelayanan atau informasi
PEMBAHARU lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan
yang diberikan kepada pasiennya,
EDUKATOR
CARE GIVER

Meningkatkan tingkat pengetahuan


kesehatan dan kemampuan klien
ADVOKAT mengatasi kesehatanya.

EDUKATOR

KOLABORATOR

KONSULTAN

PEMBAHARU
CARE GIVER

ADVOKAT

EDUKATOR

KOLABORATOR
KOLABORATOR
perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter fisioterapis, ahli
gizi, dan lain-lain
KONSULTAN

PEMBAHARU
CARE GIVER

ADVOKAT

EDUKATOR

KONSULTAN
KOLABORATOR
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau
tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan
atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan
KONSULTAN
keperawatan yang diberikan.

PEMBAHARU
Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya

Ns. Ade Iwan Mutiudin, S.Kep., M.Kep

Anda mungkin juga menyukai