DISUSUN OLEH :
TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sindrom Steven Johnson (SSJ) adalah sindrom yang mengenai kulit,
selaput lender di orifisium dan mata dengan keadaan umum berfariasi dari
ringan sampai berat kelainan pada kulit berupa eritema vesikel / bula,
dapat bula, dapat disertai purpura. disertai purpura. ( Djuanda, ( Djuanda,
2000)
Angka kejadian kejadian syndrom syndrom steven johnson johnson
sebenarnya sebenarnya tidak tinggi hanya sekitar 1-14 per 1 juta
penduduk. Syndrom steven johnson ditemukan oleh dua dokter anak
Amerika. Syndrom steven johnson dapat timbul sebagai gatal-gatal hebat
pada mulanya, diikuti dengan bengkak dan kemerahan pada kulit. Setelah
beberapa waktu, bila obat yang menyebabkan tidak dihentikan, serta dapat
timbul demam, sariawan pada mulut, mata, anus, dan kemaluan serta dapat
terjadi luka-luka seperti koreng pada kulit. Namun pada keadaan-keadaan
kelainan sistem imun seperti HIV dan AIDS serta lapus angka kejadiannya
dapat meningkat secara tajam.
Etiologi SSJ sulit ditentukan dengan pasti, karena penyebabnya
berbagai faktor, walaupun pada umumnya sering berkaitan dengan respon
imun terhadap obat. Beberapa faktor penyebab timbulnya SSJ
diantaranya : infeksi (virus, jamur, bakteri, parasit), obat (salisilat, sulfa,
penisilin, etambutol, tegretol, tetrasiklin, digitalis, kontraseptif), makanan
(coklat), fisik (udara dingin, sinar matahari, sinar X), lain-lain (penyakit
polagen, keganasan, kehamilan). Patogenesis SSJ sampai saat ini belum
jelas walaupun sering dihubungkan dengan reaksi hipersensitivitas tipe III
(reaksi kompleks imun) yang disebabkan oleh kompleks soluble dari
antigen atau metabolitnya dengan antibodi IgM dan IgG dan reaksi
hipersensitivitas lambat (delayed-type hypersensitivity reactions, tipe IV)
adalah reaksi yang dimediasi oleh limfosit T yang spesifik.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum Mahasiswa dapat memahami dan dapat menerapkan
asuhan keperawatan kepada klien dengan steven j keperawatan kepada
klien dengan steven johnson. ohnson.
2. Tujuan Khusus
a) Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar penyakit steven
johnson.
b) Mahasiswa dapat mengerti mengenai konsep dasar asuhan
keperawatan pada pasien steven johnson.
c) Mahasiswa dapat membahas kasus yang ada mengenai steven
johnson.
C. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah
ini adalah :
a) Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan Penulisan,
dan Sistematika Penulisan. Kemudian di lanjutkan
b) Bab II Konsep Dasar Penyakit Steven J yang terdiri dari Anatomi
Fisiologi, Pengertian, Penyebab, Patofisiologi, farmakologi dan terapi,
Pendidikan kesehatan
c) Bab III Konsep Asuhan Keperawatan pada pasien steven johnson yang
meliputi Pengkajian Data, Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, Dan
Evaluasi.
d) Bab IV Pembahasan Kasus.
e) Bab V Penutup, yang berisikan Kesimpulan dan Saran. Dan di akhiri
dengan Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Anatomi dan Fisiologi
Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dan berfungsi
pelindung tubuh terhadap bahaya yang datang dari luar, seperti bahan kimia,
cahaya matahari, mikroorganisme dan menjaga keseimbangan tubuh dengan
lingkungan.
Klasifikasi kulit berdasarkan :
a. Warna
1) Terang (fair skin), pirang, dan hitam
2) Merah muda : pada telapak kaki dan tangan bayi
3) Hitam kecokelatan : pada genitalia orang dewasa
b. Jenisnya
1) Elastis dan longgar : pada palpebra, bibir, dan preputium
2) Tebal dan tegang : pada telapak kaki dan tangan orang dewasa
3) Tipis : pada wajah
4) Lembut : pada leher dan badan
5) Berambut kasar : pada kepala
c. Letaknya
1) Lapisan epidermis (luar)
Lapisan epidermis merupakan lapisan paling luar yang tumbuh
terus karena lapisan sel induk yang berada di lapisan bawah
bermitosis terus-menerus, sedangkan lapisan paling luar
epidermis akan terkelupas atau gugur. Epidermis terdiri dari 5
lapis yaitu stratum korneum, stratum lucidum, stratum
granulosum, stratum spinosum dan stratum malphigi.
2) Lapisan dermis (dalam)
Dermis terdiri dari bulu, kelenjar minyak, kelenjar lendir dan
kelenjar keringat yang membenam jauh ke dalam dermis. Lapisan
dermis terdiri dari lapisan papilla dan lapisan retikulosa.
3) Lapisan hipodermis (paling dermis)
Lapisan bawah kulit yang terdiri atas jaringan pengikat longgar,
komponennya serat longgar, elastis dan sel lemak. Lapisan
hipodermis terdapat anyaman pembuluh arteri, vena dan anyaman
sarafg yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit dibawah
dermis.
Kulit juga memiliki beberapa fungsi yang sangat penting selain menjalin
kelangsungan hidup secara umum. Fungsi-fungsi tersebut seperti fungsi proteksi
yang menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik, fungsi ekskresi
merupakan fungsi untuk mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna dari dalam
tubuh, serta fungsi pengaturan suhu tubuh dimana kulit mengeluarkan keringat
dan kontraksi otot dengan pembuluh darah kulit.
2. Pengertian
Sindrom Steven Johnson adalah sindrom yang mengenai kulit, kulit,
selaput selaput lendir di orifisium dan mata dengan keadaan umum berfariasi dari
ringan sampai berat kelainan pada kulit berupa eritema vesikel / bula, dapat diese
dapat disertai purpura.( Djuanda ( Djuanda, 2000).
Sindrom Steven Johnson adalah penyakit kulit akut dan berat yang terdiri
dari erupsi kulit, kelainan dimukosa dan konjungtifitis. ( Junadi, 1982).
Sindrom Steven Johnson adalah sindrom kelainan kulit berupa eritema,
vesikel/bula, dapat disertai purpura yang mengenai kulit, selaput lendir yang
orifisium dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari baik sampai buruk.
( bervariasi dari baik sampai buruk. ( Mansjoer, 2000 Mansjoer, 2000).
Sindrom Steven Johnson Adalah sindrom yang mengenai kulit, selaput
lender di orifisium dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai
berat, kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel atau bula disertai purpura,
kelainan dimukosa dan konjungtifitis.
3. Penyebab
Penyebab belum diketahui dengan pasti, namun beberapa factor yang
dapat 1. Alergi obat secara sistemik ( misalnya penisilin, analgetik, anti
piretik ),
Penisilline, Sthreptomicine, Sulfonamide, Tetrasiklin.
2. Anti piretik atau analgesic ( derifat, salisil/pirazolon, metamizol,
metampiron dan paracetamol Kloepromazin, Karbamazepin,
Kirin Antipiri, Tegretol)
3. Infeksi mikroorganisme ( bakteri, virus, jamur, parasite)
4. Neoplasma dan factor endokrin.
5. Factor fisik ( sinar matahari, radiasi, sinar-X )
6. Makanan (coklat)
4. Patofisiologi
Komplek imun
Deposit pembuluh darah
Gangguan menelan
2) Antibiotik
Untuk mencegah terjadinya infeksi misalnya bronkopneumonia
yang dapat menyebabkan kematian, dapat diberi antibiotic yang jarang
menyebabkan alergi, berspektrum luas dan bersifat bakteriosidal misalnya
gentamisin dengan dosis 2 x 80 mg.
4) Topikal
Terapi topical untuk lesi di mulut dapat berupa kenalog in oral
base. Untuk lesi di kulit yang erosif dapat diberikan sufratulle atau krim
sulfadiazine perak.
Pengobatan Steven Johnson Syndrome (Sindroma Stevens Johnson/SSJ) yang
paling utama adalah obat. Etiologi SSJ dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu
1) Agen Infeksius
SSJ dapat disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap virus, bakteri,
maupun fungi. Virus yang dapat menyebabkan reaksi SSJ misalnya Epstein-
Barr virus dan Herpes simplex virus. Bakteru misalnya diphteria dan
mycobacteria. Sedangkan fungi misalnya dermatofitosis dan histoplasmosis.
2) Obat
Antibiotik seperti penisilin dan golongan sulfa adalah yang paling sering
dilaporkan. Selain itu, SSJ juga pernah dilaporkan disebabkan oleh obat
antiinflamasi non steroid dan antikonvulsan.
Risiko tinggi
Allopurinol
Karbamazepin
Kotrimoksazol
Sulfonamid
Sulfasalazin
Lamotrigin
Nevirapin
Meloxicam
Fenorbarbital
Phenytoin
Risiko sedang
Cephalosporin : cefadroxil, ceftriaxone, cefixime
Makrolid : azithromycin, clarithromycin, erithromycin
Kuinolon : ciprofloxacin, levofloxacin, ofloxacin
Tetrasiklin : doksisiklin, minosiklin
Diklofenak : K diklofenak, Na diklofenak
Risiko rendah
Penghambat beta / beta blocker : bisoprolol, propanolol
ACE-inhibitor (ACE-I) : captopril, enalapril
Penghambat sawar kalsium / calcium channel blocker (CCB) : amlodipine,
nifedipine
Diuretic tiazid : chlorothiazide, hidrochlorothiazide
Sulfonilurea : glibenklamid, glimepiride
Insulin
Ibuprofen
3) Genetik
Predisposisi genetik terkain gen HLA diperkirakan berperan dalam
kerentanan SSJ.
Faktor Risiko
Risiko SSJ meningkat pada pasien:
Usia > 40 tahun
Wanita
Kulit hitam
Asia (aktifitas alel HLA lebih tinggi)[7]
HIV positif
Penyakit imun yang mendasari, seperti sistemik lupus eritematosus (SLE)
Infeksi virus herpes simplex
Penggunaan dosis obat lebih tinggi
6. Pendidikan Kesehatan
4.1 Pengkajian
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA SISTEM INTEGUMEN PADA Valen Zega
I. BIODATA
A. Identitas Pasien
Nama :Valen Zega
Umur : 5 Tahun
Status Kesehatan : Sakit
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : -
Pekerjaan : -
Alamat : Jln. Bhakti Luhur
Tanggal Masuk : 1 desember 2014
No. Register : 11112014
Ruang/Kamar : II/Rajawali
Golongan Darah : AB
Tanggal Masuk : 1 desember 2014
Tanggal Pengkajian : 2 desember 2014
Diagnosa Medis : Sindrom Stevens Jhonson
B. Penanggung Jawab Pasien / Keluarga Terdekat
Nama : Jhon Irwan zega
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan pasien : Ayah pasien
Alamat : Jln. Bhakti Luhur
II. RESUME
TTV :
· Temp : 390C
· Nadi : 80x/menit
· RR : 28x/menit
BB : 22 kg
8. Pola nutrisi
- Diet : Bubur
- Nafsu makan : menurun
- Mual : ada
- Muntah : ada
- Frekuensi makan : 2 kali/ hari
- Jumlah makanan dan minuman :
makan : 1/2 piring / makan
Minum : 5 gelas (250 ml/gls)
- Berat badan : 22 kg
- Tinggi badan : 100 cm
G. Riwayat Lingkungan
a. Kebersihan lingkungan rumah : Kurang Bersih
b. Bahaya : Penumpukan Sampah
c. Polusi lingkungan rumah : Polusi Kendaraan
4. Pola koping :
I. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital (Tanggal : 1 Maret )
a. Keadaan umum : lemah
b. Tingkat kesadaraan : sadar
c. Suhu / Temp : 390C
d. Denyut Nadi / Pols : 80X/menit
e. Pernafasan / RR : 28X/menit
b. Mata
Bentuk : Sipit (Simetris)
Sclera : normal
Konjungtiva : Ananemis
Pupil : isokor
Fungsi penglihatan : normal
Retina : normal
c. Hidung / Penciuman
Bentuk : simetris
Peradangan : tidak ada
Perdarahan : tidak ada
Cairan : tidak ada
Fungsi penciuman : baik
Lubang hidung : simetris
Polip : tidak ada
Sinusitis : tidak ada
Pernah mengalami flu : pernah
d. Telinga / Pendegaran
· Bentuk : normal
· Peradangan : tidak ada
· Perdarahan : tidak ada
· Cairan : tidak ada
· Fungsi pendegaran : baik
· Alat bantu pendengaran : tidak
g. Thorax
· Bentuk rongga : simetris
· Bunyi nafas : tidak ada
· Irama pernafasan : Normal
· Bunyi jantung : tidak ada
· Nyeri dada : tidak ada
h. Abdomen
· Bentuk : simetris
· Turgor kulit : jelek
· Massa / cairan : tidak ada
· Hepar : baik
· Ginjal : normal
· Bising usus : normal
i. Perineum / Genetalia
· Kebersihan perineum : bersih
· Perdarahan : tidak ada
· Peradangan : tidak ada
· Haemoroid : tidak ada
· Alat genetalia : bersih
j. Sirkulasi
· Suara jantung : Normal
· Suara jantung tambahan : tidak ada
· Palpitasi : normal
· Perubahan warna kulit, kuku, bibir : ada
· Edema jaringan : tidak ada
Nadi : tidak Normal
k. Neurologis
· Memori saat ini : Normal
· Memori yang lalu : Normal
· Keluhan pusing : ada
· Lama tidur : 7 jam
· Gangguan tidur : (+)
· Genggaman tangan kiri/kanan : melemah
l. Muskuloskletal
· Pergerakan ekstremitas : lemah
· Kekuatan otot : menurun
· Fraktur : tidak ada
· Kelainan tulang belakang : tidak ada
· Traksi / spalk/ gips : tidak ada
m. Pencernaan
· Mulut : kotor dan kering
· Tenggorokan : nyeri
· Abdomen : normal
· Nafsu makan : menurun
· Porsi makan :1/2piring
n. Eliminasi
· Pola BAB : 2 kali/Hari
· Konstipasi : tidak ada
· Diare : tidak ada
· Riwayat perdarahan : tidak ada
· Pola BAK : 5 kali/hari
· Jumlah urin : 900 cc
· Inkontinensia : mampu
· Karakter urin : bau ke kuning-kuningan
· Hematuria : tidak ada
· Peradangan : tidak ada
· Nyeri / rasa terbakar / kesulitan BAK : ada
o. Integumen
· Turgor kulit : jelek
· Tekstur kulit : kering
· Kelembapan : kering
· Lesi : (+)
· Jaringan parut : tidak ada
· Suhu : 390C
· Edema : tidak ada
· Eritema : Kemerahan
PENGKAJIAN
A. Analisa data
DS :
o Nyeri Tenggorokan
o Sakit kepala
DO :
Wajah meringis
2. Inflamasi pada kulit Nyeri
Lesi di bibir
Eritema
RR 28x/i
DO :
Bintik-bintik merah Gangguan integritas
4 eritema
pada kulit dan wajah kulit
Kulit kering
4.2 Diagnosa
1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit
ditandai dengan suhu 390C, turgor kulit jelek,lesi di bibir,RR 28x/i, HR : 80x/i.
2. Nyeri berhubungan dengan inflamasi pada kulit ditandai dengan wajah
meringis,nyeri tenggorokan,lesi di bibir,sakit kepala, Eritema, RR 28x/i
3. Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake tidak
adekuat karena adanya lesi ditandai dengan nyeri tenggorokan,sulit menelan,mual
dan muntah,BB 25 kg menurun menjadi 22 kg, tidak selera makan
4. gangguan integritas kulit b/d eritema d/d bintik-bintik merah pada kulit dan
wajah, kulit kering
4.3.Prioritas Masalah
1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit
ditandai dengan suhu 390C, turgor kulit jelek,lesi di bibir,RR 28x/i, HR : 80x/i.
2. Nyeri berhubungan dengan inflamasi pada kulit ditandai dengan wajah
meringis,nyeri tenggorokan,lesi di bibir,sakit kepala, Eritema, RR 28x/i
3. Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake tidak
adekuat karena adanya lesi ditandai dengan nyeri tenggorokan,sulit menelan,mual
dan muntah,BB 25 kg menurun menjadi 22 kg, tidak selera makan
4. gangguan integritas kulit b/d eritema d/d bintik-bintik merah pada kulit dan
wajah, kulit kering
No Tanggal Dx.Keperawatan Tujuan/KH Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi
1 3/12/2014 Kekurangan volume Tujuan : tidak Observasi Untuk Jam 09.00 wib Subjek :
Demam
cairan tubuh b/d terjadi tanda-tanda memonitor keadaan Mengobservasi
kerusakan jaringan kekurangan vital umum klien tanda-tanda vital Objek :
lesi (+)
kulit d/d suhu 390C, volume cairan Suhu : 38,50C
turgor jelek
turgor kulit jelek,lesi RR : 20x/m RR 26x/m
di bibir. KH: Pols : 60x/m Pols :80x/m
Temp :38,50C
RR : 28x/i keluaran Monitor Agar Jam 10.00 wib
Pols : 80x/i urine individu dan catat keseimbangan Memonitor dan Assestment :
adekuat (0,5- cairan yang cairan tubuh klien mencatat cairan Belum Teratasi
1,0 mg/kg masuk dan terpantau yang masuk dan Planning :
BB/jam) keluar keluar Intervensi dilanjutkan
Urin jernih Untuk Cairan infus : (1-3)
dan berwarna Kaji dan mengetahui RL 20 tetes/menit
kuning catat turgor keseimbangan Jam 11.00 wib
Membran kulit cairan tubuh Mengkaji dan
mukosa lembab mencatat turgor
Denyut nadi kulit
(60-100 Turgor : baik
x/menit)
2 3/12/2014 Nyeri b/d inflamasi Tujuan : nyeri Kaji tingkat Untuk Jam 12.00 wib Subjek :
Nyeri
pada kulit d/d wajah dapat skala nyeri 1 – mengetahui tingkat Mengkaji tingkat Tenggorokan
meringis,nyeri dikontrol/hilang 10, lokasi dan nyeri klien dan skala Nyeri
Objek :
tenggorokan,lesi di KH : intensitas merupakan data Skala : 7
Lesi bibir
bibir,sakit kepala, Klien nyeri dasar untuk Wajah
Eritema, RR 28x/i melaporkan memberikan Skala nyeri 4
nyeri berkurang intervensi
Assestment :
Skala nyeri 0-2 Untuk Belum Teratasi
Klien dapat Anjurkan mengurangi
Planning :
beristirahat dan ajarkan persepsi nyeri, Jam 13.30 wib
Intervensi lanjutkan
Ekspresi klien tehnik meningkatkan Menganjurkan
(1-3)
wajah rileks relaksasi nafas relaksasi dan dan mengajarkan
RR : 16 -20 dalam menurunkan teknik relaksasi
x/menit ketegangan otot Teknik : tarik
Kekurangan tidur Napas dalam
Tingkatkan dapat meningkatkan
periode tidur persepsi nyeri
tanpa
gangguan Jam 15.15 wib
Meningkatkan
periode tidur
tanpa gangguan.
Caranya :
Mengurangi batas
kunjungan pasien
3 3/12/2014 Nutrisi kurang dari Tujuan : nutris Anjurkan Untuk Jam 09.00 wib Subjek :
Nyeri tenggorokan
kebutuhan b/d intak i klien keluarga untuk meningkatkan nafsu Menganjurkan Sulit menelan
e tidak adekuat terpenuhi membersihkan makan dan keluarga untuk Mual
muntah
karena adanya KH : mulut klien memberikan rasa membersihkan
Objek :
lesi d/d nyeri Tidak terjadi sebelum dan mulut klien. Ansietas (+)
tenggorokan,sulit penurunan sesudah ü Mengajarkan cara BB turun 3 kg
Assestment :
menelan,mual dan BB/BB ideal makan membersihkan
Belum Teratasi
muntah,BB 25 kg Nafsu Berikan Membantu mulut
menurun menjadi 22 makan makan dan mencegah distensi Jam 10.00 wib Planning :
kg, tidak selera meningkat makanan gaster Memberikan Intervensi 1-3
makan Makanan sedikit tapi danmeningkatkan makanan sedikit diulangi
yang sering pemasukan tapi sering
disediakan 80% Meningkatkan
dihabiskan Hidangkan nafsu makan
makanan
dalam keadaan Jam 11.30 wib
hangat Memberikan
makanan hangat
4 3/12/2014 Gangguan integritas Kulit Kemabali Pertahanka Friksi kulit Jam 09.50 wib Subjek:
kulit b/d eritema d/d Normal n seprei disebabkan oleh Mengganti seprei --
bintik-bintik merah KH : bersih, kering kain yang berkerut lama dengan Objek
pada kulit dan Tidak ada dan tidak dan basah yang seprei baru Turgor mulai
wajah, kulit bintik-bintik berkerut menyebabkan iritasi membaik
kering,Turgor Jelek, merah pada dan potensial Bintik-bintik
kulit dan wajah terhadap infeksi merah pada kulit dan
Turgor Menentukan wajah
membaik garis dasar dimana Kulit melai
Kulit lembab perubahan pada membaik
Kaji Kulit status dapat Jam 09.55 wib Assestment :
Setiap hari. dibandingkan dan Belum teratasi
Catat warna, melakukan Planning :
turgor intervensi tepat. Ulangi intervensi 1-3
sirkulasi dan Menurunkan
sensasi. iskemia jaringan,
Gambarkan mengurangi tekanan
lesi dan amati pada kulit, jaringan
Kolaborasi dan lesi Jam 09.50
Berikan Memberikan
matras atau matras
tempat tidur
busa /flotasi