DISUSUN OLEH:
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan
Asuhan Keperawatan ini sendiri di buat guna memenuhi salah satu tugas kuliah
dari dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II dengan judul “ASUHAN
ERYTHEMATOSUS)”.
pihak lain karena itu kritik serta saran dari para pembaca sangat di perlukan demi
memberikan balasan yang setimpal atas bimbingan dan bantuan yang telah di
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan............................................................................................................3
1.3 Manfaat..........................................................................................................3
3.1 Kesimpulan...................................................................................................85
3.2 Saran............................................................................................................85
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 LATAR BELAKANG
Dalam istilah kedokteran secara lengkap nama dari penyakit “Lupus” ini
adalah “Systemik Lupus Erythematosus (SLE)”. Istilah lupus berasal dari bahasa
latin yang berarti anjing hutan atau serigala. Sedangkan kata Erythematosus dalam
kelainan kulit kemerahan di sekitar hidung dan pipi itu disebabkan oleh gigitan
kanker. Tidak sedikit pengidap penyakit ini tidak tertolong lagi, di dunia
terdeteksi penyandang penyakit lupus mencapai 5 juta orang, dan lebih dari 100
ribu kasus baru terjadi setiap tahunnya. Tubuh memiliki kekebalan untuk
menyerang penyakit dan menjaga tetap sehat. Namun, apa jadinya jika kekebalan
tubuh justru menyerang organ tubuh yang sehat. Penyakit lupus diduga berkaitan
dengan system imunologi yang berlebih. Penyakit ini tergolong misterius, lebih
dari 5 juta orang dalam usia produktif diseluruh dunia telah terdiagnosis
target organ atau system yang terkena. Itu sebabnya lupus disebut juga penyakit
1000 wajah.
1
Menurut data pustaka, di Amerika Serikat ditemukan 14,6 sampai 50,8 per
sampai akhir 1996, 1 dari 23 penderitanya adalah laki-laki. Saat ini, ada sekitar 5
juta pasien lupus di seluruh dunia dan setiap tahunnya ditemukan lebih dari
100.000pasien baru, baik usia anak, dewasa, laki-laki dan perempuan. 90% kasus
SLE menyerang wanita muda dengan insiden puncak pada usia 15-40 tahun
biasanya menyerang wanita produktif. Meski kulit wajah pnderita lupus dan
sebagian tubuh lainnya muncul bercak-bercak merah, tetapi penyakit ini tidak
menular. Terkadang kita meremehkan rasa nyeri pada persendian, seluruh organ
tubuh terasa sakit atau terjadi kelainan pada kulit, atau tubuh merasa kelelahan
Factor yang diduga sangat berperan terserang penyakit lupus adalah factor
lingkungan, seperti paparan sinar matahari, stress, beberapa jenis- jenis obat dan
virus. Oleh karena itu, bagi para penderita lupus dianjurkan keluar rumah sebelum
pukul 09.00 atau sesudah pukul 16.00. Saat berpergian, penderita memakai sun
block atau sun screen (Pelindung kulit dari sengatan sinar matahari) pada bagian
kulit yang akan terpapar. Oleh karena itu, penyakit lupus merupakan penyakit
autoimun sistemik dimana pengaruh utamanya lebih dari satu organ yang
ditimbulkan.
2
3
1. 2 TUJUAN
1) Tujuan Umum
2) Tujuan Khusus
erythematosus
1. 3 MANFAAT
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Kulit adalah organ terbesar dari tubuh yang merupakan 16 % dari total
berat tubuh dengan luas permukaan 1,8 m2. Kulit memiliki beberapa
memungkinkan dan membatasi aliran air, elektrolit dan berbagai zat yang
radiasi ultraviolet, zat toksik dan gangguan mekanik. Ada tiga lapisan
struktural pada kulit yaitu epidermis, dermis dan subkutis. Rambut, kuku,
kulit. Kulit adalah organ yang dinamis dalam keadaan dan perubahan
yang konstan, seperti sel-sel luar terus mati dan digantikan oleh sel-sel
5
Gambar 2. 1 Struktur dan anatomi kulit (James et al.,2006)
1. Epidermis
6
Epidermis adalah epitel squamosa, sel-sel
yaitu:
germinativum)
7
dengan punggung dan jumlah yang lebih
kulit.
granular)
8
nukleus dan sitoplasma tampak granular
epidermis.
2. Penghubung Dermoepidermal/
Membran dasar
lapisan ini.
9
3. Dermis
4. Subkutan
perut.
10
B. Fungsi Kulit
1. Perlindungan
terhadap cedera.
melanin.
4. Lubricant
11
penyumbatan dan infeksi pada kelenjar ini dapat menyebabkan
5. Imunitas
T.
6. Penyimpanan
7. Sensasi
mechanoreceptors.
8. Sintesis vitamin D
9. Estetika
12
Kulit dapat dilihat sebagai mode dari komunikasi atau daya
tarik.
10. Penyerapan
2. 2 REAKSI AUTOIMUN
A. Definisi
imun. Misalnya antigen sperma, lensa mata dan saraf pusat. Bila
13
Hilangnya self tolerance mungkin disebabkan oleh karena
lanjut
penderita
autoimunitas.
14
antigen mitokondria pada kerusakan hati atau jantung.Pada
C. Etiologi
pada aliran darah. Misalnya: pukulan kemata bisa membuat cairan bola
sinar matahari atau radiasi. Sel tubuh yang diserang oleh tubuh
menyerangnya.
15
iii Sel yang mengontrol produksi anti bodi misalnya limfosit B,
berkembang.
D. Gejala
tubuh diseluruh tubuh misalnya pembuluh darah, tulang rawan, atau kulit.
kematian.
16
kepala ringan. Limpa mungkin membesar. Anemia bisa hebat dan
bahkan fatal.
2. Bullous Pemphigoid
3. Sindrom Goodpasture
4. Penyakit Graves
5. Tiroiditis Hashimoto
17
Jaringan yang terkena adalah Kelenjar tiroid dan
6. Multiple Sclerosis
7. Myasthenia Gravis
mengontrol gejala.
8. Pemphigus
18
Jaringan yang terkena adalah Kulit dan konsekwensinya
mengancam hidup.
9. Pernicious
(Vitamin B12 perlu untuk produksi sel darah tua dan pemeliharaan
prognosis baik.
19
11. Systemic lupus
kekacauan.
13. Vasculitis
20
jaringan yang terkena adalah Pembuluh darah dan
2. 3 REAKSI HIPERSENSITIVITAS
A. Definisi
2000).
21
Hipersensitivitas adalah keadaan perubahan reaktivitas, tubuh bereaksi
dengan respon imun berlebihan atau tidak tepat terhadap suatu benda
asing.
B. Reaksi Hipersensitivitas
(hipersensitif tipe lambat). Selain itu masih ada satu tipe lagi
22
dibentuknya Ig E. Reaksi ini terjadi secara cepat (secara
i Fase Sensitasi
ii Fase Aktivasi
23
dibebaskan, histamin dengan cepat dipecah
24
iv biasanya adalah asma bronchial, alergi,
hipersensitivitas tipe II
25
iii Reaksi Transfusi
26
pula terjadi akibat membrane sel yang
27
mengganti darah sering diperlukan dalam
vi Reaksi Obat
merah.
28
Pada sindrom ini dalam serum ditemukan
reseptor astilkoli.
ix Pempigus
29
Penyakit autoimun yang disertai antibodi
gelembung-gelembung.
terdiri dari:
i Infeksi persisten
ii Autoimunitas
30
iii Ekstrinsik
menfagositosis kompleks-kompleks
31
pembentukan kinin protein-protein
sebagai berikut:
a) Aktivasi komplemen
1) Melepaskan anafilaktoksin
32
mastosit untuk melepas
histamine
(C3a,C5a,C5-6-7)
enzim polikationik
33
permukaannya sehingga dapat terjadi
34
protozoa (leishmaniasis, schitosomiasis).
(MIF)
adalah Macrophage
35
untuk mematikan kuman
(SMAF).
Meninggikan permeabilitas
leukosit.
4) Faktor lain
36
masa sensitasi selama 1 – 2
A. Pengertian
37
jaringan tubuh sendiri. Pada SLE ini, system imun terutama menyerang
B. Etiologi
Sampai saat ini penyebab SLE belum diketahui. Diduga ada beberapa
1. Factor genetic
studi yang dilakukan pada anak kembar. Sekitar 2-5% anak kembar
38
dizigot berisiko menderita SLE, sementara pada kembar monozigot,
2. Faktor Imunologi
a. Antigen
39
Dalam keadaan normal, makrofag yang berupa APC
Kelainan yang dapat terjadi pada sel T dan sel B adalah sel
c. Kelainan antibody
40
3. Factor Lingkungan
Clebsiella.
c. Stres
41
mencetuskan SLE pada seseorang yang sistem
d. Faktor Hormonal
dan tingkat estrogen yang tinggi. Studi lain juga menunjukkan bahwa
e. Factor farmakologi
Obat pada pasien SLE dan diminum dalam jangka waktu tertentu
Musai (2010).
42
Gambar 2.1
Organ imunitas
a) Sumsum tulang
43
penggumpalan darah, dan sebagian lagi berperan dalam
penguraian senyawa.
b) Kelenjar timus
44
c) Limpa
merah atau sel-sel darah lainnya yang rusak dan tua, serta
empedu)
d) Tonsil
45
Gambar 2.2
Tonsil
46
getar selaput lendir), fagositosis (penelanan kuman atau zat
asing oleh sel darah putih), serta zat komplemen yang berfungsi
a Kulit
Gambar 2.3
47
Pertahanan tubuh terhadap infeksi
permukaan luar.
48
digantikan oleh sel-sel berkeratin yang baru.
Di samping memberikan
49
masuknya mikroba asing ke dalam tubuh.
b Membran Mukosa
50
beberapa contoh pertahanan yang dilakukan
lapisan mukosa.
halus.
51
pertahanan tubuh yang sangat penting. Lapisan
paru-paru.
mata.
52
membantu system pertahanan tubuh kita.
a) Fagosistosis
53
Berbagai sel yang dapat melakukan fagositosis,
eosinofil.
b) Respon Peradangan
peradangan tersebut?
54
(pelebaran serta peningkatan permeabilitas)dan
55
tubuh yang lain. Kerusakan jaringan juga
56
mikroba intra seluler dengan dengan cara
d) Senyawa Antimikroba
interferon.
e) Protein Komplemen
57
Protein komplemen merupakan agen
penginfeksi.
f) Interferon
tubuh.
58
Gambar 2.4
59
penyakit menular yang utama, seperti aids, kanke, rabies, dan
saling bergantung)
limfosit tubuh.
60
jumlahnya mencapai 70% dari seluruh jumlah limfosit tubuh.
kekebalan.
yaitu
D. Patofisologi
61
Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang
berulang kembali.
Kerusakan organ pada SLE didasari pada reaksi imunologi. Reaksi ini
62
3. Hilangnya toleransi imun: sel T mengenali molekul
molekuler
E. Manifestasi Klinis
Dapat juga menahun dengan gejala pada satu system yang lambat laun
infeksi virus atau bakteri dan obat. Setiap serangana biasanya disertai
a) Gejala Muskuloskeletal
63
Gejala yang paling sering pada SLE adalah gejala
kaput femoris.
b) Gejala integument
85% kasus SLE. Lesi kulit yang paling sering ditemukan pada
SLE ialah lesi kulit akut, subakut, discoid dan livido retikulkaris.
ini dapat sembuh tanpa bekas. Pada bagian tubuh yabg terkena
64
Lesi discoid berkembang melalui 3 tahap yaitu eritema,
berbentuk sikatriks.
c) Kardiovaskuler
65
Kelainan jantung dapat berupa perikarditis ringan sampai
d) Paru
e) Sistem vaskuler
f) Darah
66
F. Pathway
67
G. Pemeriksaan Penunjang
68
dan ditemukannya Cast, heme granular atau sel darah
b) Anti ds DNA
tenang.
69
spesifik untuk SLE tapi positif untuk penyakit autoimun
Pagana,2002).
70
positif maka sebaiknya dilakukan test serologi yang lain
H. Pentalaksanaan
b Program Rehabilitasi
71
yang cukup, sering melakukan terapi fisik, terapi dengan
c Terapi Medikasi
72
resiko serangan jantung dan stroke. Obat tersebut dapat
2. Kortikosteroid
73
pada mereka yang juga mengkonsumsi obat
yang baik.
3. Antimalaria
74
sangat kecil. Pasien dianjurkan untuk memeriksa
kehamilan.
75
2. 5 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a) Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
a Nyeri
b Gatal-gatal
d Sakit kepala
e Demam
76
g Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup,
waktu senggang,pekerjaan
j Nausea, vomitus
k Sesak nafas
l Nyeri dada
b) Pemeriksaan Fisik
b Deformitas
c Kontraktur
a Pembengkakan sendi
b Nyeri tekan
3. Kardiovaskuler
a Fenomena raynoud
b Hipertensi
c Edeme
77
e Aritmia
f Murmur
4. Pola eliminasi
b Konstipasi /diare
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
kontraktilitas jantung
(inflamasi).
mekanis (gesekan)
struktur tubuh
78
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
pernapasan dalam batas normal 2. Monitor suara nafas klien pada jalan nafas
2. Tidak menggunakan otot-otot 3. Posisikan pasien semi fowler 3. Untuk memaksimalkan potensial
3. Tanda Tanda vital dalam indikasi, dosis, frekuensi, dan 4. Informasi ini dapat membantu pasien
rentang normal (tekanan darah, kemungkinan efek samping. dalam mengonsumsi obat dengan
nadi, pernafasan) (TD 120- 5. Berikan pemberian oksigen bila aman dan benar
79
efektif Nadi perifer,edema,pengisian menunjukkan tingkat keparahan
1. Waktu pengisian kapiler < 3 2. Monitor laboratorium (Hb, hmt) 2. Milai laboratorium dapat
2. Tekanan sistol dan diastol pemasangan tourniquet pada daerah 3. Dapat memperparah kondisi tubuh
1. Menunjukkan curah jantung dan repirasi klien 3. Mengetahui bunyi jantung klien
80
yang memuaskan dibuktikan 3. Monitor bunyi jantung 4. Mengetahui manifestasi fruekensi
oleh efektifitas pompa 4. Monitor fruekensi dan irama dan irama pernapsan
perfusi jaringan, dan status 5. Kolaborasi pemberian laksatif penurunan curah jantung
2. TTV, Tidak ada edema paru, 6. Monitor adanya sianosi pada klien 6. Untuk mengetehui tingkat
perifer, dan asites. 7. Monitor jumlah dan irama jantung keparahan penyakit
1. Ekspresi wajah klien tidak lokasi,karakteristik,onset atau 2. Untuk mengetahui tingkat ketidak
klien tidak gelisah,klien dapat atau beratnya nyeri dan factor pasien
81
berkonsentrasi. secara nonverbal memanajemen nyeri yang dirasakan
prosedur
kulit dan jaringan didalamnya 2. Monitor tanda dan gejala infeksi terjadinya kerusakan pada kulit
1. Tidak terdapat tekanan, tidak 3. Lakukan perawatan kulit secara selanjutnya sebelum terjadinya
82
menunjukkan adanya aseptic 2 kali sehari infeksi
kooperatif
5. Mempercepat penyembuhan
6. Tujuan: Gangguan citra tubuh klien 1. Monitor frekuensi kalimat yang 1. Untuk mengetahui seberapa besar
1. Citra tubuh positif, tindakan yang akan meningkatkan 2. Untuk meningkatkan percaya diri
83
Mendeskripisikan secara penampilannya klien
faktual perubahan fungsi 3. Anjurkan kontak mata dalam 3. Agar klien lebih percaya diri
temperature kulit klien 3. Jelaskan tanda dan gejala infeksi 2. Membantu proses penyemuhan
normal, tidak ada lesi pada 4. Berikan perawatan kulit pada area luka/lesi pada klien
84
6. Kolaborasi pemberian antibiotic tanda dan gejala dari infeksi
85
D. IMPLEMENTASI
rencanakan.
E. EVALUASI
Evaluasi yang dicapai sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang
diharapkan.
86
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
kerusakan pada beberapa organ tubuh yang belum jelas penyebabnya, memiliki
sebaran gambaran klinis yang luas serta tampilan perjalanan penyakit yang
beberapa organ dalam, gejala dari penyakit ini juga terlihat sangat bervariasi dan
tidak sama pada setiap penderita. Pengetahuan mekanisme SLE dapat digunakan
untuk memilih obat lebih baik yang ditujukan pada target. Target terhadap sel B
3.2 SARAN
saling berkolaborasi.
87
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, volume 3,
Jakarta:EGC..
EGC.
Baltimore.
Disease Education Sites. 2006. If You Suffer From Lupus Science HasUncovered
situs:www.diseaseeducation.com/diseases/Lupus.php
darisitus:http://www.eorthopod.com/public/patient_education/6590/system
ic_lupus_erythematosus.ht ml
2.Edisi 6.Jakarta:EGC.
Rahman, Anisur and David A. Isenberg.2008,Systemic LupusErythematosus
EDISI 2
darisitus:www.chez.com/sfhd/ecrits/hist le1.htm
darisitushttp://en.wikipedia.org/wiki/Systemic_lupus_erythematosus
/index.php/2008/03/25/lupus-si-penyakit-seribu-wajah/