PENGERTIAN • Gizi Buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tingkat berat yang disebabkan kekurangan asupan energi dan protein juga zat gizi mikro dalam waktu yang lama. • Gizi Buruk biasanya terjadi pada balita yang ditandai dengan status gizi sangat kurus atau adanya odema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh dan secara antropometri (BB/TB) <-3 SD. • Gizi Buruk berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak, juga kecerdasan anak. • Gizi Buruk adalah salah satu penyebab tidak langsung pada anak. Anak gizi buruk rentan penyakit (hipoglikemi, hipotermi, dehidrasi) Tiga jenis gizi buruk: • Marasmus2 • Kwashiorkor • Marasmik-kwashiorkor PENYEBAB GIZI BURUK TANDADAN GEJALA KLINIS ANAK GIZI BURUK Gizi Buruk tanpa Edema: • Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang terselimut kulit • Wajah seperti orang tua • Cengeng, rewel • Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada • Iga gambang • Perut cekung • Sering disertai penyakit infeksi Gizi Buruk dengan Edema: • Perubahan status mental : apatis dan rewel • Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok • Wajah membulat dan sembab • Pandangan mata sayu • Pembesaran hati • Edema • Otot mengecil • Kelainan kulit bercak merah kemudian meluas menjadi coklat kehitaman dan terkelupas (dermatois) • Sering disertai penyakit infeksi (anemia dan diare) • Hipoglikemia adalah gangguan kesehatan yang terjadi ketika kadar gula di dalam darah berada di bawah kadar normal (GDP > 126 mg/dL, tanpa puasa > 200 mg/dL). • Hipotermi merupakan suatu kondisi kondisi suhu tubuh kurang dari 36,5°C pada pengukuran suhu melalui ketiak. • Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang didapatkan, sehingga keseimbangan gula- garam tubuh terganggu dan tubuh tidak dapat menjalankan fungsi normalnya TERAPI GIZI PADA ANAK GIZI BURUK
Fase Stabilitasi
Fase Transisi
Fase Rehabilitasi Fase Stabilitasi
• Fase stabilitasi merupakan fase awal pemberian
makanan • Pemberian makanan tidak untuk menaikkan BB, melainkan hanya untuk mengstabilkan kondisi anak • Diberikan energi 80-100 kkal, protein 1-1,5 gr/kgBB, cairan 130 mL/kgBB (12 kali pemberian), bila adaedema diberikan cairan 100 mL/kgBB • Anak dengan diare diberikan Formula WHO F75 Fase Transisi
• Pemberian makanan bertujuan untuk
mempersiapkan anak menerima cairan dan energi lebih besar • Merupakan peralihan fase stabilitas ke rehabilitasi, dan memberikan kesempatan pada tubuh untuk beradaptasi menerima energi • Diberikan formula WHO F100 • Energi 100-150 kkal/kgBB, P 2-3 gram/kgBB, cairan 150 mL/kgBB dibagi 8 kali pemberian, • Anak < 6 bulan putus ASI lakukan relaktasi selama 2 minggu Fase Rehabilitasi
• Pasien dirawat jalan sampai mencapai status
gizi kurang atau baik. • Diberikan F100 dan makanan padat gizi lokal sesuai BB • Kebutuhan E 150-220 kkal/kgBB, P 4-6 gram/kgBB, cairan 150-200 mL/kgBB. Indeks BB/U Indeks BB/PB Indeks IMT/U Studi kasus • Indeks BB/U (status saat ini) • Seorang anak laki-laki usia 33 bulan, BB 8 kg, memiliki riwayat makan yang buruk, pola asuh orang tua yang kurang baik, merupakan peserta BPJS Kemenkes Ri (JKN), sanitasi rumah buruk mengalami edema di permukaan tubuh. Studi kasus • Indeks BB/PB • Studi kasus • Anak Ny. S Panjang Badan 105,5 cm; BB 11 kg, jenis kelamin perempuan, memiliki riwayat makan yang buruk, suka jajan dan tidak suka makanan yang disediakan di rumah. • SANGAT KURUS (<-3 SD) • KURUS (-3 sd s/d < - 2 SD) • NORMAL (-2 SD s/d 2 SD) • GEMUK (>2 SD)