PENDAHULUAN
mulai darigejala ringan sampai berat, terdapat dua jenis coronavirus yang
yang disebabkan oleh tipe baru coronavirus dengan gejala umum demam,
kelemahan, batuk, kejang dan diare (WHO, 2020). Dari pendapat Lie at al (2020)
Virus ini dapat bergerak cepat dari manusia ke manusia melalui kontak secara
langsung.
lebih banyak dialami oleh perawat, karena pelayanan yang diberikan oleh perawat
sangat menantang karena berkaitan dengan penularan virus ini (Melati dkk, 2020).
dkk, 2020).
manusia untuk mencari informasi atau Ilmu pengetahuan, dari kesimpulan di atas
1
2
pada pasien adalah suatu tingkatan pengetahuan yang dimiliki oleh perawat dan
petugas rumah sakit dari hasil pembelajaran yang telah perawat dapatkan sesuai
baik itu tenaga medis, petugas rumahsakit maupn orang awam, ilmu mengenai cara
penularan dan tata cara penanganan awal harus kita jalankan Langkah-langkah
biosecurity yang ketat: (1) Alat perlindungan yang membatasi gerak, (2). Isolasi
fisik mempersulit upaya menolong orang yang sakit atau tertekan, (3). Kesiagaan
spontan dan sesuai pilihan. Rasa takut petugas garis depan akan menularkan covid
yang kurang. Disamping itu selain pengetahuan yang kurang wabah ini merupakan
jenis pandemi penyakit yang baru sama halnya seperti ebola (IASC, 2020).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 20 perawat dan petugas
perawat dan petugas rumah sakit dengan kategori baik ada 18 responden (90%),
dan tidak ada perawat dan petugas rumah sakit yang mempunyai tingkat
psikologis dan kesehatan jiwa yang akan mengakibatkan perawat atau petugas di
rumah sakit merasakan cemas, sehingga petugas rumah sakit yang mengalami
3
didaerah Cina yang sedang melakukan perawatan secara langsung pada pasien yang
terinfeksi covid19, pemerintah Cina melakukan deteksi dini terhadap resiko tinggi
57,6%, depresi 52,1%, dan insomnia 47,1% sehingga pada perawat kecenderungan
psikologis. Kondisi priskologi yang dialami perawat yaitu merasa cemas akan
tertular penyakit ketika kontak dengan pasien Covid-19, dan cara mengatasinya
Pada akhir tahun 2019 tepatnya pada tanggal 29 Desember 2019, dokter-
dokter di kota Wuhan tersadarkan oleh penyakit pneumonia yang tidak wajar.
tepatnya pada tanggal 26 Januari 2020 coronavirus jenis baru (novel coronavirus)
kota Wuhan COVID19 terus menyebar luas keseluruh dunia, sehingga pada
4
Prevalensi terjadinya corona virus di dunia sangatlah pesat yang awal mula
merupakan negara yang menduduki nomer 11 di dunia pata tanggal 25 maret 2020
dalam klasifikasi negara yang terjangkit corona virus dan semakin hari semakin
dominasi oleh jakarta, jawa timur, dan jawa barat. Jawa timur merupakan nomer 2
dengan predikat daerah pandemi terbesar di indonesia pada tanggal 30 april 2020
dengan konfirmasi pasien positif dengan jumlah 951, PDP 3.065 dan ODP 19.304
jiwa. Malang raya merupakan no 3 daerah di jawa timur yang terjangkit corona
virus pada tanggal 30 April 2020 yaitu sebanyak 51 pasien (Pemprov Jatim, 2020).
Etika perawat di saat pandemic ini sangatlah penting dengan cara memakai
masker dan selalu lakukan protocol kesehatan. Pada satu contoh jika ingin bersin
perawat dapat menggunakan tisu atau benda 1 kali pakai untuk menutupi cipratan
dari ludah yang keluar. Selanjutnya pasien dapat melakukan hand higine dengan
17 orang, 10 laki-laki yang terdiri dari 3 perawat di runag IGD, 2 perawat di runag
RIC, 3 di ruang RTC, dan 2 perawat diruang Rawat Inap diantaranya mengatakan
bahwa mereka masih merasa cemas dan ketakutan karena pandemi ini.
Dikarenakan ini adalah penyakit baru serta proses penularannya sangat cepat
melalui droplet dan mereka merasakan masih belum memiliki wawasan yang luas
5
corona virus dari media masa, teman kerja (Para medis) maupun dari jurnal
memadahi untuk penanganan sangat diutamakan, karena ilmu yang cukup dapat
tekanan yang signifikan bagi fisik dan mental perawat. Melalui penelitian yang
muhammadiyah malang”
Muhammadiyah Malang.
Muhammadiyah Malang.
& perceived mental healthcare need in Indian population during COVID-19 pandemic”
penelitian ini tinggi. Lebih dari 80% orang disibukkan oleh pemikiran COVID-19
8
pembersih. Dalam penelitian ini, kesulitan tidur, paranoid tentang infeksi COVID-
12,5%, 37,8%, dan 36,4% peserta. Kebutuhan kesehatan mental yang dirasakan
terlihat pada lebih dari 80% peserta. Ada kebutuhan untuk mengintensifkan
COVID-19 ini. Perbedaan dengan penelitian Deblina (2020) yaitu pengkajian tidak
hanya akan pada perawat saja melainkan juga pada semua petugas rumah sakit yang
Covid-19 on Psychology of nurses working in the emergency and fever outpatient: A cross-sectional
survey” teknik sampling yang di gunakan oleh peneliti adalah convenience sampling.
Hasil dari penelitian oleh Shasha adalah antara peserta, 281 (62,03%) tidak
memiliki kecemasan sedang, dan 2 (0,44%) memiliki kecemasan parah. Ada 146
(32,23%) peserta dengan skor lebih besar dari 25 di PSS, menunjukkan stres yang
peneliti akan mengambil sampel yaitu petugas rumah sakit umum universitas
muhammadiyah malang.
9
Muhammadiyah Malang
2) Sample dalam penelitian ini adalah Perawat Rumah Sakit Umun Universitas
Muhammadiyah Malang
3) Data diambil melalui kuisioner berupa data tingkat pengetahuan dan tingkat