Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui

etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada 31 Desember 2019. Pada tanggal

7 Januari 2020, China mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya

tersebut sebagai jenis baru coronavirus (novel coronavirus). Pada tanggal 30 Januari

2020, WHO menetapkan COVID-19 sebagai Public Health Emergency of International

Concern (PHEIC)/ Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang meresahkan dunia

(KKMMD). Pada tanggal 12 Februari 2020, WHO resmi menetapkan penyakit novel

coronavirus pada manusia ini dengan sebutan Coronavirus Disease (COVID-19)

(Kementerian Dalam Negeri, 2020).

COVID-19 telah menyebar dari Wuhan ke seluruh dunia (Wang et al., 2020; Shi, et al.,

2020). Pada 11 Maret 2020, WHO menetapkan wabah COVID-19 sebagai pandemi.

Pandemi infeksi virus corona 2019 (COVID-19) adalah masalah yang sedang dihadapi di

lebih dari 212 negara di dunia (WHO, 2020). Secara global telah dikonfirmasi 2.810.325

kasus COVID-19 yang menyebabkan 193. 825 pasien meninggal hingga tanggal 26 April

2020 (WHO, 2020). Indonesia juga terkena dampak buruk dari COVID-19. Jumlah

kasus di Indonesia hingga tanggal 26 April 2020 mencapai 8.882 kasus dengan 743 di

antaranya meninggal termasuk 12 orang perawat (Kemenkes, 2020).


Perawat berada di garis terdepan dan berhubungan dekat dengan orang yang terinfeksi,

oleh karena itu perawat adalah bagian utama dari rantai penularan infeksi dan

pengetahuan, sikap dan praktik mereka tentang prosedur pencegahan dan perlindungan

COVID-19 dapat membantu mencegah rantai penularan (Nemati, et al., 2020). Menurut

teori pengetahuan, sikap dan praktik (knowledge, attitude, and practices atau KAP),

kepatuhan perawat untuk mencegah dan mengendalikan COVID-19, dipengaruhi oleh

pengetahuan, sikap dan praktik terkait COVID-19 Erfani, Shahriarirad, Ranjbar,

Mirahmadizadeh & Moghadami 2020; Ajilore, Atakiti, Onyenankey 2017; Khan, 2020).

Belajar dari SARS pada 2003 membuktikan bahwa pengetahuan dan sikap terhadap

penyakit infeksi berhubungan dengan tingkat kepanikan yang berdampak pada

kemampuan mencegah penyakit (Ajilore, Atakiti, Onyenankey, 2017; Zhong, Luo,

Zhang, Liu, Li, Li, 2020).

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kurangnya pengetahuan dan kesalahpahaman

pada tenaga kesehatan menyebabkan keterlambatan diagnosis, penyebaran penyakit dan

praktik pengendalian infeksi yang buruk (Omrani & Shalhoub, 2015). Beberapa ribu

petugas kesehatan telah terinfeksi, terutama di Tiongkok (Gan, Lim, & Koh, 2020). Di

Pakistan, jumlah tenaga kesehatan 58 tenaga kesehatan terinfeksi COVID-19 dan

sementara tiga dokter dan 1 perawat meninggal karena COVID-19 (Saqlain, 2020)

Oleh karena pencegahan penularan penyakit menular melalui fasulitas kesehatan dan

perlindungan petugas layanan kesehatan termasuk perawat merupakan langkah penting

dalam epidemi, maka pemahaman mengenai sumber, manifestasi klinis, rute penularan,

dan cara pencegahan pada perawat sangat penting (Nemati, et al., 2020).
Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap dan praktik perawat

bervariasi. Penelitian di Iran menunjukkan pengetahuan perawat terkait COVID-19 masih

di bawah cutoff point sebanyak 43,5%. Sementara penelitian di China menunjukkan

92.94% perawat memiliki pengetahuan yang cukup dalam merawat pasien COVID-19

(Shi, et al, 2020). Selain pengetahuan, sikap dan praktik, hambatan yang dialami perawat

dalam melindungi diri mereka dipengaruhi oleh kurangnya pedoman yang jelas terkait

pencegahan infeksi (Khan, 2020). Sebagai tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan

primer, Perawat Puskesmas memainkan peran penting dalam pencegahan penularan dan

penyebaran COVID-19. Sistem kesehatan di Indonesia, Puskesmas akan menerima

pasien sebelum ditangani maupun dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih

tinggi. Oleh karena itu penting bagi perawat Puskesmas untuk memiliki pengetahuan,

sikap dan praktik yang memadai dalam melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi

pada tatanan layanan primer. Berdasarkan fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Pengetahuan, Sikap, Praktik dan Hambatan Yang

Dirasakan Perawat Puskesmas di Indonesia selama Masa Pandemi COVID 19”

1.2 Tujuan penelitian

1.2.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengetahuan, sikap, praktik dan hambatan yang dirasakan perawat

Puskesmas terkait COVID-19 berdasarkan jenis kelamin, usia, masa kerja, wilayah

domisili, pendidikan dan tempat kerja.


1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran karakteristik perawat Puskesmas (jenis kelamin, usia, masa

kerja, wilayah domisili, pendidikan, tempat kerja dan sumber informasi tentang

COVID-19)

2. Mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, praktik dan hambatan yang dirasakan

perawat Puskesmas terkait COVID-19

3. Menganalisis hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan perawat Puskesmas

tentang COVID-19

4. Menganalisis hubungan usia dengan pengetahuan perawat Puskesmas tentang

COVID-19

5. Menganalisis hubungan masa kerja dengan pengetahuan perawat Puskesmas

tentang COVID-19

6. Menganalisis hubungan wilayah domisili dengan pengetahuan perawat Puskesmas

tentang COVID-19

7. Menganalisis hubungan pendidikan dengan pengetahuan perawat Puskesmas

tentang COVID-19

8. Menganalisis hubungan tempat kerja dengan pengetahuan perawat Puskesmas

tentang COVID-19

9. Menganalisis perbedaan sikap berdasarkan jenis kelamin perawat Puskesmas

tentang COVID-19

10. Menganalisis perbedaan sikap berdasarkan usia perawat Puskesmas tentang

COVID-19
11. Menganalisis perbedaan sikap berdasarkan masa kerja perawat Puskesmas tentang
COVID-19

12. Menganalisis perbedaan sikap berdasarkan wilayah domisili perawat Puskesmas

tentang COVID-19

13. Menganalisis perbedaan sikap berdasarkan pendidikan perawat Puskesmas tentang


COVID-19

14. Menganalisis perbedaan sikap berdasarkan tempat kerja perawat Puskesmas tentang
COVID-19

15. Menganalisis hubungan jenis kelamin dengan praktik perawat Puskesmas tentang

COVID-19

16. Menganalisis hubungan usia dengan praktik perawat Puskesmas tentang COVID-

19

17. Menganalisis hubungan masa kerja dengan praktik perawat Puskesmas tentang

COVID-19

18. Menganalisis hubungan wilayah domisili dengan praktik perawat Puskesmas

tentang COVID-19

19. Menganalisis hubungan pendidikan dengan praktik perawat Puskesmas tentang

COVID-19

20. Menganalisis hubungan tempat kerja dengan praktik perawat Puskesmas tentang

COVID-19
BAB II

TUJUAN PUSTAKA

2.1 Konsep COVID-19

2.1.1 Definisi COVID-19

Corona virus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa di

Wuhan China, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory

Syndrome Coronavirus 2 (SARS- COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus

Disease-2019 (COVID-19) (WHO, 2020, Zhong, et al., 2020).

2.1.2 Gejala

1. Gejala ringan dan sedang meliputi: 1) Demam (sama dengan atau > 38 0C) atau ada

riwayat demam, pada kasus tertentu tidak ada demam; 2) Batuk/pilek/nyeri

tenggorokan.

2. Gejala Berat meliputi: 1) Keluhan sesak nafas (frekuensi nafas >24x/menit) dan

pneumonia berdasarkan gambaran radiologis; 2) Gagal ginjal.

Gejala tersebut disertai riwayat sebagai berikut :

1. Melakukan perjalanan ke negara/daerah yang terkonfirmasi adanya transmisi lokal

Covid-19 pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala

2. Kontak dengan orang yang memiliki riwayat perjalanan pada 14 hari terakhir ke

negara-negara/daerah yang terkonfirmasi adanya transmisi lokal Covid-19


3. Kontak erat dengan orang-orang berasal dari negara/daerah yang terkonfirmasi

adanya transmisi lokal Covid-19

4. Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien yang

terkonfirmasi Covid-19

5. Riwayat kontak erat (minimal 15 menit dengan jarak kurang dari 2 meter) dengan

pasien terkonfirmasi Covid-19 (Razi et al., 2020).

2.1.3 Penularan

COVID-19 dapat menular melalui beberapa cara yaitu: 1) lewat droplet/percikan saat

batuk, bersin atau berbicara; 2) Kontak fisik dengan orang terinfeksi (menyentuh atau jabat

tangan); dan 3) Menyentuh mulut, hidung dan mata dengan tangan yang terpapar virus

(Razi et al., 2020; WHO, 2020).

2.1.4 Pencegahan

Tindakan pencegahan dapat dilakukan melalui:

1)melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan tidak terlihat

kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor;

2) menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut;

3) terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan atas

bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah;

4) pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan melakukan kebersihan

tangan setelah membuang masker;

5) menjaga jarak (minimal 1 meter) dari orang yang mengalami gejala gangguan

pernapasan (Kemenkes, 2020).


2.2 Konsep Pengetahuan tentang covid-19

2.2.1 Definisi Pengetahuan tentang covid-19

Pengetahuan adalah hasil dari tindakan pembelajaran dan memiliki persyaratan yang dapat

diekspresikan dan dikomunikasikan kepada orang lain (Osorio-Castaño, 2018).

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui (Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI).

Pengetahuan tentang COVID-19 adalah segala hal yang diketahui tentang COVID-19 yang

mencakup sifat penyakit, gejala, transmisi, masa inkubasi, etiologi, pengobatan dan

tindakan pencegahan (Saqlain, 2020; WHO, 2020; Zhong et al, 2020).

2.2.2 Hirarki Pengetahuan

Hirarki pengetahuan menurut Notoamodjo (2010) dapat diklasifikasikan menjadi: (1) tahu

(know) merupakan pembelajaran fakta atau informasi baru dan mampu mengingatnya

kembali sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat ini adalah mengingat kembali suatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. (2) memahami

(comprehensif) diartikan kemampuan memahami arti dari materi yang dipelajari.

Merupakan kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterpretasikan materi secara luas. (3) aplikasi (aplication)yaitu mengunakan

ide-ide abstrak yang baru dipelajari ke dalam situasi yang konkret (nyata).(4) analisis

(analysis) yaitu menguraikan informasi menjadi bagian-bagian yang terorganisasi dalam

komponen-komponen, tapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada

kaitannya satu sama lain. (5) Sistesis (syntesis) yaitu kemampuan menerapkan kemampuan

dan keterampilan untuk meletakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu


bentuk keseluruhan untuk menghasilkan bentuk baru. (6) Evaluasi yaitu kemampuan untuk

melakukan penilaian tahu terhadap informasi untuk tujuan tertentu.

2.2.3 Instrumen untuk mengukur pengetahuan tentang covid-19

Instrumen untuk mengukur pengetahuan tentang COVID-19 adalah: instrumen yang

dikembangkan oleh Saqlain (2020) dan dimodifikasi dengan literatur dari WHO (2020).

2.3 Konsep Sikap COVID-19

2.3.1 Definisi sikap terkait COVID-19

Sikap berasal dari kata “attitudine” dari bahasa Italia dan Latin “aptitüdø” dan

“aptitüdin”. Menurut KBBI, sikap merupakan perbuatan dan sebagainya yang

berdasarkan pada pendirian, keyakinan. Altmann (2008) mendefinisikan sikap sebagai

respons terhadap stimulus. Sikap juga merupakan keadaan mental yang kompleks yang

melibatkan keyakinan dan perasaan serta nilai-nilai dan kecenderungan untuk bertindak

dengan cara tertentu. Sikap terkait COVID-19 yaitu respon dan keyakinan terhadap

pengobatan, prosedur pengendalian infeksi dan informasi mengenai COVID-19 (Saqlain,

2020).

2.3.2 Karakteristik Sikap

Tiga karakteristik yang paling jelas dari sikap yaitu (a) keadaan mental; sadar atau tidak

sadar; (b) nilai, keyakinan, atau perasaan; dan (c) kecenderungan berperilaku atau

bertindak (Altmann, 2008).

2.3.3 Instrumen untuk mengukur COVID-19

Instrumen untuk mengukur sikap terkait COVID-19 adalah: instrumen yang

dikembangkan oleh Saqlain (2020) dan dimodifikasi dengan literatur dari WHO (2020).
2.4 Konsep Praktik terkait COVID-19

2.4.1 Definisi Praktik terkait COVID-19

Menurut KBBI, praktik merupakan perbuatan menerapkan teori (keyakinan dan

sebagainya). Praktik terkait COVID-19 merupakan tindakan yang dilakukan untuk

mencegah terjadinya COVID-19 (Saqlain, 2020).

2.4.2 Instrumen untuk mengukur praktik terkait COVID-19

Instrumen untuk mengukur praktik perawat terkait COVID-19 mencakup item tentang

penggunaan masker wajah, dan praktik tindakan pencegahan lainnya yang dikembangkan

dari Saqlain (2020) dan WHO (2020).

2.5 Konsep Hambatan

2.5.1 Konsep hambatan

KBBI mendefinisikan hambatan sebagai halangan; rintangan. Hambatan didefinisikan

sebagai sesuatu yang tidak material yang menghambat atau memisahkan (Hanks, 2007).

Hambatan terkait pencegahan COVID-19 adalah segala sesuatu yang menghambat

petugas kesehatan dalam praktik pengendalian infeksi COVID-19 (Saqlain, 2020).

2.5.2 Instrumen untuk mengukur hambatan terkait COVID-19

Instrumen ini mengukur hambatan dalam praktik pengendalian infeksi COVID-19 yang

dialami petugas kesehatan (Saqlain, 2020).

2.6 Konsep Puskesmas dan Perawat Puskesmas

2.6.1 Konsep Puskesmas

1. Definisi
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan

lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya (Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat

Kesehatan Masyarakat).

2. Upaya Kesehatan Masyarakat

Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap

kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan

menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok,

dan masyarakat (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat).

3. Upaya kesehatan Perorangan

Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu

kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk

peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat

penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan (Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat).

4. Fungsi Puskesmas

a. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya

1) menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah

kesehatan masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan;

2) melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;


3) melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan;

4) menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan

masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang

bekerja sama dengan pimpinan wilayah dan sektor lain terkait;

5) melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan

Puskesmas dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat;

6) melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber

daya manusia Puskesmas;

7) memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;

8) memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga,

kelompok, dan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis,

psikologis, sosial, budaya, dan spiritual;

9) melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan

cakupan Pelayanan Kesehatan;

10) memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada

dinas kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan

dini, dan respon penanggulangan penyakit;

11) melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga; dan

12) melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat

pertama dan rumah sakit di wilayah kerjanya (Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat).
b. penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya

1) menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,

berkesinambungan, bermutu, dan holistik yang mengintegrasikan faktor

biologis, psikologi, sosial, dan budaya dengan membina hubungan dokter –

pasien yang erat dan setara;

2) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya

promotif dan preventif;

3) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada individu,

berfokus pada keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat;

4) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan kesehatan,

keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja;

5) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan

kerja sama inter dan antar profesi;

6) melaksanakan penyelenggaraan rekam medis;

7) melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses

Pelayanan Kesehatan;

8) melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber

daya manusia Puskesmas;

9) melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem

Rujukan; dan

10) melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

di wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43

Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat).

2.6.2 Konsep Perawat dan Perawat Puskesmas

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan, baik di dalam

maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan (Undang-undang Nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan).

Perawat Puskesmas adalah seorang perawat yang bekerja di Puskesmas.


BAB III

METODE PENELITI

3.1 Kerangka Konsep

Variabel independen dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, masa kerja, wilayah

domisili, Pendidikan dan tempat kerja. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

pengetahuan, sikap dan praktik. Hubungan antar variabel dapat dilihat pada kerangka konsep

berikut:

Variabel Independen Variabel dependen

Jenis kelamin Pengetahuan

Usia

Masa kerja
Sikap
Wilayah domisili

Pendidikan

Tempat kerja Praktik


3.2 Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan jenis kelamin dengan pengetahuan perawat Puskesmas tentang COVID-

19

2. Ada hubungan usia dengan pengetahuan perawat Puskesmas tentang COVID-19

3. Ada hubungan masa kerja dengan pengetahuan perawat Puskesmas tentang COVID-19

4. Ada hubungan wilayah domisili dengan pengetahuan perawat Puskesmas tentang

COVID-19

5. Ada hubungan pendidikan dengan pengetahuan perawat Puskesmas tentang COVID-19

6. Ada hubungan tempat kerja dengan pengetahuan perawat Puskesmas tentang COVID-

19

7. Ada perbedaan sikap tentang COVID-19 berdasarkan jenis kelamin perawat Puskesmas

8. Ada perbedaan sikap tentang COVID-19 berdasarkan usia perawat Puskesmas

9. Ada perbedaan sikap tentang COVID-19 berdasarkan masa kerja perawat Puskesmas

10. Ada perbedaan sikap tentang COVID-19 berdasarkan wilayah domisili perawat

Puskesmas

11. Ada perbedaan sikap tentang COVID-19 berdasarkan pendidikan perawat Puskesmas

12. Ada perbedaan sikap tentang COVID-19 berdasarkan tempat kerja perawat Puskesmas

13. Ada hubungan jenis kelamin dengan praktik perawat Puskesmas tentang COVID-19

14. Ada hubungan usia dengan praktik perawat Puskesmas tentang COVID-19
15. Ada hubungan masa kerja dengan praktik perawat Puskesmas tentang COVID-19

16. Ada hubungan wilayah domisili dengan praktik perawat Puskesmas tentang COVID-19

17. Ada hubungan pendidikan dengan praktik perawat Puskesmas tentang COVID-19

18. Ada hubungan tempat kerja dengan praktik perawat Puskesmas tentang COVID-19

3.3 Definisi operasional

Berikut ini adalah penjelasan dari variabel-variabel dalam penelitian ini:

Tabel 3.1 Variabel, definisi operasional, alat ukur, cara ukur, hasil ukur dan skala variabel
N Variabel Definisi operasional Alat ukur: Cara Hasil ukur Skala variabel
o ukur
A Independen
1 Jenis kelamin Karakteristik biologi Kuesioner: 1 item 1= Perempuan Nominal
yang membedakan dua pertanyaan
individu dalam kuesioner 2= Laki-laki
tentang jenis
kelamin
2 Usia Waktu hidup Kuesioner: 1 item 1. ≤ 30 tahun Ordinal
responden terhitung pertanyaan 2. 31-39 tahun
sejak lahir sampai dalam kuesioner 3. 40-49 tahun
penelitian ini tentang usia 4. ≥50 tahun
dilakukan.
3 Masa kerja Lama perawat Kuesioner: 1 item 1. <5 tahun Ordinal
puskesmas bekerja pertanyaan 2. 5-10 tahun
sebagai seorang dalam kuesioner 3. >10 tahun
perawat tentang masa
kerja
4 Wilayah Bagian wilayah di mana Kuesioner: 1 item 1= Indonesia timur Nominal
domisili perawat puskesmas pertanyaan 2= Indonesia tengah
bekerja dalam kuesioner 3= Indonesia barat
tentang wilayah
domisili
5 Pendidikan Pendidikan formal Kuesioner: 1 item 1= DIII Ordinal
terakhir yang telah pertanyaan 2= Ners
ditempuh oleh dalam kuesioner 3= S2
perawat puskesmas tentang 4= S3
pendidikan

6 Tempat kerja Area tempat perawat Kuesioner: 1 item 1= Pedesaan Nominal


puskesmas bekerja pertanyaan 2= Perkotaan
dalam kuesioner
tentang tempat
kerja
7 Sumber Media utama perawat Kuesioner: 1 item 1. Media sosial Nominal
informasi puskesmas pertanyaan (medsos)
mendapatkan dalam kuesioner 2. TV dan Radio
informasi tentang tentang sumber 3. Surat kabar,
COVID-19 informasi majalah, poster
dan pamflet
4. Seminar &
workshop
5. Sejawat perawat /
tenaga kesehatan
lain
6. Website WHO dan
Kemenkes
8 Hambatan Segala sesuatu yang Kuesioner: 10 Skala Likert Ordinal
dirasakan sebagai item pertanyaan 5: sangat setuju,
hambatan bagi dalam kuesioner 4: setuju,
perawat Puskesmas tentang 3: ragu-ragu,
dalam pencegahan dan hambatan yang 2: tidak setuju
pengendalian infeksi dirasakan 1: sangat tidak setuju
COVID-19 di perawat
Puskesmas puskesmas
B Dependen
1 Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuesioner Pengetahuan Ordinal
Perawat diketahui Perawat pengetahuan kurang:≤9
Puskesmas Puskesmas tentang Saqlain (12 item Pengetahuan baik: ≥10
COVID-19 (yang pertanyaan).
mencakup sifat Pilihan jawaban
penyakit, gejala, ya, tidak dan
transmisi, masa tidak tahu.
inkubasi, etiologi, Ya=1
pengobatan dan Tidak=0
tindakan pencegahan) Tidak tahu=0

2 Sikap Respon dan keyakinan Kuesioner Sikap Mean dan standar Interval
Perawat perawat puskesmas terdiri dari 7 deviasi atau median
Puskesmas terhadap pengobatan, pertanyaan dan minimal- maksimal
prosedur pengendalian dengan pilihan (Semakin tinggi skor
infeksi dan informasi jawaban: Sangat total yang
mengenai COVID-19 setuju (5 poin), dihasilkan
setuju (4 poin), menunjukkan semakin
Ragu-ragu (3 tinggi sikap.
poin), tidak setuju Skor berkisar dari 7 -35
(2 poin), dan
sangat tidak
setuju (1 poin) )
3 Praktik Tindakan perawat Kuesioner praktik Skor total berkisar Ordinal
Perawat Puskesmas dalam terdiri dari 7 antara 0-7.
Puskesmas penggunaan masker, pertanyaan, Praktik yang baik: >55
dan praktik tindakan Setiap jawaban ya Praktik yang kurang
pencegahan COVID-19 (1 poin), Tidak (0 baik: skor ≤5
poin), dan
kadang-kadang (0
poin).
3.4 Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah survey cross- sectional.

3.5 Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga di Indonesia. Sampel minimal dihitung

menggunakan G*Power 3.1.9.4 (Faul, Erdfelder, Lang, & Buchner, (2007). Statistical

power yang digunakan adalah 95% dengan nilai alfa 0.05 maka sampel minimal adalah 357

sampel (https://www.surveysystem.com/sscalc.htm). Teknik sampling yang digunakan

adalah snowball sampling. Data dikumpulkan secara online menggunakan google form yang

disebar ke seluruh Indonesia melalui WhatsApp dan Facebook. Kriteria inklusi: Warga

negara Indonesia, Perawat yang bekerja di Puskesmas, bersedia menjadi responden.

3.6 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di seluruh Indonesia. Penelitian dilakukan pada bulan April-Juli

2021.

3.7 Etik penelitian

Komisi nasional etik penelitian kesehatan departemen kesehatan RI atau KNEPK

mengatakan semua penelitian kesehatan yang mengikutsertakan relawan manusia sebagai

subjek penelitian wajib didasarkan tiga prinsip etik umum, yaitu menghormati harkat

martabat manusia (respect for persons), berbuat baik (beneficence), tidak merugikan

(nonmaleficence), dan keadilan (justice).

3.8 Instrumen penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen untuk mengukur data demografi yaitu: umur, jenis

kelamin, masa kerja, pendidikan, wilayah domisili, tempat kerja dan sumber informasi.
Instrumen utama untuk mengukur pengetahuan, sikap, praktik dan hambatan yang dialami

perawat terkait COVID-19 diadopsi dari Saqlain (2021) dipadukan dengan litaratur dari

WHO (2020).

Bagian pengetahuan terdiri dari 10 item; mengenai sifat penyakit (1-item), gejala (2-item),

transmisi (2-item), masa inkubasi (1 item), etiologi (1-item pengobatan (1- item) dan

tindakan pencegahan (2-item). Setiap pertanyaan memiliki pilihan jawaban Ya, Tidak dan

Tidak tahu. Jawaban yang benar diberi skor 1 sedangkan jawaban yang salah dan tidak tahu

diberi skor 0. Skor total berkisar 0-12 dan cut off poin ≤9 berpengetahuan kurang sedangkan

≥10 (Lebih dari 75%) untuk pengetahuan yang baik.

Instrumen sikap terdiri dari 7 pertanyaan. Penilaian menggunakan skala Likert. Sangat

setuju (5 poin), setuju (4 poin), Ragu-ragu (3 poin), tidak setuju (2 poin), dan sangat tidak

setuju (1 poin) ). Skor berkisar dari 7 -35, dengan skor rata-rata yang lebih tinggi secara

keseluruhan menunjukkan sikap positif terhadap COVID-19.

Instrumen untuk mengukur praktik perawat terkait COVID-19 mencakup 7 item tentang

penggunaan masker, dan praktik tindakan pencegahan lainnya yang dikembangkan dari

Saqlain (2020) dan WHO (2020). Setiap jawaban ya (1 poin), Tidak (0 poin), dan kadang-

kadang (0 poin). Skor total berkisar antara 0-7, dan skor ≥4 menunjukkan praktik yang baik

dan skor <4 menunjukkan praktik kurang baik terhadap tindakan pencegahan COVID-19.

Sepuluh item kuesioner digunakan untuk menilai hambatan yang dirasakan perawat

puskesmas terkait dalam praktik pengendalian infeksi. Setiap pertanyaan adalah responden

pada skala Likert 5 poin sebagai berikut sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan

sangat tidak setuju. Hasilnya akan disajikan dalam bentuk frekuensi dan persentase.
3.9 Analisis Data

Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis

bivariat.

1. Analisis univariat

Analisis univariat pada penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi mean, median,

standar deviasi, nilai minimal dan maksimal. Jika datanya normal maka akan

ditampilkan nilai mean dan sebaliknya maka akan ditampilkan nilai median. Data

kategorik ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase dari

karakteristik data demografi..

2. Uji normalitas

Normalitas data akan diuji dengan metode statistik yaitu uji Kolmogorof-Smirnov.

3. Analisis bivariat

Uji statistik yang digunakan adalah t-independent, uji Anova, dan uji Chi-square (Grove

& Gray, 2019; Polit & Beck, 2018)

4.0. Anggaran biaya

NO JENIS PENGELUARAN
BIAYA (Rp )
1. Perlengkapan yang di perlukan
2. Bahan habis pakai
3. Perjalanan dalam Baumata barat ( nasipanaf )
4. Lain-lain
jumlah
DAFTARPUSTAKA

Ajilore K, Atakiti I, Onyenankey K. College students’ knowledge, attitudesand adherence


to public service announcements on Ebola in Nigeria: Suggestions for improving future
Ebola prevention education programmes. Health Education Journal. 2017; 76: 648-60.

Altmann, T.K. Attitude: A Concept Analysis. Nursing Forum, 2008, 43(3).

Erfani, A., Shahriarirad, R., Ranjbar, K., Mirahmadizadeh, A., & Moghadami, M.
Knowledge, Attitude and Practice toward the Novel Coronavirus (COVID-19) Outbreak: A
Population-Based Survey in Iran. Bull World Health Organ. [Submitted]. E-pub: 30 March
2020. doi: http://dx.doi.org/10.2471/BLT.20.256651

Faul, F., Erdfelder, E., Lang, A. G. & Buchner, A. (2007). G*Power 3: A flexible statistical
power analysis program for the social, behavioral, and biomedical sciences. Behavior
Research Methods, 39, 175-191.

Gan WH, Lim JW, Koh D. Preventing intra-hospital infection and transmission of COVID-19 in
healthcare workers. Saf Health Work. 2020.

Grove, S. K., & Gray, J. R. (2019). Understanding Nursing Research: Building an


Evidence-Based Practice- 7th Edition. Elsevier. Philadelphia: Elsevier Ltd.

Hanks, R.G. Barriers to Nursing Advocacy: A Concept Analysis. Nursing Forum, 2007, 42
(4).

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses tanggal 20 April 2020.


https://kbbi.web.id/tahu

Kementerian Dalam Negeri. (2020). Pedoman menghadapi pandemi covid-19 Bagi


pemerintah daerah Pencegahan, pengendalian, diagnosis, dan manajemen. Jakarta:
Kementerian Dalam Negeri

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman pencegahan dan pengendalian coronavirus


disesase (COVID-19). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pencegahan
dan Pengendalian Penyakit (P2P)

Kemenkes. (2020). Situasi Terkini Perkembangan Coronavirus Disease (COVID-19) 27


April 2020. Diakses dari: https://covid19.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/info-
corona-virus/situasi-terkini-perkembangan-coronavirus-disease-covid-19-27-april-
2020/#.XqafSSkzbIU. Diakses tanggal 27 April 2020
Khan S, Khan M, Maqsood K, Hussain T, Noor‐ul‐Huda, Zeeshan M. Is Pakistan prepared for
the COVID‐19 epidemic? A questionnaire‐based survey. J Med Virol. 2020;1–9.
https://doi.org/10.1002/jmv.25814

Anda mungkin juga menyukai