Anda di halaman 1dari 8

“Gambaran Tingkat Stress kerja terhadap beban kerja perawat di Rumah Sakit”

Overview of work stress levels on the workload of nurses in hospitals


1*)Nisrina Hazerika

Program Studi kesehatan masyarakat,Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Ahmad Dahlan

Kampus 3 Universitas Ahmad Dahlan berada di Jalan Prof. Dr. Soepomo, S.H. Janturan
Yogyakarta 55164. Kampus ini pun terletak diantara pusat pemerintahan dan area ekonomi
Kotamadya Yogyakarta.

nisrina1800029032@webmail.uad.ac.id

ABSTRAK
Pandemi Covid telah ,menjadi ancaman kesehatan bagi masyarakat di dunia termasuk Indonesia.
Perawat sebagai garda terdepan memberikan peranan penting dalam penanganan covid 19.
Perawat adalah profesi yang memiliki risiko tinggi terdampak stres kerja. Berbagai gangguan
psikologis telah dilaporkan dan dipublikasikan selama wabah Covid-19 salah satunya adalah
stres. Stres tidak hanya dirasakan masyarakat bahkan tenaga kesehatan dan semua orang yang
bekerja di bidang medis. Gangguan psikologis memiliki dampak yang lebih luas dan lebih lama
dibandingkan dengan cedera fisik, sedangkan perhatian pada kesehatan mental jauh lebih sedikit.
Stres kerja adalah respon yang tidak spesifik terhadap tuntutan yang didapat sehingga berdampak
pada kondisi fisik dan psikologis seseorang. Stres yang dirasakan akan berdampak pada kinerja
seseorang, oleh karena itu stres harus dihindari. Faktor penyebab stres pada tenaga kesehatan
antara lain: beban kerja, rasa takut terinfeksi Covid-19,stigma negatif pembawa virus dan
berjauhan dari keluarga.Responden penelitian ini adalah seluruh perawat Rumah Sakit Adapun
hasil dari penelitian ini adalah bagaimana beban kerja berpengaruh terhadap stress kerja perawat
pada masa pandemi COVID-19 di Rumah Sakit . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1)
Beban Kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja Perawat di Rumah
Sakit (2) Beban Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Stress Kerja Perawat di
Rumah sakit.(3) Stress Kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja
Perawat di Rumah Sakit.Tujuan dari tinjauan sistematis ini adalah untuk memberikan bukti klinis
dan masukan untuk peningkatan kewaspadaan dan manajemen diri agar terhindar dari stres di
masa pandemi Covid-19.

Kata kunci : stress kerja,perawat,covid-19

ABSTRACT

The Covid pandemic has become a health threat to people in the world, including Indonesia. Nurses as
the front line provide an important role in handling covid 19. Nurses are a profession that has a high risk
of being affected by work stress. Various psychological disorders have been reported and published
during the Covid-19 outbreak, one of which is stress. Stress is not only felt by the community, but also
health workers and everyone who works in the medical field. Psychological disorders have a broader and
longer-lasting impact than physical injuries, while much less attention is paid to mental health. Job stress
is a non-specific response to the demands obtained so that it has an impact on a person's physical and
psychological condition. The perceived stress will have an impact on a person's performance, therefore
stress should be avoided. Factors causing stress to health workers include: workload, fear of being
infected with Covid-19, negative stigma of virus carriers and being away from family. The respondents of
this study were all hospital nurses. during the COVID-19 pandemic in the hospital. The results of this
study indicate that: (1) Workload has a negative and significant effect on Nurse Job Satisfaction in
Hospitals (2) Workload has a positive and significant effect on Nurse Work Stress in Hospitals. (3) Job
Stress has a negative and significant effect on Satisfaction. Nurse Work in Hospitals. The purpose of this
systematic review is to provide clinical evidence and input for increased awareness and self-management
to avoid stress during the Covid-19 pandemic.

Keywords: work stress, nurses, covid-19

PENDAHULUAN

Corona virus (Covid) adalah Keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis corona virus yang di ketahui menyebabkan
penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrom
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrom (SARS) Corona virus Disease (COVID-19)
adalah jenis baru yang belum pernah di identifikasi sebelumnya pada manusia. virus corona
adalah zoonosis (di tularkan antara hewan dan manusia). (Musu et al., 2021)

Tenaga medis yang bekerja harus mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat secara optimal dalam melaksanakan pelayanan kesehatan secara paripurna. Perawat
merupakan salah satu tenaga medis yang memberikan pelayanan untuk kesembuhan pasien.
Perawat dituntut untuk memberikan pelayanan yang didasarkan pada pengetahuan, kompetensi
yang dikembangkan sesuai kebutuhan pasien, perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan
globalisasi (Handayani et al., 2020)

Perawat merupakan salah satu elemen penting rumah sakit dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Mereka adalah dapat merubah dampak stressor yang diterima oleh
tubuh. Stres kerja merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam
meningkatkan kualitas dan kinerja perawat dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan Stres
kerja ini dapat disebabkan faktor sosial, faktor individu dan faktor diluar organisasi. Faktor sosial
merupakan faktor yang paling mudah untuk diidentifikasi dan intervensi. Faktor sosial salah
satunya adalah beban kerja berlebih. Hal ini menyebabkan tidak tercapainya target atau
ekspektasi yang diemban. Selain itu, masalah konflik peran dan tanggung jawab terhadap orang
lain berpengaruh pada stres kerja. Stres kerja mempunyai hubungan bermakna dengan gejala
gangguan mental emosional melalui stresor tanggung jawab terhadap orang lain. Masa
penugasan pada stresor konflik peran dan tanggung jawab terhadap orang lain berisiko terhadap
stres kerja. Ketaksaan atau ambiguitas dalam penugasan juga akan menjadikan sumber
ketegangan dan stres kerja yang tinggi (Awalia et al., 2021)

Permasalahan akhirnya muncul secara psikologis bagi tenaga medis yang berdampak
pada rasa cemas. Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental
yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau
tidak adanya rasa aman. Salah satu faktor kecemasasan adalah stress. Stres adalah kondisi fisik
dan psikologis yang disebabkan karna adaptasi pada lingkungan. Stres kerja didefenisikan
sebagai respon emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada saat
tuntutan tidak sesuai dengan kapabilitas sumber daya atau keinginan Stres kerja banyak terjadi
pada para pekerja atau tenaga kesehatan seperti perawat. Stres kerja antara perawat telah menjadi
fenomena global yang terjadi di banyak Negara (Musu et al., 2021)

Semakin meningkatnya tuntutan tugas perawat dapat menyebabkan timbulnya stres. Stres
kerja yang dialami perawat akan mempengaruhi kinerja yang pada akhirnya akan berdampak
kepada pelayanan kesehatan pasien. Stres kerja adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap
tuntutan beban yang didapat yang berdampak pada gangguan fungsi organ tubuh serta kejiwaan
seseorang sehingga tidak dapat menjalankan fungsi pekerjaannya dengan baik (Handayani et al.,
2020)

PEMBAHASAN

Stres kerja adalah kondisi ketika stessor kerja secara sendiri atau bersama faktor lain
berinteraksi dengan karakteristik individu, menghasilkan gangguan keseimbangan fisiologis dan
psikologis.3 Jika berlangsung lama, gangguan itu dapat mengganggu sistem kardiovaskuler,
gangguan jiwa, gangguan muskuloskeletal, dan gangguan kesehatan lain. Selain itu stres kerja
dapat berhubungan dengan kecelakaan dan kekerasan di tempat kerja. (- et al., 2017)

Distress merupakan stres yang memunculkan efek yang membahayakan bagi individu
yang mengalaminya seperti: tuntutan yang tidak menyenangkan atau berlebihan yang menguras
energi individu sehingga membuatnya menjadi lebih mudah jatuh sakit . Sementara menurut
Quick dan Quick, distres yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif,
dan destruktif atau bersifat merusak. distres psikologis menjadi tiga yaitu: perceived stress,
anxiety, and depression agar dapat mengevaluasi tekanan psikologis yang disebabkan oleh
pandemi Covid-19 secara lebih spesifik. Distres psikologis diperkirakan sama-sama didahului
oleh stresor, seperti adanya permintaan atau kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi, hal ini ditulis
dalam Canadian Institute for Health Information. (Tanjung et al., 2021)

Dari paparan di atas dapat dipahami bahwa Stress adalah respons organisme untuk
menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan yang berlangsung. Tuntutan tersebut dapat berupa
hal-hal yang faktual terjadi, atau hal-hal baru yang mungkin akan terjadi, tetapi dipersepsi secara
aktual. Apabila kondisi tersebut tidak teratasi dengan baik maka terjadilah gangguan pada satu
atau lebih organ tubuh yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat menjalankan fungsi
pekerjaannya dengan baik. Dengan redaksi yang lebih sederhana, stress adalah suatu keadaan
tidak mengenakkan atau tidak nyaman yang dialami oleh individu dan keadaan tersebut
mengganggu pikiran, emosional, tindakan atau perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi
tersebut bersifat individual dan subjektif. Artinya kondisi stress yang dialami oleh setiap orang
tidak sama dan cara penanggulangannya pun tidak sama karena sifatnya subyektif dan pribadi.
(Muslim, 2020)

Kejadian Stress pada perawat cukup tinggi, Penelitian Tamkutonienė (2006) menunjukan
Tingkat stress perawat yang bekerja di primary health care centers terbukti lebih tinggi
dibandingkan dengan perawat yang bekerja di rumah sakit, dan stres tersebut dipengaruhi oleh
situasi keluarga kritis dan beratnya beban kerja. Penelitian menunjukan 43,4% perawat
melaporkan kelelahan dan kejenuhannya. Penelitian Riklikienė (2015) menunjukan pada perawat
primary health care centers bahwa Perawat paling sering merasa stress oleh kematian pasien
yang di tanganinnya, kekhawatiran terhadap keluarga dan keselamatan kerjanya, serta hubungan
yang tidak baik antara tenaga kesehatan. Dalam penelitian oleh Widodo (2009) yang dilakukan
di di Rumah Sakit Islam Yogyakarta didapatkan hasil kelelahan kerja pada perawat sebesar
80,2% akibat stress kerja (Zulmiasari & Muin, 2017)

Stress yang berlebih dapat menunjukkan gejala atau bahkan ketidakefektifan perawat
dalam melakukan tindakannya seagai pekerja di rumah sakit, untuk itu perlu adanya dukungan
terhadap perawat yang menjalankan pekerjaannya di rumah sakit dimana iya bekerja. Selain itu
salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan cara melakukan management stress dengan
baik, tidak membebani diri sendiri dan bersikap optimis akan kemampuan yang dimiliki,
misalkan dengan cara alternative dengan cara memecakan masalah (Problem Focused Coping)
atau pengendalian respon emosi (Hubaedah, 2020)

Pekerjaan sebagai salah satu penyebab stress yang berkaitan dengan beban kerja.
Menurut Rodahl 1989, Adipura 1998 Manuaba 2000 dalam Tarwaka 2010 beban kerja dapat
dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Untuk itu beban kerja perawat di rumah sakit
meliputi beban kerja eksternal dan internal. Beban kerja eksternal meliputi tugas fisik
mengangkat pasien, memandikan pasien, membantu pasien ke kamar mandi, mendorong
peralatan kesehatan, merapikan tempat tidur pasien. Tugas yang bersifat mental dapat berupa
kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan pekerjaan, dan tanggung jawab terhadap pekerjaan.
Lingkungan kerja meliputi penempatan tenaga kerja, hubungan antar pekerja, serta pekerja
dengan atasan dan organisasi kerja meliputi lamanya waktu kerja, kerja bergilir, pelimpahan
tugas serta tanggung jawab. Beban kerja internal meliputi umur, jenis kelamin. (Fajrianti, 2016)

Tingginya beban kerja diduga menjadi sebab meningkatnya stress kerja di Rumah Sakit
Unipdu Medika Jombang. Hal ini terlihat pada mereka yang lebih banyak diam (tidak
komunikatif), tampak kelelahan, sering pusing kepala, dan mudah marah (emosi). Sehingga
dampak yang ditimbulkan dari stress kerja yaitu mereka sering datang terlambat saat bekerja, dan
dari data kehadiran banyak perawat yang izin atau tidak masuk kerja karena sakit. Akibat stress
kerja yang tinggi dapat membuat kesehatan karyawan terganggu yang kemudian menyebabkan
banyaknya karyawan tidak masuk kerja. Jadi karena beban kerja yang banyak tersebut bisa
membuat seseorang menjadi stress. Sesuai dengan penelitian Purboningrat Yo dan Surya (2015),
didapati bahwa beban kerja berpengaruh positif terhadap stress kerja, yaitu bila beban kerja
karyawan meningkat maka stress kerja karyawan juga akan meningkat. (Safitri & Astutik, 2019)

KESIMPULAN

Kondisi stress pada masa pandemi Covid-19 diklasifikasikan menjadi 3 stress, yaitu
stress akademi, stress kerja dan stress dalam Keluarga. Stress yang ada harus dikelola dengan
baik, agar tidak menjadi distress, akan tetapi bisa menjadi eustress. Sebagian stress yang muncul
diakibatkan adanya berita atau informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dengan baik,
malah membuat kegelisahan dan ketakutan pada masyarakat. Oleh sebab itu perlu memilih dan
memilah informasi dengan cermat dan baik. Berdasarkan hasil penelitian, ada hubungan yang
bermakna antara beban kerja yang disebabkan oleh tugas dan tidak ada hubungan yang bermakna
antara beban kerja yang disebabkan oleh lingkungan kerja terhadap stress kerja pada perawat.
Hubungan beban kerja terhadap stress kerja pada perawat yang paling erat adalah tugas perawat
terhadap stress kerja pada perawat di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Awalia, M. J., Medyati, N., & Giay, Z. (2021). Hubungan Umur Dan Jenis Kelamin Dengan
Stress Kerja Pada Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD Kwaingga Kabupaten Keerom.
Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan, 5(2), 477–483.

Fajrianti, G. (2016). Hubungan Tugas Dan Lingkungan Dengan Stress Kerja Pada Perawat
Rawat Inap. Jurnal Penelitian Kesehatan “SUARA FORIKES,” 7(2), 71–75.

Handayani, R. T., Kuntari, S., Darmayanti, A. T., Widiyanto, A., & Atmojo, J. T. (2020). Faktor
Penyebab Stres Pada Tenaga Kesehatan Dan Masyarakat Saat Pandemi Covid-19. Jurnal
Keperawatan Jiwa, 8(3), 353–360.

H., Harsono, H., Damayanti, M., & Setiawati, E. P. (2017). Stres Kerja pada Perawat di Rumah
Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. EJournal Kedokteran Indonesia, 5(1), 12–
17.

Hubaedah, A. (2020). Wiraraja Medika : Jurnal Kesehatan. Wiraraja Medika: Jurnal Kesehatan,
10(1), 1–9.

Muslim, M. (2020). Moh . Muslim : Manajemen Stress pada Masa Pandemi Covid-19 ” 193.
Jurnal Manajemen Bisnis, 23(2), 192–201.

Musu, ewade T., Murhayati, A., & Saelan. (2021). Gambaran Stres Kerja Perawat Igd Di Masa
Pandemi Covid-19 Di Rumah Sakit Surakarta Ewalde. Jurnal Gawat Darurat Volume 3,
3(1), 1–10.

Safitri, L. N., & Astutik, M. (2019). Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Perawat
Dengan Mediasi Stress Kerja. JMD: Jurnal Riset Manajemen & Bisnis Dewantara, 2(1),
13–26.

Tanjung, D. A., Huriani, E., Rahman, D., & Padang, L. M. (2021). Optimisme dan distres
psikologis pada perawat selama pandemi covid-19. 8(1), 14–25.

Zulmiasari, & Muin, M. (2017). Gambaran tingkat stres kerja pada perawat di pusat kesehatan
masyarakat ( Puskesmas ) Kota Semarang. Jurnal Jurusan Keperawatan, 1–8.

Anda mungkin juga menyukai