Anda di halaman 1dari 9

JIVA: Journal of Behavior and Mental Health E-ISSN : 2723-4363

Vol. 1. No. 2, Desember 2020, 46 – 54

PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP BURNOUT PADA


PERAWAT RUMAH SAKIT DI LEBAK DALAM MASA COVID-19
Fera Verentina Marpaung, Endro Puspo Wiroko, Seta Wicaksana
Fakultas Psikologi Universitas Pancasila
E-mail: miteaung@gmail.com, endro.puspowiroko@univpancasila.ac.id,
seta.wicaksana@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to find effect from organizational climate to burnout in hospital nurses in Lebak
during the COVID-19. Nurses who worked during the COVID-19 were at the forefront of cutting
infected tissues and this resulted in quite high suffering. The main fatigue is emotional or better
known as burnout. One of the causes of burnout is organizational climate. A high organizational
climate can produce a positive work environment so that nurses don’t feel a threat at work.
Respondents in this study were nurses who worked at the hospital in Lebak as many as 177
respondents who were selected through purposive sampling technique. The measuring
instruments used in this research were CLIOR Scale Short Version and Maslach Burnout
Inventory. The results of the calculation of the regression analysis technique show that the
significance value is 0.283 (p> 0.05). This means that there is no effect from organizational
climate to burnout in hospital nurses in Lebak during the COVID-19.
Keywords : Organizational Climate, Burnout, Nurse, COVID-19

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh iklim organisasi terhadap burnout pada perawat
rumah sakit di Lebak dalam masa COVID-19. Perawat yang bekerja dalam masa COVID-19 ini
menjadi salah satu garda terdepan bagi pemutusan jaringan tertular dan hal tersebut
mengakibatkan kelelahan yang cukup tinggi. Kelelahan yang paling utama adalah secara
emosional atau lebih dikenal dengan istilah burnout. Salah satu penyebab terjadinya burnout
adalah iklim organisasi. Iklim organisasi yang tinggi dapat menghasilkan lingkungan kerja yang
positif sehingga perawat tidak merasa adanya ancaman dalam bekerja. Responden dalam
penelitian ini merupakan perawat yang bekerja di rumah sakit di Lebak sebanyak 177 responden
yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
adalah CLIOR Scale Short Version dan Maslach Burnout Inventory. Hasil perhitungan teknik
analisis regresi menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0.283 (p > 0.05). Hal tersebut
berarti tidak terdapat pengaruh iklim organisasi terhadap burnout pada perawat rumah sakit di
Lebak dalam masa COVID-19.
Kata kunci : Iklim Organisasi, Burnout, Perawat, COVID-19

PENDAHULUAN
Situasi dunia dalam penyebaran covid- Worldometers hingga bulan Mei 2020 dalam
19 sedang merajalela, dengan kasus positif skala dunia, ada sekitar 6.734.384 kasus
dan kasus kematian yang melonjak. Menurut dengan 393.752 di dalamnya adalah kasus

46
JIVA: Journal of Behavior and Mental Health E-ISSN : 2723-4363
Vol. 1. No. 2, Desember 2020, 46 – 54

kematian. Penyebaran covid-19 yang orang perawat yang meninggal dunia. Salah
terbilang cepat khususnya di Indonesia satu penyebab dari banyaknya kasus kematian
sendiri, dimana dilansir melalui web resmi perawat dalam hal ini karena kelelahan yang
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid- dialami selama penanganan pasien dalam
19 bahwa data sampai Agustus 2020 masa covid-19. Kelelahan yang dialami
terkonfirmasi positif covid-19 sebanyak bukan hanya kelelahan fisik namun secara
137.468 dengan kasus kematian sebanyak emosional. Jika dipaksakan untuk terus
6.071. Dengan adanya wabah berbahaya yang bekerja, kelelahan emosional akan semakin
menyerang dalam skala dunia ini, bertambah dan dapat mengganggu kelancaran
mempengaruhi kehidupan secara luas. Salah pekerjaan bahkan dapat memberikan dampak
satu yang paling dipengaruhi dalam yang buruk bagi kesehatan pekerja itu sendiri
kehidupan sehari-hari adalah bekerja. (Suma’mur, 2009). Kelelahan emosional ini
Pengaruh dari wabah ini dirasakan oleh erat kaitannya dengan burnout. Burnout
semua lapisan masyarakat khususnya di dinyatakan sebagai sindrom kelelahan
Indonesia. Tenaga kesehatan salah satunya emosional, depersonalisasi dan reduced
yaitu perawat menjadi garda terdepan bagi personal accomplishment yang terjadi pada
pemutusan jaringan tertular covid-19 ini. individu yang melakukan pekerjaan dalam
Perawat yang turut merasakan dampaknya memberikan pelayanan kepada orang lain dan
secara langsung karena pada dasarnya ini sejenisnya (Maslach & Jackson, 1996).
adalah salah satu tugas yang harus dipenuhi. Burnout ditandai dengan gejala-gejala yang
Sama halnya dengan pernyataan yang berkembang karena periode stres kerja yang
dikeluarkan oleh WHO (World Health berlarut-larut (Maslach 1993). Hoskins
Organization) bahwa dengan adanya covid- (2013) menyatakan bahwa perawat yang
19 ini menjadi pengingat dari vitalnya peran mengalami burnout beresiko melakukan
perawat. Perawat menjadi momok kesalahan yang berpotensi merugikan pasien.
pembicaraan dalam perkembangan kasus Perawat yang mengalami burnout dalam
covid-19 ini, sehingga banyak pula media masa covid-19 ini selain dapat
yang menyoroti kasus-kasus yang berkaitan membahayakan pasiennya namun juga dapat
dengan perawat dalam masa covid-19 ini. membahayakan perawat itu sendiri. Burnout
Menurut Pusat Penelitian Kependudukan disebabkan oleh beberapa faktor seperti
dalam LIPI, mengatakan bahwa PPNI faktor individual dan situasional (Maslach,
menyebutkan hingga Mei 2020 sudah ada 20 Schaufeli dan Leiter, 2001). Menurut

47
JIVA: Journal of Behavior and Mental Health E-ISSN : 2723-4363
Vol. 1. No. 2, Desember 2020, 46 – 54

Cherniss (1987) gaya kepemimpinan, Iklim organisasi yang tinggi atau positif dapat
kekuatan struktur dan iklim organisasi pun berpengaruh terhadap tingkat burnout pada
dapat mempengaruhi burnout pada tingkat perawat dalam masa covid-19 ini. Menurut
individu. Burnout dapat muncul ketika Kusnanto (2003) perawat adalah seorang
lingkungan kerja yang tercipta tidak sesuai profesional yang memiliki kemampuan,
dengan standar harapan individu itu sendiri. tanggung jawab dan kewenangan
Lingkungan kerja ini tergambar dalam iklim melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan
organisasi. Triguni (2000) mendefinisikan pada berbagai jenjang pelayanan
iklim organisasi sebagai pandangan atau keperawatan. Tugas perawat berdasarkan
persepsi terhadap kondisi kerja yang lokakarya yang diterbitkan pada tahun 1983
tercermin dalam sikap, perilaku, kepercayaan, yaitu menyampaikan rasa hormat kepada
cita-cita, pendapat dan tindakan yang pasien, memberi penjelasan kepada pasien,
mendorong sumber daya manusia terlibat menghargai pasien, berkomunikasi yang
dalam organisasi untuk bekerja. Iklim berorientasi pada pasien, tidak menghina dan
organisasi kaitannya dengan burnout ini memahami pasien. Kenyataannya, perawat
mendapat perhatian dalam berbagai harus melakukan tugasnya meski dalam
penelitian. Seperti pada penelitian yang keadaan apapun salah satunya adalah dalam
dilakukan oleh Sahrah (2018) yang keadaan bahaya penyebaran wabah covid-19
menunjukan bahwa adanya hubungan negatif ini. Pemenuhan tugas ini pun dapat menjadi
antara iklim organisasi dengan burnout. Hal salah satu penyebab perawat mengalami
tersebut berarti semakin tinggi tingkat iklim burnout. Berkaitan dengan hal tersebut, di
organisasi maka semakin rendah tingkat salah satu daerah yaitu Lebak memiliki
burnout. Selanjutnya penelitian oleh Asi jumlah kasus covid-19 yang di tampilkan
(2014) menemukan bahwa iklim organisasi oleh Pemerintah Kabupaten Lebak
berpengaruh secara langsung dan negatif (https://siagacovid19.lebakkab.go.id/data)
terhadap munculnya burnout. Iklim dimana ada sebanyak 674 orang dengan 29
organisasi menjadi sangat penting bagi orang yang terkonfirmasi positif covid-19.
keberlangsungan proses bekerja seorang Dalam penanggulangannya, Lebak
perawat. Penciptaan iklim kerja yang positif telah mempersiapkan 10 posko penjagaan di
adalah kunci keberhasilan dan kemajuan perbatasan dalam upaya pencegahan keluar
organisasi dan sangat penting untuk mencapai masuknya warga dari luar kota. Dinas
pekerjaan terbaik (Kassem dan Gaber, 2015). Kesehatan Kabupaten Lebak pun telah

48
JIVA: Journal of Behavior and Mental Health E-ISSN : 2723-4363
Vol. 1. No. 2, Desember 2020, 46 – 54

melaksanakan Drive Thru Rapid Test yang dengan situasi dan kondisi yang berbeda dari
juga mengikuti protokol kesehatan yang sebelumnya, adanya situasi covid-19 ini
diberlakukan. Dalam satu kesempatan, Bupati membuat Rumah sakit lebih memperhatikan
Lebak yaitu Ibu Hj. Iti Octavia menyebutkan iklim organisasi yang ada demi terjaganya
bahwa perawat merupakan ujung tombak lingkungan yang positif sebagai salah satu
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat yang dapat meminimalisir munculnya
yang diikuti pula dengan pernyataan bahwa burnout dalam tingkat individu. Dalam
Lebak masih kekurangan perawat bahkan penelitian ini, dimana ingin melihat apakah
berkisar 400-600 orang. Berdasarkan iklim organisasi mempengaruhi tingkat
pernyataan Bupati Lebak tersebut, perawat burnout pada perawat rumah sakit di Lebak
yang karena populasinya masih kurang, juga dalam masa covid-19 ini.
dimana dalam kasus covid-19 ini peran para METODE
perawat sangatlah penting. Perawat dapat Responden Penelitian. Responden
bekerja lebih padat dari biasanya sehingga dalam penelitian ini adalah perawat yang
akan membuat para perawat merasa cepat bekerja di rumah sakit di Lebak dalam masa
lelah. Pekerjaan padat ini berkaitan dengan covid-19 dengan masa kerja 1 tahun di rumah
beban kerja perawat. Menurut buku tulisan sakit saat ini. Responden yang digunakan
Suzanne Waddil-goad yang berjudul Nurse dalam penelitian ini berjumlah 177 sesuai
Burnout, bahwa salah satu penyebab dengan perhitungan Tabel Isaac and Michael
terjadinya burnout pada perawat adalah beban dimana populasi sebanyak 360 orang dengan
kerja dan tekanan waktu yang tinggi. Jika hal signifikansi 5%.
ini semua dirasakan terus menerus dan
berkepanjangan maka akan menimbulkan
stres. Salah satu penyebab munculnya stres Desain Penelitian. Penelitian ini
kerja yang tinggi adalah iklim organisasi merupakan penelitian kuantitatif dengan
yang tidak sehat (Robbins, 2008; Wagner dan desain analisis regresi. Teknik pengambilan
Hollenbeck, 2010; Luthans, 2011; Gibson et sampel yang digunakan yaitu purposive
al., 2012). Iklim organisasi yang tinggi atau sampling.
positif dapat meminimalisir terjadinya Instrumen Penelitian. Penelitian ini
burnout kaitannya dengan faktor- faktor yang menggunakan dua alat ukur yang diadaptasi
menjadi penyebab munculnya burnout itu oleh peneliti. Alat ukur iklim organisasi yaitu
sendiri. Lebih lanjut, dalam hal ini berkaitan CLIOR Scale Short Version yang berisi 15
49
JIVA: Journal of Behavior and Mental Health E-ISSN : 2723-4363
Vol. 1. No. 2, Desember 2020, 46 – 54

item dengan mengikuti perkembangan dan pada tanggal 5 Juli 2020 hingga 15 Juli 2020.
pedoman psikometri terbaru (Asosiasi Tahap kedua, dilakukan field study dimulai
Penelitian Pendidikan Amerika, Asosiasi pada tanggal 16 Juli 2020 hingga 25 Juli
Psikologi Amerika & Dewan Nasional 2020. Dalam penelitian ini, sebelum
tentang Pengukuran). Alat ukur ini kuesioner disebar secara online, kedua alat
menggunakan skala likert dengan 4 pilihan ukur yang digunakan sudah melalui proses
jawaban yaitu 1 = Sangat tidak setuju, 2 = expert judgement oleh dosen pengampu yang
Tidak setuju, 3 = Setuju dan 4 = Sangat telah disesuaikan. Setelah dilakukan expert
setuju. Alat ukur yang digunakan untuk judgement, dilanjutkan dengan menyebarkan
burnout yaitu Maslach Burnout Inventory kuesioner secara online mengingat situasi
(MBI) yang berisi 22 item. Alat ukur ini yang harus mematuhi protocol kesehatan.
menggunakan skala likert dengan 4 pilihan Setelah dilakukan penyebaran tahap pertama,
jawaban yaitu 1 = Sangat tidak setuju, 2 = kemudian dilanjutkan dengan uji validitas dan
Tidak setuju, 3 = Setuju dan 4 = Sangat setuju reliabilitas kedua alat ukur. Setelah
untuk item favorable. Sedangkan untuk item memenuhi syarat uji validitas dan reliabilitas,
unfavorable yaitu 1 = Sangat setuju, 2 = kemudian dilanjutkan dengan pengambilan
Setuju, 3 = Tidak setuju dan 4 = Sangat tidak data tahap kedua. Terakhir, dilakukan uji
setuju. Iklim organisasi merupakan aspek- asumsi klasik dan uji regresi.
aspek yang dirasakan oleh anggota
Analisa Data. Alat ukur yang
organisasi. Denison dalam Armstrong (2006)
memenuhi untuk digunakan ketika sudah
mengatakan bahwa iklim organisasi mengacu
melewati proses uji validitas dan reliabilitas.
pada aspek- aspek lingkungan yang secara
Hasil dari uji validitas alat ukur iklim
sadar dirasakan oleh anggota organisasi.
organisasi adalah terdapat 1 item yang gugur
Sedangkan burnout merupakan suatu keadaan
dari 15 item. Total akhir dari item alat ukur
dimana individu mengalami kondisi
iklim organisasi adalah 14 item. Hasil uji
kelelahan secara emosional yang berlangsung
validitas alat ukur burnout adalah terdapat 2
dengan waktu yang cukup panjang dan
item yang gugur dari 22 item. Hasil uji
menyebabkan perubahan sikap dan perilaku
reliabilitas pada alat ukur iklim organisasi
yang cenderung negatif.
didapatkan angka Cronbach’s Alpha 0,804 (r
Prosedur Penelitian. Tahap > 0,7) yang berarti alat ukur ini dapat
pengambilan data dalam kurun waktu 20 hari. dikatakan reliabel. Selanjutnya, hasil uji
Tahap pertama, dilakukan pilot study dimulai reliabilitas pada alat ukur burnout di dapatkan
50
JIVA: Journal of Behavior and Mental Health E-ISSN : 2723-4363
Vol. 1. No. 2, Desember 2020, 46 – 54

angka Cronbach’s Alpha 0,880 (r > 0,7) yang berjenis kelamin perempuan dengan jumlah
berarti alat ukur ini dapat dikatakan reliabel. sebanyak 100 orang (56.5%) dan berjenis
HASIL kelamin laki-laki sebanyak 77 orang (43.5%).
Dalam penelitian ini, dilakukan uji Tabel 3. Gambaran Responden
Menurut Status Pernikahan
deskripif, uji asumsi klasik yaitu uji Status Persentase
Pernikahan Frekuens (%)
normalitas dan homogenitas dan uji regresi. i
Berikut adalah tabel dari hasil perhitungan Belum 72 40.7
menikah
dalam penelitian.
Sudah 105 59.3
Tabel 1. Gambaran Responden menikah
Menurut Usia TOTAL 177 100
Usia Frekuens Persentase
i (%) Berdasarkan Tabel 3 diatas bahwa
20-25 63 35.6 responden dalam penelitian paling banyak
26-30 79 44.6
yang berstatus sudah menikah dengan jumlah
31-35 21 11.9
36-40 13 7.3 sebanyak 105 orang (59.3%) dan berstatus
41-45 1 0.6 belum menikah dengan jumlah sebanyak 72
TOTA 177 100
orang (40.7%).
L
Berdasarkan Tabel 1 diatas bahwa responden
dalam penelitian ini paling banyak berada pada Tabel 4. Gambaran Iklim Organisasi
Keterangan Frekuensi Persentase (%)
kategori usia 26-30 tahun sejumlah 79 orang Tinggi 177 100
(44.6%), usia 20-25 tahun sejumlah 63 orang TOTAL 177 100
(35.6%), usia 31-35 tahun sejumlah 21 orang Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat
(11.9%), usia 36-40 tahun tahun sejumlah 13 bahwa semua responden atau sebanyak 177
orang (7.3%) dan yang paling sedikit adalah orang menggambarkan tingkat iklim organisasi
usia 41-45 tahun sejumlah 1 orang (0.6%). yang tinggi.
Tabel 2. Gambaran Responden Tabel 5. Gambaran Burnout
Menurut Jenis Kelamin Persentase
Keteranga Frekuens
Persentase (%)
Jenis Frekuens n i
(%)
Kelamin i Tinggi 93 52.5
Laki-laki 77 43.5 Sedang 34 19.2
Perempuan 100 56.5 Rendah 50 28.2
TOTAL 177 100 TOTAL 177 100

Berdasarkan Tabel 2 diatas bahwa Berdasarkan Tabel 5 diatas bahwa


responden dalam penelitian ini paling banyak responden pada kategori tingkat burnout yang

51
JIVA: Journal of Behavior and Mental Health E-ISSN : 2723-4363
Vol. 1. No. 2, Desember 2020, 46 – 54

lebih banyak adalah kategori tinggi dengan dapat disimpulkan Ha ditolak. Hal ini berarti
jumlah 93 orang (52,5%), lalu kategori rendah menunjukkan tidak ada pengaruh yang
dengan jumlah 50 orang (28,2%) dan yang signifikan iklim organisasi terhadap burnout
paling sedikit adalah kategori sedang dengan pada perawat rumah sakit di Lebak dalam
jumlah 34 orang (19,2%). masa covid-19.
Tabel 6. Uji Normalitas KESIMPULAN
Sig. Keteranga Dalam tahap pertama dan kedua di
n
penyebaran data yang berlangsung selama 20
.061 Normal
hari mendapatkan repsonden sebanyak 237
Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat
orang dengan pembagian data pilot study
bahwa nilai Sig. (2-tailed) antara iklim
sebanyak 60 responden dan data field study
organisasi dan burnout adalah sebesar 0.061.
sebanyak 177 responden. Dari 177 data
Sig > 0.05. Maka sesuai dengan dasar
responden diketahui bahwa lebih banyak
pengambilan keputusan dalam uji normalitas
responden perempuan, untuk usia terbanyak
Kolmogorov-Smirnov diatas, dapat
ada pada rentang 26-30 tahun dan dalam status
disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.
pernikahan terbanyak adalah data yang sudah
Tabel 7. Uji Homogenitas
Sig. Keteranga menikah. Gambaran iklim organisasi di rumah
n
sakit Lebak terbilang tinggi dan gambaran
.318 Homogen
burnout pada perawat di Lebak pun terbilang
Berdasarkan Tabel 7 di atas diketahui bahwa tinggi.
data pada variabel iklim organisasi dan
Berdasarkan hasil yang di dapat dalam
burnout memiliki varians kelompok yang sama
penelitian ini, menunjukkan bahwa tidak ada
atau homogen karena didapati nilai sig > .05.
pengaruh yang signifikan iklim organisasi
Tabel 8. Uji Regresi
Unstandarize Sig terhadap burnout pada perawat rumah sakit di
d Lebak dalam masa covid-19 ini. Pengaruh
Coefficients iklim organisasi terhadap burnout hanya
.194 .283 sebesar 0.7%. Penelitian ini didukung dengan
pernyataan yang dikemukakan oleh Madziatul
Berdasarkan Tabel 8 di atas uji regresi iklim
(2011) bahwa burnout tidak hanya dipengaruhi
organisasi terhadap burnout pada perawat
oleh faktor-faktor lingkungan saja, tetapi juga
dengan rentang usia 20-45 diperoleh nilai
dipengaruhi oleh faktor-faktor individual atau
signifikansi sebesar .283 (p > 0.05), maka
faktor internal, seperti tingkat stress,
52
JIVA: Journal of Behavior and Mental Health E-ISSN : 2723-4363
Vol. 1. No. 2, Desember 2020, 46 – 54

kemampuan bekerja, pengetahuan dan ataupun positif covid-19, namun selama masa
keterampilan yang dimiliki oleh seseorang. covid-19 ini banyak pasien yang tercatat.
DISKUSI Pekerjaan yang menjadi lebih padat dan
Dilihat dari hasil penormaan pada data tuntutan tugas ini dapat dilihat dari jumlah data
mengenai iklim organisasi dan burnout bahwa di salah satu rumah sakit, dimana adanya
nilai iklim organisasi tinggi dan nilai burnout lonjakan pasien dari bulan Juni sebanyak 872
pun tinggi yang berarti tidak memiliki orang dan di bulan Juli sebanyak 1.154 orang.
pengaruh yang negatif seperti pada penelitian Hal tersebut memberikan gambaran bahwa
sebelumnya. Mengetahui ini, semakin jelas perawat bisa merasa lelah secara emosional
bahwasanya covid-19 sebagai situasi dan karena beban kerja yang padat di masa
kondisi yang istimewa memberikan temuan penyebaran wabah covid-19 ini. Perawat yang
yang berbeda. Burnout yang tinggi pada harus menjalankan tugasnya dalam masa
perawat di Lebak bukan disebabkan oleh iklim covid- 19 ini perlu merasa aman ketika
organisasi, karena secara data iklim organisasi berhadapan dengan pasien baik itu dalam
Rumah Sakit yang ada di Lebak sangat tinggi. status pemantauan ataupun pasien biasa. Hal
Hal tersebut berarti pihak Rumah Sakit telah tersebut dikarenakan sesuai dengan hak
memperjuangkan secara optimal bagaimana seorang perawat dimana mereka harus merasa
suasana, lingkungan dan aspek-aspek penting terlindungi dalam setiap proses kerja.
dalam menunjang kenyamanan, keamanan dan
Penelitian ini memiliki limitasi secara
terhindarnya dari bahaya-bahaya yang tidak
metodologi yaitu tidak mengontrol faktor-
terduga ataupun tidak diinginkan. Burnout
faktor dan variabel lain selain iklim organisasi.
yang tinggi bisa disebabkan oleh faktor-faktor
Selanjutnya, dalam hal sampel dan
lainnya. Maslach, Schaufeli dan Leiter (2001)
representative hasil data, dimana sebaiknya
mengelompokkan faktor yang mempengaruhi
ada faktor-faktor demografi lainnya selain
burnout menjadi dua, yaitu faktor situasional
usia, jenis kelamin dan status pernikahan yang
dan faktor individual. Burnout yang tinggi
dapat digunakan dalam membatasi penelitian
pada perawat dapat disebabkan oleh hal atau
ini. Mengenai waktu dalam menyebarkan
faktor secara internal seperti kepribadian.
kuesioner pun menjadi salah satu limitasi
Selanjutnya, tuntutan tugas sebagai perawat
dalam penelitian ini. Karena mengingat adanya
pun dapat menyebabkan munculnya burnout.
wabah covid-19 menjadi kesulitan tersendiri
Tidak hanya dalam menangani pasien yang
dalam mencari responden jika dilakukan
menjadi orang dalam status pemantauan
dengan mendatangi langsung perawat ke
53
JIVA: Journal of Behavior and Mental Health E-ISSN : 2723-4363
Vol. 1. No. 2, Desember 2020, 46 – 54

Rumah Sakit setempat. Maslach, C & Schaufeli, W.B 1993. Historical


And Conceptual Development Of
Saran untuk pihak rumah sakit untuk Burnout. In Professional Burnout:
Recent Developments In Theory
dapat melakukan penjadwalan rutin coaching And Research. Washington DC:
dan peer-counseling bagi para perawat agar Taylor & Francis.
Maslach, C., Leiter, M. P., & Schaufeli, W. B.
dapat memantau dan menanggulangi muncul (2001). Job Burnout. Annual Review
dan bahaya karena tingkat burnout yang tinggi. Psychology, 52, 397-422.
Peña-Suárez, E., Muñiz, J., Fonseca-Pedrero,
Juga untuk perawat agar lebih mengenal diri E., & García-Cueto, E. (2013).
sendiri dalam menjalankan pekerjaan, Assessing organizational climate:
Psychometric properties of the
menanggulangi stress dan menyalurkannya. CLIOR Scale. Psicothema, 25(1),
Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk 137-144.
Poghosyan, L., Aiken, L. H., & Sloane, D. M.
meneliti faktor-faktor internal yang menjadi (2009). Factor structure of the
penyebab munculnya burnout. Maslach burnout inventory: an
analysis of data from large scale
cross-sectional surveys of nurses
DAFTAR PUSTAKA from eight countries. International
Asi, S. P. (2014). Pengaruh Iklim Organisasi journal of nursing studies, 46(7),
Dan Burnout Terhadap Kinerja 894-902.
Perawat RSUD Dr. Doris Sylvanus Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge.
Palangka Raya. Jurnal Aplikasi (2008). Perilaku Organisasi Edisi
Manajemen, 11(3), 515-523. ke-12, Jakarta: Salemba Empat.
Cherniss, C. 1987. Staff Burnout ; Job Stress Sahrah, A. (2018). Burnout Perawat
In Human Services. London : Sage Perempuan Ditinjau Dari
Publications. Iklim Organisasi. Psycho Idea,
Goad, W. S (2016). Nurse Burnout: 15(2), 88-97.
Overcoming Stress In Nursing. Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan Dan
Hoskins, K. N. 2013. The Possible Role Of Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta:
Burnout In Nursing Errors. Orlando CV. Sagung Seto.
Kassem, A. H., & Gaber, H. (2015). Triguni. 2000. Kepemimpinan Dalam
Organizational Climate And Its Manajemen. Jakarta: Raja Grafind.
Impact On Nurse's Job Worldometer, 2020. “Covid-19 Coronavirus
Empowerment At Main Mansoura Pandemic”,
University Hospital And Urology Https://Www.Worldometers.Info/C
And Nephrology Center. IOSR oronavirus/, Diakses Pada Mei 2020
Journal Of Nursing And Health
Science (IOSRJNHS), 4(2), 40-48.
Kusnanto. 2003. Profesi Dan Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta :
EGC
Maslach C, Jackson SE, Leiter MP. 1996.
Maslach Burnout Inventory Manual.
Palo Alto, CA: Consult. Psychol.
Press. 3rd ed.

54

Anda mungkin juga menyukai