Anda di halaman 1dari 32

LITERATUR REVIEW

TINGKAT KECEMASAN TENAGA KESEHATAN PADA MASA PANDEMI COVID 19

(THE ANXIETY LEVELS OF HEALTH WORKERS IN PANDEMIC COVID-19)

Disusun untuk memenuhi tugas pada Stase Keperawatan Jiwa Program Profesi Ners Angkatan XL

Dosen Pembimbing: Iyus Yosep. S.Kp. Msi Ph.D

Kelompok 7

Amalina Fildzah F - 220112200006

Inas Shintia Balqis - 220112200007

Nada Shofi Salsabila - 220112200014

Nidya Fildza Hadiani 2201102200015

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2020
ABSTRAK

Tujuan literature review adalah mengidentifikasi, menilai dan menginterpretasikan seluruh


temuan-temuan pada suatu topik penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian (research
question) yang telah ditetapkan sebelumnya. Literature review ini dilakukan untuk melihat tingkat
kecemasan tenaga kesehatan pada saat pandemi covid-19. Kecemasan merupakan suatu gangguan
psikologis yang muncul karena adanya suatu bentuk ancaman dari dalam diri akibat perasaan tidak
nyaman,khawatir atau was-was yang tidak disadari secara langsung.

Metode : Artikel yang digunakan dalam penyusunan literature review ini merupakan hasil
pencarian dari database Pubmed dan Sciencedirect. Keyword yang digunakan dalam artikel meliputi
populasi dalam penelitian nurse, doctor or physician, health worker, healthcare worker. Interest
penelitian anxiety. Tanpa melakukan perbandingan dan hasil penelitian anxiety level. Tahun
penelitian maksimal 10 tahun terakhir.

Hasil : Dari hasil literature review yang didapatkan bahwa tingkat kecemasan tenaga kesehatan
khususnya dokter dan keperawatan berada dalam tingkat kecemasan ringan. Persentase dari kedua
tenaga kesehatan ini mayoritas nilai tertinggi ada pada profesional keperawatan yang mengalami
tingkat kecemasan ringan.

Kesimpulan : Tenaga kesehatan berisiko tinggi mengalami penyakit mental. Pengawasan secara
berkala pada tenaga kesehatan perlu dilakukan. Konsekuensi psikologis akibat tanggung jawab
kerja yang meningkat selama pandemi covid-19 menjadi bagian dari kesiapsiagaan upaya sistem
perawatan kesehatan.

i
DAFTAR ISI

ABSTRAK.............................................................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1

BAB II METODOLOGI PENELITIAN................................................................................................4

2.1 Penentuan Masalah......................................................................................................................4

2.2 Skrining Strategi..........................................................................................................................4

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................................7

3.1 Hasil............................................................................................................................................7

3.2 Pembahasan...............................................................................................................................22

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................................25

4.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................25

4.2 SARAN.....................................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................26

ii
BAB I
PENDAHULUAN

World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa adanya suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus yang terus menerus terjadi dan menjadikan masalah kesehatan serius
bagi masyarakat dunia. Dalam dua puluh tahun terakhir telah terjadi epidemi virus seperti
Severe Acute Respiratory Syndrome coronavirus (SARS-CoV) pada tahun 2002-2003 dan
influenza H1N1 tahun 2009. Selanjutnya ditemukannya sebuah penyakit Middle East
Respiratory Syndrome coronavirus (MERS-CoV) tahun 2012 dan pertama kali diidentifikasi
di Arab Saudi. Kasus terbaru yaitu adanya virus yang menyerang dan menginfeksi
pernapasan yang disebabkan oleh coronavirus yang disebut COVID-19 (Cascella et al,
2020). COVID-19 merupakan virus baru yang sangat menular dan menyebar dengan cepat
secara global (Rosyanti, 2020). COVID-19 ini merupakan suatu virus yang sangat berbahaya,
terbukti virusini telah menjadi pandemi global dan telah menyerang 219 negara.

Berdasarkan data Satgas COVID-19, di seluruh dunia saat ini angka kasus positif
COVID-19 sudah mencapai 48 juta, angka kesembuhan sebanyak 31,8 juta dan angka
kematian mencapai 1,22 juta. Di Indonesia sendiri pada 4 November 2020 angka kejadian
COVID-19 mengalami peningkatan lebih dari 3000 kasus. Total kasus positif COVID-19
yaitu sebanyak 422.000 kasus dengan angka kematian sebanyak 14.259 ribu (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Dengan adanya data tersebut maka kondisi saat ini
dapat dikatakan sebagai pandemi. Pandemi sendiri merupakan sebuah epidemic yang
menyebar di beberapa negara serta menjangkit banyak orang (Ilpaj, 2020).

Perlu diakui bahwa tenaga kesehatan berada pada garis terdepan dalam menghadapi
pandemi COVID-19 ini. Tenaga kesehatan yang menangani pasien covid-19 perlunya
mendapat perhatian khusus karena yang mereka tangani merupakan pasien dengan resiko
tinggi menularkan virus (Rosyanti, 2020). Para tenaga kesehatan yang berada pada garis
terdepan beresiko lebih tinggi terinfeksi, bekerja dibawah tekanan, stres yang tinggi, jumlah
jam kerja yang relatif lebih lama, beban kerja berlebih, pada beberapa daerah tidak adanya
pelatihan yang tepat dan alat perlindungan diri yang memadai. Mereka juga menghadapi
situasi yang belum pernah dihadapi sebelumnya, seperti mengalokasikan sumber daya yang
kurang untuk pasien yang sama-sama membutuhkan, terbatasnya sumberdaya penyedia

1
2

perawatan, kurangnya obat-obatan tertentu, serta ketidakseimbangan antara kebutuhan


pribadi dengan kebutuhan pasien (Greenbreg, 2020). Banyak tenaga kesehatan yang akan
sulit menghadapi situasi tersebut dan akhirnya menimbulkan permasalahan psikologis. Selain
takut terpapar virus corona, mereka cuma mengalami kecemasan dan ketakutan akan
kegagalan dalam menghadapi prognosis yang buruk dan secara teknis tidak memadai untuk
membantu pasien (Rosyanti, 2020).

Tenaga kesehatan sebagai garda terdepan untuk menangani COVID-19 pasti akan
mengalami berbagai dampak yang diterima, terutama perawat dan dokter yang lebih sering
berinteraksi dengan pasien COVID-19. Dampak yang paling nyata adalah ikut terpapar virus
corona hingga kehilangan nyawa, dibuktikan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang
mencatat sampai dengan 23 Juni 2020 ada sebanyak 38 dokter yang sudah terkonfirmasi
meninggal karena COVID-19 di Indonesia. Sedangkan menurut data Perhimpunan Perawat
Nasional Indonesia (PPNI), sampai tanggal 23 Juni 2020, secara nasional ada 30 perawat
yang meninggal dunia, 129 perawat positif COVID-19, 717 berstatus Orang Dalam
Pengawasan (ODP) dan 64 dalam status Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Data tersebut
terus meningkat hingga pada bulan September 2020 PPNI, IDI, dan Perhimpunan Dokter
Gigi Indonesia (PDGI) mengatakan bahwa terdapat 92 perawat, 127 dokter, dan 9 dokter gigi
yang meninggal dunia karena terpapar COVID-19. International Council Nurse (ICN) pada
bulan Mei 2020 mengatakan, ada 90.000 tenaga kesehatan yang terpapar virus corona dan
260 diantaranya adalah perawat yang kehilangan nyawanya.

Dampak lainnya yang diterima oleh tenaga kesehatan selain terpapar COVID-19
adalah dampak psikologis yang dirasakan oleh para tenaga medis yang merawat pasien
COVID-19 secara intensif. Menurut Huang (2020) gangguan mental atau psikologis yang
terjadi pada pandemi COVID-19 ini ialah kecemasan, ketakutan, stress, depresi, panik,
kesedihan, frustasi, marah, serta menyangkal (Dinah, 2020). Gangguan tersebut tidak hanya
terjadi pada masyarakat umum, namun lebih dirasakan oleh tenaga kesehatan terutama dokter
dan perawat yang melakukan kontak langsung dengan pasien COVID-19. Reaksi terkait
stres pada tenaga kesehatan meliputi perubahan konsentrasi, lekas marah, cemas, susah
tidur, berkurangnya produktivitas, dan konflik antar pribadi, dalam kasus selanjutnya,
mereka akan mengalami kondisi kejiwaan yang lebih parah, pemisahan dari keluarga, situasi
abnormal, peningkatan paparan, ketakutan akan penularan COVID-19, perasaan gagal
3

dalam menangani prognosis yang buruk, fasilitas teknis yang tidak memadai, APD, alat
dan peralatan, untuk membantu merawat pasien (Rosyanti, 2020).

Lai et al (2020) menyebutkan hasil penelitiannya tentang 44,6% gejala kecemasan


ditunjukkan oleh dokter dan perawat yang melakukan perawatan intensif pada pasien
COVID-19. Dalam studi lain oleh Huang et al. (2020), melaporkan level kecemasan yang
lebih tinggi di antara penyedia layanan kesehatan yang telah dilaporkan sebelumnya selama
wabah pandemi COVID-19 dan cenderung memiliki dampak jangka panjang dan pendek bagi
kesehatan mental. Penelitian yang dilakukan oleh Juan et.al (2020) yang mengidentifikasi
kecemasan pada staff rumah sakit di Chongqing prevalensi tekanan psikologis salah satunya
gejala kecemasan mencapai (31,6%). 41,9% tenaga kesehatan mengalami kecemasan dengan
18,3% berada pada tingkat kecemasan berat Khanal et,al (2020).

Untuk meningkatkan self efficacy tenaga kesehatan dalam memberikan perawatan


pada pasien COVID-19, kecemasan pada tenaga kesehatan perlu segera diatasi. Apabila
kecemasan pada tenaga kesehatan tidak segera diatasi, ada kemungkinan akan terjadi cedera
moral pada tenaga kesehatan. Cedera moral yang dialami menyebabkan staf tenaga
kesehatan pada garis depan cenderung mengembangkan pikiran negatif, mengenai diri
mereka sendiri atau orang lain, disertai dengan emosi negatif yang kuat (misalnya rasa
bersalah), yang dari waktu ke waktu dapat mengakibatkan kesulitan kesehatan mental
termasuk gangguan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) (Rosyanti, 2020). Dengan
memiliki pikiran dan emosi yang selalu positif dapat juga untuk mempertahankan dan
meningkatkan imunitas di dalam tubuh, sehingga kondisi fisik tenaga kesehatan menjadi
lebih kuat (Dinah, 2020).
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Penentuan Masalah

Bagaimana tingkat kecemasan yang terjadi pada tenaga kesehatan di saat pandemi
COVID-19?

2.2 Skrining Strategi

Database yang digunakan dalam pencarian literatur menggunakan Pubmed dan


Science Direct. Keywords pencarian artikel yang ditentukan dalam bahasa Inggris untuk
melakukan pencarian artikel, meliputi populasi dalam penelitian nurse, doctor or physician,
health worker, healthcare worker. Interest penelitian anxiety. Tanpa melakukan
perbandingan. Outcome penelitian anxiety level. Hasil pencarian dari database, didapatkan
sebanyak 1827 artikel. Pada database Pubmed 679 artikel, database Science direct 1147
artikel dan duplikasi artikel yang sama pada database Pubmed dan Science direct yaitu 40
jurnal.

Tabel Jumlah Artikel yang didapatkan

Database Jumlah

Pubmed 679
Science direct 1147
Duplikasi 40

Jumlah 1866

Dari masing - masing artikel kelompok sudah melakukan inklusi yaitu full text dan
free akses. Pada tahap awal melakukan skrining judul pada database Pubmed didapatkan 679
artikel dan Science direct 1147. Selanjutnya pada tahap skrining dengan sesuai kriteria
inklusi meliputi tahun, jenis dan subjek didapatkan hasil pada Pubmed didapatkan sebanyak
625 dan Science direct sebanyak 352. Pada tahap skrining abstrak menggunakan database
Pubmed didapatkan 21 artikel dan Science direct didapatkan 9 artikel. Dilihat pada bagian isi
secara keseluruhan yang sesuai dengan kata kunci pencarian didapatkan hasil 7 pada database
Pubmed dan 9 pada database Science direct. Secara keseluruhan jumlah artikel yang
digunakan sebanyak 16 artikel.

Jumlah Artikel yang di Analisis

Database Jumlah

Pubmed 7
Science direct 9

4
5

Jumlah 16

Bagan Prisma

Jumlah artikel berdasarkan


hasil pencarian di
Identifikasi

pangkalan data (1866) :


Pubmed : 709
Science direct : 1157
Artikel disimpan dalam program
pengaturan referensi Mendeley
(1866) untuk memeriksa adanya
duplikasi. 40 artikel duplikasi
Membaca 1826 artikel yang
berfokus pada abstrak dan
Seleksi

judul
Hasil pencarian sesuai dengan kriteria
inklusi (977)
PubMed (625)
Science direct (352)
Tersisa 977 artikel yang
sesuai dengan kriteria
Judul dan abstrak artikel yang sesuai
inklusi kajian
dengan kajian (32)
Persyaratan

Pubmed (21)
Sesuai

Science direct (11)


Tersisa 16 artikel yang Artikel lengkah dan sesuai dengan kajian
sesuai dengan kriteria (16)
kajian Pubmed : 7
Science direct : 9
Kajian lebih lanjut

Enam belas (16) artikel


penelitian dari berbagai negara
digunakan dalam kajian literatur
review tentang kecemasan
tenaga kesehatan di saat masa
pandemi Covid-19 khususnya
dokter dan perawat

Proses analisis yang telah dilakukan, yaitu dengan membaca dan memahami konten
artikel minimal 3 kali, membuat tabel ekstraksi data. Kemudian membaca tabel, menganalisa
dengan cara mencari persamaan, perbedaan, dan membandingkan. Setelah itu menentukan
kategori utama dari tabel ekstraksi dan ditemukan 2 kategori utama, yaitu tingkat kecemasan
6

pada perawat pada masa pandemi covid-19 dan tingkat kecemasan pada dokter pada masa
pandemi covid-19. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah systematic literature
review.

Systematic literature review adalah metode literatur review yang mengidentifikasi,


menilai, dan menginterpretasi seluruh temuan-temuan pada suatu topik penelitian untuk
menjawab pertanyaan penelitian (research question) yang telah ditetapkan sebelumnya.
Metode systematic review dilakukan secara sistematis dengan mengikuti tahapan dan
protokol yang memungkinkan proses literatur review terhindar dari bias dan pemahaman
yang bersifat subjektif dari penelitinya. Adapun tahapan penelitian dari systematic review
adalah sebagai berikut:

1. Planning

Research Question (RQ) adalah bagian awal dan dasar dari pembuatan literature review.
Research question digunakan untuk menuntun proses dalam pencarian dan ekstraksi literatur.
Analisis dan sintesis data sebagai hasil dari systematic literature review. Formulasi research
question didasarkan pada elemen yang disebut dengan PICO. Selanjutnya membuat PICO
yang telah ditentukan oleh penulis.

P : nurse, doctor or physician, health worker, healthcare worker

I : anxiety

C:-

O : anxiety level

2. Conducting

Tahapan conducting adalah tahapan yang berisi dari pelaksanaan systematic review yang
telah ditentukan. Dalam tahap ini membuat untuk penentuan keyword pencarian literatur
(search string) yang basisnya adalah dari PICO yang telah dibuat. keyword yang telah
ditentukan adalah “Anxiety, Health Worker, Health Workers, Nurse, Ners, Doctor, Pandemic,
Covid-19”. Selanjutnya menentukan sumber database yang akan digunakan yaitu Pubmed
dan Science Direct.

3. Reporting

Reporting adalah tahapan penulisan hasil dari systematic review dalam bentuk tulisan.
Struktur penulisannya yaitu Pendahuluan (Introduction), Utama (main body), dan
Kesimpulan (Conclusion).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Berdasarkan hasil pencarian artikel didapatkan 16 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. kemudian dianalisis pada tabel berikut :

No Judul (tahun) Penulis Negara/lokas Metode Instrumen Populasi Sampel Tingkat Keyword
i penelitian kecemasan jurnal dan

Database

1 Psychological distress Keubo, cameroon deskriptif HADS Tenaga 292 Pada Keywords:
among health care François cross- (Hospital profesion responden penelitian ini Anxiety;
professionals of the Roger sectional Anxiety al terbanyak Cameroon;
three COVID-19 most Nguépy and kesehatan adalah dokter Depression;
affected Regions in Mboua, et al. Depression di 3 25,30% dan Health
Cameroon: Prevalence scale) wilayah perawat professional;
and associated factors yang 57,50%. Psychologica
(2020) paling Bahwa skor 8 l distress.
terkena - 10
dampak ringan;11- 14 Database :
sedang dan Science
15-21 parah. Direct
Kecemasan
ringan
42,20%,

7
8

kecemasan
sedang
27,10% dan
kecemasan
berat 15,10%.
Paling banyak
dan tertinggi
dalam
kecemasan
yaitu perawat
sebanyak
57,90% hal
ini dikaitkan
dengan faktor
usia,kategori
pekerjaan,tak
ut
terkontaminas
i dan
ketakutan
akan
kematian.

2 Psychological stress Yarong Ma, China A cross- Generalize Perawat 34 24,5% Keywords
among health care Robert sectional d Anxiety kesehatan Responden menderita COVID-19
professionals during Rosenheck, online Disorder profesion terdiri dari kecemasan Health care
the 2019 novel Honbo He survey (GAD-7) al (HCP) 20 dokter ringan yang professionals
coronavirus disease dan 14 dimana Intensive
Outbreak: Cases from perawat hasilnya care units
online consulting GAD-7 lebih Psychologica
customers dari sama l distress
(2020) dengan 5, hal Online
9

ini lebih mental health


tinggi pada services
kondisi di
ruang ICU Database :
dan RM Science
dibandingkan Direct
pada
departemen
lain.
Skor yang
didapatkan
<5:tidak ada
kecemasan,
5 : ringan,
10 : sedang
dan 15 : berat.

3 Psychological status Ziwei Teng, China A cross- Self-Rating Garis 2614 23,4% atau Keywoards :
and fatigue of frontline Zirou Wei, et sectional Anxiety terdepan Responden. kategori
staff two months after al. survey Scale untuk Dengan ringan hal ini
the COVID-19 (SAS) menanga teknik terjadi pada
pandemic outbreak in terdiri dari ni covid- snowball pekerja Database :
China: A cross- 20 item 19 sampling komunitas Science
sectional study strategy. mengalami Direct
(2020) Dibagi nilai
menjadi kecemasan
lima yang tertinggi
kelompok dari
(pekerja kelompok
komunitas, lainnya.
petugas Dengan
kesehatan, kriteria tidak
10

relawan, ada
administrasi kecemasan
pasar, dan (skor 0-49),
lain-lain). kecemasan
ringan (50-
59),
kecemasa
n sedang
(60-69),
dan
kecemasa
n berat (≥
70).
4 Anxiety and depression Moluk Iran Cross- Generalize Perawat 441 Didapatkan Keywords:
and the related factors Pouralizadeh, sectional d Anxiety di seluruh Responden 171 perawat Anxiety
in nurses of Guilan Zahra study Disorder-7 RS di tidak Depression
University of Medical Bostani, Guilan, mengalami COVID-19
Sciences hospitals Saman Iran kecemasan, Nurse Guilan
during COVID-19: A Maroufizade 153 Iran
web-based cross- h, Atefeh kecemasan
sectional study Ghanbari, ringan, Database :
(2020) Maryam kecemasan Science
Khoshbakht, sedang 87, Direct
Sayed dan 84
Amirhossein kecemasan
alavi, Sadra berat.
Asharfi Didapatkan
hasil sebagian
besar
mengalami
kecemasan
11

ringan ke atas
karena
merupakan
seseorang
yang
mengobati
pasien covid-
19 dengan
adanya
kecemasan
pada
penularan
terhadap
dirinya
maupun
keluarga.

5 Psychological distress Elkholy, H., China cross- Generalize Dokter 195 dokter 132 dokter Keyword :
surveillance and Tawfik, F., sectional d Anxiety dan 261 (67.7%) tidak Viral
related impact analysis Ibrahim, I., study Disorder 7 perawat perawat ada infection,
of hospital Salah El-din, performed (GAD-7) di 5 kecemasan, COVID-19,
staff during the W., Sabry, via an rumah 51 dokter Mental
COVID-19 epidemic in M., online sakit (26.2%) health,
Chongqing, China Mohammed, survey nasional kecemasan Hospital staff
(2020) S., … Omar, china ringan,
A. N. yang 12 dokter Database:
menanga (6.2%) Science
ni kecemasan direct
COVID1 sedang - berat
9
12

180 perawat
(69%) tidak
ada
kecemasan
72 perawat
(27.6%)
kecemasan
ringan,
9 perawat
(3.4%)
kecemasan
sedang-berat

6 Psychological status of Elhadi, M., Libya multi- Hospital Tenaga 745 dokter Normal Keyword :
healthcare workers Msherghi, center Anxiety kesehatan dan perawat (HADS <7) Depression,
during the civil war A., Elgzairi, cross- and termasuk 160 perawat Anxiety,
and COVID- M., sectional Depression dokter dan dokter Healthcare
19 pandemic: A cross- Alhashimi, survey Scale dan (21.5%), worker,
sectional study A., (HADS) perawat Borderline COVID-19,
Bouhuwaish, Rumah abnormal SARS-CoV-
A., Biala, M., sakit di (HADS 8–10) 2,
… Libyan 237 perawat Civil war
Albakoush, dan dokter
A. (31.8%), Database :
Abnormal Science
(HADS 11– direct
21) 348
perawat dan
13

dokter
(46.7%)

7 Survey of prevalence Gupta, S., India Deskriptif Hospital Petugas 749 dokter, 264 dokter Keyword :
of anxiety and Prasad, A. S., kuantitatif Anxiety kesehatan 207 (63.2) COVID-19,
depressive Dixit, P. K., and yang perawat mengalami Healthcare
symptoms among 1124 Padmakumar Depression menanga kecemasan workers,
healthcare workers i, P., Gupta, Scale ni covid Hospital
during S., & (HADS) 19 di 103 perawat anxiety,
the coronavirus disease Abhisheka, scale India (26.4) Depression
2019 pandemic across K. selama mengalami score
India 30 Maret kecemasan
2020 Database :
hingga 2 Science
April direct
2020

8 The anxiety levels, Korkmaz, S., China Deskriptif Beck Petugas 30 dokter 13.9 ± 8.7 Keyword :
quality of sleep and life Kazgan, A., kuantitatif anxiety kesehatan 70 perawat dokter, 13.8 ± Coronavirus
and problem-solving Çekiç, S., inventory dari 2 11.2 perawat pandemic,
skills in Tartar, A. S., (BAI) fasilitas Anxiety,
healthcare workers Balcı, H. N., kesehatan Tidak ada Sleep
employed in COVID- & Atmaca, yang kecemasan 41 disturbance,
19 services M. menanga (29%), Problem-
ni kecemasan solving
COVID1 ringan 53 skills,
9 (38%), Quality of
14

kecemasan life
sedang 28
(20%) dan Database :
kecemasan Science
berat 18 direct
(13%).

9 Frontline nurses’ Dyeing Hu, China Cross- Kuisioner : Semua 833 545 perawat Keywords :
burnout, anxiety, et al. sectional The perawat responden (27,1%) Covid-19,
depression, and fear Chinese garda memiliki Frontline
statuses and their version of terdepan kecemasan nurses,
associated factors Zung’s yang rendah, 221 Mental
during the COVID-19 Self-Rating menanga perawat health,
outbreak in Wuhan, Anxiety ni Covid- (11,0%) Burnout,
China: A large-scale Scale 19 di memiliki Anxiety,
cross-sectional study (SAS) rumah kecemasan Depression,
(2020) sakit sedang, dan Fear, China
yang ada 67 perawat
di Wuhan (3,3%) Database :
China memiliki Science
kecemasan direct
tinggi

10 Mental health of Elkholy, et Mesir Cross- Kuisioner : Tenaga 502 175 orang Keywords :
frontline healthcare al. sectional GAD 7 kesehatan responden (36,2%) COVID-19,
workers exposed to Scale (perawat mengalami mental
COVID-19 in Egypt : dan cemas ringan, health,
A call for action (2020) bukan 118 orang depression,
15

perawat) (24,4%) anxiety,


pada 20 mengalami insomnia,
rumah cemas healthcare
sakit di sedang, dan workers
Kairo, 77 orang Introduction
Mesir (15,9%)
mengalami Database :
cemas berat Pubmed

11 Mental health of Antonijevic, Serbia Cross- Kuisioner : Tenaga 1678 1148 Keywords :
medical personnel et al. sectional The 7-item medis responden (43,31%) Anxiety,
during the COVID-19 Generalize (dokter orang COVID-19,
pandemic (2020) d Anxiety garis mengalami medical
Disorder depan, cemas ringan, personnel
Scale dokter 201 orang
(GAD-7) lini (12,99%) Database :
kedua, mengalami Pubmed
perawat cemas
garis sedang, dan
depan, 198 orang
perawat (12,8%)
lini mengalami
kedua, cemas berat
dan
profesi
lainnya)
di Serbia
16

12 Anxiety, Depression Pandey, et al. India Cross- Kuisioner : Junior 82 15 (18,3%) Keywords :
and Behavioural sectional Anxiety doctors responden orang Covid-19,
Changes in Junior survey GAD-7 departem memiliki Anxiety,
Doctors and Medical scale en kecemasan Depression,
Students Associated obstetrik rendah, 8 Medical
with the Coronavirus dan (9,8%) orang students,
Pandemic: A ginekolo memiliki Self-isolation
Cross-Sectional Survey gi yang kecemasan
(2020) bekerja di sedang Database :
institut hingga berat, Pubmed
ilmu sisanya tidak
kedoktera mengalami
n kecemasan
universita
s Banaras
Hindu
Varanasi

13 The prevalence and Liu, et al. China Cross- Zung Self- 600 staf 512 petugas Sebanyak 448 COVID-19;
influencing factors in sectional rating medis kesehatan (87,5%) Medical
anxiety in medical Anxiety yang responden Workers;
workers fighting Scale merawat masuk Anxiety.
COVID-19 in China: A (ZAS) pasien kategori
cross-sectional survey langsung normal, 53 Database :
(2020) terdiri dari responden Pubmed
dokter dan (10,35%)
perawat mengalami
kecemasan
17

ringan, 7
responden
(1,36%)
mengalami
kecemasan
sedang dan 4
responden
(0,78%)
mengalami
kecemasan
berat.

14 Prevalence and Alenazi, et Saudi Arabia Cross- Adaptasi 143.187 4.920 Berdasarkan Healthcare
predictors of anxiety al. sectional dari Tenaga responden total workers
among healthcare Disposition kesehatan responden HCWs
workers in Saudi al Cancer yang didapat Anxiety
Arabia during the Worry menjalan sebanyak COVID-19
COVID-19 pandemic Scale kan tugas 1.552 Silent
(2020) medisnya responden epidemic
selama (31,5%)
masa mengalami Database :
puncak kecemasan Pubmed
Covid 19 ringan, 1.778
di Arab (36,1%)
Saudi dan mengalami
terdaftar kecemasan
melalui sedang dan
email sebanyak
18

Komisi 1.590
Saudi (32,3%)
Departem mengalami
en kecemasan
Kesehata berat.
n.
Total
responden
dokter
sebanyak 734
(14,9%)
dengan 226
(15,9%)
mengalami
kecemasan
ringan, 272
(15.3%)
mengalami
kecemasan
sedang dan
216 (13.6%)
mengalai
kecemasan
berat
Sedangkan
total perawat
sebanyak
19

sebanyak
1913 (38.9%)
dengan 540
(34.8)
mengalami
kecemasan
ringan, 643
(36.2%)
mengalami
kecemasan
sedang dan
730 (45.9%)
mengalai
kecemasan
berat

15 Anxiety and depression Xing, et al. Jinan, China. Cross- Self-Rating Tenaga 309 tenaga Dari total Covid-19,
in frontline health care sectional Anxiety kesehatan medis dokter anxiety,
workers during the Scale di Jinan diantaranya sebanyak 28 depression,
outbreak of Covid-19. (SAS) Infectiou 35 dokter (12,7%) health care
(2020) s Disease dan 274 masuk workers,
Hospital, perawat kategori stress
Jinan, normal, 6
Shandon dokter Database :
g (9.7%) Pubmed
Province, mengalami
20

China. kecemasan
ringan dan 1
dokter
(14.3%)
mengalami
kecemasan
berat.

Sedangkan
dari total
perawat,
sebanyak 193
perawat
(78,1%)
masuk
kategori
normal, 56
perawat
(22,6%)
mengalami
kecemasan
ringan, 19
(7,6%)
mengalami
kecemasan
sedang dan 6
perawat
21

(2,1%)
mengalami
kecemasan
berat.

16 Anxiety among doctors Hasan, et al. Karachi, Cross- GAD-7 Dokter 151 dokter Dari 151 COVID-19,
during COVID-19 Pakistan sectional scale yang dokter, Anxiety,
pandemic in secondary bekerja di sebanyak 69 GAD-7,
and tertiary care Medical (45,7%) Doctors,
hospitals. Superinte memiliki Pandemic
(2020) ndent of gejala
Sindh kecemasan Database :
Governm ringan, 22 Pubmed
ent Qatar (14,6%)
Hospital, memiliki
Karachi.. gejala
kecemasan
sedang dan 5
(3,3%)
memiliki
gejala
kecemasan
berat,
sedangkan
sisanya 55
(36,4%) tidak
memiliki
kecemasan.
3.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil literature review mengenai tingkat kecemasan pada tenaga


kesehatan khususnya perawat dan dokter dari berbagai negara terdapat beberapa instrumen
yang digunakan diantaranya General Anxiety Disorder-7 (GAD-7), Zung Self-rating Anxiety
Scale (ZAS), Self-Rating Anxiety Scale (SAS), Hospital Anxiety and Depression Scale
(HADS), Beck Anxiety Inventory (BAI), dan Adaptasi dari Dispositional Cancer Worry
Scale (DCWS). Dari beberapa instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan
yang paling banyak digunakan adalah General Anxiety Disorder-7 (GAD-7). Kecemasan
merupakan keadaan yang bisa dilami oleh siapapun yaitu gangguan psikologis yang
menimbulkan perasaan tidak nyaman/khawatir atau was was yang penyebabnya belum jelas
atau tidak spesifik sehingga dirasakan sebagai bentuk suatu ancaman dalam dirinya. Dalam
mengukur tingkat kecemasan hasil dari tingkat kecemasan ini dibagi kedalam 3 kategori
umum yaitu kecemasan ringan, kecemasan sedang dan kecemasan berat.

Kecemasan ringan dapat menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan


lahan persepsinya, namun cemas ringan dapat juga menumbuhkan motivasi belajar serta
menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Kecemasan sedang memungkinkan seseorang
untuk memusatkan perhatian pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain,
sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif tetapi dapat melakukan sesuatu yang
lebih terarah. Sedangkan kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang.
Adanya kecenderungan untuk memusatkan pada sesuatu yang rinci dan spesifik dan tidak
dapat berpikir tentang hal lain, semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan.
Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain
(Yusuf, 2015).

Hasil dari analisis 16 artikel didapatkan kecemasan yang dirasakan oleh tenaga
kesehatan khususnya perawat dan dokter pada awal masa pandemi covid-19 adalah
kecemasan ringan, dibuktikan dengan sebanyak 8 artikel menyebutkan bahwa mayoritas
tenaga kesehatan masuk kedalam kategori kecemasan ringan. Sebanyak 6 artikel
menyebutkan bahwa tenaga kesehatan masuk kedalam kategori tidak mengalami kecemasan,
1 artikel menyebutkan tenaga kesehatan memiliki kecemasan sedang dan 2 artikel
menyebutkan mayoritas tenaga kesehatan memiliki kecemasan berat. Kecemasan ini timbul
dikarenakan perubahan kondisi psikologis yang dirasakan oleh seseorang karena adanya
stressor dari luar, hal ini dirasakan oleh tenaga kesehatan dikarenakan kecemasan dalam
menghadapi pandemi covid-19. Faktor yang menunjang terjadinya masalah kecemasan ini
dikarenakan ketakutan akan kematian, resiko penularan pada dirinya maupun keluarga karena
merupakan petugas garda terdepan untuk mengobati pasien covid-19. Beberapa artikel dalam
penelitian menyebutkan jam kerja yang lebih panjang dan tanggung jawab yang lebih berat
dalam menangani pasien covid-19 menjadi faktor yang mendukung kecemasan pada tenaga
kesehatan meningkat selama pandemi.

22
Artikel yang menyatakan tidak adanya rasa kecemasan yaitu sebanyak 6 artikel hal ini
dikarenakan telah mengubah perilaku mereka terkait dengan virus corona dan responden
lebih khawatir tentang kerabat mereka yang lebih tua jika terpapar covid-19. Ada faktor lain
juga yang menyebabkan para responden belum memiliki kecemasan karena penelitian yang
dilakukan masih di awal waktu pandemi, dimana tenaga medis garis terdepan masih
menunjukkan ketahanan awal dalam menghadapi panik dan kecemasan terkait covid-19.

Hasil tingkat kecemasan ringan yaitu sebanyak 7 artikel hal ini dikarenakan oleh
beberapa faktor yang disebutkan dalam peneliti yaitu terkait Gender responden penelitian
pada beberapa artikel menunjukkan perbedaan hasil yang signifikan. Wanita memiliki
persentase lebih tinggi mengalami kecemasan. Hal ini berkaitan dengan kontribusi wanita
lebih banyak pada keluarga daripada laki-laki. Hasil tersebut juga perhatian harus diberikan
pada kebutuhan psikologis subpopulasi wanita selama pandemi. Mengetahui perbedaan jenis
kelamin dalam menentukan gejala kecemasan dapat digunakan untuk mengembangkan
kebijakan dan standar praktik. Selain jenis kelamin, status pernikahan pada setiap responden
menunjukkan perbedaan hasil yang signifikan. Individu yang telah menikah dan memiliki
keluarga mengalami kecemasan yang lebih tinggi berkaitan dengan penularan virus covid-19.
Kecemasan akan menularkan kepada anggota keluarganya di rumah menjadi penyebab
kecemasan. Tenaga kesehatan dalam rentang usia 20-35 tahun menunjukkan gejala
kecemasan yang lebih tinggi hal ini juga masih berkaitan dengan tanggung jawab keluarga
dan tuntutan pekerjaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kesehatan usia >50
tahun. Ketakutan akan menularkan hal ini terjadi karena ketika pulang ke rumah mayoritas
bertemu dengan keluarga dan memiliki satu atau lebih anak. Walaupun para tenaga kesehatan
ini sudah bekerja selama 5-10 tahun di rumah sakit namun kecemasan akan suatu stressor
yang baru memiliki tingkat kecemasan yang mayoritas dari ringan sampai berat. Hal ini,
perbandingan tingkat kecemasan lebih tinggi pada tenaga kesehatan yang berada di
departemen Unit Perawatan Intensif (ICU) dan Respiratory Medicine (RM) dibandingkan
dengan departemen lain. Selain itu, kondisi kecemasan ini berkolerasi dengan insomnia serta
keadaan keletihan.

Kecemasan berat yang disebutkan pada salah satu artikel yang dilakukan pada tenaga
kesehatan di Libya. Wilayah Libya yang saat ini terjadi perang saudara menyebabkan angka
perpindahan masyarakat menjadi meningkat. Hal tersebut menjadi pendukung karena adanya
hubungan antara perpindahan internal dan kecemasan sehingga menyebabkan masalah
psikologis. Kekerasan pada tenaga kesehatan meningkat akibat kondisi tersebut. Sehingga
kecemasan yang terjadi pada tenaga kesehatan ini bukan hanya kecemasan yang disebabkan
karena besarnya tanggung jawab dalam menangani pasien covid-19 di tengah sumber daya
yang rendah dan kurangnya pelatihan. Namun memang risiko dan tekanan terkait dengan
perang saudara di Libya memiliki peran penting dalam meningkatkan tekanan psikologis
pada mereka yang bekerja di lingkungan berbahaya ini. Penelitian lainnya yang menemukan
hasil kecemasan berat pada tenaga kesehatan menjelaskan, kecemasan dan masalah
psikologis lainnya terjadi akibat fasilitas perawatan kesehatan belum menyediakan
lingkungan kerja yang terstruktur dan lebih aman bagi petugas kesehatan untuk mengatasi
pandemi.

23
Secara garis besar tingkat kecemasan pada tenaga kesehatan khususnya perawat dan
dokter mayoritas mempunyai tingkat kecemasan ringan, dari kedua tenaga kesehatan ini nilai
presentasi pada perawat lebih tinggi dibanding dengan dokter. Hal ini menunjukan bahwa
perawat memiliki waktu yang lebih lama dan hal ini dikaitkan dengan faktor usia, kategori
pekerjaan, takut terkontaminasi dan ketakutan akan kematian karena lebih banyak kontak
dengan pasien dibandingkan dengan dokter. Perawat garis terdepan juga menderita ketakutan
infeksi dan kematian serta penyebaran nosokomial kepada orang yang mereka cintai. Seiring
meningkatnya jumlah kasus infeksi dan kematian, wabah COVID-19 di Tiongkok telah
menyebabkan kepanikan dan kesusahan publik.

24
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari beberapa artikel penelitian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa tingkat kecemasan pada tenaga kesehatan khususnya garda terdepan untuk mengobati
pasien covid-19 memiliki tingkat kecemasan dengan rentang ringan. Tenaga kesehatan ini
terkhusus kepada dokter dan perawat yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang
mengharuskan memberikan perawatan secara intensif kepada pasien Covid-19. Hal ini
menyebabkan dokter dan perawat memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terpapar virus.
Dari kedua tenaga kesehatan ini yang paling banyak merasakan kecemasan adalah profesi
keperawatan, hal ini didukung oleh beberapa faktor yang mempengaruhi sehingga dapat
memunculkan perasaan psikologis kecemasan terkait ketakutan akan penularan yang
mengakibatkan tertularnya anggota keluarga atau yang lain bahkan kematian.

4.2 SARAN

Perawat maupun dokter yang bertugas menangani pasien covid-19 menunjukkan


gejala kecemasan dan gangguan kesehatan mental lainnya, maka diperlukan dukungan untuk
menunjang kesejahteraan mental. Hasil penelitian ini juga bisa menjadi bahan pertimbangan
bagi pembuat kebijakan tentang tugas dan waktu kerja bagi para tenaga kesehatan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Alenazi, T. H., BinDhim, N. F., Alenazi, M. H., Tamim, H., Almagrabi, R. S., Aljohani,
S. M., … Alqahtani, S. A. (2020). Prevalence and predictors of anxiety among
healthcare workers in Saudi Arabia during the COVID-19 pandemic. Journal of
Infection and Public Health. https://doi.org/10.1016/j.jiph.2020.09.001

Antonijevic, J., Binic, I., Zikic, O., Manojlovic, S., Tosic-Golubovic, S., & Popovic, N.
(2020). Mental health of medical personnel during the COVID-19 pandemic. Brain
and Behavior, (September), 1–9. https://doi.org/10.1002/brb3.1881

Cascella, M., Rajnik, M., Cuomo, A., Dulebohn, S. C., & Napoli, R. Di. (2020).
Features, Evaluation, and Treatment of Coronavirus. StatPearls.

Diinah, D., & Rahman, S. (2020). Gambaran Tingkat Kecemasan Perawat Saat Pandemi
Covid 19 Di Negara Berkembang Dan Negara Maju: a Literatur Review. Dinamika
Kesehatan: Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 11(1), 37–48.
https://doi.org/10.33859/dksm.v11i1.555

Elhadi, M., Msherghi, A., Elgzairi, M., Alhashimi, A., Bouhuwaish, A., Biala, M., …
Albakoush, A. (2020). Psychological status of healthcare workers during the civil
war and COVID-19 pandemic: A cross-sectional study. Journal of Psychosomatic
Research, 137(August). https://doi.org/10.1016/j.jpsychores.2020.110221

Elkholy, H., Tawfik, F., Ibrahim, I., Salah El-din, W., Sabry, M., Mohammed, S., …
Omar, A. N. (2020). Mental health of frontline healthcare workers exposed to
COVID-19 in Egypt: A call for action. International Journal of Social Psychiatry.
https://doi.org/10.1177/0020764020960192

Greenberg, N., Docherty, M., Gnanapragasam, S., & Wessely, S. (2020). Managing
mental health challenges faced by healthcare workers during covid-19 pandemic
Early support. BMJ, 1211(March), 1–4. https://doi.org/10.1136/bmj.m1211

Gupta, S., Prasad, A. S., Dixit, P. K., Padmakumari, P., Gupta, S., & Abhisheka, K.
(2020). Survey of prevalence of anxiety and depressive symptoms among 1124
healthcare workers during the coronavirus disease 2019 pandemic across India.
Medical Journal Armed Forces India, (xxxx).
https://doi.org/10.1016/j.mjafi.2020.07.006

26
Hasan, S. R., Hamid, Z., Jawaid, M. T., & Ali, R. K. (2020). Anxiety among doctors
during COVID-19 pandemic in secondary and tertiary care hospitals. Pakistan
Journal of Medical Sciences, 36(6), 1360–1365.
https://doi.org/10.12669/pjms.36.6.3113

Hu, D., Kong, Y., Li, W., Han, Q., Zhang, X., Zhu, L. X., … Zhu, J. (2020). Frontline
nurses’ burnout, anxiety, depression, and fear statuses and their associated factors
during the COVID-19 outbreak in Wuhan, China: A large-scale cross-sectional
study. EClinicalMedicine, 24. https://doi.org/10.1016/j.eclinm.2020.100424

Ilpaj, S. M., & Nurwati, N. (2020). ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEMATIAN


AKIBAT COVID-19. Jurnal Pekerjaan Sosial ISSN:, 3(1), 16–28.

Keubo, François Roger Nguépy, Pierre Célestin Mboua, Thomas Djifack Tadongfack,
Eugène Fokouong Tchoffo, Cyrille Tasson Tatang, Julienne Ide Zeuna, Edwige
Mirabelle Noupoue, Carine Blandine Tsoplifack, and Guy Olivier Folefack. 2020.
“Psychological Distress among Health Care Professionals of the Three COVID-19
Most Affected Regions in Cameroon: Prevalence and Associated Factors.” Annales
Médico-Psychologiques, Revue Psychiatrique (August). doi:
10.1016/j.amp.2020.08.012.

Juan, Y., Yuanyuan, C., Qiuxiang, Y., Cong, L., Xiaofeng, L., Yundong, Z., … Yujie, L.
(2020). Psychological distress surveillance and related impact analysis of hospital
staff during the COVID-19 epidemic in Chongqing, China. Comprehensive
Psychiatry, 103, 152198. https://doi.org/10.1016/j.comppsych.2020.152198

Khanal, P., Devkota, N., Dahal, M., Paudel, K., & Joshi, D. (2020). Mental health
impacts among health workers during COVID-19 in a low resource setting: A
cross-sectional survey from Nepal. Globalization and Health, 16(1), 1–12.
https://doi.org/10.1186/s12992-020-00621-z

Korkmaz, S., Kazgan, A., Çekiç, S., Tartar, A. S., Balcı, H. N., & Atmaca, M. (2020).
The anxiety levels, quality of sleep and life and problem-solving skills in healthcare
workers employed in COVID-19 services. Journal of Clinical Neuroscience, 80,
131–136. https://doi.org/10.1016/j.jocn.2020.07.073

Liu, C.-Y., Yang, Y., Zhang, X.-M., Xu, X., Dou, Q.-L., Zhang, W.-W., & Cheng, A. S.
(2020). The prevalence and influencing factors in anxiety in medical workers
fighting COVID-19 in China: A cross-sectional survey. Cambridge University
Press, (May 2020), 1–24.
https://doi.org/10.1017/S0950268820001107.Epidemiology

27
Lai, J., Ma, S., Wang, Y., Cai, Z., Hu, J., Wei, N., … Hu, S. (2020). Factors Associated
With Mental Health Outcomes Among Health Care Workers Exposed to
Coronavirus Disease 2019. JAMA Network Open, 3(3), e203976.
https://doi.org/10.1001/jamanetworkopen.2020.3976

Ma, Yarong, Robert Rosenheck, and Hongbo He. 2020. “Psychological Stress among
Health Care Professionals during the 2019 Novel Coronavirus Disease Outbreak:
Cases from Online Consulting Customers.” Intensive and Critical Care Nursing
(xxxx):102905. Doi: 10.1016/j.iccn.2020.102905.

Pandey, U., Corbett, G., Mohan, S., Reagu, S., Kumar, S., Farrell, T., & Lindow, S.
(2020). Anxiety, Depression and Behavioural Changes in Junior Doctors and
Medical Students Associated with the Coronavirus Pandemic: A Cross-Sectional
Survey. Journal of Obstetrics and Gynecology of India.
https://doi.org/10.1007/s13224-020-01366-w

Pouralizadeh, M., Bostani, Z., Maroufizadeh, S., Ghanbari, A., Khoshbakht, M., Alavi,
S. A., & Ashrafi, S. (2020). Anxiety and depression and the related factors in
nurses of Guilan University of Medical Sciences hospitals during COVID-19: A
web-based cross-sectional study. International Journal of Africa Nursing Sciences,
13(July), 100233. https://doi.org/10.1016/j.ijans.2020.100233

Rosyanti, L., & Hadi, I. (2020). Dampak Psikologis dalam Memberikan Perawatan dan
Layanan Kesehatan Pasien COVID-19 pada Tenaga Profesional Kesehatan. Health
Information : Jurnal Penelitian, 12(1), 107–130.
https://doi.org/10.36990/hijp.vi.191

Teng, Ziwei, Zirou Wei, Yan Qiu, Yuxi Tan, Jindong Chen, Hui Tang, Haishan Wu,
Renrong Wu, and Jing Huang. 2020. “Psychological Status and Fatigue of Frontline
Staff Two Months after the COVID-19 Pandemic Outbreak in China: A Cross-
Sectional Study.” Journal of Affective Disorders 275:247–52. doi:
10.1016/j.jad.2020.06.032.

Wang, L. Q., Zhang, M., Liu, G. M., Nan, S. Y., Li, T., Xu, L., … Liu, F. (2020).
Psychological impact of coronavirus disease (2019) (COVID-19) epidemic on
medical staff in different posts in China: A multicenter study. Journal of
Psychiatric Research, 129(July), 198–205.
https://doi.org/10.1016/j.jpsychires.2020.07.008

Xing, L.-Q., Xu, M.-L., Sun, J., Wang, Q.-X., Ge, D.-D., Jiang, M.-M., … Li, Q. (2020).
Anxiety and depression in frontline health care workers during the outbreak of

28
Covid-19. The International Journal of Social Psychiatry, 20764020968119.
https://doi.org/10.1177/0020764020968119

Yusuf, A.H, F., & ,R & Nihayati, H. . (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa, 1–366. https://doi.org/ISBN 978-xxx-
xxx-xx-x

29

Anda mungkin juga menyukai