Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYSRAKAT BEBAN, STRESS KERJA

PADA PERAWAT IGD DI ERA PANDEMI COVID-19 DI RUMAH SAKIT


BANDAR LAMPUNG

Disusun oleh :
Nurvida Aritonang (2153058)
Sevtri Ledyana Haloho (2153057)
Windawati Sinulingga (215360)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA
BANDUNG
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Wabah Corona Virus Disease (COVID-19) berdampak pada kehidupan


masyarakat Indonesia. Akhir tahun 2019 hingga awal tahun 2020, Virus Corona
hanya menjadi berita manca negara. Menurut World Health Organization (2010)
pandemi adalah suatu penyakit baru yang menyebar diseluruh dunia melampaui batas.
Sedangkan menurut KBBI pandemi adalah wabah yang berjangkit serempak di mana-
mana, meliputi daerah geografis yang luas. Pada tanggal 11 Maret 2020 WHO
menetapkan COVID-19 atau virus corona sebagai pandemi (WHO, 2020).
Corona virus disease (COVID-19) mungkin bukan lagi virus baru di tahun
2022, seluruh dunia sudah tahu virus ini karena sudah muncul di akhir tahun 2019.
Sejka WorldHealth Organization (WHO) menyatakan secara global, pada pukul
15.02 CET, 6 Maret 2021 terdapat 115.653.459 kasus COVID-19 yang dikonfirmasi,
termasuk 2.571.823 kematian. Tanggal 06 Maret 2021 data di Indonesia kasus
terkonfirmasi 1.373.836 dan data positif COVID-19 dan dinyatakan sembuh sekitar
1.189.510 , dan data kasus positif COVID-19 yang meninggal 37.154 (Kemenkes,
2021).
Tahun 2020 peningkatan kasus Covid-19 membuat jumlah daerah berstatus

zona merah meluas di Indonesia salah satunya adalah Bandar Lampung. Tahun 2021

total kasus konfirmasi positif di Lampung saat itu berjumlah 12.818 kasus. Dari

jumlah itu, sebanyak 670 orang meninggal dunia. Menurut data di dinas Kesehatan

Bandar Lampung 05 Maret 2021 08.09 WIB terdapat data kasus terkonfirmasi 4744

positif, 4240 sembuh , 370 meninggal dunia (Dinkes, 2021).

2
3

Menurut data dari website www.lampungprov.go.id COVID-19 hari ini Kamis

31 Maret 2022 di Provinsi Lampung, jumlah kasus covid terkonfirmasi sebanyak

72271 orang , 72204 orang kasus lama, 67 orang kasus baru, selesai isolasi 66094

orang, meninggal dunia 4108 orang. Sedangkan data kasus COVID-19 di Indonesia

terupdate 10 Maret 2022 pukul 16.99 WIB kasus konfirmasi 5.847.900 orang

(Kemenkes, 2022).

Tahun 2020 banyaknya jumlah kasus COVID-19 di Lampung membuat

banyak Rumah Sakit (RS) yang mempersiapkan ruangan isolasi COVID-19. Rumah

Sakit Advent Bandar Lampung (RSABL) salah satu RS yang menjadi rujukan

COVID-19 di Lampung. Kemunculan Covid-19 sejak akhir 2019 dan mulai

menyebar awal tahun 2020 telah membuat manusia cemas. Rasa takut, cemas dan

ketidakpastian selalu mengahantui masyarakat yang dekat dengan kawasan yang

terindetifikasi kedalam zona merah. Dan dampak kehilangan orang yang dicintai

karena COVID-19 juga ikut menderita. Seluruh Rumah Sakit tanpa terkecuali wajib

memperketat program pengendalian infeksi (PPI) dalam pandemi COVID-19. Setelah

beberapa ruang rawat inap untuk isolasi di jadikan ruang rawat inap biasa dan

sekarang kembali lagi dibuka ruang isolasi covid. Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang

menjadi pintu masuk utama RS Advent pun mulai lebih ketat memilah pasien yang

akan dirawat. Data pasien tahun 2022 bulan januari 2.412 pasien masuk melalui IGD

RS Advent, bulan Febuari 2.606 pasien, 2097 pasien pada bulan Maret. Data pasien
4

terkonfirmasi di IGD RS,,,,,,,,,,,,,tercatat jumlah pasien ...., karyawan yang

isoman ,,,, \

Perawat IGD RS Advent berjumlah 20 orang, dari hasil wawancara terstruktur

15 orang perawat terpilih kami wawancarai pada tanggal 30 Maret 2022 perawat

mengatakan ketika pasien datang di Rumah Sakit (IGD) mereka merasa sangat cemas

takut stress bingung panik, khawatir, sedih dan emosi, saat menerima pasien yang

dicurigai covid, ditunjang dengan stigma masyarakat Indonesia yang dirasa tidak

mendukung sehingga psikologis perawat terganggu. Berita kematian tenaga kesehatan

di sosial media dan teman yang isolasi mandiri yang dirawat menyebabkan

ketegangan muncul kembali seperti 2020 lalu.stress perawat semakin bertambah

dengan APD yang harus dipakai seperti masker ,face shile,hasmat dan covershot

dalam satu shif (selama 8-9 jam )saat bekerja dan sibuknya kerjaan membuat perawat

lupa makan minum bahkan ke kamar mandi tidak sempat.

Dari penelitian sebelumnya (Dian & Endat, 2021:11) mengatakan bahwa

stress pada perawat yang bekerja di IGD yang menyebabkan adanya peningkatan

tingkat stress hingga pada fase sangat berat adalah karena adanya pandemic

COVID19 yang akan meningkatkan pula tingkat kesakitan dan penularan yang terjadi

dengan ancaman yang lebih dari sebelumnya. Pandemic COVID-19 menuntut adanya

pekerja untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan tugasnya seperti penggunaan

APD yang membuat perawat merasa berat dan mempunyai beban yang bertambah .

Ancaman COVID-19 dengan sebaran yang cepat mengganggu fisik maupun mental
5

perawat IGD, karena pada dasarnya IGD juga dapat isebut dengan pintu masuk bagi

pasien yang tidak diketahui riwayat penyakit yang di derita oleh pasien, sehingga

tingkat penularan akan semakin meningkat.

Berdasarkan latar belakang diatas dan mulai adanya kembali kasus

COVID-19 dan banyaknya pasien yang datang ke IGD RSABL membuat stigma

kepada petugas kesehatan untuk lebih ektra lagi menggunakan tenaga saat bekerja

mengakibatkan beban kerja yang semakin berat dan membuat petugas kesehatan

khsusnya perawat menjadi strees. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka

peneliti tertarik untuk mengkaji beban, stres perawat kerja serta faktor yang

mempengaruhi stres kerja pada perawat IGD RS ADVENT BANDAR LAMPUNG.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran stres kerja serta

faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja pada perawat IGD RUMAH SAKIT

ADVENT BANDAR LAMPUNG

Dari masalah yang ada peneliti mengambil judul: “beban stress kerja pada

perawat di era pandemi COVID-19 di IGD Rumah Sakit Advent Bandar Lampung”.

1.2 Definisi dan Pengertian

Beberapa definisi dan pengertian yang digunakan pada penulisan tugas

komunitas ini adalah munculnya kembali kasus COVID-19 di tahun 2022


6

membuat perawat menjadi trauma akibat beban kerja yang akan mempengaruhi

stress perawat adalah sebagai berikut:

1. COVID-19

2. Rumah Sakit

3. Karyawan

4. Perawat

5. APD

6. Stress

7. Beban Kerja

8.
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 Bb Menurut UU Kesehatan No.36 tahun 2009, pengertian beban kerja

adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit

organisasi dan merupakan hasil kali antara jumlah pekerjaan dengan waktu.

Setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya

sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, untuk itu perlu dilakukan upaya

penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar

diperoleh produktivitas kerja yang optimal.Beban kerja adalah tuntutan tugas

yang diberikan kepada karyawan yang harus diselesaikan dalam jangka

waktu tertentu pada suatu perusahaan. Menurut Webster beban kerja

sebagai jumlah pekerjaan atau waktu bekerja yang diharapkan kepada

pekerja dan total jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh suatu

departemen atau kelompok pekerja dalam suatu periode waktu

tertentu.Pengertian Stres Kerja Menurut Handoko (2017: 200) stres kerja adalah

suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi

seseorang. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk

menghadapi lingkungannya. Sedangkan menurut Saam dan Wahyuni (2017: 126)

stres kerja adalah ketidak mampuan individu dalam memenuhi tuntutan-tuntutan

pekerjaannya sehingga merasa tidak nyaman dan tidak senang. Perasaan tertekan
8

yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan. Perawat juga sering kali

mengalami stress, stres kerja dapat diartikan sebagai tekanan yang dirasakan

karyawan karena tugas-tugas pekerjaan tidak dapat pegawai penuhi. Stres kerja ini

tampak dari simptom, antara lain emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka

menyendiri, sulit tidur, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah

meningkat, dan mengalami gangguan pencernaan Mangkunegara (2017: 157).

Kata perawat (nurse) berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata nutrix yang berarti

merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seorang

profesional yang mempunyai kemampuan, tanggung jawab dan kewenangan

melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan pada berbagai jenjang

pelayanan keperawatan. Tenaga keperawatan adalah salah satu tenaga kesehatan

yang juga ikut dalam melaksanakan Penanganan terhadap pasien. Tenaga

keperawatan merupakan The caring profession yang memiliki peranan penting dalam

menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pelayanan yang diberikan

berdasarkan pendekatan bio-psikososial-spiritual yang dilaksanakan selama 24 jam

dan berkesinambungan merupakan kelebihan tersendiri dibandingkan pelayanan yang

lainnya. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perawat adalah

seseorang profesi dalam upaya penanganan perawatan pasien atau asuhan kepada

pasien dengan tuntutan kerja yang bervariasi.

Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus

SARS-CoV-2.
9

Sebagian besar orang yang tertular COVID-19 akan mengalami gejala ringan hingga

sedang, dan akan pulih tanpa penanganan khusus. Namun, sebagian orang akan

mengalami sakit parah dan memerlukan bantuan medis. Virus dapat menyebar dari

mulut atau hidung orang yang terinfeksi melalui partikel cairan kecil ketika orang tersebut

batuk, bersin, berbicara, bernyanyi, atau bernapas. Partikel ini dapat berupa droplet

yang lebih besar dari saluran pernapasan hingga aerosol yang lebih kecil.

Anda dapat tertular saat menghirup udara yang mengandung virus jika berada di dekat

orang yang sudah terinfeksi COVID-19. Anda juga dapat tertular jika menyentuh mata,

hidung, atau mulut setelah menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi. Virus

lebih mudah menyebar di dalam ruangan dan di tempat ramai. Sampai tanggal 2 April

2022, Indonesia telah melaporkan 6.018.048 kasus positif menempati peringkat pertama

terbanyak di Asia Tenggara. Dalam hal angka kematian, Indonesia menempati peringkat

ketiga terbanyak di Asia dengan 155.241 kematian. Namun, angka kematian

diperkirakan jauh lebih tinggi dari data yang dilaporkan lantaran tidak dihitungnya kasus

kematian dengan gejala Covid-19 akut yang belum dikonfirmasi atau dites. Sementara

itu, diumumkan 5.764.636 orang telah sembuh, menyisakan 98.171 kasus yang sedang

dirawat. Pemerintah Indonesia telah menguji 60.607.427 orang dari total 269 juta

penduduk, yang berarti hanya sekitar 224.303 orang per satu juta penduduk. Covid 19

menyebabkan kritis kesehatan global dengan meningkatnya jumlah orang yang

terinfeksi dan meninggal setiap hari. Perawat berisiko lebih tinggi terinfeksi, beban

kerja perawat yang kompleks dimana tingginya lonjakan jumlah pasien. Perawat

bekerja dengan kewaspadaan yang lebih dari sebelumnya dan harus

menggunakan alat pelindung diri berlapis sesuai dengan protokol kesehatan yang
10

berlaku. Dari penelitian sebelumnya (Dian & Endat, 2021:11) mengatakan bahwa

stress pada perawat yang bekerja di IGD yang menyebabkan adanya peningkatan

tingkat stress hingga pada fase sangat berat adalah karena adanya pandemic

COVID19 yang akan meningkatkan pula tingkat kesakitan dan penularan yang terjadi

dengan ancaman yang lebih dari sebelumnya. Pandemic COVID-19 menuntut adanya

pekerja untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan tugasnya seperti penggunaan

APD yang membuat perawat merasa berat dan mempunyai beban yang bertambah .

Ancaman COVID-19 dengan sebaran yang cepat mengganggu fisik maupun mental

perawat IGD, karena pada dasarnya IGD juga dapat isebut dengan pintu masuk bagi

pasien yang tidak diketahui riwayat penyakit yang di derita oleh pasien, sehingga

tingkat penularan akan semakin meningkat. APD adalah kelenkapan yang wajib

digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan

pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya,perawat wajib menggunakan APD dimasa

pandemi karna semua orang kita anggap suspek covit. Alat pelindung diri atau lebih

dikenal dengan APD sangat dibutuhkan tenaga medis terutama dalam menghadapi

wabah virus corona saat ini. Tidak sembarangan APD bisa dipakai oleh tenaga medis

karena ada tingkatan penggunaan yang harus disesuaikan dengan tempat layanan

kesehatan, provesi, dan aktivitas tenaga medis. APD dirancang untuk jadi penghalang

terhadap penetrasi zat partikel bebas, cair, atau udara dan melindungi penggunanya

terhadap penyebaran infeksi. Pemakaian APD yang baik jadi penghalang terhadap

infeksi yang dihasilkan oleh virus dan bakteri. Sekretari Diektorat Jenderal Kefarmasian

dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan drg. Arianti Anaya, MKM mengatakan

untuk penentuan jenis APD yang digunakan pada penanganan Covid-19 didasari oleh
11

tempat layanan kesehatan, profesi, dan aktivitas tenaga medis.Maka khusus

penanganan Covid-19 ini APD terdiri dari masker, sarung tangan, cover all, gaun,

pelindung mata, pelindung muka, pelindung kepala, pelindung kaki, dan sepatu boots

anti air.
12

BAB III

METODE PELAKSANAAN
13

BAB IV

HASIL
14

BAB V

PENUTUP
15

DAFTAR PUSTAKA

World Health Organization. (2020a).Corona Virus Diasease (COVID-19).Pandemic.

https://www.kemkes.go.id/index.php diakses 7 Maret 2022 at 12.06

https://covid19.lampungprov.go.id/ diakses 31 Maret 2022 at 10.39

https://infeksiemerging.kemkes.go.id/dashboard/covid-19 diakses 31 Maret 222 at


10.49

Dian, E., Emdat, S., & Bustami. (2021) . Tingkat Stress Kerja Perawat Instalasi
Gawat Darurat pada Masa Pandemi COVID-19 . Universitas Wiraraja :
Madura https://ejournalwiraraja.com/index.php/FIK/about diakses 31
Maret 2022 at 11.30
https://www.duniapengertian.com/2018/07/pengertian-beban-kerja-serta-jenis-dan-
faktornya.html
d.wikipedia.org/wiki/Pandemi_Covid-19_di_Indonesia
ehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20200417/0533711/tingkatan-apd-bagi-
tenaga-medis-saat-tangani-covid-19/
16

Anda mungkin juga menyukai