Proposal Skripsi
Disusun oleh :
Selain kinerja pegawai, stres kerja juga merupakan akibat dari kinerja
pegawai yang menurun. Stres kerja sendiri adalah pola kondisi emosional yang
terjadi dalam merespons terhadap tuntutan dari dalam maupun dari luar
organisasi. Dengan kata lain stres kerja memiliki hubungan dengan perasaan
negatif karyawan tentang pekerjaan mereka Luthans (dalam Cahyono, dan
Koentjoro, 2015).
Pada masa pandemi Covid-19 ini rumah sakit menjadi tempat yang paling
dibutuhkan oleh masyarakat dan menjadi tempat yang rentan terhadap penyebaran
Covid-19. Masa pandemi Covid-19 menjadi hal utama penyebab stres kerja pada
staf non kesehatan dan terutama untuk staf kesehatan atau medis seperti dokter,
perawat dan bidan.
Masa pandemi Covid-19 menjadi tantangan yang berat bagi tenaga medis
untuk selalu melayani pasien nya. Karena banyak beban kerja yang harus
ditanggung oleh tenaga medis seperti perawat, beban kerja akan semakin
meningkat karena staf kesehatan harus menggunakan alat pelindung diri (APD)
yang lengkap agar terhindar dari penularan virus selama 7 jam sehari tanpa
membukanya. Oleh sebab itu masa pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi staf
kesehatan karena keadaan sangat berbeda sebelum terjadinya pandemi Covid-19.
Menurut Hart dan Staveland dalam Tarwaka (2015) bahwa beban
kerja merupakan sesuatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan tugas-tugas,
lingkungan kerja dimana digunakan sebagai tempat kerja, keterampilan, perilaku
dan persepsi dari pekerja. Mengingat pelayanan keperawatan di RSIA Harapan
Bunda Bandung diberikan selama 24 jam secara terus menerus dan terbagi
menjadi 3 shift, 1 shift kerja perawat adalah 7 jam dan selama itu pula perawat
dan tenaga kesehatan lainnya harus menggunakan alat pelindung diri (APD)
dengan sangat lengkap tanpa membukanya karena saat ini sedang pandemi Covid-
19 secara otomatis beban kerja yang di terima perawat akan lebih berat.
Seorang perawat yang memiliki beban kerja yang tinggi ditambah sedang
masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan tenaga kesehatan bekerja lebih keras
maka akan berdampak pada kinerjanya, yang pada akhirnya akan berimbas kepada
hasil kerja seorang perawat. Masa pandemi Covid-19 akan memberikan dampak
mental, fisik dan sosial sehingga memberikan beban dan stress tersendiri bagi
seorang tenaga kesehatan seperti perawat. Beban dan stress yang dialami oleh
seorang perawat adalah mereka harus bekerja bertatap muka langsung dengan
banyak pasien dimasa pandemi Covid yang sedang menyebar, itu akan menjadi
kekhawatiran akan penularan ketika tenaga kesehatan selesai bekerja dan pulang
ke rumah tanpa disadari akan membawa virus Covid dari tempat mereka bekerja.
Penulis tertarik meneliti Hubungan Antara Beban Kerja, Stres Kerja Dan
Kinerja Perawat Rawat Inap Dalam Situasi Pandemi Covid-19 Di RSKIA
Harapan Bunda Bandung, karena melihat fenomena yang terjadi selama pandemi
Covid-19 banyak dokter dan perawat yang merasakan kelelahan berlebih karena
beban kerja dan stress kerja yang semakin tinggi dengan adanya pandemi ini.
Kemudian banyak tenaga medis yang meninggal karena kelelahan dan terpapar
Covid-19. Berdasarkan data Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter
Indonesia (PB IDI) bersama Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), hingga 3 Oktober 2020 terdapat
130 dokter, 9 dokter gigi dan 92 perawat yang meninggal akibat Covid-19. Data
ini membuktikan betapa beratnya pekerjaan sebagai tenaga medis yang harus
melayani dan merawat pasien hingga pulih kembali.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telat diuraikan di atas, maka dapat di
identifikasi masalah sebagai berikut:
Berdasarkan latar belakang masalah yang telat diuraikan di atas, maka dapat di
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Perusahaan
2. Akademisi
4. Peneliti lainnya