Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN KINERJA

PERAWAT RAWAT INAP DALAM SITUASI PANDEMI COVID-19 DI


RSKIA HARAPAN BUNDA BANDUNG

Proposal Skripsi

Disusun oleh :

Adam Fauzan (10090317260)

FAKULTAS EKONOMI PRODI MANAJEMEN


UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karyawan adalah salah satu sumber daya utama dalam kehidupan


perusahaan. Peran karyawan dalam sebuah organisasi perusahaan merupakan
faktor yang sangat vital untuk mencapai dan menjalankan fungsi serta tujuan dari
perusahaan. Karyawan menjadi perencana, pelaksana, dan pengendali yang selalu
berperan aktif dalam mewujudkan tujuan organisasi atau industri. Akan tetapi
karyawan memiliki pikiran, perasaan dan keinginan yang mempengaruhi sikap-
sikapnya terhadap pekerjaan karyawan.

Rumah Sakit merupakan sebuah organisasi pelayanan kesehatan yang


sangat penting bagi masyarakat. Rumah sakit merupakan salah satu contoh bisnis
penyedia jasa kesehatan bagi masyarakat, untuk itu keberadaanya sangatlah
penting. Dalam hal ini rumah sakit sangat bergantung dengan kemampuan dan
keahlian staf- stafnya baik itu staf kesehatan maupun staf non kesehatan . Salah
satu yang harus dipertimbangkan rumah sakit adalah kinerja perawat.
Menurut Edison (2016) kinerja adalah hasil dari suatu proses yang mengacu dan
diukur selama periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan
yang telah ditetapkan sebelumnya.

Perawat merupakan salah satu tim pelayanan kesehatan yang dituntut


memiliki kinerja yang baik karena berhubungan langsung dengan masyarakat atau
pasien. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu atau perawat dalam
organisasi adalah jumlah kerja (Beban Kerja), Kualitas kerja, kecocokan dengan
rekan kerja, kehadiran masa bakti dan fleksibilitas.

Salah satu perusahaan pelayanan kesehatan di kota Bandung adalah


RSKIA Harapan Bunda Bandung, rumah sakit ibu dan anak ini sangat bergantung
pada peran perawatnya untuk terwujudnya pelayanan kesehatan yang memuaskan
untuk pasien. Perawat secara langsung berinteraksi dengan pasien rumah sakit,
pelayanan perawat yang baik seperti perlakuan yang sopan, ramah, perhatian,
sabar, pengetahuan dan keterampilan diterapkan pada asuhan keperawatan sesuai
dengan kode etik profesi merupakan faktor kunci kinerja perawat untuk
terwujudnya pelayanan yang profesional dan kepuasan yang baik terhadap pasien.

Selain kinerja pegawai, stres kerja juga merupakan akibat dari kinerja
pegawai yang menurun. Stres kerja sendiri adalah pola kondisi emosional yang
terjadi dalam merespons terhadap tuntutan dari dalam maupun dari luar
organisasi. Dengan kata lain stres kerja memiliki hubungan dengan perasaan
negatif karyawan tentang pekerjaan mereka Luthans (dalam Cahyono, dan
Koentjoro, 2015).

The National Institute Occuptional Safety and Health (NIOSH)


menunjukkan bahwa pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan rumah sakit
atau kesehatan memiliki kecenderungan tinggi untuk terkena stress kerja atau
depresi, sedangkan America National Association for Occuptional Healt
(ANAOH) menempatkan kejadian stress kerja pada perawat berada pada urutan
paling atas dari empat puluh kass pertama pada stress kerja.

Coronavirus adalah keluarga virus yang dapat menimbulkan penyakit yang


bergejala ringan hingga bergejala berat. Penyebab virus corona ini disebut Sars-
CoV-2. Sampai saat ini belum di ketahui hewan yang menularkan Covid-19 ini.
Tanda dan gejala klinis pada Covid-19 ini biasa di laporkan sebagian besar kasus
adalah demam, ada juga yang beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas dan
hasil rontgen menunjukkan infiltrate peneumonia luas di kedua paru. Masa
inkubasi pada Covid-19 ini rata-rata biasanya 5-6 hari dan masa inkubasi
terpanjang adalah selama 2 minggu. Pada Covid-19 dapat meyebabkan berbagai
penyakit yang bergejala berat seperti sindrom pernafasan akut, pneumonia, gagal
ginjal dan sampai kematian (Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian
Penyakit, 2020).

Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan


kasus pneumonia yang penyebabnya belum diketahui. Pada tanggal 7 Januari
2020 di Kota Wuhan, cina mengidentifikasi Pneumonia yang belum di ketahui
penyebabnya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (coronavirus disease, Covid-
19). Sehingga WHO menetapkan virus ini sebagai Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Yang Meresahkan Dunia atau Public Health Emergency of
International Concern (KKMMD/PHEIC). Penyebaran jumlah kasus Covid-19 ini
berlangsung sangat cepat dan telah beredar di berbagai negara. Pada tanggal 25
Maret 2020, didapatkan laporan jumlah pasien sebanyak 417.582 dengan jumlah
kematian sebanyak 18.612 kasus ini dilaporkan oleh 162 negara/wilayah. Dari
berbagai kasus yang telah di laporkan terdapat tenaga kesehatan yang ikut
terinfeksi.

Pada masa pandemi Covid-19 ini rumah sakit menjadi tempat yang paling
dibutuhkan oleh masyarakat dan menjadi tempat yang rentan terhadap penyebaran
Covid-19. Masa pandemi Covid-19 menjadi hal utama penyebab stres kerja pada
staf non kesehatan dan terutama untuk staf kesehatan atau medis seperti dokter,
perawat dan bidan.

Dampak stres kerja bagi perawat diantaranya dapat menurunkan kinerja


keperawatan seperti pengambilan keputusan yang buruk, menurunnya konsentrasi,
kelelahan, apatis, kecelakaan kerja, sehingga pemberian asuhan keperawatan tidak
maksimal yang dapat mengakibatkan rendahnya produktivitas organisasi. Dampak
lain dari stres kerja seperti sakit kepala, kemarahan, turunnya fungsi otak dan
gangguan hubungan terhadap rekan kerja.

Masa pandemi Covid-19 menjadi tantangan yang berat bagi tenaga medis
untuk selalu melayani pasien nya. Karena banyak beban kerja yang harus
ditanggung oleh tenaga medis seperti perawat, beban kerja akan semakin
meningkat karena staf kesehatan harus menggunakan alat pelindung diri (APD)
yang lengkap agar terhindar dari penularan virus selama 7 jam sehari tanpa
membukanya. Oleh sebab itu masa pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi staf
kesehatan karena keadaan sangat berbeda sebelum terjadinya pandemi Covid-19.
Menurut Hart dan Staveland dalam Tarwaka (2015) bahwa beban
kerja merupakan sesuatu yang muncul dari interaksi antara tuntutan tugas-tugas,
lingkungan kerja dimana digunakan sebagai tempat kerja, keterampilan, perilaku
dan persepsi dari pekerja. Mengingat pelayanan keperawatan di RSIA Harapan
Bunda Bandung diberikan selama 24 jam secara terus menerus dan terbagi
menjadi 3 shift, 1 shift kerja perawat adalah 7 jam dan selama itu pula perawat
dan tenaga kesehatan lainnya harus menggunakan alat pelindung diri (APD)
dengan sangat lengkap tanpa membukanya karena saat ini sedang pandemi Covid-
19 secara otomatis beban kerja yang di terima perawat akan lebih berat.

Seorang perawat yang memiliki beban kerja yang tinggi ditambah sedang
masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan tenaga kesehatan bekerja lebih keras
maka akan berdampak pada kinerjanya, yang pada akhirnya akan berimbas kepada
hasil kerja seorang perawat. Masa pandemi Covid-19 akan memberikan dampak
mental, fisik dan sosial sehingga memberikan beban dan stress tersendiri bagi
seorang tenaga kesehatan seperti perawat. Beban dan stress yang dialami oleh
seorang perawat adalah mereka harus bekerja bertatap muka langsung dengan
banyak pasien dimasa pandemi Covid yang sedang menyebar, itu akan menjadi
kekhawatiran akan penularan ketika tenaga kesehatan selesai bekerja dan pulang
ke rumah tanpa disadari akan membawa virus Covid dari tempat mereka bekerja.

Faktor yang mempengaruhi beban kerja perawat adalah kondisi pasien


yang selalu berubah, dan jumlah rata-rata jam perawatan yang dibutuhkan untuk
memberikan pelayanan langsung pada pasien melebihi dari kemampuan
seseorang. Demikian juga dengan beban kerja baik secara kuantitas dimana tugas-
tugas yang harus dikerjakan terlalu banyak/sedikit maupun secara kualitas dimana
tugas yang harus dikerjakan membutuhkan keahlian. Bila banyaknya tugas tidak
sebanding dengan kemampuan baik fisik, keahlian, dan waktu yang tersedia maka
akan menjadi sumber stres.

Ibu Chaerani selaku manajer SDM di RSIA Harapan bunda menjelaskan


bahwa RSIA Harapan Bunda Bandung bukan rumah sakit rujukan Covid-19 tetapi
dengan adanya Covid-19 RSIA Harapan Bunda menjadi terdampak kepada tenaga
medis dan non medis. Karena RSIA Harapan Bunda harus selalu melayani dan
merawat pasien dimasa pandemi ini dengan protokol kesehatan yang baik agar
tenaga medis, non medis dan pasien merasa aman selama berada di rumah sakit
dan tidak adanya penularan tenaga medis dan pasien.

Penulis tertarik meneliti Hubungan Antara Beban Kerja, Stres Kerja Dan
Kinerja Perawat Rawat Inap Dalam Situasi Pandemi Covid-19 Di RSKIA
Harapan Bunda Bandung, karena melihat fenomena yang terjadi selama pandemi
Covid-19 banyak dokter dan perawat yang merasakan kelelahan berlebih karena
beban kerja dan stress kerja yang semakin tinggi dengan adanya pandemi ini.
Kemudian banyak tenaga medis yang meninggal karena kelelahan dan terpapar
Covid-19. Berdasarkan data Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter
Indonesia (PB IDI) bersama Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), hingga 3 Oktober 2020 terdapat
130 dokter, 9 dokter gigi dan 92 perawat yang meninggal akibat Covid-19. Data
ini membuktikan betapa beratnya pekerjaan sebagai tenaga medis yang harus
melayani dan merawat pasien hingga pulih kembali.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telat diuraikan di atas, maka dapat di
identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana beban kerja selama pandemi Covid-19 di RSKIA Harapan


Bunda Bandung?
2. Bagaimana stress kerja selama pandemi Covid-19 di RSKIA Harapan
Bunda Bandung?
3. Bagaimana kinerja perawat rawat inap selama pandemi Covid-19 di
RSIA Harapan Bunda Bandung?
4. Bagaimana hubungan beban kerja, stres kerja dan kinerja perawat rawat
inap dalam situasi pandemi Covid-19 di RSKIA Harapan Bunda
Bandung?
1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telat diuraikan di atas, maka dapat di
identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui beban kerja selama pandemi Covid-19 di RSKIA


Harapan Bunda Bandung.
2. Untuk mengetahui stress kerja selama pandemi Covid-19 di RSKIA
Harapan Bunda Bandung.
3. Untuk mengetahui kinerja perawat rawat inap selama pandemi Covid-
19 di RSKIA Harapan Bunda Bandung?
4. Untuk mengatahui hubungan beban kerja, stres kerja dan kinerja
perawat rawat inap dalam situasi pandemi Covid-19 di RSKIA Harapan
Bunda Bandung?

1.4. Manfaat Penelitian

1. Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau


masukan tambahan bagi RSKIA Harapan Bunda Bandung dalam menyikapi
masalah tenaga kerja dan sebagai bahan diskusi dan pertimbangan kepada
lembaga dalam rangka meningkatkan kinerja perawat ataupun karyawan agar
optimal.

2. Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau bahan kajian


bagi peneliti selanjutnya terutama yang berhubungan dengan beban kerja,
stress kerja, dan kinerja, serta dapat memperluas pemahaman pembaca.
3. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan dan memberikan wawasan


baru khususnya di bidang sumber daya manusia, terutama dalam hal mengenai
beban kerja, stress kerja dan kinerja serta ilmu-ilmu yang telah didapat penulis
selama berada dibangku perkuliaha.

4. Peneliti lainnya

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan masukan untuk


memecahakan masalah yang berkaitan dengan beban kerja, stress kerja dan
kinerja. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dibidang manajemen sumber daya manusia dan memberikan
informasi bagi peneliti berikutnya yang mengambil.

Anda mungkin juga menyukai