PROPOSAL
KARAWANG
ILHAM AWALUDIN
NIM. 433131420118059
(2022)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
corona yang baru ditemuan dengan gejala flu ringan hingga seperti penyakit
parah yaitu MERS dan SARS. Virus corona ini dapat menyebar dari penderita
bahaya kesehatan dan keselamatan pada tenaga kerja, dalam mengurangi risiko
K3 yang dimana hal tersebut merupakan salah satu syarat dan bagian kegiatan
dalam suatu instansi agar tercapainya produktifitas dan efesiensi di tempat kerja.
tersebut memiliki risiko bahaya kesehatan dan atau mempunyai pekerja paling
mengakibatkan penyakit dan kecelakaan akibat kerja di rumah sakit yaitu faktor
kebisingan, suhu, radiasi dan lain-lain. Faktor kimia seperti gas anastesi dan
antiseptik, faktor ergonomi dan faktor sosial seperti hubungan antara sesama
pekerja maupun dengan atasan, serta stress kerja. Selain itu, kecelakaan kerja
juga dapat terjadi karena faktor dari pekerja itu sendiri seperti kualitas dan
pelindung diri yang telah disediakan. Fakta yang terjadi di lapangan, salah satu
hal yang tidak diperhatikan oleh pihak manajemen K3 rumah sakit adalah hazard
Hazard psikososial merupakan salah satu dari beberapa jenis hazard yang
berpotensi timbul dalam suatu lingkungan kerja. Bila tidak dikelola dengan baik,
berhubungan dengan stres. Stres kerja adalah respon yang ditunjukkan tenaga
kerja ketika dihadapkan pada tuntutan kerja dan tekanan kerja yang tidak sesuai
cardiovascular (WHO,2020).
Dalam kehidupan manusia stres adalah masalah umum yang sering terjadi
dimana stress tersebut merupakan respons tubuh terhadap sesuatu hal. Menurut
dari beberapa faktos seperti pekerjaan sebagai faktor eksternal dan karakteristik
dialami sangat berat. Adapun dampak stres pada pekerja meliputi penyakit fisik
yang diakibatkan oleh stres, kecelakaan kerja, penyalahgunaan zat adiktif, absen
Stres kerja merupakan sebuah fenomena global yang saat ini sedang dihadapi
baik oleh para pekerja maupun pemberi kerja di negara maju maupun negara
berkembang. Data terbaru Labour Force Survey (LSC) yang dirilis Health Safety
Executive (HSE) menunjukkan, jumlah total kasus stres, depresi atau kecemasan
menyumbang 51% dari semua penyakit terkait pekerjaan dan 55% dari semua
hari yang hilang karena kesehatan yang buruk terkait pekerjaan (HSE, 2020).
pekerja (HSE,2019). Dari data tersebut juga terungkap bahwa penyebab stres,
depresi atau kecemasan terkait pekerjaan adalah beban kerja, termasuk tenggat
waktu yang ketat (deadline) dan terlalu banyak tanggung jawab serta kurangnya
bahwa 2/3 dari pekerja pernah mengalami stres kerja. Pada survei yang
kecemasan dan stres kerja berat akibat dari kondisi kerjanya. Sedangkan di
Korea 20% pekerja melaporkan adanya tekanan kerja dan beban kerja berat di
tempat kerja (ILO, 2019). Selanjutnya di Indonesia, hasil survei oleh Perinelli
dan Beker (2019) juga menunjukkan bahwa stres kerja merupakan fenomena
saat ini membuat dirinya merasa stres, 78,84% responden mengatakan bahwa
mental (Wijaya et al, 2019). Pada tahun 2018, menurut pernyataan Badan Pusat
jiwa berupa streskerja atau gangguan mental emosional sekitar 11,6% - 17,4%
Stres akiba kerja merupakan permasalahan yang diakui diseluruh dunia dan
berpngaruh terhadap emosi, jalan pikiran dan kondisi fisik seseorang akibat
stress kerja adalah tanggapan atau proses internal atau eksternal yang mencapai
tingkat ketegangan fisik dan psikologis sampai pada batas atau melebihi batas
kemampuan pegawai.
Dewi Sri, 7 dari 10 orang perawat mengatakan selama masa pandemi Covid-19
perawat merasakan hal yang merujuk terhadap stres antara lain penggunaan APD
yang berat membuat para perawat merasa tidak nyaman saat mlaksanakan
adanya perawat yang sakit atau di karantina. Sehingga banyak perawat yang
diminta untuk bekerja dengan jadwal secara terus menerus dan lebih lama dari
jam kerja biasanya terkadang harus melakukan pekerjaan yang tidak sesuai
dengan jobdesknya. Hal ini dapat membuat kelelahan dan stres pada pekerja
kehidupan pekerja.
harus lebih memperhatikan lagi dampak yang terjadi pada para perawat.
asasi atau salah satu upaya di dalam peningkatan kinerja para perawat itu sendiri.
Sehingga sangat diperlukan perhatian yang lebih serius bagi pihak manajemen
K3 rumah sakit agar para perawat merasa terlindungi keselamatan dan
perawat tidak merasakan cemas atau khawatir lagi akan keselamatan dan
merasakan stres kerja dan pencapaian kerja yang harus dicapai oleh para perawat
tercapai dan memenuhi target atau pencapaian rumah sakit itu sendiri.
dengan Stres Kerja Pada Perawat Selama Masa Pandemi Covid-19 di RS Dewi
Sri Karawang.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
stres kerja pada perawat selama masa pandemi Covid-19 di RS Dewi Sri
Karawang
2. Tujuan Khusus
Karawang
D. Manfaat Peneltian
1. Manfaat Teoritis
Dapat dijadikan acuan dan sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya dan
Dewi Sri
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Covid-19
b. Bagi Instansi
c. Bagi Institusi