Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA

PADA GURU DI DESA “X” DIMASA PANDEMI COVID-19

Dosen Pembimbing: Yanwar Arif, M.Psi.,Psikolog

Oleh :

NISA ARISTAWATI

188110072

PROGRAM STUDI ILMU PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada akhir tahun 2019 pada bulan desember dunia dikagetkan

dengan fenomena munculnya wabah penyakit yang belum diketahui

penyebab pastinya. Pada 7 januari 2020 para peneliti berhasil

mengidentifikasi penyebab wabah ini yakni jenis novel coronavirus, dan

secara resmi WHO menamakan penyakit ini covid-19 (corona virus

disease 2019) dan nama virus tersebut adalah SARS-coV-2.

Virus yang awal mulanya berkembang di wuhan, china menular

dengan sangat cepat dan menyebar ke berbagai negara termasuk

indonesia. Pemerintah mulai mengumumkan adanya virus covid-19 di

indonesia pada akhir februari 2020. Atas dorongan WHO untuk

menetapkan status darurat nasional covid-19, pemerintah menetapkan

status masa darurat bencana nasional covid-19 pada 14 maret 2020

(Renny, 2020).

kebijakan pemerintah menghadapi pandemi covid-19 berdampak

pada semua aspek kehidupan termasuk di dunia pendidikan. Pemerintah

mengharuskan menutup semua sekolah dan univeritas untuk upaya

penyebaran virus covid-19 melalui interaksi peserta didik dan para

guru, hal tersebut membuat sistem pembelajaran yang awalnya luring

(diluar jaringan) menjadi daring (didalam jaringan). Demi tetap

berjalannya kegiatan belajar mengajar maka pemerintah kemudian

1
mengambil langkah untuk melakukan pembelajaran secara jarak jauh

(PJJ) guna tetap berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Interaksi yang

tadinya terjadi secara langsung saling bertemu, penuh dengan sentuhan

psikologis, saling bertanggung jawab dan saling berhubungan secara

langsung baik verbal maupun nonverbal menjadi hilang karena pandemi

covid-19, sehingga hal tersebut membuat proses pendidikan mengalami

perubahan (Renny, 2020).

Pembelajara jarak jauh (PJJ) tentunya memiliki kendala tersendiri

seperti, pertama lemahnya jaringan internet, hal ini terutama bagi guru

dan siswa yang tinggal di pedesaan atau pedalaman tentu akan sangat

sulit untuk mendapatkan akses internet padahal ini merupakan salah satu

faktor penting terlaksananya pembelajaran daring. Kedua, minimnya

pengetahuan guru akan teknologi atau gaptek (gagap teknologi),

kompetensi guru dalam menggunakan teknologi tentunya akan sangat

mempengaruhi kualitas program pembelajaran. Ketiga, keterbatasan akses

teknologi seperti jaringan dan fasilitas berupa laptop, komputer dan

handphone, yang akan memudahkan guru untuk memberikan materi.

Keempat, tidak semua guru dan peserta didik siap mengoperasikan sistem

pembelajaran daring sangat cepat, termasuk juga para guru dalam

mempersiapkan bahan pembelajaran secara digital (Seran et al., 2021) dan

para guru tentunya merasa dituntut untuk berkreativitas dan selalu

memberikan inovasi-inovasi yang menarik sehingga tidak jarang para

guru mengalami stress dalam bekerja.

2
Berdasarkan hasil survey PPM Manajemen yang dimuat oleh

karunia (2020) , diketahui bahwa 80% pekerja mengalami gejala stress

selama masa pandemi Covid-19 dengan level stress sedang hingga berat.

badan pusat statistik pada tahun (2014) menyatakan bahwa 11,6-11,4%

dari 150 juta populasi orang dewasa di indonesia mengalami gangguan

mental emosional atau gangguan kesehatan jiwa berupa stres kerja. Selain

itu stres kerja di indonesia menjadi masalah serius yang dibuktikan

dari hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) oleh menteri kesehatan

dengan angka gangguan mental emosional sebesar 9,8% dan sebesar

35% stres akibat kerja berakibat fatal, diperkirakan hari kerja yang

hilang sebesar 43%. Dengan adanya perubahan sistem WFH pegawai

merasa tertekan dan memiliki beban kerja berlebih terhadap penyesuain

perubahan sistem kerja seperti guru yang harus merubah sistem

pembelajaran di sekolah menjadi WFH akibat covid-19 (Azhar & Iriani,

2020).

Pekerjaan yang rentan mengalami stress kerja adalah pekerjaan yang

berkaitan dengan kemanusiaan, seperti kesehatan, pelayanan dan juga

pendidikan. Sebagai seorang guru yang menggambarkan diri sebagai

acuan bagi muridnya, maka dari itu pengajar wajib mempunyai wibawa,

berkewajiban menanggung resiko dari tindakan yang dilakukan. Guru

sebagai tenaga pendidik dan juga sebagai fasilitator bagi peserta didik

memiliki tugas untuk mengembangkan diri serta menuntun peserta didik

sesuai dengan kopetensi dan keahlian yang dimiliki oleh peserta didik

(Rumeen et al., 2021)

3
Stres kerja adalah respon penyesuaian individu karena perbedaan

individu atau proses psikologis, proses ini adalah hasil dari setiap

perilaku eksternal (lingkungan), situasi atau peristiwa yang memaksakan

terlalu banyak persyaratan psikologis atau fisik pada seseorang (Sari &

Hartini, 2021)

Menurut Munandar 2014 (dalam Umama, 2019) terdapat 2 faktor

yang dapat membangkitkan stres yaitu, faktor internal dan ekstenal , di

mana salah satu penyebab stres yang berasal dari eksternal yaitu beban

kerja yang dialami individu. Adapun gejala stres yang umum dialami

dalam pekerjaan meliput 3 kategori yaitu, yang pertama. fisik yang

merupakan perubahan dalam metabolisme, bertambahnya detak jantung

dan napas, naik tekanan darah, sakit kepala dan potensi serangan jantung,

kedua perilaku yaitu perubahan dalam produktivitas, ketidakhadiran,

perputaran kerja, perubahan pola makan, peningkatan konsumsi alkohol

dan rokok, berbicara cepat, gelisah dan gangguan tidur. ketiga, psikologis

yaitu ketidakpuasan kerja, tekanan, kecemasan, lekas marah, kebosanan,

dan penundaan. (Asih,Y.G dkk 2018)

Dari teori tersebut sudah dapat diketahui bahwa beban kerja

merupakan salah satu pemicu terjadinya stres, semakin tinggi beban kerja

maka samakin tinggi tingkat stres yang dialami seseorang. Beban kerja

adalah sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit

organisasi atau pemegang jabatan secara sistematis dengan menggunakan

teknik analisis jabatan, teknik analisis beban kerja, atau teknik

manajemen lainnya dalam jangka waktu tertentu untuk mendapatkan

4
informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja suatu unit organisasi .

(Sari & Hartini, 2021) menyatakan bahwa banyaknya beban kerja secara

fisik dan mental maka dapat mempengaruhi aktivitas serta pekerjaan

tersebut, jika beban kerja lebih kecil maka dampak pada tekanan kerja

juga akan sangat kecil.

Ada beberapa faktor penyebab beban kerja yaitu., pertama faktor

eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti tugas-

tugas yang bersifat fisik (stasiun kerja dan tata ruang), masa waktu kerja,

waktu istirahat, pelimpahan tugas wewenang, dan lingkungan kerja. yang

kedua ada faktor internal meliputi faktor somatis (jenis kelamin, umur,

ukuran tubuh, status gizi, dan kondisi kesehatan), dan faktor psikis

(motivasi, presepi, kepercayaan, keinginan, dan kepuasan) (Achayana,

2016)

Penelitian yang dilakukan Hety Umriyani Safitri (2020) tentang

hubungan antara beban kerja dan stres kerja pada guru SMP 2 samarinda

dan guru SMP negeri 8 samarinda, dengan responden guru SMP 2

samarinda berjumlah 49 dan guru SMP negeri 8 samarinda berjumlah 35

orang . Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi yang sedang dan

cukup yang artinya hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan

antara beban kerja dengan stres kerja pada guru SMP 2 samarinda dan

guru SMP negeri 8 samarinda.

Penelitian yang dilakukan oleh Resty Agustana (2020) tantang

hubungan antara beban kerja dengan stres kerja perawat diruang instalasi

bedah sentral RSUD sekarwangi kabupaten sukabumi, dengan responden

5
sebanyak 25 orang. Diperoleh koefisien determinasi yaitu sebesar 40,19%

yang berarti dipengaruhi oleh stres kerja sebesar 40,19% n sedangkan

59,81% lainnya dipengaruhi faktor lain, yang artinya terdapat hubungan

antara beban kerja dengan stres kerja perawat diruang instalasi bedah

sentral RSUD sekarwangi kabupaten sukabumi. Adapun penelitian yang

dilakukan oleh Petriana Refiany (2019) tentang hubungan antara beban

kerja dengan stres kerja pada guru SMAN 1 pekanbaru, dengan responden

sebanyak 68 orang. Hasil penelitian menunjukkan nilai koefesien korelasi

sebesar 0,809% dan sumbangan efektif beban kerja dengan stres kerja

diketahui sebesar 65,4%, yang artinya terdapat hubungan antara beban

kerja dan stres kerja pada guru SMAN 1 pekanbaru.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti hubungan

antara beban kerja dengan stres kerja pada guru di desa x di masa

pandemi covid-19.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah

ada hubungan antara beban kerja dengan stres kerja pada guru di

desa x dimasa pandemi covid-19”

6
C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan

antara beban kerja dengan stres kerja pada guru di desa x dimasa

pandemi covid-19”

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan dari penelitian diatas, maka dapat diambil

beberapa manfaat dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan

khusunya psikologi industri dan organisasi yaitu, hubungan antara

beban kerja dengan stress kerja pada guru di desa x dimasa pandemi

covid-19.

2. Manfaat praktis

Jika penelitian ini terbukti, maka dapat dijadikan bahan masukkan

dan menjadi informasi bagi guru, dan peneliti selanjutnya mengenai

hubungan antara beban kerja dengan stres kerja pada guru di desa x

di masa pandemi covid-19.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stress Kerja

1.1. Definisi Stress Kerja

Stres kerja merupakan reaksi negatif dari orang-orang yang

mengalami tekanan berlebih yang dibebankan kepada mereka akibat

tuntutan, hambatan, atau peluang yang terlampau banyak Robbins dan

coulter, 2010 (dalam Asih, dkk 2018). Stress merupakan suatu

tanggapan seseorang, baik fisik maupun mental, terhadap suatu

perubahan di lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan

mengakibatkan dirinya terancam (Anoraga 1992 dalam Umi & Olievia

2019)

Menurut Beehr dan Newman (dalam wijono 2010) yang

mendefinisikan mengenai stress kerja sebagai kondisi yang muncul dari

interaksi manusia dengan pekerjaannya. Sementara itu Keenan &

Newton 1984 (dalam wijono 2010) juga berpendapat stres kerja

perwujudan dari kekaburan peran, konflik peran, dan beban kerja yang

berlebihan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa stres kerja

adalah keadaan dimana orang-orang merasakan beban pekerjaan yang

berlebihan yang dapat mengancam dan memberikan tekanan secara

psikologis maupun fisik.

8
1.2. Gejala-gejala stres kerja

Secara umum, seseorang megalami stress dalam pekerjaannya

akan memunculkan gejala-gejala yang meliputi 3 kategori umum, yaitu

Robbins & Coulter 2010 (dalam Asih, dkk 2018) mengungkapkan

tentang gejala-gejala stress sebagai berikut:

a. Fisik

Perubahan dalam metabolisme, bertambahnya detak jantung dan

napas, naiknya tekanan darah, sakit kepala dan potensi serangan

jantung

a. Perilaku

Perubahan dalam produktivitas, ketidakhadiran, perputaran kerja,

perubahan pola makan, peningkatan konsumsi alkohol atau

rokok, berbicara cepat, gelisah dan gangguan tidur.

b. Psikologis

Ketidakpuasan kerja, tekanan, kecemasan, lekas marah,

kebosanan, dan penundaan

1.3. Faktor-Faktor Penyebab Stres

1) Faktor-faktor pekerjaan

Cooper (dalam wijono 2010) secara terinci menemukan bahwa

ada lima macam faktor yang menyebabkan stres, yaitu:

a) Faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan (tuntutan fisik dan

tugas)

9
b) Pengembangan karier ( kepastian pekerjaan dan ketimpangan

status)

c) Hubugan dalam pekerjaan (hubungan antar tenaga kerja)

d) Struktur

e) Iklim organisasi

2) Faktor-faktor diluar pekerjaan

Menurut tosi et al 1990 (dalam wijono 2010) ada beberapa faktor

diluar pekerjaan yang dapat menjadi sumber stress.

a) Perubahan- perubahan struktur kehidupan

b) Dukungan sosial

c) Locus of control

d) Tipe A & B

e) Harga diri

f) Fleksibelitas/kaku

g) Kemampuan

1.4. Aspek-Aspek Stres Kerja

Menurut Beehr 2014 (Angwen, 2017) ada tiga aspek stress kerja, yaitu

1. Aspek Fisiologis

Merupakan respon tubuh dalam kondisi tertekan atau stres,

seperti detak jantung berdebar kencang, tekanan darah

meningkat, gangguan pernafasan, dan bahkan sampai sulit tidur.

10
2. Aspek Psikologis Atau Emosi

Aspek ini merupakan respon dari keadaan tertekan karena

pekerjaan yang dimiliki. Hal ini dapat membuat pekerja

merasakan kecemasan berlebihan, mudah tersinggung, mudah

marah, turunnya motivasi, turunnya kepercayaan diri dan sampai

menarik diri dari pergaulan

3. Aspek Perilaku

Aspek ini merupakan respon fisik yang dilampiaskan dalam bentuk

sikap dan perilaku, seperti prokrastinasi, menurunnya hubungan

interpersonal dengan keluarga maupun temen, dan meningkatnya

atau menurunnya nafsu makan.

1.5. Dampak Stress Kerja

Sebagaimana diketahui bahwa stress kerja timbul karena tuntutan

lingkungan dan pekerjaan serta tanggapan setiap individu dalam

menghadapinya berbeda-beda. Stres kerja memiliki akibat, baik fisik

maupun mental terhadap dinamika perilaku kondisi yang menimbulkan

stres itu sendiri (Triantna 2015 dalam Umi & Olievia., 2019).

a) Aspek Psikologis

kecenderungan gampang marah, frustasi, cemas, agresif, gugup,

panik, kebosanan, apatis, depresi, dan tidak bergairah serta hilang

percaya diri.

11
b) Aspek Jasmaniah

perubahan hormonal, tekanan darah tinggi, denyut jantung

meningkat, sulit bernafas, gangguan pecernaan, dan gangguan

saraf.

c) Aspek Perilaku

kurang mampu membuat keputusan, mudah lupa, sensitive, pasif,

dan kurang bertanggung jawab

d) Aspek Lingkungan

suasana rumah tangga yang kurang harmonis, lingkungan

pekerjaan yang kurang produktif, dan masyarakat yang tidak

tentram.

B. Beban Kerja

1.1. Definisi Beban Kerja

Menurut Sitepu (2013) beban kerja sebagai sekumpulan atau

sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh satu unit organisasi atau

pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Beban kerja akan

menunjukkan adanya jumlah pekerjaan besar yang harus dilaksanakan

seperti jam kerja yang cukup tinggi, tekanan kerja yang cukup besar,

atau berupa besarnya tanggung jawab besar atas pekerjaan yang

diampunya (Sutisnawati & Sya’roni, 2019).

Permendagri No. 12/2008 menyatakan bahwa beban kerja adalah

besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi

dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu.

12
M. Andres 2018 (dalam Gula., dkk 2020) juga berpendapat

beban kerja merupakan suatu konsep yang timbul akibat adanya

keterbatasan kepastian dalam memproses informasi, saat menghadapi

tugas, individu diharapkan dapat menyelesaikan tugas tersebut pada

suatu tingkatan tertentu. Beban kerja adalah tugas-tugas yang diberikan

kepada karyawan atau tenaga kerja untuk diselesaikan pada waktu

tertentu dengan menggunakan keterampilan dan potensi dari tenaga kerja

Munandar 2011 (Rocky et al., 2018)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa beban kerja

adalah sekumpulan atau kegiatan pekerjaan, seperti tugas-tugas yang

diberikan yang harus diselesaikan pada waktu tertentu dengan

kemampuan dan potensi para tenaga kerja.

1.2. Faktor-Faktor Penyebab Beban Kerja

Menurut Rodahl, 1989 dan manuaba, 2000 (Achyana, 2016).

Menyatakan bahwa beban kerja dipengaruhi faktor-faktor sebagai

berikut :

1) Faktor eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja,

seperti :

a) tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti stasiun

kerja, tata ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi

kerja, sikap kerja, sedangkan tugas-tugas yang bersifat mental

seperti kompleksitas pekerjaan, penelitian atau pendidikan

yang diperoleh, tanggung jawab pekerjaan.

13
b) Organisasi kerja seperti masa waktu kerja, waktu istirahat,

kerja bergilir, kerja malam, sistem pengupahan, model

struktur organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang.

c) Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan

kimiawi, lingkungan kerja biologis, dan lingkungan kerja

psikologis ketiga aspek ini disebut stresor.

2) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh

akibat dari reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut

strain, berat ringannya strain dapat dinilai baik secara objektif

maupun subjektif. Faktor internal meliputi faktor somatis (jenis

kelamin, umur, ukiran tubuh, status gizi, kondisi kesehatan), faktor

psikis ) motivasi, preepsi, kepercayaan, keinginan

1.3. Aspek-Aspek Beban Kerja

Beban kerja meliputi dua jenis, yaitu beban kerja kuantitatif dan

beban kerja kualitatif. Menurut Munandar (2001) jenis-jenis beban kerja

antara lain :

1. Beban kerja yang terlalu banyak/sedikit “kuantitatif” yang timbul

akibat dari tugas-tugas yang terlalu banyak/sedikit diberikan

kepada tenaga kerja untuk diselesaikan dalam waktu tertentu

2. Beban kerja berlebihan/terlalu sedikit “kualitatif” yaitu jika orang

merasa tidak mampu melaksanakan suatu tugas atau

14
melaksanakan tugas tidak menggunakan keterampilan atau potensi

dari tenaga kerja.

1.4. Dampak Beban Kerja

Beban kerja adalah salah satu aspek yang harus diperhatikan

oleh setiap organisasi, karena beban kerja adalah salah satu faktor

yang mempengaruhi kinerja karyawan (Rocky et al., 2018). Beban

kerja yang berlebihan akan mengakibatkan stres kerja dan mudah

kelelahan baik fisik maupun psikis dan reaksi-reaksi emosional, seperti

sakit kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada

beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang dilakukan

karena pengulangan gerak yang menimbulkan kebosanan. Manuaba,

2009 (dalam Gula., dkk 2020).

Beban kerja juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi

karyawan, dampak negatif tersebut dapat berupa :

1. Kualitas kerja menurun

Beban kerja yang terlalu berat tidak diimbangi dengan

kemampuan tenaga kerja, kelebihan beban kerja akan

mengakibatkan menurunnya kualitas kerja akibat dari kelelahan

fisik dan turunnya kosentrasi, pengawasan diri, akurasi kerja

sehingga kerja tidak sesuai dengan standar.

2. Banyaknya Keluhan

Keluhan yang timbul karena hasil kinerja yang tidak

memuaskan

15
3. Kenaikan tingkat absensi

Beban kerja yang terlalu banyak bisa juga mengakibatkan

pegawai terlalu lelah atau sakit. Hal ini berakibat buruk bagi

kelanncaran kerja organisasi karena tingkat absensi telalu

tinggi, sehingga dapat mempengaruhi kinerja organisasi secara

keseluruhan.

C. Kerangka Berfikir

Untuk memperjelas gambaran peneitian secara keseluruhan dan agar

penelitian lebih terarah, maka dibuat kerangka pemikiran sebagai

berikut:

Pandemi

Faktor-faktor BEBAN
KERJA

STRES
KERJA

Dampak
stres keja

16
D. Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Guru Di Desa X

Dimasa Pandemi Covid-19

Stres kerja merupakan reaksi negatif dari orang-orang yang

mengalami tekanan berlebih yang dibebankan kepada mereka akibat

tuntutan, hambatan, atau peluang yang terlampau banyak Robbins dan

coulter, 2010 (dalam Asih, dkk 2018). Stress merupakan suatu tanggapan

seseorang, baik fisik maupun mental, terhadap suatu perubahan di

lingkungannya yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya

terancam (Anoraga 1992 dalam Umi & Olievia 2019).

Menurut Munandar 2014 (dalam Umama, 2019) terdapat beberapa

faktor yang dapat membangkitkan stres antara lain, faktor intrinsik dalam

pekerjaan terdiri dari tuntutan fisik yang meliputi kebisingan, tempat kerja

yang kotor dan tuntutan tugas yang meliputi shif kerja dan beban kerja,

peran individu, pengembangan karier, hubungan dalam pekerjaan, struktur

dan iklim organisasi, tuntutan dari luar organisasi, dan ciri-ciri individu.

Pernyataan ini juga diperkuat oleh Penelitian yang dilakukan Hety

Umriyani Safitri (2020) tentang hubungan antara beban kerja dan stres

kerja pada guru SMP 2 samarinda dan guru SMP negeri 8 samarinda,

dengan responden guru SMP 2 samarinda berjumlah 49 dan guru SMP

negeri 8 samarinda berjumlah 35 orang . Hasil penelitian menunjukkan

terdapat korelasi yang sedang dan cukup yang artinya hasil penelitian ini

menunjukkan terdapat hubungan antara beban kerja dengan stres kerja

pada guru SMP 2 samarinda dan guru SMP negeri 8 samarinda.

17
Penelitian yang dilakukan oleh Resty Agustana (2020) tantang

hubungan antara beban kerja dengan stres kerja perawat diruang instalasi

bedah sentral RSUD sekarwangi kabupaten sukabumi, dengan responden

sebanyak 25 orang. Diperoleh koefisien determinasi yaitu sebesar 40,19%

yang berarti dipengaruhi oleh stres kerja sebesar 40,19% n sedangkan

59,81% lainnya dipengaruhi faktor lain, yang artinya terdapat hubungan

antara beban kerja dengan stres kerja perawat diruang instalasi bedah

sentral RSUD sekarwangi kabupaten sukabumi. Adapun penelitian yang

dilakukan oleh Petriana Refiany (2019) tentang hubungan antara beban

kerja dengan stres kerja pada guru SMAN 1 pekanbaru, dengan responden

sebanyak 68 orang. Hasil penelitian menunjukkan nilai koefesien korelasi

sebesar 0,809% dan sumbangan efektif beban kerja dengan stres kerja

diketahui sebesar 65,4%, yang artinya terdapat hubungan antara beban

kerja dan stres kerja pada guru SMAN 1 pekanbaru,

Menurut Rocky., et al (2018) Beban kerja adalah salah satu aspek

yang harus diperhatikan oleh setiap organisasi, karena beban kerja

adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Beban

kerja yang berlebihan akan mengakibatkan stres kerja dan mudah

kelelahan baik fisik maupun psikis dan reaksi-reaksi emosional, seperti

sakit kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah. Beban kerja akan

menunjukkan adanya jumlah pekerjaan besar yang harus dilaksanakan

seperti jam kerja yang cukup tinggi, tekanan kerja yang cukup besar,

atau berupa besarnya tanggung jawab besar atas pekerjaan yang

diampunya (Sutisnawati & Sya’roni, 2019)

18
E. Hipotesis

Berdasarkan uraian mengenai beban kerja dan stress kerja diatas,

maka peneliti merumuskan dua hipotesis, yaitu sebagai berikut :

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan

stres kerja pada guru di desa x dimasa pandemi covid-19

Ha : Ada hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan stres

kerja pada guru di desa x dimasa pandemi covid-19

19
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuantitatif korelasional. Menurut Yeni, dkk (2018) penelitian korelasi

adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan apakah terdapat

hubungan antara dua variabel atau lebih, serta seberapa besar korelasi

dan yang ada diantara variabel yang diteliti. Penelitian ini

menggunakan dua variabel yaitu :

Variabel Bebas : Beban Kerja

Variabel Terikat : Stres Kerja

Jadi, pada penelitian ini peneliti ingin melihat hubungan antara beban

kerja dengan stres kerja pada guru di desa x dimasa pandemi covid-19.

B. Definisi Operasional

1. Stress Kerja

stres kerja adalah keadaan dimana orang-orang merasakan beban

pekerjaan yang berlebihan yang dapat mengancam dan memberikan

tekanan secara psikologis maupun fisik.

20
2. Beban kerja

bahwa beban kerja adalah sekumpulan atau kegiatan pekerjaan,

seperti tugas-tugas yang diberikan yang harus diselesaikan pada

waktu tertentu dengan kemampuan dan potensi para tenaga kerja.

C. Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(sugiyono, 2011 dalam Tarjo, 2019). Populasi yang akan digunakan

sebagai penelitian adalah guru-guru yang ada disekolah desa x,

dengan jumlah 68 orang

2. Sampel

Suharsimi Arikunto, 1992 (dalam Tarjo, 2019) menyatakan bahwa

sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan

menurut (sugiyono,2009 dalam Tarjo, 2019) sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

teknik pengumpulan sampel pada penelitian ini adalah simpel

random sampling yaitu, merupakan teknik pengambilan sampel yang

memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang ada

dalam suatu populasi untuk dijadikan sampel.

21
D. Teknik pengumpulan data

Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan skala.

Menurut Azwar (2016) skala adalah suatu alat ukur untuk mengetahui

atau mengungkap konstrak psikologis dengan pernyataan dalam skala

berupa stimulus yang tertuju pada indikator, perilaku, serta bertujuan

untuk merangsang subjek agar dapat mengungkapkan keadaan diri yang

tidak disadarinya. Metode skala pada penelitian ini menggunakan meode

skala likert. Menurut Sugiyono, 2000 (dalam Anshori & iswati, 2020)

skala likert sering kali digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

presepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.

Fenomena sosial ini telah ditetapkan secara psesifik oleh peneliti, yang

selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Selanjutnya indikator tersebut dijadikan titik tolak

untuk menyusun aitem-aitem instrumen yang dapat berupa pernyataan

atau pertanyaan. Azwar (2016) menyatakan bahwa skala likert pada

penelitian ini disajikan 4 alternatif jawaban , yaitu : Sangat Sesuai (SS),

Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Penggunaan 4 alternatif jawaban bertujuan supaya subjek berpendapat

dan tidak bersikap netral. Menurut Hadi (2015) jawaban ditengah-tengah

harus sedapat mungkin dihilangkan untuk menghindari hal-hal yang tidak

dapat dianalisis.

22
Penelitian ini menggunakan 2 skala yang akan digunakan untuk

mengukur variabel-variabel penelitian. Skala yang digunakan adalah

skala stres kerja dan beban kerja. Adapun masing-masing skala akan

dijelaskan sebagai berikut :

1. Skala stres kerja

Metode penelitian ini disusun menggunakan model skala likert

yang terdiri dari empat jawaban alternatif, yaitu SS (sangat sesuai),

S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak Sesuai).

Kreriteria pemberian skor untuk aitem-aitem pada skala berkisar

satu sampai empat tergantung dari favourabale dan unfavourale

suatu aitem. Pernyataan fovourable untuk pernyataan untuk

jawaban SS (Sangat Sesuai) diberikan skor 4, S (Sesuai) diberikan

skor 3, TS (Tidak Sesuai) diberikan skor 2, dan STS (Sangat Tidak

Sesuai) diberikan skor 1. Sebaliknya pernyataan unfavorable untuk

jawaban SS (sangat Sesuai) diberikan skor 1, S (Sesuai) diberikan

skor 2, TS (Tidak Sesuai) diberikan skor 3, STS (Sangat Tidak

Sesuai) diberikan skor 4. Responden diharapkan memberikan

jawaban sesuai dengan keadaan dirinya dalam memilih jawaban

dari pernyataan yang sudah disediakan.

Skala stres kerja disusun berdasarkan penelitian (Davin, 2019)

yang terdiri dari empat aspek yang dikemukakan oleh Beehr, 2014

(Angwen, 2017) ada tiga aspek stress kerja, yaitu : Aspek Fisiologis,

Aspek Psikologis Atau Emosi, dan Aspek Perilaku. Kemudian dari

23
aspek-aspek tersebut diturunkan beberapa indicator untuk mengukur

stress kerja

2. Skala Beban kerja

Metode penelitian ini disusun menggunakan model skala likert

yang terdiri dari empat jawaban alternatif, yaitu SS (sangat sesuai),

S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak Sesuai).

Kreriteria pemberian skor untuk aitem-aitem pada skala berkisar

satu sampai empat tergantung dari favourabale dan unfavourale

suatu aitem. Pernyataan fovourable untuk pernyataan untuk

jawaban SS (Sangat Sesuai) diberikan skor 4, S (Sesuai) diberikan

skor 3, TS (Tidak Sesuai) diberikan skor 2, dan STS (Sangat Tidak

Sesuai) diberikan skor 1. Sebaliknya pernyataan unfavorable untuk

jawaban SS (sangat Sesuai) diberikan skor 1, S (Sesuai) diberikan

skor 2, TS (Tidak Sesuai) diberikan skor 3, STS (Sangat Tidak

Sesuai) diberikan skor 4. Responden diharapkan memberikan

jawaban sesuai dengan keadaan dirinya dalam memilih jawaban

dari pernyataan yang sudah disediakan.

Skala beban kerja sendiri yang disusun oleh (Arisandi, 2017)

berdasarkan teori Rondal, 1989 dan Manuaba, 2000. Tedapat 2

faktor yaitu faktor internal dan eksternal.

24
E. Teknik analisis data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

product moment (person correlation). Analisi product moment dengan

pertimbangan karena peneliti memiliki satu variabel independent yaitu

beban kerja dan variabel dependent yaitu stress kerja. Selanjutnya guna

mempermudah perhitungan maka akan diolah dengan menggunakan

program statistical product and service solution (SPSS) version 24

25

Anda mungkin juga menyukai