PROPOSAL SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Seminar Proposal pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
oleh
Sofyan Fikri Anggani
1806580
PROGRAM STUDI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
2.1 Covid-19
Pada Desember 2019, wabah pneumonia yang tidak diketahui asalnya
dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Kasus pneumonia secara
epidemiologis terkait dengan Pasar Grosir Makanan Laut Huanan. Inokulasi
sampel pernapasan ke dalam sel epitel saluran napas manusia, garis sel Vero
E6 dan Huh7, menyebabkan isolasi virus pernapasan baru yang analisis
genomnya menunjukkan bahwa itu adalah virus corona baru yang terkait
dengan SARS-CoV, dan oleh karena itu dinamai virus corona sindrom
pernapasan akut yang parah. 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 adalah
betacoronavirus yang termasuk dalam subgenus Sarbecovirus. Penyebaran
global SARS-CoV-2 dan ribuan kematian yang disebabkan oleh penyakit
coronavirus (COVID-19) membuat Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan
pandemi pada 12 Maret 2020. Hingga saat ini, dunia telah membayar banyak
korban dalam pandemi ini. dalam hal nyawa manusia yang hilang, dampak
ekonomi dan peningkatan kemiskinan. Dalam ulasan ini, kami memberikan
informasi mengenai epidemiologi, diagnosis serologis dan molekuler, asal
mula SARS-CoV-2 dan kemampuannya menginfeksi sel manusia, serta
masalah keamanan. Kemudian kami fokus pada terapi yang tersedia untuk
melawan COVID-19, pengembangan vaksin, peran kecerdasan buatan dalam
pengelolaan pandemi dan pembatasan penyebaran virus, dampak epidemi
COVID-19 pada gaya hidup kita, dan persiapan untuk kemungkinan
gelombang kedua.
Pandemi COVID-19 berdampak besar pada perilaku aktivitas fisik secara
global yang berdampak secara luas dan secara signifikan menganggu
kesehatan mental. Pandemi telah memaksa banyak orang di seluruh dunia
untuk tinggal di rumah dan mengisolasi diri selama jangka waktu tertentu,
hal ini memberikan dampak negatif pada kesehatan khususnya kebugaran
jasmani dan kesehatan mental bagi masyarakat pada umumnya (Festiawan et
al., 2021). Covid-19 bermula timbul di Wuhan, Cina (Epstein et al.,
2021) dan telah diumumkan sebagai pandemic oleh organisasi
kesehatan dunia pada Desember 2019.
Pandemi COVID-19 merupakan tantangan besar bagi sistem pendidikan.
Sudut pandang ini menawarkan panduan kepada guru, kepala lembaga, dan
pejabat dalam menangani krisis. Persiapan apa yang harus dilakukan institusi
dalam waktu singkat dan bagaimana mereka memenuhi kebutuhan siswa
berdasarkan tingkat dan bidang studi? Meyakinkan siswa dan orang tua
adalah elemen penting dari respon institusional. Dalam meningkatkan
kapasitas untuk mengajar dari jarak jauh, sekolah dan perguruan tinggi harus
memanfaatkan pembelajaran asinkron, yang berfungsi paling baik dalam
format digital. Selain mata pelajaran kelas normal, pengajaran harus
mencakup beragam tugas dan pekerjaan yang menempatkan COVID-19
dalam konteks global dan historis. Saat menyusun kurikulum, merancang
penilaian siswa terlebih dahulu membantu guru untuk fokus. Akhirnya,
Sudut Pandang ini menyarankan cara-cara fleksibel untuk memperbaiki
kerusakan pada lintasan belajar siswa setelah pandemi berakhir dan
memberikan daftar sumber daya.
2.2 Pendidikan
2.1.1 Pengertian Pendidikan
Ki Hajar Dewantara (dalam Nurkholis, 2013) mengartikan “pendidikan
sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak,
agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak
yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.”
Kemudian, menurut Moses (2012) pendidikan adalah “proses pengalihan
pengetahuan secara sistematis dari seseorang kepada orang lain sesuai standar
yang telah ditetapkan oleh para ahli.” Dengan adanya transfer pengetahuan
tersebut diharapkan dapat merubah sikap tingkah laku, kedewasaan berpikir dan
kedewasaan kepribadian ke dalam pendidikan formal dan pendidikan informal.
Menurut Triyanto (2014, hlm. 22–34) pendidikan adalah usaha menarik
sesuatu di dalam manusia sebagai upaya memberikan pengalaman-pengalaman
belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di
sekolah, dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan
optimalisasi kemampuan-kemampuan individu agar di kemudian hari dapat
memainkan peranan hidup secara tepat.
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu
bangsa akan ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan dari suatu bangsa
tersebut.
2.1.2 Fungsi Pendidikan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003) di kemukakan bahwa fungsi
pendidikan yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Kemudian, dari kajian antropologi dan sosiologi dalam Nurkholis (2013)
secara sekilas dapat kita ketahui adanya tiga fungsi pendidikan:
2.1.2.1 Mengembangkan wawasan subjek didik mengenai dirinya dan alam
sekitarnya, sehingga dengannya akan timbul kemampuan membaca (analisis),
akan mengembangkan kreativitas dan produktivitas.
2.1.2.2 Melestarikan nilai-nilai insani yang akan menuntun jalan kehidupannya
sehingga keberadaannya, baik secara individual maupun sosial lebih bermakna.
2.1.2.3 Membuka pintu ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang sangat
bermanfaat bagi kelangsungan dan kemajuan hidup bagi individu dan
sosial.
2.1.3 Unsur-unsur Pendidikan
Menurut Abdur Rahman an Nahlawi tentang konsep Tarbiyah (pendidikan)
(dalam Nurkholis, 2013) ada empat unsur :
2.1.3.1 Memelihara pertumbuhan fitrah manusia.
2.1.3.2 Mengarahkan perkembangan fitrah manusia menuju kesempurnaan
2.1.3.3 Mengembangkan potensi insani (sumber daya manusia) untuk mencapai
kualitas tertentu.
2.1.3.4 Melaksanakan usaha-usaha tersebut secara bertahap sesuai dengan
irama perkembangan anak.
Unsur-unsur dalam pendidikan menurut Triyanto (2014, hlm. 22–34) meliputi
beberapa hal yang saling terkait. Unsur-unsur tersebut antara lain:
2.1.3.1 Tujuan pendidikan dalam sistem pendidikan nasional termuat dalam UU
Sisdiknas, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2.1.3.2 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran memberikan makna bahwa di dalam kurikulum terdapat
panduan interaksi antara pendidik dan peserta didik.
2.1.3.3 Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan tertentu.
2.1.3.4 Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan Pendidikan
2.1.3.5 Interaksi edukatif adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
2.1.3.6 Isi pendidikan merupakan materi-materi dalam proses pembelajaran yang
bertujuan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.ngkan kearah yang lebih baik
lagi.
2.1.3.7 Lingkungan pendidikan adalah tempat manusia berinteraksi timbal balik
sehingga kemampuannya dapat terus dikemb ngkan kearah yang lebih baik
lagi. Lingkungan pendidikan sering dijabarkan dengan keluarga, sekolah,
dan masyarakat
2.1.4 Tujuan Pendidikan
Elfachmi (2015, hlm. 16) menjelaskan bahwa tujuan “pendidikan adalah
untuk memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan
indah untuk kehidupan”. Oleh karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi:
memberikan arahan kepada segenap kegiatan pendidikan dan sebagai sesuatu
yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
2.2.4.1 Pertama, mengoptimasi potensi kognitif, afektif, dan psikomotor yang
dimilki oleh siswa.
2.2.4.2 Kedua, mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi untuk
menghindari sebisa mungkin anak-anak tercabut dari akar budaya dan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2.2.4.3 Ketiga mengembangkan daya adaptabilitas siswa untuk menghadapi
situasi masa depan yang terus berubah, baik intensitas maupun persyaratan
yang diperlukan sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
2.2.4.4 Keempat, meningkatkan dan mengembangkan tanggung jawab moral
siswa, berupa kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan mana
yang salah, dengan spirit atau keyakinan untuk memilih dan
menegakkannya.
Seperti dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendidikan yaitu untuk mengubah segala macam kebiasaan buruk yang
ada di dalam diri manusia menjadi kebiasaan baik yang terjadi selama
masa hidup, dengan tujuan untuk mpeningkatkan kualitas diri menjadi
pribadi yang mampu bersaing dan menjawab berbagai tantangan di masa
depan. Manfaat Pendidikan
2.1.5 Manfaat pendidikan menurut Elfachmi (2015, hlm. 16) adalah sebagai
berikut:
2.1.5.1 Mendapatkan ilmu yang akan dibutuhkan untuk masa depan.
2.1.5.2 Belajar diluar sekolah bisa menambah wawasan yang lebih luas.
2.1.5.3 Dengan mendapatkan ilmu dan wawasan yang lebih luas, kita dapat
meraih cita-cita yang kita impikan.
2.1.5.4 Menjadikan manusia memilIki budi pekerti yang luhur.
Sesuai dengan pengertian dan tujuan pendidikan, pendidikan sangatlah
bermanfaat bagi kehidupan semuanya agar menjadi manusia yang
seutuhnya, karena sejatinya pendidikan sabagai alat untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan Negara.
2.1.6 Jalur Pendidikan
Menurut Triyanto (2014, hlm. 22–34) jalur pendidikan yaitu:
2.2.6.1 Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi.
2.2.6.2 Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal
berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional, serta pengembangan sikap
dan kepribadian professional.
Pendidikan nonformal meliputi meliputi pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja,
pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik.
2.2.6.3 Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikannya diakui sama
dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai
dengan standar nasional pendidikan.
2.1.7 Jenjang Pendidikan
Menurut Umar Tirtarahardja dan La Sulo (2012, hlm. 264–266), jenjang
pendidikan meliputi:
2.2.7.1. Jenjang Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar yang
diperlukan untuk hidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan
2.2.7.2. Jenjang Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah yang lamanya tiga tahun sesudah pendidikan
dasar, diselenggarakan di SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) atau satuan
pendidikan yang sederajat. Pendidikan menengah dalam hubungan ke bawah
berfungsi sebagai lanjutan dan perluasan pendidikan dasar, dan dalam hubungan
ke atas mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan tinggi ataupun
memasuki lapangan kerja. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan umum,
menengah kejuruan, menengah luar biasa, menengah kedinasan dan menengah
keagamaan.
2.2.7.3. Jenjang Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah, yang
diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan akademik dan/atau professional yang dapat
menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau kesenian.
2.1.8 Jenis Program Pendidikan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003), Jenis pendidikan adalah “kelompok
yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan”.
Menurut Umar Tirtarahardja dan La Sulo (2012, hlm. 264–266), jalur
pendidikan adalah sebagai berikut:
2.2.8.1. Pendidikan Umum
2.2.8.2. Pendidikan Kejuruan
2.2.8.3. Pendidikan Luar Biasa
2.2.8.4. Pendidikan Kedinasan
2.2.8.5. Pendidikan Keagamaan
2.2.8.6. Pendidikan dalam Islam
2.2.8.7. Indikator Pendidikan
2.1 Pembelajaran Pendidkan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Pembelajaran PJOK dapat dilaksanakan dan memiliki potensi untuk terus
dilakukan pada masa covid-19 saat ini. Langkah pemelajaran PJOK PJJ
dapat dengan memerikan pemelajaran proyek seperti pemanfaatan digital
aplikasi vidio dan sebagai warga Indonesia tetap menjalankan amanat harus
tetap menjadi warga yang memiliki kecerdasan serta bermartabat.
Pemelajaran atau pendidikan harus tetap dilakukan dalam masa covid-19
dengan jalur PJJ atau dalam jaringan sampai waktu mengikuti aturan
pemerintah demi selamatnya manusia pada masa covid-19. Pembelajaran
yang dulunya dilakukan dengan bersama-sama di tempat yang sama yaitu
transaksi ilmu pengetahuan dalam keadaan nyata. Kini adanya masalah
pandemi covid-19 melihatkan pendidikan telah beralih ke digital. Secara
tegas pemerintah menetapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan cara
digital demi keutuhan keselamatan jiwa manusia (Firman & Rahman, 2020;
Sadikin & Hamidah, 2020; Wiryanto, 2020). Covid-19 merupakan virus yang
telah memusnahkan dan menggemparkan dunia (Muhyiddin, 2020; Rosali,
2020). Hal ini terlihat dari update kematian yang terus bertambah karena
dapat menularkan manusia ke manusia yang lain (Mona, 2020; Taufik &
Ayuningtyas, 2020). Inilah alasan pemerintah serentak dengan menjalankan
aksi pendidikan secara jarak jauh (Abidin et al., 2020; Kencanawaty et al.,
2020).
2.1.1 Tujuan PJOK
Tujuan umum pendidikan jasmani selaras dengan tujuan pendidikan.
Pendidikan jasmani memiliki peranan penting dalam mengembangkan sumber
daya manusia. Oleh karena itu, dalam melaksanakan pemmbelajaran pendidikan
jasmani, guru harus memahami tentang tujuan pendidikan jasmani. Tujuan
pendidikan jasmani secara sederhana menurut Husdarta (2009, hlm. 9) Sebagai
berikut:
2.4 Hipotesis
1) Pembelajaran PJOK pada masa pandemic covid-19 berdampak positif
terhadap kesehatan mental siswa.
2) Pembelajaran PJOK pada masa pandemic covid-19 berdampak negatif
terhadap kesehatan mental siswa.
DAFTAR PUSTAKA