Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS KESEHATAN MENTAL PADA PEMBELAJARAN PJOK DI

MASA PANDEMIC PADA SISWA SMPN 1 GARUT

PROPOSAL SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti Seminar Proposal pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

oleh
Sofyan Fikri Anggani
1806580

PROGRAM STUDI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Sofyan Fikri Anggani


1806580

ANALISIS KESEHATAN MENTAL PADA PEMBELAJARAN PJOK DI


MASA PANDEMIC PADA SISWA SMPN 1 GARUT

Disetujui dan disahkan oleh dosen pembimbing akademik

Asep Sumpena, S.Pd., M.Pd.


NIP. 197208262005011002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi

Fakultas Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Yusuf Hidayat, M.Si.


NIP. 196808301999031001
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit virus corona baru 2019 (COVID-19) muncul pada akhir Desember
2019 di kota wuhan cina. Wabah awal COVID-19 di Wuhan menyebar
dengan cepat, mempengaruhi bagian lain dari Cina. Pihak berwenang di
Wuhan mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dan
mengunci kota pada 23 Januari 2020, untuk menurunkan risiko penularan
penyakit lebih lanjut. Nanti juga sama tindakan diambil di tempat lain di
Cina. Dalam beberapa minggu, kasus COVID-19 adalah terdeteksi di
beberapa negara lain dan segera, itu menjadi ancaman global. Kesehatan
Dunia Organisasi (WHO) menyatakan epidemi virus corona sebagai
pandemi. Pada tanggal 29 Maret, virus telah menyebar ke lebih dari 177
negara dan menginfeksi lebih dari 722.435 pasien, mengakibatkan di lebih
dari 33.997 kematian. Wilayah yang sangat terpengaruh oleh wabah besar
termasuk Cina, Eropa, Iran, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Pada 13
Maret, WHO menyatakan bahwa Eropa telah menjadi episentrum baru
pandemi. China mengambil tindakan agresif dan berhasil dalam mengurangi
kasus baru. Sayangnya, pengurangan ini tidak terjadi di bagian lain dunia,
termasuk Iran, Italia, AS, dan negara-negara Eropa lainnya (Sahu, 2020).

Kesehatan mental merupakan aspek penting dalam sebuah kesehatan


(Ayuningtyas, & Rayhani, 2018). Kesehatan mental diwujudkan guna
memberikan kesiapan dalam diri seseorang secara menyeluruh (Rai et al.,
2020). Di sebagian besar negara berkembang, kesehatan mental masih belum
menjadi prioritas penting. Pandemi Corona Virus-19 (COVID19) yang
semakin meluas membuat banyak isu penting di berbagai dunia. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mengidentifikasikan bahwa ksehatan mental adalah
salah satu komponen integral dari COVID-19 (Ridlo, 2020). Kesehatan mental
merujuk pada berbagai aspek penting dalam fisik dan psikis seseorang.
Kesehatan mental dilakukan untuk menghindari rasa stress, kecemasan,
ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri, kaitan sosialnya dengan orang
lain, serta dengan penyesuaian pengambilan keputusan. Kesehatan mental
setiap orang berbeda-beda dan mengalami fase tertentu disetiap
perkembangannya. Hal itu disebabkan karena pada hakikatnya manusia
dihadapkan oleh suatu kondisi yang dimana mengharuskan mencari alternatif
solusi penyelesaiannya (Fakhriyani, 2019). Kesehatan mental adalah bagian
yang harus diperhatikan selayaknya kesehatan fisik. Pada dasarnya kondisi
kesehatan mental dan kondisi fisik manusia memiliki keterkaitan dan saling
mempengaruhi. Tuntutan hidup yang dapat membuat seseorang stress dapat
membuat dampak yang besar pada kondisi kesehatan mental manusia (Putri,
Wibhawa, & Gutama, 2015). Kesehatan mental yang mengarah pada
bagaimana mengupayakan pemberdayaan individu, keluarga, maupun suatu
organisasi untuk menemukan, menjaga, dan mengoptimalkan kondisi
kesehatan mental dalam menghadapi kehidupan sehari-hari (Ayuningtyas, &
Rayhani, 2018).(Putu et al., 2021)

Pembelajaran yang dulunya dilakukan dengan bersama-sama di tempat yang


sama yaitu transaksi ilmu pengetahuan dalam keadaan nyata. Kini adanya
masalah pandemi covid-19 melihatkan pendidikan telah beralih ke digital.
Secara tegas pemerintah menetapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan
cara digital demi keutuhan keselamatan jiwa manusia Covid-19 merupakan
virus yang telah memusnahkan dan menggemparkan dunia. Hal ini terlihat
dari update kematian yang terus bertambah karena dapat menularkan manusia
ke manusia yang lain .Inilah alasan pemerintah serentak dengan menjalankan
aksi pendidikan secara jarak jauh (Mendrofa, 2021).

Bagi sebagian guru PJOK (Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan)


konsep pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan
Kesehatan yang dilakukan secara daringonline merupakan suatu hal yang
mustahil untuk dilakukan. Sebab pada hakikatnya mata pelajaran Pendidikan
Jasmani Olahraga Dan Kesehatan merupakan mata pelajaran yang memiliki
proses pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk membentuk siswa/i yang
memiliki pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani,
kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta
kepribadian yang harmonis dalam rangka pembentukan manusia Indonesia
berkualitas berdasarkan agama dan pancasila. Bila mencermati hakikat dari
mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan tersebut, dapat
dipahami bahwa penerapan terbaik pembelajaran PJOK memang harus
dilakukan dengan langsung (tatap muka). Namun karena masa pandemic
Vicod-19 pembelajaran tetap dilakukan secara online (daring) sekalipun
tantangannya banyak (Siregar, 2021).

Pendidikan jasmani dimasa pandemi covid-19 Mata pelajaran pendidikan


jasmani sangat penting untuk dipelajari semua siswa-siswi karena dengan
pengetahuan mengenai pembelajaran dimasa sekarang ini. Sebab saat ini ada
penyakit yang sangat berbahaya yaitu covid-19 yang menyerang kekebalan
imun tubuh. Oleh karena itu guru dan orang tua sangat berpengaruh untuk
mengajarkan pola hidup sehat. Dalam hal ini pada pembelajaran penjas semua
dialihkan pada pembelajaran daring yaitu dirumah masing-masing.
Pembelajaran yang dialihkan dari rumah tentunya harus mampu untuk
meningkatkan kebugaran jasmani, keterampilan motorik, nilai-nilai aspek
kognitif, dan afektif. Sehinga pembelajaran harus disusun ulang agar para
siswa mendapatkan pelajaran pendidikan jasmani. Hal ini memberikan
tantangan kepada guru penjas karena semua pembelajaran yang ada
kebanyakan praktek langsung. Tentunya para guru ditu(Wahyudi et al.,
2021)ntut aktif mengajarkan kepada siswa agar menjaga pola hidup sehat,
semisal tetap berolahraga disekitar rumah, menghindari kerumunan, selalu
cuci tangan sesudah menyentuh barang. Pendidik mengupayahkan agar
pembelajaran tetap berlangsung dengan sistem daring atau belajara dan
mengajar dari rumah masing-masing (Wahyudi et al., 2021).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan yang telah di jelaskan pada latar belakang, yang
menimbulkan permasalahan tentang judul ini yaitu: Kesehatan mental siswa
SMPN 1 GARUT terhadap pembelajaran PJOK di masa pandemi?
1.3 Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas,
penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Berdasarkan pemaparan di atas bahwa tujuan umum penelitian ini agar
mengetahui kesehatan mental para siswa di SMPN 1 GARUT , khususnya dalam
pembelajaran PJOK pada pandemic Covid-19.
2. Tujuan Khusus
Tidak hanya sebatas mengenai tujuan umum, peneliti juga memiliki tujuan
khusus diantaranya:
1. Mengetahui indikator-indikator yang mempengaruhi kesehatan mental siswa
SMPN 1 GARUT pada pembelajaran PJOK.
2. Mengetahui hambatan-hambatan yang mempengaruhi kesehatan mental siswa
SMPN 1 GARUT pembelajaran PJOK.
3. Mengetahui kesehatan mental siswa SMPN 1 GARUT pada pembelajaran
PJOK sebagai kebutuhan informasi untuk para peneliti selanjutnya.
4. Mengetahui informasi mutakhir dari peneliti mengenai kesehatan mental
SMPN 1 GARUT pada pembelajaran PJOK.

1.4 Manfaat Penelitian


Setelan melakukan penelitian ini, diharapkan mempunyai banyak manfaat
dari tujuan dan permasalahan tersebut, manfaat penelitian diantaranya:
1. Secara Teoritis
Dari hasil penelitian ini peneliti tidak menyeluruh pada semua mata
pelajaran yang diteliti, melainkan hanya pada pembelajaran pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan.
2. Secara Kebijakan
Diharapkan hasil penelitian ini guru pendidikan jasmani menjadi masukan
yang berharga terhadap penelitian ini sehingga dapat bermanfaat bagi guru
pendidikan jasmani.
3. Secara praktik
Diharapkan hasil penelitian ini sebagai bahan pengetahuan khususnya bagi
guru pendidikan jasmani dalam menerapkan hasil dari penelitian ini, supaya
mengetahui tingkat kesehatan mental siswa dalam dihadapkan pada saat mengajar.
4. Secara Isu Serta Aksi Sosial
Dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi sebagai riset
selanjutnya untuk penelitian yang lebih mendalam.
1.5 Struktur Organisasi Skripsi
Berdasarkan buku pedoman penulisan karya ilmiah UPI, sistematika
penulisannya sebagai berikut:
Bagian awal, berisi halaman judul, halaman pengesahan, halaman
pernyataan keaslian skripsi, halaman ucapan terima kasih, abstrak, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran.
Bab I Pendahuluan, pada bab satu ini mencakup latar belakang penelitian,
rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur
organisasi skripsi.
Bab II kajian ustaka, membahas teori yang melandasi permasalahan skripsi
yang merupakan kerangka teoritis yang diterapkan dalam skripsi. Pada bab II
berisi tentang, hakikat pembelajaran, hakikat pendidikan jasmani, hakikat
pembelajaran daring, karakteristik siswa SMPN 1 GARUT, Covid-19, hakikat
kesehatan mental, gangguan kesehatan mental pada siswa, hubungan
pembelajaran PJOK pada masa pandemi terhadap kesehatan mental siswa,
penelitian yang relevan, kerangka berfikir.
Bab III metode penelitian, bab ini berisi penjabaran mengenai desain
penelitian yang digunakan, partisipan, populasi dan sampel, instrumen penelitian,
prosedur penelitian, dan analisis data.
Bab IV : Temuan dan Pembahasan
Bab V : Simpulan, Implikasi, dan Rekomendasi
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Covid-19
Pada Desember 2019, wabah pneumonia yang tidak diketahui asalnya
dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Kasus pneumonia secara
epidemiologis terkait dengan Pasar Grosir Makanan Laut Huanan. Inokulasi
sampel pernapasan ke dalam sel epitel saluran napas manusia, garis sel Vero
E6 dan Huh7, menyebabkan isolasi virus pernapasan baru yang analisis
genomnya menunjukkan bahwa itu adalah virus corona baru yang terkait
dengan SARS-CoV, dan oleh karena itu dinamai virus corona sindrom
pernapasan akut yang parah. 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 adalah
betacoronavirus yang termasuk dalam subgenus Sarbecovirus. Penyebaran
global SARS-CoV-2 dan ribuan kematian yang disebabkan oleh penyakit
coronavirus (COVID-19) membuat Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan
pandemi pada 12 Maret 2020. Hingga saat ini, dunia telah membayar banyak
korban dalam pandemi ini. dalam hal nyawa manusia yang hilang, dampak
ekonomi dan peningkatan kemiskinan. Dalam ulasan ini, kami memberikan
informasi mengenai epidemiologi, diagnosis serologis dan molekuler, asal
mula SARS-CoV-2 dan kemampuannya menginfeksi sel manusia, serta
masalah keamanan. Kemudian kami fokus pada terapi yang tersedia untuk
melawan COVID-19, pengembangan vaksin, peran kecerdasan buatan dalam
pengelolaan pandemi dan pembatasan penyebaran virus, dampak epidemi
COVID-19 pada gaya hidup kita, dan persiapan untuk kemungkinan
gelombang kedua.
Pandemi COVID-19 berdampak besar pada perilaku aktivitas fisik secara
global yang berdampak secara luas dan secara signifikan menganggu
kesehatan mental. Pandemi telah memaksa banyak orang di seluruh dunia
untuk tinggal di rumah dan mengisolasi diri selama jangka waktu tertentu,
hal ini memberikan dampak negatif pada kesehatan khususnya kebugaran
jasmani dan kesehatan mental bagi masyarakat pada umumnya (Festiawan et
al., 2021). Covid-19 bermula timbul di Wuhan, Cina (Epstein et al.,
2021) dan telah diumumkan sebagai pandemic oleh organisasi
kesehatan dunia pada Desember 2019.
Pandemi COVID-19 merupakan tantangan besar bagi sistem pendidikan.
Sudut pandang ini menawarkan panduan kepada guru, kepala lembaga, dan
pejabat dalam menangani krisis. Persiapan apa yang harus dilakukan institusi
dalam waktu singkat dan bagaimana mereka memenuhi kebutuhan siswa
berdasarkan tingkat dan bidang studi? Meyakinkan siswa dan orang tua
adalah elemen penting dari respon institusional. Dalam meningkatkan
kapasitas untuk mengajar dari jarak jauh, sekolah dan perguruan tinggi harus
memanfaatkan pembelajaran asinkron, yang berfungsi paling baik dalam
format digital. Selain mata pelajaran kelas normal, pengajaran harus
mencakup beragam tugas dan pekerjaan yang menempatkan COVID-19
dalam konteks global dan historis. Saat menyusun kurikulum, merancang
penilaian siswa terlebih dahulu membantu guru untuk fokus. Akhirnya,
Sudut Pandang ini menyarankan cara-cara fleksibel untuk memperbaiki
kerusakan pada lintasan belajar siswa setelah pandemi berakhir dan
memberikan daftar sumber daya.

2.2 Pendidikan
2.1.1 Pengertian Pendidikan
Ki Hajar Dewantara (dalam Nurkholis, 2013) mengartikan “pendidikan
sebagai daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak,
agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak
yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.”
Kemudian, menurut Moses (2012) pendidikan adalah “proses pengalihan
pengetahuan secara sistematis dari seseorang kepada orang lain sesuai standar
yang telah ditetapkan oleh para ahli.” Dengan adanya transfer pengetahuan
tersebut diharapkan dapat merubah sikap tingkah laku, kedewasaan berpikir dan
kedewasaan kepribadian ke dalam pendidikan formal dan pendidikan informal.
Menurut Triyanto (2014, hlm. 22–34) pendidikan adalah usaha menarik
sesuatu di dalam manusia sebagai upaya memberikan pengalaman-pengalaman
belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, nonformal, dan informal di
sekolah, dan luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan
optimalisasi kemampuan-kemampuan individu agar di kemudian hari dapat
memainkan peranan hidup secara tepat.
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju mundurnya suatu
bangsa akan ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan dari suatu bangsa
tersebut.
2.1.2 Fungsi Pendidikan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003) di kemukakan bahwa fungsi
pendidikan yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Kemudian, dari kajian antropologi dan sosiologi dalam Nurkholis (2013)
secara sekilas dapat kita ketahui adanya tiga fungsi pendidikan:
2.1.2.1 Mengembangkan wawasan subjek didik mengenai dirinya dan alam
sekitarnya, sehingga dengannya akan timbul kemampuan membaca (analisis),
akan mengembangkan kreativitas dan produktivitas.
2.1.2.2 Melestarikan nilai-nilai insani yang akan menuntun jalan kehidupannya
sehingga keberadaannya, baik secara individual maupun sosial lebih bermakna.
2.1.2.3 Membuka pintu ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang sangat
bermanfaat bagi kelangsungan dan kemajuan hidup bagi individu dan
sosial.
2.1.3 Unsur-unsur Pendidikan
Menurut Abdur Rahman an Nahlawi tentang konsep Tarbiyah (pendidikan)
(dalam Nurkholis, 2013) ada empat unsur :
2.1.3.1 Memelihara pertumbuhan fitrah manusia.
2.1.3.2 Mengarahkan perkembangan fitrah manusia menuju kesempurnaan
2.1.3.3 Mengembangkan potensi insani (sumber daya manusia) untuk mencapai
kualitas tertentu.
2.1.3.4 Melaksanakan usaha-usaha tersebut secara bertahap sesuai dengan
irama perkembangan anak.
Unsur-unsur dalam pendidikan menurut Triyanto (2014, hlm. 22–34) meliputi
beberapa hal yang saling terkait. Unsur-unsur tersebut antara lain:
2.1.3.1 Tujuan pendidikan dalam sistem pendidikan nasional termuat dalam UU
Sisdiknas, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2.1.3.2 Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Kurikulum sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran memberikan makna bahwa di dalam kurikulum terdapat
panduan interaksi antara pendidik dan peserta didik.
2.1.3.3 Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan tertentu.
2.1.3.4 Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan Pendidikan
2.1.3.5 Interaksi edukatif adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
2.1.3.6 Isi pendidikan merupakan materi-materi dalam proses pembelajaran yang
bertujuan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.ngkan kearah yang lebih baik
lagi.
2.1.3.7 Lingkungan pendidikan adalah tempat manusia berinteraksi timbal balik
sehingga kemampuannya dapat terus dikemb ngkan kearah yang lebih baik
lagi. Lingkungan pendidikan sering dijabarkan dengan keluarga, sekolah,
dan masyarakat
2.1.4 Tujuan Pendidikan
Elfachmi (2015, hlm. 16) menjelaskan bahwa tujuan “pendidikan adalah
untuk memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan
indah untuk kehidupan”. Oleh karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi:
memberikan arahan kepada segenap kegiatan pendidikan dan sebagai sesuatu
yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.
2.2.4.1 Pertama, mengoptimasi potensi kognitif, afektif, dan psikomotor yang
dimilki oleh siswa.
2.2.4.2 Kedua, mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi untuk
menghindari sebisa mungkin anak-anak tercabut dari akar budaya dan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
2.2.4.3 Ketiga mengembangkan daya adaptabilitas siswa untuk menghadapi
situasi masa depan yang terus berubah, baik intensitas maupun persyaratan
yang diperlukan sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
2.2.4.4 Keempat, meningkatkan dan mengembangkan tanggung jawab moral
siswa, berupa kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan mana
yang salah, dengan spirit atau keyakinan untuk memilih dan
menegakkannya.
Seperti dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendidikan yaitu untuk mengubah segala macam kebiasaan buruk yang
ada di dalam diri manusia menjadi kebiasaan baik yang terjadi selama
masa hidup, dengan tujuan untuk mpeningkatkan kualitas diri menjadi
pribadi yang mampu bersaing dan menjawab berbagai tantangan di masa
depan. Manfaat Pendidikan
2.1.5 Manfaat pendidikan menurut Elfachmi (2015, hlm. 16) adalah sebagai
berikut:
2.1.5.1 Mendapatkan ilmu yang akan dibutuhkan untuk masa depan.
2.1.5.2 Belajar diluar sekolah bisa menambah wawasan yang lebih luas.
2.1.5.3 Dengan mendapatkan ilmu dan wawasan yang lebih luas, kita dapat
meraih cita-cita yang kita impikan.
2.1.5.4 Menjadikan manusia memilIki budi pekerti yang luhur.
Sesuai dengan pengertian dan tujuan pendidikan, pendidikan sangatlah
bermanfaat bagi kehidupan semuanya agar menjadi manusia yang
seutuhnya, karena sejatinya pendidikan sabagai alat untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan Negara.
2.1.6 Jalur Pendidikan
Menurut Triyanto (2014, hlm. 22–34) jalur pendidikan yaitu:
2.2.6.1 Pendidikan Formal
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi.
2.2.6.2 Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan nonformal
berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan dan ketrampilan fungsional, serta pengembangan sikap
dan kepribadian professional.
Pendidikan nonformal meliputi meliputi pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan ketrampilan dan pelatihan kerja,
pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik.
2.2.6.3 Pendidikan Informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikannya diakui sama
dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai
dengan standar nasional pendidikan.
2.1.7 Jenjang Pendidikan
Menurut Umar Tirtarahardja dan La Sulo (2012, hlm. 264–266), jenjang
pendidikan meliputi:
2.2.7.1. Jenjang Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar diselenggarakan untuk memberikan bekal dasar yang
diperlukan untuk hidup dalam masyarakat berupa pengembangan sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan
2.2.7.2. Jenjang Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah yang lamanya tiga tahun sesudah pendidikan
dasar, diselenggarakan di SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) atau satuan
pendidikan yang sederajat. Pendidikan menengah dalam hubungan ke bawah
berfungsi sebagai lanjutan dan perluasan pendidikan dasar, dan dalam hubungan
ke atas mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan tinggi ataupun
memasuki lapangan kerja. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan umum,
menengah kejuruan, menengah luar biasa, menengah kedinasan dan menengah
keagamaan.
2.2.7.3. Jenjang Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan menengah, yang
diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan akademik dan/atau professional yang dapat
menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan/atau kesenian.
2.1.8 Jenis Program Pendidikan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003), Jenis pendidikan adalah “kelompok
yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan”.
Menurut Umar Tirtarahardja dan La Sulo (2012, hlm. 264–266), jalur
pendidikan adalah sebagai berikut:
2.2.8.1. Pendidikan Umum
2.2.8.2. Pendidikan Kejuruan
2.2.8.3. Pendidikan Luar Biasa
2.2.8.4. Pendidikan Kedinasan
2.2.8.5. Pendidikan Keagamaan
2.2.8.6. Pendidikan dalam Islam
2.2.8.7. Indikator Pendidikan
2.1 Pembelajaran Pendidkan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Pembelajaran PJOK dapat dilaksanakan dan memiliki potensi untuk terus
dilakukan pada masa covid-19 saat ini. Langkah pemelajaran PJOK PJJ
dapat dengan memerikan pemelajaran proyek seperti pemanfaatan digital
aplikasi vidio dan sebagai warga Indonesia tetap menjalankan amanat harus
tetap menjadi warga yang memiliki kecerdasan serta bermartabat.
Pemelajaran atau pendidikan harus tetap dilakukan dalam masa covid-19
dengan jalur PJJ atau dalam jaringan sampai waktu mengikuti aturan
pemerintah demi selamatnya manusia pada masa covid-19. Pembelajaran
yang dulunya dilakukan dengan bersama-sama di tempat yang sama yaitu
transaksi ilmu pengetahuan dalam keadaan nyata. Kini adanya masalah
pandemi covid-19 melihatkan pendidikan telah beralih ke digital. Secara
tegas pemerintah menetapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan cara
digital demi keutuhan keselamatan jiwa manusia (Firman & Rahman, 2020;
Sadikin & Hamidah, 2020; Wiryanto, 2020). Covid-19 merupakan virus yang
telah memusnahkan dan menggemparkan dunia (Muhyiddin, 2020; Rosali,
2020). Hal ini terlihat dari update kematian yang terus bertambah karena
dapat menularkan manusia ke manusia yang lain (Mona, 2020; Taufik &
Ayuningtyas, 2020). Inilah alasan pemerintah serentak dengan menjalankan
aksi pendidikan secara jarak jauh (Abidin et al., 2020; Kencanawaty et al.,
2020).
2.1.1 Tujuan PJOK
Tujuan umum pendidikan jasmani selaras dengan tujuan pendidikan.
Pendidikan jasmani memiliki peranan penting dalam mengembangkan sumber
daya manusia. Oleh karena itu, dalam melaksanakan pemmbelajaran pendidikan
jasmani, guru harus memahami tentang tujuan pendidikan jasmani. Tujuan
pendidikan jasmani secara sederhana menurut Husdarta (2009, hlm. 9) Sebagai
berikut:

1) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan


aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.
2) Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai
keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam
aneka aktivitas jasmani.
3) Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang
optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan
terkendali.
4) Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas
jasmani baik secara kelompook maupun perorangan.
5) Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan
keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif
dalam hubungan antar orang.
6) Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk
permainan olahraga.
Kemudian, Tujuan pembelajaran jasmani olahraga dan Kesehatan yang
dipaparkan oleh Samsudin (2008, hlm. 3) antara lain :
1) Membentuk landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai-
nilai dalam pendidikan jasmani.
2) Mencetak landasan kepribadian yang kuat, sikap sosial dan toleransi
dalam konteks kemajemukan budaya.
3) Menggali kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran
penjasorkes.
4) Mengembangkan sifat jujur, sportif, disiplin, bertanggung jawab,
kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui pendidikan jasmani
olahraga dan Kesehatan.
5) Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik disertai
strategi pada permainan dan olahraga.
6) Mengembangkan kemampuan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani disertai pola
hidup sehat melalui berbagai aktifitas jasmani.
7) Mengembangkan kemampuan menjaga keselamatan diri dan orang
lain.
8) Mengetahui konsep aktifitas jasmani untuk mencapai kebugaran dan
pola hidup sehat.
9) Mampu mengisi waktu luang dengan memanfaatkan aktifitas jasmani
yang menyenangkan.
Secara sederhana tujuan pendidikan jasmani yang dikemukakan oleh
Departemen Pendidikan Nasional atau disingkat (Depdiknas, 2007),
Pendidikan Jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:
1) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan
aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.
2) Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai
keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam
aneka aktivitas jasmani.
3) Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang
optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien dan terkendali.
4) Mengembangkan nilai-nilai pribadi dan sikap diri sendiri melalui
partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.
5) Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan
keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam
hubungan antar orang.
6) Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani,
termasuk permainan olahraga.
Pendidikan jasmani adalah proses belajar untuk bergerak dan belajar
melalui gerak sehingga di dalamnya memuat tentang aktivitas gerak
manusia. “Pendidikan jasmani merupakan studi yang berkaitan dengan
aktivitas fisik yang dilakukan manusia untuk mengembangkan tugas-tugas
geraknya” (Brown, 1967; Nyberg, G., & Larsson, 2019). Sedangkan
menurut Klein, E., & Hollingshead (2015) bahwa pendidikan jasmani
merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang memiliki manfaat
holistik untuk siswa dan sebagai media belajar untuk mencapai tujuan
pendidikan karena mendukung pengembangan tiga aspek domain, yaitu: 1)
aspek kognitif (konsep gerak, makna kesehatan, pemecahan masalah, kritis
dan cerdas), 2) aspek afektif (gairah untuk aktivitas fisik, perasaan nyaman
diri, dan keinginan untuk terlibat dalam interaksi sosial), 3) aspek
psikomotor (gerak dan keterampilan, kemampuan fisik dan motorik, dan
peningkatan fungsi tubuh).
Berpijak pada tujuan pendidikan jasmani tersebut maka dapat diketahui
bahwa pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas fisik
untuk mencapai tujuan pendidikan yang mengembangkan tiga aspek
domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
2.3.3 Ruang Lingkup PJOK
Ruang lingkup pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan menurut
(Samsudin, 2008b, hlm. 27) mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
1) Permainan dan Olahraga, meliputi: olahraga sederhana, permainan gerak,
keterampilan gerak tetap, berpindah dan campuran, atletik, rounders, kasti,
kippers, bola basket, bola voli, sepak bola, tenis meja, tenis lapangan,
badminton, beladiri dan aktifitas lainnya.
2) Aktifitas pengembangan, meliputi: mekanika sikap tubuh, kebugaran
jasmani, dan bentuk tubuh serta aktifitas lainnya.
3) Aktifitas senam, meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan dengan
alat atau tanpa alat, senam lantai, dan aktifitas lainnya.
4) Aktifitas ritmis, meliputi: senam pagi, gerak tak beraturan, senam
aerobic, SKJ serta aktifitas lainnya.
5) Aktifitas air, meliputi: renang, permainan dalam air, keselamatan air,
keterampilan gerak di air, serta aktifitas lainnya.
6) Pendidikan luar kelas, meliputi: karyawisata atau piknik, pengenalan
lingkungan, berkemah, penjelajahan, pendakian gunung, dan petualang alam
bebas.
7) Kesehatan rohani, meliputi: penanaman hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari, perawatan tubuh, merawat lingkungan, pemilihan makanan dan
minuman sehat, mencegah dan merawat cedera, mengatur waktu beristirahat,
berperan aktif dalam P3K dan UKS.
Kemudian, menurut Rukmana (2008) menyatakan bahwa ruang lingkup
pendidikan jasmani meliputi, pendidikan jasmani, pendidikan olahraga, dan
pendidikan Kesehatan, yaitu:
1) Pendidikan jasmani adalah pendidikan yang membantu mengembangkan
aktivitas gerak tubuh anak dalam bidang olahraga.
2) Pendidikan olahraga adalah pendidikan yang bertujuan mengembangkan
kemampuan gerak dalam cabang olahraga.
3) Pendidikaan Kesehatan adalah pendidikan yang membentuk dan
mengembangkan pengetahuan pandangan pola hidup sehat, serta dapt menerapkan
pola hidup sehat di dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung bagaimana keseluruhan
proses pembelajaran yang dialami siswa sebagai anak didik.
2.3.4 Bidang-bidang PJOK
Bidang-bidang dalam pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan menurut
(Sukintaka, 2004, p. 36) yakni sebagai berikut :
1) Pendidikan
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan mempunyai istilah lain
pendidikan manusia melalui gerak. Hal itu berdampak bahwa penjasorkes harus
mampu mengembangkan seluruh aspek pribadi manusia, dan harus berpegang
pada norma-norma pendidikan. Pegangan pelaksanaan tugas berpacu pada dasar-
dasar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
2) Belajar Motorik
Pengembangan kemampuan motorik dan pengertian didaktik harus ada
dalam belajar gerak. Belajar gerak merupakan kemampuan gerak dengan tahapan
gerak dari gerak refleks, gerak kasar, gerak halus, gerak sempurna, serta gerak
dasar berolahraga atau gerak dasar keterampilan motorik.
3) Kesehatan dan Kebugaran
Kesehatan dan kebugaran dikhususkan kearah pembiasan hidup sehat dan
bugar terhadap peserta didik. Tentunya dengan tujuan tubuh selalu sehat dan
bugar.
4) Penelitian
Bidang-bidang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang dapat
diteliti, yang akan diteliti, dan yang harus diteliti sebaiknya ditentukan. Hal ini
bertujuan dapat menentukan teori-teori baru, mengkaji teori yang telah ada, atau
menguatkan teori yang sudah ada sebelumnya.
5) Rekreasi Pendidikan
Seperti halnya butir nomor 2.3.4.4, rekreasi pendidikan bertujuan untuk
pembiasaan anak supaya mampu mengadakan rekreasi fikiran.

2.3 Penelitian Relevan


1) Penelitian yang ditulis oleh Khoiriyah, Ni Putu Shinta Ayu Devi, Anisa
Maulidiya Putri Rahman, Yulingga Nanda Hanief, dan Prisca Widiawati
pada tahun 2021 dalam jurnal yang berjudul “Dampak negatif model
pembelajaran e-learning mata pelajaran PJOK pada siswa sekolah dasar
terhadap kesehatan mental: sebuah studi literatur” mengemukakan bahwa
kesehatan mental adalah kondisi dimana psikis seseorang mengalami
gangguan yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Kesehatan
mental yang kurang baik dapat dilihat dari bentuk kecemasan, depresi,
rasa takut, jenuh, dan hal yang membuat perasaan psikis manusia merasa
terganggu. Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu untuk mengetahui
kesehatan mental siswa dikarenakan pembelajaran PJOK dilaksanakan
secara daring akibat dari adanya pandemic Covid-19.
2) Penelitian yang ditulis oleh Sungkowo, M. E. Winarno, dan Heny
Setyawati dalam jurnal yang berjudul “Identifikasi Kesehatan Mental
pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNNES
selama Pandemi Covid-19”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui Seberapa Besar Kesehatan Mental para mahasiswa. Penelitian
ini menggunakan jenis kuantitatif deskriptif. Metode yang digunakan
adalah metode survei tes. Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu
mengidentifikasi kesehatan mental sebagai dampak dari pembelajaran
daring yang dilakukan karena adanya pandemic covid-19.

2.4 Hipotesis
1) Pembelajaran PJOK pada masa pandemic covid-19 berdampak positif
terhadap kesehatan mental siswa.
2) Pembelajaran PJOK pada masa pandemic covid-19 berdampak negatif
terhadap kesehatan mental siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., Rumansyah, & Arizona, K. (2020). Pembelajaran Online Berbasis


Proyek Salah Satu Solusi Kegiatan Belajar Mengajar Di Tengah Pandemi
Covid-19. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5(1), 64– 70.
https://doi.org/10.29303/JIPP.V5I1.111
Epstein, D., Korytny, A., Isenberg, Y., Marcusohn, E., Zuckermann, R.,
Bishop, B., Minha, S., Raz, A., & Miller, A. (2021). Return to training in the
COVID‐19 era: The physiological effects of face masks during
exercise. Scandinavian Journal of Medicine & Science in Sports, 31(1), 70–
75. https://doi.org/10.1111/sms.13832
Festiawan, R., Kusuma, I. J., Ngadiman, & Widanita, N. (2021). Upaya
Peningkatan Pengetahuan Tentang Kebugaran Jasmani dan Kesehatan
Mental Di Era Pandemi Covid-19 Melalui Workshop Home-Based Training
Program Berbasis Virtual Conference. 3, 78–85.
Firman, & Rahman, S. R. (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi
Covid-19. IJES, 02(02), 81–89.
Mendrofa, F. (2021). EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Pendidikan
Jasmani , Olahraga dan Kesehatan ( PJOK ) Masa Pandemi Covid-19 di
Indonesia. 3(4), 2125–2131.
Mona, N. (2020). Konsep Isolasi Dalam Jaringan Sosial Untuk Meminimalisasi
Efek Contagious (Kasus Penyebaran Virus Corona Di Indonesia). Jurnal
Sosial Humaniora Terapan, 2(2), 117–125.
Muhyiddin. (2020). Covid-19, New Normal, dan Perencanaan Pembangunan di
Indonesia. Jurnal Perencanaan Pembangunan: The Indonesian Journal of
Development Planning, 4(2), 240–252.
Putu, N., Ayu, S., Maulidiya, A., Rahman, P., Hanief, Y. N., & Widiawati, P.
(2021). Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Dampak negatif model pembelajaran e-learning mata pelajaran PJOK pada
siswa sekolah dasar terhadap kesehatan mental : sebuah studi literatur
Negative models of e-learning learning PJOK subjects in. 1(2), 165–178.
Sahu, P. (2020). Closure of Universities Due to Coronavirus Disease 2019
(COVID-19): Impact on Education and Mental Health of Students and
Academic Staff. Cureus, 2019(4), 4–9. https://doi.org/10.7759/cureus.7541
Siregar, S. (2021). Pembelajaran Daring Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan Selama Pandemi Covid-19 di Sumatera Utara Tahun 2020. Jurnal
Ilmu Keolahragaan, 20(1), 93–101.
Wahyudi, T., Maliki, O., & Wiyanto, A. (2021). Upaya Meningkatkan Proses
Pembelajaran PJOK Materi Renang Melalui Aplikasi Zoom Pada Masa
Pandemi Covid-19 SMK Negeri 1 Sale Rembang. 2, 347–356.

Anda mungkin juga menyukai