Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional Variabel

1. Perilaku Bullying

Secara operasional, definisi bullying dalam penelitian ini mengacu pada

teori yang dikembangkan oleh Coloroso (2006:43-44), yang mengemukakan

sebuah konsep mengenai bullying yaitu bahwa “bullying adalah aktivitas sadar,

disengaja, dan keji yang dimaksudkan untuk melukai, menanamkan ketakutan

melalui ancaman agresi lebih lanjut, dan menciptakan teror yang dilakukan oleh

seorang anak atau kelompok anak ”. Lebih lanjut, dikemukakan bahwa bullying

akan selalu melibatkan ketiga unsur berikut (Coloroso, 2006 : 44-45): a)

ketidakseimbangan kekuatan, bullying bukan persaingan antar saudara kandung

dan bukan pula perkelahian yang melibatkan dua pihak yang setara. Pelaku

bullying dapat saja orang yang lebih tua, lebih besar, lebih kuat, lebih mahir

secara verbal, lebih tinggi secara status sosial, atau berasal dari ras yang berbeda;

b) niat untuk mencederai, dalam bullying tidak ada kecelakaan atau kekeliruan,

tidak ada ketaksengajaan dalam pengucilan. Bullying berarti menyebabkan

kepedihan emosional dan atau luka fisik, memerlukan tindakan untuk dapat

melukai dan menimbulkan rasa senang di hati sang pelaku saat menyaksikan

penderitaan itu; c) ancaman agresi lebih lanjut, bullying tidak dimaksudkan

sebagai peristiwa yang hanya terjadi sekali saja; d) teror , unsur keempat ini

muncul ketika eskalasi bullying semakin meningkat, bullying adalah kekerasan

sistematik yang digunakan untuk mengintimidasi dan memelihara dominasi. Teror

34
35

bukan hanya sebuah cara untuk mencapai bullying namun juga sebagai tujuan

bullying. Coloroso (2006:47-50) membagi bullying ke dalam empat jenis yaitu:

a. Kontak fisik langsung (memukul, mendorong, menggigit, menjambak,

menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga

termasuk memeras dan merusak barang-barang yang dimiliki orang lain)

b. Kontak verbal langsung (mengancam, mempermalukan, merendahkan,

mengganggu, memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme,

merendahkan (put-downs), mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki,

menyebarkan gosip)

c. Perilaku non-verbal langsung (melihat dengan sinis, menjulurkan lidah,

menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam;

biasanya diertai oleh bullying fisik atau verbal).

d. Perilaku non-verbal tidak langsung (mendiamkan seseorang, memanipulasi

persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan,

mengirimkan surat kaleng).

Secara operasional pengertian perilaku bullying adalah perilaku disengaja

dan kasar, perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh

seorang/sekelompok siswa SMPN 2 Kertasari yang memiliki kekuasaan, terhadap

siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut.
36

2. Program Bimbingan untuk Mereduksi Perilaku Bullying Di sekolah

Menengah Pertama

Program bimbingan dan konseling adalah suatu rancangan kegiatan

bimbingan dan konseling yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan

tertentu dan dalam periode tertentu. Sementara jika dikaitkan dengan perilaku

bullying, maka program bimbingannya adalah program bimbingan yang disusun,

direncanakan, dan dilaksanakan dalam rangka mereduksi dampak bullying pada

korban bullying di SMPN 2 Kertasari, juga sebagai program bantuan bagi siswa

pelaku bullying, agar mereka dapat berlaku sesuai norma dan aturan, serta

berkembang sesuai dengan tugas-tugas perkembangan yang seharusnya dilalui.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif-kualitatif, yaitu suatu pendekatan yang menggabungkan hasil analisis

data yang diperoleh dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik

(analisis statistik) dalam bentuk data numerikal atau angka dan mengadakan

wawancara mendalam (indepth interview) guna melengkapi penelitian. Data yang

diperoleh dari hasil wawancara tidak dituangkan dalam bentuk bilangan statistik,

akan tetapi berupa pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam

bentuk uraian naratif. Uraian tersebut pada umumnya menjawab pertanyaan-

pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi dalam konteks

lingkungan yang sedang diteliti.


37

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Metode ini dipilih karena bermaksud mendeskripsikan, menganalisis dan

mengambil suatu generalisasi mengenai perilaku bullyig pada siswa Sekolah

Menengah Pertama. Selanjutnya data dari hasil temuan tersebut dijadikan sebagai

bahan masukan bagi pengembangan program bimbingan untuk mereduksi

perilaku bullying siswa SMPN 2 Kertasari.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian yakni seluruh siswa SMPN 2 Kertasari, kelas

VIII .Adapun sampelnya adalah siswa SMPN 2 Kertasari, kelas VIII yang

berjumlah 120 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan random

sampling, diambil dari beberapa kelas yang ada di SMPN 2 Kertasari, kemudian

disusun dan dipilih dari masing-masing kelas. Tujuannya yaitu agar hasil yang

diperoleh dapat mewakili gambaran perilaku bullying dari seluruh siswa SMPN 2

Kertasari.

E. Pengembangan Instrumen Pengumpul Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian perilaku bullying mencakup empat aspek yaitu: (1)

Kontak fisik langsung (2) Kontak verbal langsung (3) Kontak non-verbal

langsung dan (4) Kontak non- verbal tidak langsung.


38

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah non-tes dengan

menggunakan angket (kuesioner) dan wawancara. Kuesioner untuk mengungkap

gambaran pelaku dan korban bullying. Angket yang digunakan dalam penelitian

ini menggunakan bentuk force choice, dengan alternatif jawaban “Ya” dan

“Tidak”. Pemberian skor pada lembar-lembar jawaban dilakukan dengan kriteria

jika menjawab “Ya” pada item positif, maka diberi skor = 1, dan menjawab

“tidak” pada item positif diberi skor = 0. Penyekoran ini dimaksudkan untuk

melihat kedalaman kesesuaian antara harapan peneliti dengan tanggapan para

siswa mengenai permasalahan yang diteliti.

Secara operasional validitas dan reliabilitas data sampel diolah dengan

metode statistika memanfaatkan program komputer SPSS 15.0 dan program

Microsoft Excel 2007.

Selain itu, digunakan juga alat pengumpul data berupa pedoman

wawancara untuk mengungkap gambaran tentang program bimbingan dan

konseling yang dilaksanakan di SMPN 2 Kertasari. Wawancara ini dilakukan

kepada guru Bimbingan dan Konseling SMPN 2 Kertasari.

Pemilihan bentuk instrumen kuesioner dan wawancara ini adalah untuk

mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan,

persepsi, keinginan, dan keyakinan responden.


39

2. Penyusunan Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan instrumen yang benar-benar valid atau dapat

diandalkan dalam mengungkap data penelitian, maka penyusunan instrumen

dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut.

a. Menguraikan masing-masing komponen atas beberapa aspek dan indikator

yang disusun dalam sebuah kisi-kisi, dapat dilihat dalam Tabel 3.1dan Tabel

3.2 berikut.

Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Perilaku Bullying di SMPN 2 Kertasari
(Pelaku Bullying)

NOMOR ITEM
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR ∑ (+) (-)
1 2 3 4 5 6
Perilaku 1. Kontak fisik a Memukul 4 25, 26, 27, 28
Bullying Siswa langsung b Mendorong 2 29, 30
SMP c Menggigit 1 35
d Menjambak 1 31
e Menendang 2 33, 34
f Menginjak 1 36
g Mengunci seseorang dalam ruangan 3 40, 41, 42
h Mencubit 1 38
i Mencakar 1 37
j Memeras 3 43, 44, 45
k Menjewer 1 32
l Mencekik 1 39

2. Kontak verbal a. Mengancam 1 15


langsung b. Mempermalukan 2 16, 17
c. Memberi panggilan nama yang 1 20
buruk 1 21
d. Mencela 1 18
e. Memaki 1 23
f. Memarahi 1 24
g. Membentak 1 22
h. Memerintah 1 19
i. Menyebarkan gosip
3. Perilaku non- a. Melihat dengan sinis 1 9
40

NOMOR ITEM
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR ∑ (+) (-)
1 2 3 4 5 6
verbal langsung b. Menjulurkan lidah 1 10
c. Menampilkan ekspresi muka yang
merendahkan 1 11
d. Menampilkan ekspresi muka yang 1 12
mengejek
e. Menampilkan ekspresi muka yang
mengancam 1 13
f. Merusak barang-barang yang
dimiliki orang lain 1 14
4. Perilaku non- a. Memanipulasi persahabatan sehingga
verbal tidak menjadi retak 3 3, 4, 5
langsung b. Sengaja mengucilkan 1 6
c. Mengabaikan 2 1, 2
d. Mengirim surat kaleng 2 7, 8
∑ (JUMLAH) 45 45

Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Perilaku Bullying di SMPN 2 Kertasari
(Korban Bullying)

NOMOR ITEM
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR ∑
(+) (-)
1 2 3 4 5 6
Perilaku 1. Kontak fisik a. Dipukul 4 25, 26, 27, 28
Bullying Siswa langsung b. Didorong 2 29, 30
SMP c. Digigit 1 35
d. Dijambak 1 31
e. Ditendang 2 33, 34
f. Diinjak 1 36
g. Dikunci dalam ruangan 3 40, 41, 42
h. Dicubit 1 38
i. Dicakar 1 37
j. Diperas 3 43, 44, 45
k. Dijewer 1 32
l. Dicekik 1 39

a. Diancam 1 15
b. Dipermalukan 2 16, 17
2. Kontak verbal c. Diberi panggilan nama yang buruk 1 20
langsung d. Dicela 1 21
41

e. Dimaki 1 18
f. Dimarahi 1 23
g. Dibentak 1 24
h. Diperintah 1 22
i. Digosipkan 1 19

a. Dilihat dengan sinis 1 9


3. Perilaku non- b. Mendapat juluran lidah lidah 1 10
verbal langsung c. Dipandang dengan ekspresi muka
yang merendahkan 1 11
d. Dipandang dengan ekspresi muka
yang mengejek 1 12
e. Dipandang dengan ekspresi muka
yang mengancam 1 13
f. Dirusak barang-barang yang 1 14
dimilik
4. Perilaku non- a. Dimanipulasi persahabatan
verbal tidak sehingga menjadi retak 3 3, 4, 5
langsung b. Dikucilkan 1 6
c. Diabaikan 2 1, 2
d. Mendapat surat kaleng 2 7, 8

∑ (JUMLAH) 45 45

b. Berdasarkan kisi-kisi tersebut, langkah selanjutnya adalah menyusun sejumlah

pernyataan atau butir-butir. Item pernyataan yang digunakan untuk

pengumpulan data mengenai perilaku bullying di SMPN 2 Kertasari, sebanyak

45 item (sebelum uji coba). Instrumen dalam bentuk pedoman wawancara

disusun berdasarkan variabel program bimbingan dan konseling SMPN 2

Kertasari. Indikator yang akan diungkap dalam wawancara kepada guru

bimbingan dan konseling disusun dalam sebuah kisi-kisi, dapat dilihat dalam

Tabel 3.3 berikut.


42

Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen
Pedoman Wawancara kepada Guru Bimbingan dan Konseling

Variabel Indikator Item


Program 1. Penyusunan program BK 1, 2
Bimbingan dan 2. Pelaksanaan program BK 3, 4
Konselng 3. Penaggulangan masalah siswa 5, 6

c. Melakukan judgement terhadap instrumen yang telah dibuat pada tanggal 12

Agustus 2009.

d. Menetapkan pola penyekoran untuk instrumen perilaku bullying. Angket yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan bentuk force choise, dengan

alternatif jawaban “Ya” dan “Tidak”. Pemberian skor pada lembar-lembar

jawaban dengan kriteria jika menjawab “Ya” pada item positif, maka diberi

skor = 1, dan menjawab “tidak” pada item positif diberi skor = 0.

Tabel 3.4
Kriteria Penyekoran Instrumen
Jawaban Responden
Pernyataan Skor
Ya Tidak
Positif √ - 1
Positif - √ 0

Untuk kepentingan pengolahan data dalam rangka menjawab pertanyaan

penelitian pertama (perilaku bullying SMPN 2 Kertasari), kedua (pelaku bullying

SMPN 2 Kertasari), dan yang ketiga (korban bullying SMPN 2 Kertasari)

digunakan skor ideal sebagai berikut:


43

a. Xideal = Skor maksimal yang diperoleh sampel jika menjawab dengan

benar semua item pernyataan.

b. Xideal = ½ Xideal c. Sideal = ⅓ Xideal

Setelah diketahui nilai dari skor ideal maka dilakukan penentuan kriteria dengan

menggunakan rentang interval kategori berikut.

Tabel 3.4
Selang Interval Kategori
Interval Kategori
X≥Xideal + 0,61 Sideal Tinggi
Xideal – 0,61 Sideal ≤ X < Xideal + 0,61 Sideal Sedang
X< Xideal – 0,61 Sideal Rendah

3. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan bersamaan dengan uji penelitian pada

tanggal 14 Agustus 2009 terhadap 120 siswa SMPN 2 Kertasari kelas VIII. Uji

coba meliputi uji validitas dan uji reliabilitas item.

1. Uji Validitas Instrumen Perilaku Bullying

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan ketepatan atau kesahihan

suatu instrumen dalam mengungkap apa yang ingin diungkap. Suatu instrumen

yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen

yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2002: 144).

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.


44

Validitas setiap item pernyataan dicari dengan menggunakan program

SPSS Versi 15.0 dan Microsoft Office Excel 2007. Berdasarkan perhitungan

validitas item dengan menggunakan Program SPSS diperoleh sebanyak 41 item

pernyataan format A yang dapat dipergunakan dari jumlah keseluruhan 45 item,

artinya 4 item dibuang karena tidak signifikan sehingga tidak dapat digunakan

untuk pengumpulan data penelitian. Diperoleh 31 item pernyataan format B yang

dipergunakan dari 45 item, artinya 14 item dibuang karena tidak signifikan

sehingga tidak dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian Hasil uji

instrumen perilaku bullying dapat dilihat pada Tabel 3.5dan Tabel 3.6 berikut.

Tabel 3.5
Validitas Hasil Uji Instrumen Perilaku Bullying
(Pelaku Bullying)

Item yang Valid Item yang Tidak Valid


(dapat digunakan) (tidak dapat digunakan)
1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 14, 15, 17, 6, 7, 12, 13, 16, 19, 20, 30, 33, 34, 37,
18, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 41, 43, 45.
30, 31, 32, 35, 36, 38, 39, 40, 42, 44.

Tabel 3.6
Validitas Hasil Uji Instrumen Perilaku Bullying
(Korban Bullying)

Item yang Valid Item yang Tidak Valid


(dapat digunakan) (tidak dapat digunakan)
1, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 2, 6, 18, 28.
15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25,
26, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36,
37, 38, 39,40, 41,42, 43, 44, 45.

Selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 2.


45

2. Uji Reliabilitas Item

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

korelasi product moment dengan angka kasar, sebagai berikut:

N .∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
rx y =
2
{
N .∑ X 2 − (∑ X ) N .∑ Y − (∑ Y )
2 2
}
(Arikunto, 2003: 72)

Sebagai tolok ukur, digunakan klasifikasi rentang koefisien reliabilitas dari

Sugiyono dan Eri Wibisono (2001: 172) berikut ini:

Tabel 3.7
Rentang Koefisien Reliabilitas

Nilai Keterangan
0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah
0,200 – 0,399 derajat keterandalan rendah
0,400 – 0,599 derajat keterandalan sedang
0,600 – 0,799 derajat keterandalan kuat
0,800 – 1,00 derajat keterandalan sangat kuat

Untuk memperoleh harga r dilakukan perhitungan dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

2 r XY
rtt =
(1 + r XY )
(Arikunto, 2003: 93)

Untuk menguji signifikansi item tersebut, maka perhitungan di atas

dilanjutkan dengan memasukkan harga r ke dalam rumus di bawah ini:


46

n−2
t=r
1− r 2

(Sudjana, 2004: 149)

Keterangan:

t = Harga t hitung untuk tingkat signifikansi

r = Koefisien korelasi

n = Banyaknya subjek

Berdasarkan hasil penghitungan, untuk instrumen penghitungan penelitian

pelaku bullying diperoleh rtt sebesar = 0, 904. Adapun untuk instrumen penelitian

korban bullying diperoleh rtt sebesar = 0, 926. Dengan merujuk pada klasifikasi

rentang koofisien reliabilitas Sugiyono, rtt sebesar = 0, 904 dan 0, 926 termasuk

kedalam kategori sangat kuat, atau menunjukan reliabilitas yang sangat tinggi.

Dengan demikian instrumen ini dapat digunakan sebagai instrumen pengumpul

data.

F. Prosedur Pengumpulan Data

1. Persiapan Pengumpul Data

Dalam penelitian ini, tahap penelitian terbagi atas empat tahap yaitu tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, tahap analisa data dan tahap penyusunan laporan.

Tahap-tahap tersebut dijelaskan secara lebih lanjut sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Terdapat tiga kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini, yaitu:


47

1) Menyusun proposal penelitian

Rancangan penelitian disusun atas dasar tujuan yang ingin dicapai yaitu

tersusunnya rancangan program bimbingan untuk menangani perilaku bullying

siswa di SMP.

2) Memilih lapangan penelitian

Sekolah Menengah Pertama yang menjadi pilihan adalah SMPN 2 Kertasari.

Beberapa pertimbangan yang digunakan adalah sebgai berikut: a) SMPN 2

Kertasari merupakan sekolah yang dianggap memiliki siswa yang prestasinya

baik. Asumsinya bahwa pada kondisi siswa yang dianggap memiliki kemampuan

belajar baik, belum tentu perilaku yang ditampilkan baik pula. Sehingga penting

untuk diteliti gambaran perilaku bullying siswa pada kondisi tersebut; b) SMPN 2

kertasari telah memiliki guru pembimbing dan berbagai fasilitas BK; c) Lokasi

sekolah mudah dijangkau dan memungkinkan untuk dikunjungi setiap hari

sehingga proses penelitian dapat terjadi secara simultan; d) Adanya kesiapan

sekolah untuk dijadikan sebagai lokasi penelitian.

3) Mengurus perizinan

Mempersiapkan berbagai kelengkapan penelitian termasuk surat-surat perizinan

dari Fakultas Ilmu Pendidikan yang kemudian diproses melalui BAAK, Pemda

dan Dinas Pendidikan yang berupa SK penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang melalui angket dan wawancara.

Pelaksanaan dimulai dengan kegiatan orientasi (penciptaan rapport), eksplorasi

(pengumpulan data utama), serta melengkapi (pengumpulan data penunjang).


48

c. Tahap Akhir

Tahap akhir penelitian merupakan kegiatan untuk menyempurnakan serta

melaporkan data penelitian dalam bentuk program bimbingan hipotetis untuk

mereduksi perilaku bullying di SMPN 2 Kertasari.

2. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Kegiatan yang dilakukan saat pengumpulan data adalah penyampaian

tujuan penelitian, penyebaran angket, penjelasan petunjuk pemilihan alternatif

jawaban dan pengumpulan angket.

3. Pengolahan Data

Teknik pengolahan data erat kaitannya dengan jenis data yang diperoleh

serta tujuan penelitian. Data yang diperoleh dengan menggunakan skala sederhana

kemudian dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistik sehingga

diperoleh hasil perhitungannya. Sedangkan data kualitatif diperoleh melalui

wawancara yang ditujukan kepada guru bimbingan dan konseling. Kemudian data

hasil wawancara tersebut dianalisis dalam bentuk uraian naratif.

Dalam mengolah data, langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai

berikut.

a. Data Hasil Angket/Kuesioner

Untuk menjawab pertanyaan penelitian, maka langkah-langkah yang

ditempuh adalah sebagai berikut:

1) Verifikasi data, hal ini dilakukan untuk mengetahui kelangkapan data yang

diperoleh
49

1) Memberikan skor (scoring) untuk jawaban pernyataan siswa. Setiap butir

pernyataan memiliki skor aktual, yaitu penjumlahan dari setiap skor jawaban

pernyataan siswa.

2) Pengelompokan data mengacu kepada penentuan konversi skor. Konversi skor

disusun berdasarkan skor yang diperoleh subjek uji coba pada setiap aspek

maupun skor total instrumen.

Untuk mengetahui gambaran perilaku bullying pada siswa pelaku dan siswa

korban, maka dilakukan pengelompokkan data berdasarkan empat aspek

perilaku bullying dengan kriteria rendah, sedang, dan tinggi.

b. Data Hasil Wawancara

Data hasil wawancara yang dilakukan dengan guru bimbingan dan konseling

dalam bentuk uraian naratif mengenai program bimbingan dan konseling. Hasil

wawancara dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan

program BK yang diselenggarakan di SMPN 2 Kertasari, terutama mengenai

bullying.

Anda mungkin juga menyukai