Anda di halaman 1dari 19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen yang bersifat kuantitatif Pre-Experimental Design dalam bentuk One

Group Pretest-Postest Design. Menurut Sugiyono (2015), eksperimen adalah

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

yang lain dalam kondisi yang terkendali. Jenis penelitian yang digunakan disini

adalah Pre Experimental Designs, yang akan mengkaji tentang peningkatan

sebelum dan sesudah teknik bermain peran terhadap kesadaran bahaya bullying di

SMP Negeri 8 Tarakan.

B. Desain Penelitian

Desain Experimen yang digunakan adalah One-Group Pretest-posttest

desain. Desain pelaksanaan penelitian mulai dari tahap penentuan subjek

penelitian, pretest, pemberian teknik Bermain Peran dan posttest.

Desain ini digambarkan oleh Sugiyono (2015) sebagai berikut.

01 X 02
Gambar 3.1
Desain Penelitian Eksperimen
One Group Pretest-Posttest Design
Keterangan :
O1 : Pengukuran (pre-test) untuk mengukur kesadaran bahaya bullying
siswa sebelum diberikan teknik bermain peran.
X : Treatment atau perlakuan (pemberian teknik bermain peran)

34
35

O2 : Pengukuran (post-test) untuk mengukur kesadaran bahaya bullying


siswa setelah diberikan teknik bermain peran.
1. Pelaksanaan Pretest

Pelaksanaan pretest terhadap subjek penelitian berupa pemberian skala

penelitian yang berisi daftar pernyataan tentang kesadaran bahaya bullying,

hasil dari pretest dijadikan pertimbangan dalam pemilihan sampel. Adapun

jumlah sampel yang akan diambil peneliti yaitu sebanyak 12 orang dari kelas

VIII berdasarkan pertimbangan tertentu dengan kriteria yang ditentukan.

Setelah pemilihan sampel, maka akan diberikan perlakuan atau treatment

terhadap sampel yang dipilih.

2. Perlakuan (Treatment)

Perlakuan dilakukan melalui peberian layanan bimbingan kelompok

dengan teknik bermain peran kepada subjek penelitian yang diberikan

sebanyak lima kali pertemuan dengan durasi setiap kali pertemuan selama 1x45

menit. Setiap akhir pertemuan peneliti akan memberikan evaluasi yang berisi

terkait pelaksanaan bermain peran serta kesesuaian drama yang dipentaskan

dengan permasalahan bullying yang diangkat pada hari tersebut. Secara rinci

jadwal kegiatan layanan bimbinga kelompok dilihat sebagai berikut :

Tabel. 3.1 Rencana Pemberian Layanan Bermain Peran

Pertemuan Judul Drama Tujuan Waktu

1 Duet Maut Agar peserta didik dapat 1x45 menit

mengetahui bahaya dari

bullying dan menghidari


36

perilaku bullying

2 Kaya Harta, Agar peserta didik dapat 1x45 Menit

Miskin Moral mengetahui bahaya dari

bullying dan agar peserta

didik lebih menghargai

satu sama lainnya

3 Bagus and The Agar peserta didik dapat 1x45 menit

Gank’s mengetahui bahaya dari

bullying dan menghidari

perilaku bullying

4 Hitam kulit, Agar peserta didik dapat 1x45 menit

keriting rambut mengetahui bahaya dari

bullying, menghidari

perilaku bullying dan

menghargai perbedaan

5 Temanku Agar peserta didik dapat 1x45 menit

bukan temanku mengetahui bahaya dari

bullying dan menghidari

perilaku bullying

3. Pelaksanaan Posttest
37

Postest diberikan kepada peserta didik setelah diberikan perlakuan berupa

layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran. Posttest ini tidak

diberikan pada setiap pertemuan melainkan setelah seluruh pelaksanaan treatmet

berakhir

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 8 Tarakan yang berlokasi di Jl.

Lestari, Kelurahan Karang Harapan, Tarakan. Waktu pelaksaan penelitian ini

dapat dilihat di tabel berikut.

Tabel 3.2 Waktu Penelitian

Waktu

No Kegiatan Februari Maret

1 2 3 4 1 2 3 4

1 Uji Butir Instrumen √

2 Pemberian Pretest √

3 Pemberian Perlakuan (treatment) √

4 Analisis hasil penelitian √ √

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Adapun

untuk keperluan penelitian ini, yang menjadi populasinya adalah seluruh peserta
38

didik kelas VIII-7 di SMP Negeri 8 Tarakan tahun ajaran 2017/2018 yang

berjumlah 33 peserta didik. Adapun rincian populasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Rincian Jumlah Siswa kelas VIII-7 di SMP Negeri 8 Tarakan

Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah
L P

7 8-7 21 12 33

Jumlah 21 12 33

2. Sampel

Sampel adalah proses pemilihan sejumlah individu suatu peneliti

sedemikian rupa sehingga individu-individu tersebut merupakan perwakilan

kelompok yang lebih besar pada orang yang dipilih (Sugiyono, 2014).

Pada penelitian ini sampel diambil dengan menggunakan non probability

sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih

menjadi sampel. Pada penelitian ini pola yang digunakan adalah purposive

sampling, alasan penggunaan pola purposive sampling adalah karena dalam

proses bimbingan kelompok jumlah peserta juga mempunyai pengaruh yang besar

terhadap proses keberhasilan bimbingan kelompok. Dalam bimbingan kelompok

jumlah anggota yang dapat diberikan perlakuan atau treatment berkisar antar 3

sampai 15 orang (Romlah, 2006). Pengambilan sampel dilakukan dengan

menyebarkan skala kesadaran bahaya bullying pada siswa kelas VIII-7 SMP 8

Tarakan pada pre-test. Hal ini berdasarkan rekomendasi dari guru BK bahwa

siswa kelas 8-7 seringkali melakukan tindakan bullying. Kemudian didapatkan


39

jumlah sampel sebanyak 12 (dua belas) orang yang memiliki skor pretest yang

rendah dan sangat rendah dengan menggunakan skala kesadaran bahaya bullying.

Data dapat dilihat di lampiran 10

E. Variabel Penelitian

Adapun dalam penelitian yang penulis lakukan, terdapat dua jenis variabel

yang akan diteliti yaitu:

1. Variabel bebas (independent) yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen dalam hal

ini yang menjadi variable bebas yaitu teknik bermain peran.

2. Variabel terikat (dependent) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas dalam hal ini adalah

kesadaran bahaya bullying.

F. Definisi Operasional Variabel

Konsep dari penelitian ini masih bersifat abstrak, sehingga terlebih dahulu

akan dioperasionalkan untuk memperoleh indikator-indikator dalam pemecahan

permasalahan, diantaranya sebagai berikut:

1. Bermain peran adalah salah satu teknik bimbingan dimana pemain

memainkan peranan tertentu sesuai dengan peran yang sudah ditulis

ataupun memerankan peran dengan cara spontan dimana situasi-situasi

atau kejadian yang terjadi dalam kehidupan sebenarnya. Adapun tahapan-

tahapan bermain peran tersebut antara lain:

a) Persiapan.
40

b) Membuat skenario.

c) Menentukan kelompok yang akan memainkan sesuai dengan

kebutuhan skenarionya, dan memilih individu yang akan memegang

peran tertentu.

d) Menentukan kelompok penonton dan menjelaskan tugasnya.

e) Pelaksanaan.

f) Evaluasi dan diskusi.

g) Ulangan permainan. Dari hasil diskusi dapat ditentukan apakah perlu

diadakan ulangan permainan atau tidak.

2. Kesadaran bahaya bullying adalah kecenderungan seseorang untuk

mencurahkan perhatiaannya mencakup penginderaan, perasaan, pikiran dan

tindakan terhadap bahaya yang diakibatkan dari perilaku bullying, baik

untuk pelaku maupun untuk korban.

G. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sangat dibutuhkan dalam penelitian, sebab

dapat menentukan keberhasilan suatu penelitian. Kualitas data ditentukan oleh

kualitas alat pengumpulan data yang cukup valid. Adapun teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, dan skala psikologis.

a) Observasi

Jenis observasi yang akan digunakan adalah observasi sistematis

dimana pengamat menggunakan sebagai instrument pengamatan

(Arikunto, 2013). Pedoman observasi berisi daftar jenis kegiatan yang


41

mungkin timbul dan akan diamati. Instrument ini digunakan untuk

mengetahui keterlaksanaan prosedur bermain peran selama pemberian

layanan bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran.

b) Skala Kesadaran Bahaya Bullying

Peneliti menggunakan Skala Kesadaran Bahaya Bullying untuk

mengetahui tingkat kesadaran bahaya bullying siswa. Instrument skala

kesadaran bahaya bullying oleh peneliti sendiri terdiri dari 29 item.

Dalam skala kesadaran bahaya bullying responden diminta untuk

menjawab suatu pernyataan dengan pilihan jawaban yaitu Sangat Sesuai

(SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS).

2. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2014), instrument penelitian adalah alat atau fasilitas

yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih

mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pedoman observasi, dan skala kesadaran bahaya bullying.

a). Pedoman Observasi

Teknik observasi ini digunakan untuk mencatat reaksi-reaksi dan

partisipasi siswa selama pemberian layanan melalui pengamatan secara

langsung. Cara penggunaannya dengan cara memberi tanda (√) pada setiap

aspek yang muncul. Adapun cara menganalisis data hasil dari observasi

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


42

Analisis Individual = nm × 100 %


N

(Arikunto, 2013)

Keterangan:

Nm = Jumlah item yang tercek dari aktivitas peneliti

N = Jumlah item dari seluruh aspek yang diobservasi

Kriteria untuk penentuan hasil observasi dibuat berdasarkan hasil

analisis persentase individual per aspek, yaitu nilai tertinggi 100% dan

angka terendah <20% sehingga diperoleh kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.4 Tabel Kriteria Penentuan Observasi

Kriteria Persentase
Baik Sekali 81-100%
Baik 61-80%
Cukup 41-60%
Kurang 21-40%
Kurang Sekali <21%
(Arikunto, 2013)

b). Skala Kesadaran Bahaya Bullying

1) Kisi-Kisi Skala Kesadaran Bahaya Bullying

Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode skala.

Menurut Azwar (2014) skala adalah suatu prosedur pengambilan data yang

merupakan suatu alat ukur aspek afektif yang merupakan konsep

psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu.

Skala kesadaran bahaya bullying yang digunakan pada penelitian

ini disusun berdasarkan bentuk-bentuk dari kesadaran yaitu penginderaan

(sensing), pikiran (thinking), perasaan (feelings), dan tindakan (action)

Menurut Corey (dalam Andriyani, 2013). Skala kesadaran bahaya bullying


43

dalam penelitian ini terdiri atas item positif dan negatif yang masing-

masing terdiri dari empat alternatif jawaban.

Adapun kisi-kisi yang digunakan dalam penyusunan skala

kesadaran bahaya bullying adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kisi-kisi Skala Kesadaran Bahaya Bullying


Variabel Aspek Deskriptor Item Instrumen Tota
+ - l
Kesadaran 1. Pengindraan Penangkapan 1,2,3,4, 6,7,8,9 10
Bahaya (sensing) terhadap 5 ,10
Bullying rangsangan
dari luar yang
berupa
penglihatan
dan
pendengaran
terhadap
perilaku
bullying
2. Pikiran Hal-hal yang 11, 12, 16, 17, 10
(thinking) terjadi 13, 14, 18, 19,
mengenai 15 20
pengalaman
yang
berhubungan
dengan
bullying
3. Perasaan Suatu 21, 22, 26, 27, 10
(feelings) pernyataan 23, 24, 28, 29,
jiwa, 25 30
mengenai hal-
hal yang
dirasakan
terhadap
perilaku
bullying
4. Tindakan Suatu kondisi 31, 32, 36, 37, 10
(actions) yang 33, 34, 38, 39,
menyebabkan 35 40
atau
menimbulkan
perilaku untuk
tidak
44

melakukan
bullying dan
mencegah
bullying
Jumlah 20 20 40
2). Pedoman skor

Skala kesadaran bahaya bullying dibuat dalam bentuk pernyataan-

pernyataan beserta kemungkinan jawabannya. Penelitian ini menggunakan

skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, (Sugiyono,

2015). Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel,

kemudian indikator tersebut di jadikan sebagai titik tolak untuk menyusun

butir-butir instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Skala kesadaran bahaya bullying bersifat tertutup, karena setiap

item pertanyaan telah dilengkapi berbagai pilihan jawaban, dengan empat

pilihan jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS),

sangat tidak sesuai (STS). Guna kepentingan analisis data, maka skala

perilaku dalam penelititan ini dilakukan dengan menggunakan skala Likert

dengan rentang 1 sampai 4 (Sugiyono, 2014). Dipilih skala dengan rentang

1 sampai 4 dikarenakan untuk menghindari responden yang menjawab

netral. Adapun kategori jawaban untuk skala Likert adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Pembobotan Item Skala


45

Pilihan jawaban Skor jawaban


Positif Negatif
Sangat Sesuai (SS) 4 1
Sesuai (S) 3 2
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

H. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Menurut Sugiyono (2015) valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Hasil penelitian yang valid bila

terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada objek yang diteliti. Instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat

mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya

validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Sebelum skala

perilaku digunakan untuk penelitian lapangan, terlebih dahulu dilaksanakan uji

coba melalui dua tahap, yaitu:

a) Validitas Isi

Menurut Sugiyono (2015), untuk menguji validitas konstruksi,

dapat digunakan pendapat dari ahli (professional judgemed) setelah

instrumen dikonstruksikan tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan

berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli

(dalam hal ini ahli dalam bidang psikologis dan bimbingan konseling).

Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun. Para
46

ahli akan memberi keputusan, instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan,

ada perbaikan, dan mungkin dirombak total.

b) Uji Coba Lapangan

Uji coba lapangan ini dilakukan terhadap siswa SMP Negeri 9

Tarakan. Sebelum skala dibagikan terlebih dahulu menjelaskan maksud

dari skala, dan pengerjaan skala selama 1 jam pelajaran (45 menit). Skala

yang telah diuji coba, kemudian diolah dan dianalisis dalam upaya

menemukan validitas dan reliabilitasnya. Pengolahan data hasil uji coba

ini menggunakan rumus korelasi product moment dibantu dengan aplikasi

program Statistical Product And Service Solution (SPSS) version 22.0 for

windows.

Hasil koefisien korelasi tiap butir dikonsultasikan dengan tabel

harga r product moment pada taraf signifikan 5%. Apabila hasil

perhitungan yang diperoleh ternyata rhitung > rtabel maka butir skala

dikategorikan valid, sedangkan apabila hasil perhitungan yang diperoleh

ternyata rhitung < rtabel pada taraf signifikan 5% maka instrument

dinyatakan tidak valid.

c) Hasil Validasi

Menurut Sugiyono (2014), instrument yang valid merupakan alat

ukur yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur. Validitas merupakan suatu ukuran untuk mengukur tingkat valid

atau kesahihan suatu instrument. Teknik uji validitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji validitas internal dengan menggunakan


47

analisis butir. Valid tidak validnya butir pernyataan dalam butir

pernyataan dalam butir instrument diketahui dengan skor-skor yang ada

pada butir dikorelasikan dengan skor total, kemudian dikonsultasikan

pada taraf 5%. Dengan nilai rtabel 0,266, maka apabila rhitung>rtabel item

dikatakan valid dan dapat digunakan selanjutnya untuk pengumpulan

data.

Pengujian validitas ini dilakukan terhadap 54 responden yakni

peserta didik yang tidak termasuk dalam sampel penelitian. Pengujian

validitas, diperoleh perhitungan terhadap 40 butir pernyataan untuk

instrument skala kesadaran bahaya bullying dan 29 butir pernyataan

valid dan 11 pernyataan tidak valid. Adapun hasil uji validitas skala

kesadaran bahaya bullying pada penelitian ini dapat dilihat pada

lampiran 10.

Jadi, item yang valid disajikan sebagai instrument dalam penelitian ini

sedangkan item yang tidak valid, maka tidak digunakan dalam pengambilan data

dalam penelitian ini.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2010) suatu instrumen penelitian dikatakan

mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil

yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Untuk uji realibilitas yang

skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai atau berbentuk skala

digunakan rumus Alpha Cronbach dibantu dengan aplikasi program Statistical

Product And Service Solution (SPSS) version 22.0 for windows.


48

Tabel. 3.7 Tingkat Koefisien Alpha Cronbach

Nilai Alpha Tingkat Reliabilitas

0,801 – 1,000 Sangat Reliabel


0,601 – 0,800 Reliabel
0,401 – 0,600 Cukup Reliabel
0,201 – 0,400 Kurang reliable
Sumber : (Arikunto 2013)

Berdasarkan hasil uji realibilitas instrument dalam penelitian dengan

menggunakan rumus alpha cronbach sebesar 0,730 dengan N=40, kemudian

disesuaikan dengan table diatas, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil uji

reabilitas skala kesadaran bahaya bullying. Data dilihat pada lampiran 4

I. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis hasil

skala penelitian tentang kesadaran bahaya bullying siswa SMP Negeri 8 Tarakan.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik

deskriptif untuk menggambarkan tentang kesadaran bahaya bullying siswa

sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberi perlakuan pemberian teknik

bermain peran. dan analisis inferensial dengan menggunakan uji Wilcoxon untuk

pengujian hipotesis.

1. Analisis statistik deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan tentang kesadaran

bahaya bullying siswa sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberi perlakuan

pemberian teknik bermain peran. maka untuk keperluan tersebut, dibuatkan tabel

distribusi frekuensi dan persentase dengan rumus persentase yang diambil dari

Sugiyono (2014).
49

F
P= x 100 %
N

Keterangan:
P : Persentase hasil yang dicari
F : Frekuensi jumlah skor yang diperoleh
N : Jumlah skor yang diharapkan
Dan dilakukan perhitungan rata-rata skor variabel dengan rumus yang
dikemukakan oleh (Sugiyono, 2014), yaitu:

Me 
 Xi
Keterangan: N
Me : Mean (rata-rata)
Xi : Nilai X ke i sampai ke n
N : Banyaknya subjek

Setelah diketahui nilai rata-rata (mean) variabel serta hasil skala kesadaran

bahaya bullying dari responden, maka setiap variabel dikategorikan sebagai

standar untuk menetukan kategori kesadaran bahaya bullying siswa pada tabel

sebagai berikut:

Tabel 3.8 Kategorisasi Kesadaran Bahaya Bullying

Interval Kategori Kesadaran Bahaya


No
Bullying

1 Mi + 1,5 Sdi < X Sangat Tinggi


2 Mi + 0,5 Sdi < X ≤ Mi + 1,5 Sdi Tinggi
3 Mi – 0,5 Sdi < X ≤ Mi + 0,5 Sdi Sedang
4 Mi – 1,5 Sdi < X ≤ Mi – 0,5 Sdi Rendah
5 X ≤ Mi – 1,5 Sdi Sangat Rendah
Sumber : Azwar (2014)

Keterangan :
X = Nilai yang diperoleh siswa
Mi = Mean ideal
= 1/2 (Nilai tertinggi ideal + Nilai rendah ideal)
50

Sdi = Standar deviasi ideal


= 1/6 (Nilai tertinggi ideal – Nilai rendah ideal)

Nilai tertinggi ideal =


Jumlah pernyataan x skor tertinggi tiap pernyataan
x 100
jumlah pernyataan x skor tertinggi tiap pernyataan
Nilai terendah ideal =
Jumlah pernyataan x skor terendah tiap pernyataan
x 100
jumlah pernyataan x skor tertinggi tiap pernyataan

Adapun hasil dari perhitungan rumus tersebut, maka didaptkan hasil


kategorisasi kesadaran bahaya bullying pada table berikut :
Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Kategoriasi Kesadaran Bahaya Bullying
No Interval Kategorisasi
1 94,25 < X Sangat Tinggi
2 79,5 < X < 94.25 Tinggi
3 65,25 < X < 79,5 Sedang
4 50,75 < X < 65,25 Rendah
5 X < 50,75 Sangat Rendah
(Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 14)

Setelah diketahui hasil kategorisasi kesadaran bahaya bullying, maka

dijelaskan gambaran umum tentang kesadaran bahaya bullying sebelum dan

sesudah diberikan treatment bermain peran, dengan menggunakan table distribusi

frekuensi dan persentase dengan rumus:

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk

menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono,

2013). Statistik inferensial terbagi menjadi dua, yaitu statistik parametris dan

nonparametris. Statistik parametris digunakan untuk menganalisa data interval

atau rasio yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan
51

statistik nonparametris digunakan untuk menganalisis data nominal dengan

ordinal yang tidak berdistribusi normal.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis statistik nonparametris

karena sampel dari populasi yang digunakan memiliki rasio yang tidak

berdistribusi normal (Sugiyono, 2013), yaitu kurang dari 30 siswa.

a. Uji Hipotesis

(1) Two Related Samples Test dengan Uji Wilcoxon

Two Related Samples Test atau uji dua sampel berhubungan, untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan antara dua kelompok sampel yang

berpasangan. Penggunaan uji wilcoxon mengacu pada jenis data yang

diperoleh dari skala likert berupa data ordinal. Uji wilcoxon dapat digunakan

pada penelitian yang sampelnya sedikit. Penggunaan uji wilcoxon

dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian mengenai peningkatan skor

kesadaran bahaya bullying siswa antara sebelum dan sesudah diberikan

treatment bermain peran pada siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini.

Bentuk hipotesis statistic dalam penelitian ini diantaranya adalah :

Ha : Terdapat peningkatan kesadaran bahaya bullying sebelum dan setelah

pemberian teknik bermain peran pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8

Tarakan

H0 : tidak terdapat peningkatan kesadaran bahaya bullying sebelum dan

setelah pemberian teknik bermain peran pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8

Tarakan
52

Adapun hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan bantuan

program SPSS 24.0 for windows.

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% dengan kriteria pengambilan

keputusan, yaitu jika Pvalue < 0,05, maka hipotesis kerja (Ha) diterima, artinya

bahwa terdapat peningkatan skor kesadaran bahaya bullying siswa antara sebelum

dan sesudah diberikan teknik bermain peran pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8

Tarakan tahun pelajaran 2017/2018. Apabila pvalue > dari 0,05 maka hipotesis nihil

(Ho) diterima, artinya tidak terdapat peningkatan skor kesadaran bahaya bullying

siswa sebelum dan sesudah diberikan teknik bermain peran pada siswa kelas VIII

SMP 8 Tarakan.

Anda mungkin juga menyukai