Anda di halaman 1dari 25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di tiga SMP Negeri di Jakarta Pusat. Jumlah

siswa dari sekolah tersebut masing-masing adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1
Jumlah Siswa Sekolah Tempat Penelitian
Tahun Pelajaran 2013/2014

No Nama Sekolah Kecamatan Siswa VIII


1 SMPN 5 Sawah Besar 80
2 SMPN 17 Sawah Besar 120
3 SMPN 64 Sawah Besar 152
Jumlah 352

Alasan pemilihan tempat penelitian adalah sebagai berikut:

a. Ketiga SMP tersebut di atas merupakan SMP Negeri yang relatif baik,

namun dekat dengan pusat hiburan malam di mana frekuensi pergaulan

bebas relatif tinggi. Peneliti merasa sekolah ini layak dijadikan tempat

penelitian.

b. Sekolah ini dekat dengan peneliti bertugas sehingga diharapkan pada

saat penelitian berlangsung tidak terdapat hambatan atau kendala waktu

dan dana di lapangan.

34
35

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan yaitu mulai bulan

Maret sampai Juni 2014. Jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 3.2
Jadwal KegiatanPenelitian

No Uraian Kegiatan Mar Apr Mei Jun


1 Mengurus Izin dari Unindra

2 Pembuatan Instrumen

3 Penyebaran Instrumen

4 Melaksanakan try-out (uji coba)

5 Penyelesaian Hasil try-out

6 Pelaksanaan Penelitian

7 Pengolahan/Pelaporan Tesis

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan

teknik analisis jalur (path analysis). Variabel penelitian ini terdiri dari

variabel terikat, yaitu sikap pada perilaku pergaulan bebas (Y) dan dua

variabel bebas, yaitu kecerdasan emosional (X₁) dan penguasaan konsep

biologi (X₂), maka model konstelasi hubungan antar variabel dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:


36

Kecerdasan
Emosional (X1)
p31 r13

r12 p12 Sikap pada Perilaku


Pergaulan Bebas (Y)

p32
r23
Penguasaan Konsep
Biologi (X2)

Gambar 3.1
Paradigma Penelitian

Keterangan:

Variabel Bebas (X1) : kecerdasan emosional

Variabel Bebas (X2) : penguasaan konsep biologi

Variabel Terikat (Y) : sikap pada perilaku pergaulan bebas

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,

2008:68). Dari diagram jalur yang disusun dapat dijelaskan bahwa X1

merupakan variabel independen (eksogen) dari X2 dan Y. X1 mempunyai jalur

hubungan langsung dengan Y, tetapi juga mempunyai hubungan tidak

langsung dengan Y karena harus melalui X2. Dalam hal ini variabel X2 dan Y

merupakan variabel endogen.


37

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung

atau pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik

tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin

dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana, 1996:6). Adapun populasi dalam dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri di Kecamatan Sawah

Besar, Jakarta Pusat, kelas VIII pada semester genap tahun pelajaran

2013/2014.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel

dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri di

Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada semester genap tahun

pelajaran 2013/2014. Jumlah siswa pada ketiga sekolah tersebut bisa

dilihat pada Tabel 3.1 di atas.

D. Teknik Pemilihan Sampel

Teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

gabungan antara proporsional dan acak. Dalam menentukan jumlah anggota

sampel dari setiap sekolah digunakan teknik proporsional, sedangkan untuk

menentukan anggota sampel dari setiap sekolah dipilih secara acak. Menurut

Roscoe dalam Sugiyono (2006:101) mengatakan bahwa bila dalam penelitian

akan melakukan analisis multivariate (korelasi atau regresi ganda), maka


38

jumlah sampel minimal 10 kali jumlah variabel yang akan diteliti (minimal 30

orang sampel)

Berdasarkan pendapat tersebut. jumlah anggota sampel ditentukan 15%

dari jumlah populasi terjangkau (406) adalah 60,9 dibulatkan menjadi 60

orang siswa. Penghitungan penentuan banyaknya anggota sampel tiap kelas

seperti tampak pada Tabel 3.3 di bawah ini:

Tabel 3.3
Penetapan Sampel Penelitian
No Nama Sekolah Sampel
1 SMPN 5 20
2 SMPN 17 20
3 SMPN 64 20
Jumlah 60

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan variabel penelitian, ada tiga jenis data yang

dikumpulkan, yaitu tentang: 1) kecerdasan emosional, 2) penguasaan konsep

biologi, dan 3) sikap pada perilaku pergaulan bebas. Untuk memperoleh data

tentang pengetahuan tentang kecerdasan emosional, penguasaan konsep

biologi dan sikap pada perilaku pergaulan bebas, dalam penelitian ini

digunakan angket/kuesioner dan tes obyektif berbentuk pilihan ganda.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) tes obyektif

penguasaan konsep biologi peserta didik, (2) angket/kuesioner kecerdasan


39

emosional, dan (3) angket/kuesioner sikap pada perilaku pergaulan bebas.

Untuk angket/kuesioner disusun menurut model skala Likert, dengan lima

alternatif pilihan jawaban. Pilihan jawaban tersebut adalah Sangat Setuju (SS)

diberi skor 5, Setuju (S) diberi skor 4, Ragu-Ragu (R) diberi skor 3, Tidak

Setuju (TS) diberi skor 2 dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1.

1. Variabel Sikap pada Perilaku Pergaulan Bebas

a. Definisi Konseptual

Secara konseptual, sikap pada perilaku pergaulan bebas

merupakan kesiapan bereaksi (dalam hal afeksi, kognisi dan kognisi)

dengan cara-cara tertentu yang meliputi perasaan suka atau tidak suka,

setuju atau tidak setuju untuk melakukan hubungan intim yang

didorong oleh hasrat seksual yang dilakukan seseorang, baik dengan

lawan jenis, maupun sesama jenis dengan cara bersenggama yang

dilakukan oleh pasangan tanpa ikatan perkawinan atau hubungan intim

secara bebas dengan banyak orang yang dilakukan atas dadar suka sama

suka.

b. Definisi Operasional

Pada penelitian ini sikap pada perilaku pergaulan bebas adalah skor

skala sikap yang diperoleh melalui angket atas perilaku seksual siswa

terhadap pergaulan bebas meliputi komponen kognitif, komponen

afektif dan komponen konatif. Semakin tinggi skor yang diperoleh akan

menunjukan semakin positif sikap siswa terhadap perilku pergaulan


40

bebas. Sebaliknya semakin rendah skor siswa, menunjukan semakin

negatif sikap siswa pada perilaku pergaulan bebas.

c. Kisi-Kisi Instrumen

Kuesioner tentang sikap pada perilaku pergaulan bebas ini

disusun ke dalam 30 butir pertanyaan yang disajikan sebagai berikut:

Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen
Sikap pada Perilaku Pergaulan Bebas

Butir Soal
Variabel Dimensi Indikator Total
Positif Negatif
Perilaku Kognitif Berpegangan 14 17 2
seksual tangan dan
membelai lawan
jenis
Berpelukan dengan 6 18 2
lawan jenis
Mencium pipi dan 8 1
kening
Mencium bibir 16 22 2
lawan jenis
Meraba tubuh, buah 24 1
dada dan pinggul
lawan jenis
Memegang alat 5 7 2
kelamin langsung
dan tidak langsung
Melakukan 11 1
senggama
(intercourse)
Persepsi Kognitif Sek bebas 12 25 2
tentang
hubungan Pernikahan 30 1
seksual
Perilaku Berpegangan 23 19 2
seksual tangan dan
membelai lawan
jenis
Berpelukan dengan 33 31 2
lawan jenis
Mencium bibir 1 9 2
lawan jenis
41

Butir Soal
Variabel Dimensi Indikator Total
Positif Negatif
Meraba tubuh, buah 26 34 2
dada dan pinggul
lawan jenis
Memegang alat 10 13 2
kelamin secara
langsung dan tidak
langsung
Melakukan 15 29 2
senggama
(intercourse)
Persepsi Sek bebas 32 1
hubungan
seksual Berpelukan dengan 21 1
lawan jenis
Mencium pipi dan 3 2 2
kening
Meraba tubuh, 4 27 2
buah dada dan
pinggul

lawan jenis
Melakukan 20 1
senggama
(intercourse)
Persepsi Seks bebas 28 35 2
hubungan
seksual
Jumlah Butir Pernyataan 18 17 35

d. Penguajian Validitas dan Reliabilitas

1) Validitas Instrumen Sikap pada Perilaku Pergaulan Bebas

Validitas yang diukur adalah validity internal consistency

dengan menggunakan rumus product-moment. Hasil perhitungan,

kemudian dibandingkan dengan rtabel product moment. Bilamana

rhitung lebih besar dari rtabel, maka butir instrumen tersebut dapat

dinyatakan valid. Adapun analisis validitas, berdasarkan hasil


42

perhitungan, setelah diolah data dianalisis lalu disajikan secara

lengkap sebagaimana layaknya perhitungan statistik.

Untuk instrumen sikap pada perilaku pergaulan bebas, datanya

merupakan data non-parametrik, sehingga uji validitas menggunakan

korelasi product moment, dengan rumusan sebagai berikut:

di mana:

r = Koefisien korelasi antara X dan Y

X = Skor total (untuk variabel bebas)

Y = Skor total (untuk variabel terikat)

N = Jumlah responden

Setelah diadakan ujicoba pada 30 orang non-sample, maka

ditemukan bahwa beberapa butir instrumen dinyatakan tidak valid,

yaitu nomor: 3,8,10,16,18 dan 21. Untuk membuat semua butir

instrumen tersebut valid, maka butir soal yang tidak valid diganti

oleh butir soal lain dan diujicobakan kembali, hingga semua butir

instrumen dinyatakan valid (lihat lampiran). Selanjutnya instrumen

penelitian dapat langsung digunakan sebagai alat ukur pada

penelitian.

2) Reliabiltas Instrumen

Hasil perhitungan reliabilitas instrumen ini, menurut Djaali

(2000:145) disajikan secara lengkap sebagaimana reliabilitas


43

instrumen pada umumnya, yaitu dengan cara menghitung reliabilitas

dengan menggunakan rumus Alpha-Cronbach, dengan rumusan

sebagai berikut:

r11 = , di mana:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyak butir pernyataan (yang valid)

 = Jumlah varians butir

St2 = Varians total

Apabila koefisien reliabilitas instrumen yang dihasilkan lebih

besar dari 0.7, berarti bahwa instrumen ini memiliki reliabilitas yang

cukup baik dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

Berdasarkan perhitungan reliabilitas instrumen sikap pada perilaku

pergaulan bebas siswa, maka nilai reliabilitas didapatkan sebesar

0,886. Karena nilai reliabilitasnya > 0,7, maka dapat dinyatakan bisa

dipercaya dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

2. Variabel Kecerdasan Emosional

a. Definisi Konseptual

Secara konseptual, kecerdasan emosi merupakan kemampuan

emosi yang meliputi kemampuan untuk mengendalikan diri, memiliki

daya tahan ketika menghadapi suatu masalah, mampu mengendalikan


44

impuls, memotivasi diri, mampu mengatur suasana hati, kemampuan

berempati dan membina hubungan dengan orang lain.

b. Definisi Operasional

Secara operasional, kecerdasan emosional diukur dengan

menggunakan indikator, yaitu: 1) kemampuan seseorang untuk

mengenali emosi diri, 2) mengelola emosi, 3) memotivasi diri sendiri,

4) mengenali emosi orang lain (empati) dan 5) kemampuan untuk

membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain.

Untuk dapat mengukurnya, seperangkat instrumen telah disiapkan

dengan kelima variabel yang telah disebutkan di atas, dengan

menggunakan skala Likert. Butir soal dalam perangkat terdiri atas 30

item, dengan penilaian: 5 (sangat setuju), 4 (setuju), 3 (ragu-ragu), 2

(tidak setuju), dan 1 (sangat tidak setuju).

c. Kisi-Kisi Instrumen

Berdasarkan definisi yang telah disebutkan di atas, maka

instrumen kecerdasan emosional diturunkan ke dalam butir soal

instrumen yang dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Kecerdasan Emosional

Variabel Indikator Nomor Butir Soal Total


Kecerdasan 1. Pengenalan diri 1,2,3,4,5,6 6
Emosional 2. Pengendalian diri 7,8,9,10,11,12 6
3. Motivasi diri 13,14,15,16,17,18 6
4. Empati 19,20,21,22,23,24 6
5. Membina hubungan sosial 25,26,27,28,29,30 6
45

Jumlah Butir Pernyataan 30

d. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

1) Validitas Instrumen Kecerdasan Emosional

Validitas yang diukur adalah validity internal consistency

dengan menggunakan rumus product-moment. Hasil perhitungan,

kemudian dibandingkan dengan rtabel product moment. Bilamana

rhitung lebih besar dari rtabel, maka butir instrumen tersebut dapat

dinyatakan valid. Adapun analisis validitas, berdasarkan hasil

perhitungan, setelah diolah data dianalisis lalu disajikan secara

lengkap sebagaimana layaknya perhitungan statistik.

Untuk instrumen kecerdasan emosional, datanya merupakan

data non-parametrik, sehingga uji validitas menggunakan korelasi

product moment, dengan rumusan sebagai berikut:

di mana:

r = Koefisien korelasi antara X dan Y

X = Skor total (untuk variabel bebas)

Y = Skor total (untuk variabel terikat)

N = Jumlah responden

Setelah diadakan ujicoba pada 30 orang non-sample, maka

ditemukan bahwa 3 butir instrumen dinyatakan tidak valid, yaitu


46

nomor: 4,12,16 dan 21. Untuk membuat semua butir instrumen

tersebut valid, maka butir soal yang tidak valid kemudian direvisi

dan diujicobakan lagi, hingga semua butir instrumen dinyatakan

valid (lihat lampiran). Selanjutnya instrumen penelitian dapat

langsung digunakan sebagai alat ukur pada penelitian.

2) Reliabilitas Instrumen Kecerdasan Emosional

Hasil perhitungan reliabilitas instrumen ini, menurut Djaali

(2000:145) disajikan secara lengkap sebagaimana reliabilitas

instrumen pada umumnya, yaitu dengan cara menghitung reliabilitas

dengan menggunakan rumus Alpha-Cronbach, dengan rumusan

sebagai berikut:

r11 = , di mana:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyak butir pernyataan (yang valid)

 = Jumlah varians butir

St2 = Varians total

Apabila koefisien reliabilitas instrumen yang dihasilkan lebih

besar dari 0.7, berarti bahwa instrumen ini memiliki reliabilitas yang

cukup baik dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

Berdasarkan perhitungan reliabilitas instrumen kecerdasan

emosional siswa, maka nilai reliabilitas didapatkan sebesar 0,881.


47

Karena nilai reliabilitasnya > 0,7, maka dapat dinyatakan bisa

dipercaya dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

3. Variabel Penguasaan Konsep Biologi

a. Definisi Konseptual

Secara konseptual, penguasaan konsep biologi merupakan suatu

proses kemampuan dan kesanggupan untuk menyusun pengetahuan

seperti idea atau gagasan yang relevan berupa peristiwa yang konkrit

yang ada dalam mata pelajaran biologi, terutama yang berkaitan dengan

organ reproduksi.

b. Definisi Operasional

Pada penelitian ini, penguasaan konsep biologi diukur dengan

menggunakan beberapa aspek, yaitu: 1) pengetahuan tentang organ

reproduksi, 2) kesehatan organ reproduksi serta penyakit menular

seksual, dan 3) anatomi organ reproduksi.

Untuk dapat mengukurnya, seperangkat instrumen telah disiapkan

dengan ketiga aspek yang telah disebutkan di atas, dengan

menggunakan skala parametrik. Butir soal dalam perangkat terdiri atas

20 item pilihan ganda (multiple choices), dengan penilaian: 1 untuk

jawaban benar, dan 0 untuk jawaban salah.

c. Kisi-Kisi Instrumen

Instrumen penguasaan konsep biologi disusun berdasarkan

indikator yang telah disebutkan di atas dan disusun dalam 20 butir soal

sebagai berikut:
48

Tabel 3.6
Kisi-Kisi Instrumen Penguasaan Konsep Biologi

Nomor Butir
Aspek Indikator Jumlah
C1 C2 C3
Pengetahuan Kesehatan organ 4,7 17 3
reproduksi
Kesehatan Penyakit menular 1 9,19 6 4
seksual
Anatomi organ Organ reproduksi 2,5,8 3
reproduksi pria
Organ reproduksi 3,12, 3
wanita 13
Fungsi organ 10,11 16 18 3
reproduksi
Perkembangan 14,15 20 3
seksual
TOTAL BUTIR SOAL 13 4 3 20

d. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

1) Validitas Instrumen Penguasaan Konsep Biologi

Pengujian validitas butir soal menggunakan koefisien korelasi

biserial dan rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien

korelasi biserial antara skor butir soal dengan skor total tes adalah

(Djaali, 2000:171)

rbis(i) =

di mana:

rbis(i) = Koefisien korelasi biserial antara skor butir soal nomor

i dengan skor total


49

= Rata-rata skor total responden yang menjawab benar

butir ke-i

= Rata-rata skor total semua responden

St = Standar deviasi skor total semua responden

pi = Proporsi jawaban benar untuk butir soal nomor i

qi = Proporsi jawaban salah untuk butir soal nomor i

Dalam pemberian interprestasi terhadap rbis digunakan db

sebesar (N-nr) dengan N = Jumlah siswa dan nr = 2, kemudian r bis

dikonsultasikan kepada tabel nilai r product moment pada taraf

signifikan 5%. Setelah dilakukan perhitungan validitas, butir soal

dikatakan valid jika nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel (rhitung > rtabel)

untuk taraf signifikan α = 5% dan n = jumlah anggota sampel.

Setelah dilakukan ujicoba diperoleh beberapa soal tidak valid

yaitu soal nomor: 5,12,13,15 dan 16. Butir soal yang tidak valid

peneliti ganti dan diujicobakan kembali hingga semua butir

dinyatakan valid. (lihat lampiran).

2) Reliabilitas Instrumen Penguasaan Konsep Biologi

Pengujian reliabilitas instrumen penguasaan konsep biologi

dilakukan untuk semua butir tes dengan menggunakan rumus Kuder

Richardson 20 (KR-20) yaitu (Sugiyono, 2008:186):

rii =
50

di mana:

rii = koefisien reliabilitas tes

k = banyaknya butir

piqi = hasil kali pi dan qi

pi = proporsi menjawab benar untuk butir nomor i

qi = proporsi menjawab salah untuk butir nomor i

St 2 = varian skor total

Perangkat soal dikatakan reliable jika rhitung > rtabel. Menurut

Sudijono (2001:209) dalam pemberian interprestasi terhadap

koefisien reliabilitas tes (r11) pada umumnya digunakan patokan

sebagai berikut:

a) Apabila r11 sama dengan atau lebih besar dari 0,70

berarti tes reliabel.

b) Apabila r11 lebih kecil 0,70 berarti tes tidak reliabel.

Setelah dilakukan ujicoba instrumen diperoleh nilai koefisien

reliabilitas tes sebesar 0,776. Karena nilai reliabilitas-nya > 0,7, hal

ini menunjukkan bahwa instrumen sudah memenuhi akidah

reliabilitas atau memiliki keajegan sehingga layak dipakai sebagai

instrumen penelitian.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Dalam analisis deskriptif akan dilakukan teknik penyajian data

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, grafik poligon dan histogram


51

untuk masing-masing variabel penelitian. Selain itu juga masing-masing

kelompok data akan diolah dan dianalisis ukuran pemusatan dan letak

mean, median, dan modus serta ukuran simpangan seperti jangkauan,

variansi, simpangan baku, kemencengan dan kurtosis. Untuk perhitungan

analisis deskriptif digunakan program SPSS version 16.0 for Windows,

dengan rumusan sebagai berikut:

a. Rata-rata (Mean) =

∑Yi = jumlah nilai n sampai j

n = jumlah sampel

b. Modus = b + P

b = batas kelas interval dan frekuensi terbanyak

P = panjang kelas interval

b1 = frekuensi kelas modus – frekuensi kelas interval sebelumnya

b2 = frekuensi kelas modus – frekuensi kelas berikutnya

c. Median = b + P

b = batas bawah, dimana median terletak

n = banyak data atau sampel

F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median

f = frekuensi kelas median


52

d. Simpangan Baku =

∑Y= jumlah nilai dari n sampai j

n = jumlah sampel

2. Uji Persyaratan Analisis Data

Uji persyaratan analisis data digunakan dengan tujuan untuk

mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan layak untuk dianalisis

lebih lanjut atau tidak dengan menggunakan alat-alat statistik. Pengujian

yang dilakukan adalah pengujian normalitas data, pengujian linieritas

regresi dan pengujian multikolineritas. Dalam penelitian ini keseluruhan

analisis yang dilakukan dibantu dengan program komputer SPSS version

16.0 for Windows.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan dengan uji Liliefors dengan ketentuan

jika nilai Lhitung < Ltabel maka data berasal dari populasi normal,

sebaliknya jika tidak memenuhi persyaratan tersebut maka data bukan

berasal dari populasi normal. Dengan nilai Lhitung diperoleh dengan

rumus Lilliefors sebagai berikut:

Zi =

Yi = data dari setiap sampel

Y = rata-rata
53

Si = simpangan baku

Selanjutnya nilai F (Zi) diisi dengan pedoman pada distribusi

normal baku yang kemudian dihitung pula nilai peluang F (Zi) = P (Z <

Zi). Nilai Lh diperoleh dari nilai terbesar hasil pengurangan antara F

(Zi) dengan S (Zi). Selanjutnya nilai Ltabel diperoleh dari tabel Lilliefors.

b. Uji Linieritas Regresi

Pengujian linieritas garis regresi dalam penelitian ini digunakan

uji F, rumusnya adalah sebagai berikut: (Sudjana, 1996:327)

di mana:

JKTC = JKres - JKE, disebut jumlah kuadrat ketidak cocokan

JKE = disebut sebagai jumlah kuadrat kesalahan

sedangkan k adalah pengelompokan ulang untuk data x.

JKres = disebut sebagai jumlah kuadrat

residu, = b xi, yi - , disebut jumlah kuadrat

regresi , = , disebut sebagai jumlah kuadrat

regresi (a). Nilai F yang diperoleh disebut Fhitung akan dibandingkan

dengan nilai F dari tabel (Ftabel) untuk α = 5%. Kriteria linieritasnya

adalah jika Fhitung < Ftabel maka garis regresi tersebut linier.
54

c. Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui

apakah ada korelasi/hubungan yang kuat antar variabel-variabel bebas

yang akan diteliti. Jika terjadi multikolineritas atau ada hubungan yang

kuat antar variabel-variabel bebas, maka analisis dengan regresi ganda

tidak layak dilakukan.

Menurut Supardi U.S., (2010:157) untuk mengetahui terjadi

kolinearitas/multikolinearitas di antara variabel bebas dalam suatu

model regresi dilakukan dengan melihat atau menguji nilai VIF

(Variance Inflation Factor) atau nilai Tol (Tolerance). Rumus untuk

menentukan nilai VIF dan Tol seperti berikut:

Keterangan:

VIF = nilai Variance Inflation Factor

Tolj = nilai Tolerance variabel bebas-j

Rj = koefisien korelasi antara variabel bebas-j dengan variabel

bebas lainnya

Hipotesis yang diuji adalah:

H0 : Terjadi multikolineritas

H1 : Tidak terjadi multikolineritas


55

Dalam pengolahan data dengan SPSS version 16.0 for Windows

pengujian multikolineritas dilakukan dengan mengamati nilai Tolerance

dan VIF, dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

1) Jika Tolerance < 0,1 dan VIF > 10, maka H0 diterima atau terjadi

multikolineritas.

2) Jika Tolerance > 0,1 dan VIF < 10,maka H 0 ditolak atau tidak terjadi

multikolineritas.

3. Teknik Analisis Inferensial

Analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar

variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak

langsung antara seperangkat variabel bebas terhadap variabel terikat.

(Riduwan, 2008:2)

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis inferensial yang

digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Dalam penelitian ini uji

hipotesis dilakukan dengan analisis jalur. Sebelum melaksanakan analisis

inferensial terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu uji

normalitas dan uji linieritas. Menurut Sudjana (2009:177) Dalam analisis

jalur ada beberapa syarat atau asumsi yang harus dipenuhi, yaitu:

a. data berdistribusi normal;

b. hubungan antara peubah-peubah dalam model adalah linear, adiktif dan

kausal;
56

c. peubah-peubah residual tidak berkorelasi dengan peubah-peubah yang

mendahuluinya, dan tidak pula berkorelasi satu sama lainnya (tidak

adanya kolinearitas);

d. dalam sistem hanya terjadi arus kausal searah dan,

e. data berskala interval atau rasio

a. Korelasi Sederhana

Untuk menentukan nilai koefisien korelasi antara variabel-

variabel X dengan Y dengan rumus koefisien korelasi pearson, yang

dirumuskan dengan (Nana Sudjana, 2009:59):

Kriteria penilaian:

r=0 tidak ada hubungan

0 < r ≤ 0,2 hubungan sangat lemah

0,2 < r ≤ 0,4 hubungan lemah

0,4 < r ≤ 0,6 hubungan sedang

0,6 < r ≤ 0,8 hubungan kuat

0,8 < r < 1 hubungan sangat kuat

r=1 hubungan sempurna

b. Uji Keberartian Koefisien Jalur

Supardi U.S. (2010:287) mengatakan bahwa pengujian

keberartian koefisien jalur dilakukan dengan uji dua pihak, yaitu:


57

H0 : pji = 0

H1 : pji ≠ 0

Hipotesis tersebut diuji dengan menggunakan uji t dengan kriteria:

Terima H0 jika th < tt; dan Tolak H0 jika th > tt.

Harga thitung diperoleh dengan rumus:

Sedangkan harga ttabel diperoleh dari tabel distribusi t untuk

tingkat signifikansi tertentu (misal α = 0,05) dan dk = n – k – 1, dimana

k = banyaknya variabel eksogen; dan n = banyaknya pasang data

(sampel unit analisis). (Supardi U.S., 2010:288)

H. Hipotesis Statistik

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis 1 (Variabel X1 dan X3)

H0 : ρ31 = 0 terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap

sikap pada perilaku pergaulan bebas.

H0 : ρ31 ≠ 0 tidak terdapat pengaruh kecerdasan emosional

terhadap sikap pada perilaku pergaulan bebas.

2. Hipotesis 2 (Variabel X2 dan X3)

H0 : ρ32 = 0 terdapat pengaruh penguasaan konsep biologi

terhadap sikap pada perilaku pergaulan bebas.


58

H0 : ρ32 ≠ 0 tidak terdapat pengaruh penguasaan konsep biologi

terhadap sikap pada perilaku pergaulan bebas.

3. Hipotesis 3 (Variabel X1 dan X2)

H0 : ρ21.ρ32 = 0 terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap

penguasaan konsep biologi.

H0 : ρ21.ρ32 ≠ 0 tidak terdapat pengaruh kecerdasan emosional

terhadap penguasaan konsep biologi.

Keterangan:

ρ1 = koefisien pengaruh variabel kecerdasan emosional.

ρ2 = koefisien pengaruh variabel penguasaan konsep biologi.

ρ3 = koefisien pengaruh variabel sikap pada perilaku pergaulan bebas.

Anda mungkin juga menyukai