Anda di halaman 1dari 18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena data pada penelitian

ini berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Menurut Juliansyah

Noor (2011: 38), penelitian kuantitatif merupakan metode untuk menguji teori-teori

tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Variabel tersebut diukur

dengan menggunakan instrumen penelitian sehingga data yang terdiri angka-angka

dianalisis berdasarkan prosedur statistika. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2009: 8), metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Di

samping itu, Suharsimi Arikunto (2002: 10) juga mengemukakan, penelitian

kuantitatif banyak menuntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.

B. Desain Penelitian

Jenis desain penelitian ini termasuk dalam ex-postfacto. Menurut Sukardi

(2004: 165), penelitian ini disebut demikian karena sesuai dengan arti ex-postfacto,

yaitu “dari apa dikerjakan setelah kenyataan”, maka disebut sebagai penelitian

sesudah kejadian. Penelitian ini juga sering disebut after the fact atau sesudah fakta

dan ada pula yang menyebutnya sebagai retrospective study atau studi penelusuran

kembali.

32
Penelitan ex-postfacto merupakan penelitian di mana hubungan antar variabel

baik variabel bebas dengan variabel bebas maupun variabel bebas dengan variabel

terikat telah terjadi secara alami, peneliti ingin menelusuri kembali sejauh mana

hubungan antar variabel tersebut dalam penelitian ini.

Sukardi (2004: 165) membedakan penelitian ex-postfacto menjadi dua jenis

yaitu sebagai berikut.

1. Correlational study (causal research)

2. Criterion group study (comparative research)

Correlational study atau penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang

melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan

tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih (Sukardi, 2004: 166). Di samping itu,

Suharsimi Arikunto (2002: 239) berpendapat penelitian korelasi bertujuan untuk

menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta

berarti atau tidaknya hubungan itu. Causal comparative menurut Sukardi (2004: 175)

adalah kegiatan penelitian yang berusaha mencari informasi tentang mengapa

terjadinya hubungan sebab akibat.

Berdasarkan kedua jenis penelitian ex-postfacto di atas, maka penelitian ini

adalah penelitian korelasi. Dikarenakan tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel yaitu membaca pemahaman dan kemampuan

menyelesaikan soal cerita matematika.

C. Variabel Penelitian

Menurut Sutrisno Hadi (2000: 4) variabel adalah objek yang diselidiki.

Senada dengan pendapat tersebut, Suharsimi Arikunto (2002: 96) mengemukakan

33
variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian. Sugiyono (2009: 38) menjelaskan variabel penelitian pada dasarnya

adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan variabel penelitian

adalah segala sesuatu yang ditetapkan dan dipelajari oleh peneliti sebagai objek

penelitian sehingga diperoleh informasi, kemudian ditarik kesimpulannya.

Sugiyono (2009: 39) mengemukakan macam-macam variabel menurut

hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain yaitu sebagai berikut.

1. Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent

(terikat).

2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

3. Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan

memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan dependen.

4. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi

hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang

tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.

5. Variabel control adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga

pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor

luar yang tidak diteliti.

34
Berdasarkan macam-macam variabel di atas, dalam penelitian ini terdapat dua

variabel yaitu membaca pemahaman sebagai variabel bebas (X) dan kemampuan

menyelesaikan soal cerita matematika sebagai variabel terikat (Y). Adapun hubungan

kedua variabel dapat dilihat di bawah ini.

X Y

Gambar 1. Hubungan antara X dan Y

Keterangan:

X: Membaca pemahaman

Y: Kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika

D. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2013/2014. Pelaksanaan

uji coba instrumen pada minggu ketiga bulan Februari 2014 dan pelaksanaan

penelitian pada minggu pertama bulan Maret 2014.

2. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD se-Gugus Karangmojo III, Kecamatan

Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Adapun SD di gugus ini yaitu sebagai

berikut.

35
Tabel 1. SD di Gugus Karangmojo III

No Nama Sekolah Dasar


1. SD Karangmojo III
2. SD Pangkah
3. SD Gedangan I
4. SD Muh Sumberejo
5. SD Karangwetan
6. SD Gedangan

E. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi menurut Suharsimi Arikunto (2002: 108) adalah keseluruhan subjek

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD se-Gugus

Karangmojo III, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul tahun pelajaran

2013/2014. Seluruh populasi berjumlah 108 siswa yang terbagi dalam enam SD.

Rincian populasi di setiap SD dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Populasi Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Siswa


1. SD Karangmojo III 31
2. SD Pangkah 15
3. SD Gedangan I 16
4. SD Muh Sumberejo 24
5. SD Karangwetan 5
6. SD Gedangan 17
Jumlah 108

2. Sampel Penelitian

Sering kali terjadi dalam suatu penelitian seorang peneliti tidak dapat

melakukan penelitian terhadap semua anggota kelompok (populasi), kecuali hanya

mampu mengambil sebagian dari jumlah populasi yang ada. Sebagian dari jumlah

populasi yang ada tersebut diambil datanya dan dari data yang terkumpul kemudian

36
dianalisis. Hasil akhir penelitian yang didapatkan kemudian digunakan untuk

merefleksikan keadaan populasi yang ada (generalisasi).

Sukardi (2004: 54) menjelaskan sebagian dari jumlah populasi yang dipilih

untuk sumber data disebut sampel atau cuplikan. Suharsimi Arikunto (2002: 109)

mengemukakan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Di samping

itu, Sutrisno Hadi (2000: 221) juga mengemukakan sampel adalah sejumlah

penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi.

Penelitian ini hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian ini

disebut penelitian sampel. Dinamakan penelitian sampel karena dapat

digeneralisasikan hasil penelitian sampel tersebut pada populasi, artinya adalah

mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Jadi

dapat disimpulkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2009: 86) jumlah anggota sampel sering dinyatakan

dengan ukuran sampel. Untuk menentukan ukuran sampel, peneliti menggunakan

rumus William G. Cochran (2005: 85) adalah sebagai berikut.

t 2 PQ
n= d2
1 t 2 PQ
1+N −1
d2

Keterangan:

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

d : Taraf eror % yaitu 0,05

P : Proporsi siswa yang memiliki kemampuan membaca pemahaman dan

menyelesaikan soal cerita yang tinggi (0,5)

37
Q : Proporsi siswa yang memiliki kemampuan membaca pemahaman dan

menyelesaikan soal cerita yang rendah (1 – P)

t : Tingkat kepercayaan Z score (1,96)

1 : Bilangan konstan

Hasil perhitungan dari jumlah populasi 108 siswa dengan menggunakan taraf

signifikansi 5% maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 84,5 dan dibulatkan

menjadi 85 siswa. Jumlah sampel hasil perhitungan tersebut digunakan sebagai dasar

perbandingan untuk menentukan sampel di setiap SD. Adapun perbandingannya

sebagai berikut.

populasi siswa di SD A
Sampel di SD A = × total sampel
total populasi

Berdasarkan perbandingan di atas, maka jumlah sampel di setiap SD dapat

dilihat sebagai berikut.

Tabel 3. Rincian Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Sampel


1. SD Karangmojo III 24
2. SD Pangkah 12
3. SD Gedangan I 13
4. SD Muh.Sumberejo 19
5. SD Karangwetan 4
6. SD Gedangan 13
Jumlah 85

Berbagai teknik penentuan sampel pada dasarnya adalah cara-cara untuk

memperkecil kekeliruan generalisasi dari sampel ke populasi. Hal ini dapat dicapai

kalau diperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang benar-benar

mencerminkan populasi.

38
Ada dua teknik pengambilan sampel yang sering dilakukan, yaitu sebagai

berikut.

1. Random sampling merupakan teknik pengambilan sampel secara random atau

acak sehingga semua anggota populasi mendapatkan kesempatan yang sama

untuk dipilih menjadi anggota sampel.

2. Non random sampling merupakan teknik pengambilan sampel tidak secara acak

sehingga tidak semua anggota populasi mendapatkan kesempatan yang sama

untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah proportional random

sampling. Teknik ini digunakan apabila populasi terdiri dari beberapa sub-populasi

dan setiap sub-populasi terwakili dalam penelitian. Proportional artinya pemilihan

sampel dari setiap sub-populasi ditentukan seimbang atau sebanding dengan

banyaknya subjek dalam sub-populasi tersebut. Sub-populasi yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah populasi di setiap SD. Hasil dari teknik proportional ini dapat

dilihat pada tabel 3. Sedangkan random sampling adalah pengambilan sampel secara

acak atau random sehingga setiap anggota dalam populasi diberi kesempatan yang

sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam penelitian ini, random sampling

menggunakan undian. Pelaksanaan undian ini dilakukan dengan cara seluruh

populasi penelitian diberi kesempatan yang sama untuk mengerjakan instrumen

penelitian (tes). Selanjutnya dibuat kertas kecil-kecil yang ditulisi nomor urut siswa

pada setiap SD untuk setiap kertas. Kertas tersebut kemudian digulung dan tanpa

prasangka, diambil sesuai dengan jumlah sampel yang telah ditentukan pada setiap

39
SD. Nomor pada kertas yang terambil merupakan subjek sampel yang akan diambil

datanya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) teknik pengumpulan data adalah

cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.

Juliansyah Noor (2011: 138) juga mengemukakan teknik pengumpulan data

merupakan cara mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan

masalah penelitian. Jadi, teknik pengumpulan data adalah cara untuk mengumpulkan

data guna menjawab rumusan masalah penelitian. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah tes.

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2002: 127). Ditinjau dari

sasaran atau objek yang akan dievaluasi, Suharsimi Arikunto (2002: 127-128)

membedakan beberapa macam tes dan alat ukur lain sebagai berikut.

1. Tes kepribadian (personality test) yaitu tes yang digunakan untuk


mengungkap kepribadian seseorang.
2. Tes bakat (aptitude test) yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau
mengetahui bakat seseorang.
3. Tes inteligensi (intelligence test) yaitu tes yang digunakan untuk
mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang
dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur
inteligensinya.
4. Tes sikap (attitude test) disebut juga skala sikap yaitu alat yang digunakan
untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
5. Teknik proyeksi (projective technique), contohnya metode tetesan tinta
yang diciptakan oleh Rorschach.
6. Tes minat (measures of interest) adalah alat untuk menggali minat
seseorang terhadap sesuatu.
7. Tes prestasi (achievement test) yaitu tes yang digunakan untuk mengukur
pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.

40
Berdasarkan macam-macam tes di atas, maka tes dalam penelitian ini

termasuk tes prestasi karena digunakan untuk mengukur dan mengetahui pencapaian

siswa dalam kemampuan membaca pemahaman dan menyelesaikan soal cerita

matematika.

G. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) instrumen penelitian merupakan

alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap,

dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini, alat yang

digunakan oleh peneliti sebagai pengumpul data yaitu soal tes pilihan ganda untuk

membaca pemahaman dan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika

dengan jumlah soal masing-masing sebanyak 35 butir.

Untuk soal yang berbentuk pilihan ganda, skor 1 untuk butir soal dijawab

benar dan skor 0 untuk butir soal yang dijawab salah, sedangkan skor total

merupakan jumlah dari skor untuk semua butir soal yang membangun soal tersebut

(Suharsimi Arikunto, 2012: 90).

Sebagai pedoman dalam membuat soal, maka peneliti terlebih dahulu

menyusun kisi-kisi instrumen yang diambil dari kajian teori. Berikut kisi-kisi

instrumen membaca pemahaman dan kemampuan menyelesaikan soal cerita

matematika.

41
Tabel 4. Kisi-kisi Tes Membaca Pemahaman Kelas IV

Nomor Butir
No. Indikator Jumlah
C1 C2 C3 C4
Menjawab
1,7,12,19 2,8,13,
1. pertanyaan sesuai isi 12
,24,30 20,25,31
bacaan
Menyebutkan contoh
penerapan
9,14,
ide/konsep yang
2. 21,26, 5
terdapat dalam
32
bacaan di kehidupan
sehari-hari
Menentukan kalimat 3,5,10,15
3. utama setiap ,18,23, 8
paragraf 28,34
4,6,11,
Menentukan ide
16,17,22,
4. pokok setiap 10
27,29,33,
paragraf
35
Jumlah Soal 35

42
Tabel 5. Kisi-kisi Tes Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Kelas IV

No. Indikator Nomor Butir Jumlah


1. Menjumlahkan dua bilangan bulat positif 1,2 2
2. Menjumlahkan dua bilangan bulat negatif 3,4,5 3
Menjumlahkan bilangan bulat positif dengan
3. 6,7,8 3
bilangan bulat negative
4. Menjumlahkan nol dengan bilangan bulat negatif 9,10,11 3
5. Mengurangkan dua bilangan bulat positif 12,13,14 3
6. Mengurangkan dua bilangan bulat negatif 15,16,17,18 4
7. Mengurangkan nol dengan bilangan bulat positif 19,20,21 3
8. Mengurangkan nol dengan bilangan bulat negatif 22,23,24 3
9. Mengurangkan bilangan bulat positif dengan nol 25,26 2
10. Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan nol 27,28,29 3
Mengurangkan bilangan bulat positif dengan
11. 30,31,32 3
bilangan bulat negatif
Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan
12. 33,34,35 3
bilangan bulat positif
Jumlah Soal 35

H. Uji Coba Instrumen

Instrumen harus diujicobakan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk

mengumpulkan data. Tujuan uji coba instrumen adalah untuk mendapatkan

instrumen yang benar-benar baik. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:144),

instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan

reliabel. Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk

mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel (Sugiyono, 2009: 122).

Instrumen yang akan diuji yaitu tes membaca pemahaman dan kemampuan

menyelesaikan soal cerita matematika. Uji coba instrumen dilaksanakan pada hari

Rabu tanggal 19 Februari 2014 di SD Wiladeg kelas IV. SD Wiladeg merupakan SD

di luar subjek penelitian yang terdiri dari 41 siswa kelas IV. Peneliti memilih SD di

43
luar subjek penelitian dikarenakan apabila subjek uji coba diambil dari subjek

penelitian yang tidak dikenai penelitian jumlahnya hanya sedikit yaitu sebesar 23

siswa. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002: 185) jumlah subjek uji coba

yaitu 25-40. Berpijak pada dasar tersebut, sehingga peneliti memilih SD Wiladeg

yang juga memiliki karakteristik relatif sama dengan SD yang dijadikan subjek

penelitian. Karakteristik tersebut baik dalam hal kondisi sosial budaya, tingkat usia

siswa, maupun letaknya yang tidak jauh dari SD untuk subjek penelitian.

1. Validitas

Menurut Syaifuddin Azwar (2012: 173) validitas adalah sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi

ukurnya. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2009: 121).

Teknik untuk menghitung validitas yaitu menggunakan teknik korelasi

product moment dengan angka kasar. Rumus korelasi tersebut menurut Suharsimi

Arikunto (2012: 87) yaitu:

N XY − X Y
rxy =
N X2 − X 2 N Y2 − Y 2

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antara variabel X dengan Y, dua variabel yang

dikorelasikan

N : jumlah subjek

X : jumlah skor item

44
Y : jumlah skor total

X2 : jumlah X kuadrat

Y2 : sigma Y kuadrat

XY : jumlah perkalian X dengan Y

Setiap butir soal dikatakan valid apabila koefisien korelasi ≥ 0,3 sedangkan

apabila koefisien korelasinya < 0,3, maka butir dalam instrumen tersebut tidak valid

(Sugiyono, 2009: 134).

Berdasarkan uji coba instrumen, diperoleh hasil perhitungan validitas yang

diolah dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows. Untuk instrumen

membaca pemahaman, dari 35 butir soal yang diujicobakan, sebanyak 31 butir soal

dinyatakan valid. Butir soal yang tidak valid yaitu nomor 12, 22, 26, dan 31. Untuk

instrumen kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika, dari 35 butir soal,

sebanyak 32 butir soal yang dinyatakan valid. Butir soal yang tidak valid yaitu

nomor 4, 22, dan 35. Butir soal yang dinyatakan valid selanjutnya digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian sedangkan butir soal yang tidak valid dihilangkan.

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut

sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2002: 154). Instrumen yang sudah dapat dipercaya

(reliabel) akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Instrumen yang reliabel

adalah instrumen yang yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek

yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

45
Untuk mengetahui reliabilitas, dalam penelitian ini menggunakan rumus

Alpha yaitu sebagai berikut.

k 𝜎𝑏2
r11 = 1− 2
k−1 𝜎1

Keterangan:

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

b2 : jumlah varians butir

12 : varians total (Suharsimi Arikunto, 2002: 171)

Suatu instrumen dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitas yang diperoleh

 0,70. Berdasarkan uji reliabilitas instrumen dengan menggunakan program SPSS

16.0 for Windows, diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas

Koefisien Indeks
Variabel Keterangan
Reliabilitas Reliabilitas
Membaca
0,869 0,70 Reliabel
pemahaman
Kemampuan
menyelesaikan soal 0,874 0,70 Reliabel
cerita matematika

Hasil uji reliabilitas pada kedua instrumen di atas menunjukkan koefisien

reliabilitas yang diperoleh lebih besar daripada indeks reliabilitas. Oleh karena itu,

instrumen membaca pemahaman dan kemampuan menyelesaikan soal cerita

matematika memenuhi syarat reliabilitas sehingga dapat digunakan sebagai

instrumen pengumpulan data.

46
I. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2009:147) analisis data merupakan kegiatan setelah data

dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data dalam

penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Adapun analisis data dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1. Analisis Data Deskriptif

Data yang telah terkumpul selanjutnya dideskripsikan dengan melihat mean

(rerata), modus, median, standar deviasi, dan distribusi frekuensi dari masing-masing

variabel.

2. Uji Prasyarat Analisis

Penelitian ini bertujuan menguji ukuran populasi melalui data sampel

sehingga statistik yang digunakan adalah statistik parametris. Menurut Sugiyono

(2009: 172) statistik parametris mensyaratkan data setiap variabel yang akan

dianalisis harus berdistribusi normal. Berdasarkan syarat tersebut, maka sebelum uji

hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan rumus

Chi Kuadrat yaitu sebagai berikut.


2
𝑓𝑜 − 𝑓ℎ
𝜒2 =
𝑓ℎ

Keterangan:

𝜒 2 : Chi Kuadrat

fo : frekuensi observasi

fh : frekuensi harapan

Taraf signifikansi sebagai batas menolak atau menerima keputusan normal

tidaknya distribusi data dalam penelitian ini adalah 5%. Selanjutnya oleh Suharsimi

47
Arikunto (2002: 289) dijelaskan apabila harga 2 yang diperoleh lebih kecil dari

harga 2 tabel, maka distribusi data dinyatakan normal. Sebaliknya apabila 2 yang

diperoleh lebih besar dari 2 tabel, maka distribusi data dinyatakan tidak normal.

3. Uji Hipotesis

Menurut Sutrisno Hadi (2000: 285) salah satu teknik statistik yang kerap kali

digunakan untuk mencari hubungan antar dua variabel adalah teknik korelasi. Pada

teknik tersebut, korelasi dinyatakan dalam angka yang disebut koefisien korelasi dan

diberi simbol rxy. Koefisien korelasi memiliki dua makna yaitu kuat lemahnya

hubungan dan arah hubungan antar variabel. Kedua makna tersebut dijelaskan oleh

Syaifuddin Azwar (2012: 47-48) sebagai berikut.

Kuat lemahnya hubungan antara dua variabel ditunjukkan oleh besarnya


harga mutlak koefisien korelasi yang bergerak antara 0 sampai 1. Semakin
mendekati angka 0 berarti hubungan semakin lemah dan semakin mendekati
angka 1 berarti hubungan semakin kuat. Arah hubungan ditunjukkan oleh
tanda positif atau negatif di depan koefisien korelasi. Tanda positif
menunjukkan hubungan positif, yaitu naiknya angka pada satu variabel
diikuti oleh naiknya angka pada variabel yang lain dan turunnya angka pada
satu variabel diikuti oleh turunnya angka pada satu variabel lain. Tanda
negatif menunjukkan hubungan negatif, yaitu naiknya angka pada satu
variabel diikuti oleh turunnya angka pada variabel lain dan turunnya angka
pada satu variabel diikuti oleh naiknya angka pada variabel lain.

Teknik korelasi dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment

dengan rumus angka kasar untuk menguji hipotesis. Menurut Sutrisno Hadi (2000:

294) rumus tersebut adalah sebagai berikut.

N XY − X Y
rxy =
N X2 − X 2 N Y2 − Y 2

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antara variabel X dengan Y

48
N : jumlah subjek

X : jumlah X

X2 : jumlah X kuadrat

Y : jumlah Y

Y2 : jumlah Y kuadrat

XY : jumlah perkalian X dengan Y

Setelah nilai rxy diperoleh maka langkah selanjutnya adalah

mengkonsultasikan dengan nilai r tabel pada taraf signifikansi 5%. Apabila nilai r

hitung lebih besar atau sama dengan r tabel maka variabel tersebut memiliki

hubungan. Sebaliknya apabila r hitung lebih kecil dari r tabel maka tidak terdapat

hubungan. Sutrisno Hadi (2000: 302) juga menambahkan apabila nilai r yang kita

peroleh sama dengan atau lebih besar daripada r tabel, maka nilai r yang kita peroleh

itu signifikan.

Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 245) untuk dapat memberi interpretasi

terhadap koefisien korelasi yang diperoleh atau r hitung, maka dapat digunakan

pedoman interpretasi di bawah ini.

Tabel 7. Tabel Interpretasi Nilai r

Besarnya Nilai r Interpretasi


Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah (tak berkorelasi)

49

Anda mungkin juga menyukai