Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
1. Pendekatan Penelitian

Suatu penelitian dilakukan karena adanya persoalan yang tentunya perlu


untuk dipecahkan. Oleh karena itu penelitian memiliki tujuan untuk mengetahui
kebenaran, yang biasanya hanya memiliki praduga pada suatu objek yang belum
tentu dipastikan adanya kebenaran. Solusi yang bisa dilakukan untuk mengetahui
kebenaran tersebut ialah berupa pendekatan, atau metode yang tepat agar lebih
cepat mengetahui solusi atau kebenaran yang diperlukan oleh seorang peneliti.
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif. Dipilihnya
pendekatan kuantitaif karena mendukung dari proses penelitian ini yaitu untuk
mengetahui adanya hubungan dari variabel-variabel yang pilih. Penelitian ini juga
mengedepankan pada pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan
instrumen penelitian dan analisis yang didasarkan pada sampel penelitian yang
merupakan representasi dari jumlah populasi yang ada.
Menurut Sugiyono (2015:14) berpendapat bahwa metode penelitian
kuantitaif diartikan sebagai metode penelitian yang memiliki landasan filsafat
positivisme, yang biasanya digunakan sebagai penelitian pada populasi dan sampel,
pengambilan sampel umumnya dilakukan secara acak (random), pengumpulan data
menggunakan cara adanya instrumen penelitian, analisis data yang bersifat
kuantitaif menggunakan statistik dengan tujuan menguji yang sudah ditetapkan.
Penelitian jenis kuantitatif ini menggunakan rancangan korelasional. Menurut
Tanzeh (2011:64) menjelaskan bahwa penelitian korelasional merupakan penelitian
yang menggunakan tindakan pengumpulan data sebagai penentuan apakah ada
tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih yang akan diteliti.
Penelitian ini menggunakan analisis korelasional untuk mengetahui apakah
ada hubungan antara variabel yaitu prokrastinasi akademik (X) terhadap prestasi
belajar (Y).
Prestasi akademik
Prokrastinasi
(Y)
akademik (X)

Gambar 3.1 Desain Penelitian


Keterangan :
: Hubungan Parsial

2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan ini ialah jenis penelitian ex post facto yang
memiliki arti sesudah fakta, menurut penjelasan Sugiyono (2015:63) penelitian
jenis ex post facto merupakan penelitian yang dilakuan setelah peristiwa sudah
terjadi. Menurut penjelasannya lebih lanjut penelitian ini disebut juga dengan
restropective study, karena penelitian yang dilakukan merupakan penelusuran dari
kejadian yang sudah terjadi sebelumnya, kemudian memiliki tujuan untuk meruntut
kebelakang mengetahui sesuatu yang menimbulkan kajadian tersebut dari faktor-
faktor yang mungkin dapat mempengaruhi.

B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMKS Sore Tulungagung Provinsi Jawa
Timur, tempat penelitian lebih tepatnya pada siswa-siswi Kompetensi Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan Otomotif. SMKS Sore Tulungagung didirikan pada
tahun 1975, pada mulanya sekolah tersebut bernama Sekolah Teknologi Menengah
“SORE” (STM SORE) Tulungagung dan berlokasi di Jl. KH Agus Salim No. 11
Tulungagung bekas gedung sekolah Cina (Chong Wha- Chong Whi) lebih tepatnya
bersebelahan dengan STM Negeri Tulungagung dan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Tulungagung serta Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tulungagung. Mulai
tahun 1992 sampai dengan sekarang ketua yayasan Islam “Sunan Rahmat” ialah
Drs. H. Muhadi Latief, M.Ag. SMKS Sore Tulungagung pada tahun 1989 mulai
berdiri di lokasi baru tepatnya di Jl.Mastrip No. 100 Tulungagung dengan tanah dan
gedung milik sendiri yang dibangun berdasarkan swadaya masyarakat.
Awal mula nama SMK Sore dikarenakan sekolah tersebut pada awal
didirikan buka pada sore hari. Pada kala itu minat masyarakat untuk memasuki
sekolah STM cukup besar sehingga banyak yang belum tertampung dengan adanya
sekolah STM Negeri atau sekolah-sekolah swasta yang lain. Akhirnya dengan
adanya persoalan tersebut sebagian guru di STM Negeri bersama-sama dengan
dosen-dosen yang ada di IAIN Tulungagung merencanakan untuk mendirikan
seklah swasta yang buka di sore hari dan guru yang ada di dalam sekolah yang akan
didirikan berasal dari guru STM Negeri Tulungagung serta dosen-dosen IAIN
Tulunggagung.
Dengan perkembangan sekolah tersebut dari tahun ke tahun, akhirnya
sampai dengan saat ini mayoritas siswa di SMK Sore masuk pagi. Siswa-siswi yang
masuk pagi ialah kelas X dan XII, sementara yang masuk siang kelas XI. Suatu
sekolah yang masuk siang biasanya memiliki alasan karena keterbatasan ruang
kelas. Jumlah siswa tidak sebanding dengan jumlah ruang kelas yang tersedia di
sekolah. Dari permasalahan tersebut dengan terpaksa ada sekolah yang mengalami
pergeseran jam belajar. Biasanya masuk sekolah pada siang hari ialah pukul 12.30.
Sekolah yang masuk siang memang memiliki resiko yang sangat besar, mulai dari
melelahkan, mengantuk di kelas dan pada ujungnya tidak konsentrasi saat
menerima pelajaran. Salah satu banyaknya permasalahan, dampak lainnya ialah
siswa menjadikan alasan untuk telat bangun. Padahal sekolah ialah waktu dimana
siswa harus melakukan kebisaan baik dan ditanamkan sejak dini untuk bekal masa
depannya.
Pada SMKS Sore jam pelajaran pagi dan sore hari memiliki porsi yang
sama. Untuk guru pengajar biasanya dilihat dari tempat tinggal guru tersebut,
kebanyakan guru yang mengajar di pagi dan sore hari ialah guru yang tinggal di
dekat sekolah. Hal tersebut dipertimbangkan, karena fisik juga sangat
mempengaruhi konsentrasi setiap guru dalam mengajar. SMKS Sore merupakan
salah satu sekolah rujukan, menjadikan sekolah tersebut memiliki sarana dan
prasarana yang memadai, hal tersebut dimanfaatkan untuk mendukung sekolah
yang memiliki jam pelajaran di siang hari seperti halnya penerangan di kelas dan
ruang praktikum.
Pada penelitian yang akan dilaksanakan SMKS Sore Tulungagung nantinya
akan mengambil dari Komptensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
kelas X yang terdiri dari tiga kelas yaitu X TKRO 1, X TKRO 2, X TKRO 3 dan X
TKRO 4. Kompetensi Keahlia Teknik Kendaraan Ringan Otomotif di SMKS Sore
merupakan Komptensi nyang banyak diminati, oleh karena itu persaingan untuk
masuk ke kompetensi keahlian tersebut sangat ramai. Gedung Teknik Kendaraan
ringan sekarang ada di kampus 2 timur dari sekolah utama berada di paling utara.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2015:63) merupakan segala sesuatu
yang digunakan untuk penetapan penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti
berbentuk apa saja untuk dipelajari dan diperoleh informasi tentang variabel-
variabel terkait serta akan diambil kesimpulan. Menurut Tanzeh (2011:64)
berpendapat jika dilihat dari sebab dan akibat variabel dibedakan menjadi variabel
bebas atau independen dan variabel terikat yang disebut dengan dependen.
Penjelasannya lebih lanjut bahwa variabel independen (bebas) merupakan variabel
yang mempengaruhi yaitu yang menjadi sebab timbulnya variabel dependen.
Sedangkan variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau
bisa dikatakan sebagai akibat dari adanya variabel bebas. Jabaran dari variabel
bebas dan terikat akan tertera pada Tabel 3.1.

1. Variabel Bebas (Independent Variabel)


Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab atau berubahnya
variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas pada penelitian ini adalah
Prokrastinasi akademik (X)
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat merupakan variabel yang memiliki sifat mengikuti apa yang
ada pada variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah
Prestasi belajar (Y), seperti pada Tabel 3.1. Berikut merupakan penjabaran dari dua
variabel penelitian
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan wilayah yang diambil untuk objek atau subjek yang
memiliki model dan bentuk tertentu yang menjadi pilihan seorang peneliti untuk
mempelajarinya dan seluruhnya akan ditarik kesimpulan. Adapun populasi dari
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan
Ringan Otomotif SMKS Sore Tulungagung yang berjumlah 126 siswa. Populasi
terebut dari tiga kelas yaitu kelas X TKRO 1 berjumlah 42 siswa, kelas X TKRO
2 berjumlah 44 siswa dan kelas X TKRO 3 berjumlah 40 siswa, X TKRO 4
berjumlah 40 siswa. Seperti halnya tertera pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Tabel Populasi
No Kelas X TKRO Jumlah
1 Kelas X TKRO 1 42
2 Kelas X TKRO 2 44
3 Kelas X TKRO 3 40
4 Kelas X TKRO 4 40
Jumlah 166

2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki karakteristik dan
model yang sama dengan populasi. Teknik pengambilan sampel sendiri disebut
dengan teknik sampling. Teknik sampling yang digunakan untuk penelitian ini
adalah probability sampling dengan pengambilan acak (random sampling).
Sugiyono (2016:218) menjelaskan bahwa probility sampling merupakan
pengambilan sampel dengan peluang yang sama bagi unsur-unsur ada pada seluruh
populasi yang akan digunakan sebagai sampel, sedangkan proportional random
sampling merupakan teknik pengumpuan data karena adanya anggota yang tidak
homogen dan strata yang berbeda, perbedaan yang dimaksud yaitu bukan perbedaan
tingkat tetapi perbedaan anggota yaitu pada 4 kelas yang semua diambil sama rata.
Arikunto (2010:182) menjelaskan untuk memperoleh sampel representatif,
dapat dilakukan pengambilan sampel disetiap strata dijadikan perbedaan kelas,
namun ditentukan sebanding atau seimbang dari banyak kelas yang diambil
masing-masing. Penjelasannya lebih lanjut bahwa jika subjeknya kurang dari 100
dapat diambil seluruhnya, sementara untuk responden yang berjumlah besar
diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Penelitian ini mengambil langkah
secara merata disetiap kelasnya diambil 40% dari seluruh siswa yang ada pada
masing-masing kelas sesuai dengan penjelasan dari Arikunto (2010:182). Roscoe
(dalam Sugiyono, 2016:90) menjelaskan bahwa dalam penelitian ukuran sampel
yang bisa dikatakan layak adalah antara 30 sampai dengan 500. Pada pengambilan
responden secara acak, penelitian ini mengambil 51 responden pertama untuk
diambil data sebagai analisis.

Tabel 3.3 Tabel Sampel

No Kelas X TKRO Jumlah


1 Kelas X TKRO 1 20
2 Kelas X TKRO 2 20
3 Kelas X TKRO 3 20
4 Kelas X TKRO 4 20
Jumlah 80

E. Metode Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2011:244) Metode pengumpulan data merupakan
langkah yang diambil oleh seorang peneliti dengan pilihan yang strategis, karena
tujuan dari penelitian itu sendiri merupakan untuk mendapatkan data. Tanpa
mengetahui metode pengumpulan data, maka penelitian yang dilakukan tidak akan
mendapatkan data yang sesuai dengan data yang sudah ditetapkan. Data-data dalam
penelitian dapat diperoleh dari instrumen penelitian.
Metode pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode pemberian angket dan dokumentasi. Angket atau kuisioner
yang diberikan merupakan metode untuk pengumpulan data yang bertujuan untuk
mengetahui: (1) hubungan prokrastinasi akademik terhadap prestasi belajar siswa
1. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik untuk mendapatkan data dalam
pelaksanaan penelitian ini. Dokumentasi yang akan diambil berbentuk cetak,
namun ada yang berbentuk file komputer. Data yang diambil melalui dokumentasi
ini diantaranya ialah daftar absensi siswa yang bertujuan untuk mengetahui jumlah
siswa yang ada dalam proses penelitian, dan untuk mendapatkan hasil nilai rata-rata
nilai ujian tengah semester oleh siswa kelas X Kompetensi Keahlian Teknik
Kendaraan Ringan Otomotif.
Pengambilan data melalui metode ini karena data yang diambil merupakan
data sekunder, yaitu melalui arsip data di sekolah. Dengan pemilihan metode ini
mempertimbangkan aspek-aspek, diantaranya: (1) sesaui kebutuhan; (2)
kemudahan pencarian; (3) kemudahan mengumpulkan dan menyaring data; (4)
kemudahan mengevaluasi terkait data yang diambil dari kualitas dan kecukupan
data (EQ, 2013: 115).

2. Kuisioner (Angket)
Kuisioner atau angket merupakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan
yang sudah disusun untuk memperoleh data dari responden yang dinilai tentang
pribadinya sendiri atau hal-hal lain yang perlu untuk dimintai pendapat (Arikunto,
2010:185). Kuisioner yang sudah dibuat akan diberikan kepada responden secara
langsung, yaitu di sekolah SMKS Sore Tulungagung. Metode kuisioner ini
digunakan untuk mengetahui data mengenai tingkat terjadinya siswa melakukan
prokrastinasi akademik. Pertanyaan atau pernyataan yang akan diberikan
merupakan pertanyaan atau pernyataan dalam bentuk tertutup. Dimana siswa
memilih salah satu alternatif jawaban yang sudah tersedia dari setiap pertanyaan
dan pernyataan. Dengan model tertutup akan membantu siswa dalam menjawab
dengan cepat dan memudahkan seorang peneliti dalam pelaksanaan analisa data
terhadap seluruh angket yang sudah selesai direspon.
Menurut Arikunto (2010:186), dalam cara memberikan respons, angket
dibagi menjadi dua macam yaitu anget terbuka dan angket tertutup. Angket terbuka
merupakan angket yang disajikan sedemikian rupa dengan tujuan responden dapat
memberikan isian sesuai dengan pendapatnya. Sedangkan angket tertutup
merupakan angket yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden hanya
tinggal memberikan jawaban untuk memilih sesuai dengan yang ada dipikiran
responden. Dalam penelitian ini akan menggunakan angket tertutup. Kuisoner ini
dapat dilakukan dengan berbagai jenis skala, salah satunya ialah skala likert. Skala
likert merupakan skala psikometrik yang biasanya sering digunakan dalam
kuisioner. Biasanya skala likert digunakan untuk mengungkap suatu peristiwa atau
kejadian. Tanggapan dari responden diberikan dalam bentuk rentang jawaban mulai
dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju (Mulyatiningsih, 2011:28).

F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dibuat sebagai alat bantu pengumpulan data pada suatu
penelitian. Sebelum melaksanakan penelitian penguji harus membuat instrumen
penelitian sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian ini,
instrumen yang digunakan ialah berupa angket atau kuisoner yang digunakan pada
variabel self-discipline dan kesiapan siswa memasuki dunia kerja. Dalam dibuatnya
instrumen penelitian ini terdapat beberapa pengembangan yang ditempuh, yaiatu
(a) menyusun indikator variabel; (b) menyusun kisi-kisi instrumen; (c) uji coba
instrumen; (d) pengujian validitas dan reliabilitas pada instrumen penelitian . Pada
penelitian ini, angket dikembangkan dari penelitian sebelumnya dan
mempertimbangkan beberapa aspek yang telah diukur.
Dibuatnya butir-butir pernyataan, nantinya akan dibuat dua macam
pernyataan yaitu pernyataan positif dan negatif. Pernnyataan positif dibuat bisa
dikatakan sebagai pendukung dari gagasan atau indikator, sedangkan pernyataan
negatif merupakan pernyataan yang memiliki sifat tidak mendukiung gagasan atau
indikator. Data-data yang dihasilkan pada penyebaran kuisoner yang menggunakan
skala linkert pada kisaran 1-4 alternatif jawaban.
Nantinya responden dapat memilih salah satu jawaban yang tersedia seperti pada
Tabel 3.4 dibawah ini.
Tabel 3.4 Skor Alternatif Jawaban
Skor Pernyataan
Alternatif Jawaban
Positif Negatif

Sangat Setuju (SS)/Selalu (S) 4 1

Setuju (S)/Sering (SR) 3 2

Kurang Setuju (KS)/Kadang- 2 3


Kadang (KD)
Tidak Setuju (TS)/ Tidak Pernah 1 4
(TP)

1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian


Dalam penelitian kisi-kisi instrumen dibuat untuk memperjelas arah dari
penelitian yang diukur melalui indikator variable masing-masing. Berikut ini
merupakan kisi-kisi instrumen pada variabel prokrastinasi akademik
a. Kisi-Kisi Kuisoner Prokrastinasi akademik
Untuk menjabarkan dan mengungkapkan variabel prokrastinasi akademik
pada siswa kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan otomotif di SMKS Sore
Tuungagung, penelitian ini menggunakan rumusan kisi-kisi instrumen seperti pada
Tabel 3.4 sebegai berikut:
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Prokrastinasi Akademik(X)

NO Aspek Indikator Butir soal


Unfavourable Favourable
1 Menunda- Membuang-buang waktu 2,4 1,3
nunda waktu Menunda-nunda untuk 6,8 5,7
pekerjaan menyelesaikan tugas
akademik Perfeksionis dalam tugas 10,12 9,11
akademik
2 Pemikiran Tekanan 14,16 13,15
irasional Kecemasan 18,20 17,19
3 Takut gagal Tidak percaya diri 22,24 21,23
Rasa malu 26,28 25,27
Tuntutan dari lingkungan 30,32 29,31
4 Pencarian Kegiatan yang 34,36 33,35
kesenangan menyenangkan
atau Menyampingkan tugas 38,40 37,39
kenyamanan akademik
Jumlah 20 20
Total 40 butir pertanyaan

2. Uji Coba Instrumen


Sebelum melaksanakan penelitian penguji harus melaksanakan pengujian
instrumen, ini dilakukan untuk mengetahui kualitas dari instrumen yang akan
digunakan dalam penelitian. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui
tingkat validitas dan reliabilitas instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.
Uji coba ini memang perlu dilakukan sebelum melakukan kepada subjek yang
sesungguhnya, hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya butir-butir
pernyataan yang kurang valid dan reliabel. Pada pengujian instrumen ini akan
diambil dari responden yang memiliki persyaratan yang memang perlu
diperhatikan. Menurut EQ (dalam Nurcahyo, 2017:49), bahwa syarat-syarat yang
perlu diperhatikan untuk melaksanakan uji coba kuisoner adalah: (1) karakteristik
responden haruslah mencerminkan responden yang sesungguhnya; (2) banyaknya
responden sebagai uji coba instrumen minimal sebanyak 30, hal itu untuk
memenuhi role of thumb kenormalan data.
Pada penelitian yang akan dilaksanakan di SMKS Sore Tulungagung ini,
dari subjek uji coba dengan subjek yang diteliti sesungguhnya dibuat berbeda,
namun karakteristik dari kedua subjek tersebut tidak jauh berbeda. Uji coba
instrumen nantinya akan mengambil subjek dari siswa-siswi kelas X TKRO 1 yang
diambil jumlah responden sebanyak 33 orang. Setelah melakukan uji coba
instrumen, nantinya hasil akan di uji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Penjelasan
mengenai uji validitas dan reliabilitas instrumen adalah sebagai berikut:

a. Uji Validitas Instrumen


Pada dasarnya dilakukannya uji validitas instrumen untuk melihat tingkat
kevalidan dan seberapa tepat instrumen tersebut dapat menghasilkan data yang akan
diukur. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur hal yang
diinginkan. Pernyataan tersebut diperkuat pendapat Arikunto (2010:211) yang
menjelaskan bahwa instrumen dapat dikatakan tepat apabila bisa mengukur data-
data dari variabe yang ingin diteliti secara tepat.
Dalam pengujian validitas instrumen tetap melihat faktor-faktor lain.
Seperti penjelasan dari Sugiyono (2011:123) bahwa instrumen yang dapat
dikatakan valid harus mempunyai validitas internal dan validitas eksternal.
Validitas internal dapat dicapai jika terdapat kesesuaian dari bagian-bagian
instrumen keseluruhan. Sementara validitas eksternal dapat dicapai jika data yang
dihasilkan sesuai dengan informasi dan data dari variabel yang dimaksud.
Sugiyono (2010:125) menjelaskan dalam menguji validitas dapat
menggunakan pendapat dari ahli, yaitu dengan menggunakan pengujian validitas
konstruksi (construct Validity). Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa
dalam mengukur instrumen tersebut harus dilandasi aspek-aspek yang akan diukur
melalui teori-teori yang belaku serta dikonsultasikan kepada ahli. Para ahli akan
memberikan keputusan mengenai instrumen yang sudah dibuat, apakah instrumen
tersebut dapat digunakan, atau masih ada perbaikan.
Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menghitung korelasi dari
skor masing-masing butir dengan skor keseluruhan. Untuk mengetahui hasil uji
validitas instrumen menggunakan taraf signifikansi 5%, jika P > 0,05 maka pada
butir tersebut dikatakan gugur, sementara jika P < 0,05 maka butir tersebut dapat
dikatakan valid. Uji validitas instrumen juga bisa dilakukan dengan
membandingkan rhitung dengan rtabel. Apabila rhitung > rtabel maka butir yang diuji dapat
dikatakan valid dan jika rhitung < rtabel maka butir tersebut tidak valid. Uji validitas
dari instrumen tersebut menggunakan analisis korelasi bivariate pearson yang
tujuannya mengetahui kesahihan butir-butir instrument.

b. Uji Reliabilitas Instrumen


Pengujian reliabilitas instrumen bertujuan untu mengetahui tingkat
kepercayaan, dan juga konsistensi dari butir-butir pernyataan yang telah dibuat.
Menurut Arikunto (2010:221) uji reliabilitas digunakan untuk menunjukan
suatu pengertian bahwa intrumen dapat dikatakan baik dan dipercaya.
Penjelasannya lebih lanjut jika butir-butir instrumen sudah baik dan tingkat
kepercayaan sudah teruji maka hal tersebut dapat digunakan sebagai alat
pengumpulan data. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan, apabila butir
pernyataan itu digunakan dalam waktu yang berlainan, dapat menunjukkan
hasil yang sama. Untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas instrumen
dapat dilihat melalui koefisien reliabilitas yang memiliki kisar 0 – 1
(Ruseffendi, 2005:144).
Terdapat dua pedekatan yang dapat dilakukan untuk menguji reliabilitas
instrumen, yaitu dengan menggunakan metode Alpha Cronbanch dan
Spearman- Brown. Dalam penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan
Alpha Chronbach yang akan dibantu dengan aplikasi program SPSS 23.
Nantinya hasil analisis dari pendekatan tersebut akan dilihat alpha, yang
mengharuskan alpha harus lebih besar dari 0,6 (𝛼 > 0,6), hasil tersebut dapat
dikatakan masuk dalam kategori tinggi (baik) (Ruseffendi, 2005:144). Adapun
kriteria koefisien reliabilitas dapat dilihat dari Tabel 3.8 menurut (Ruseffendi,
2005:144).

Tabel 3.8 Tebel Kriteia koefisien Reliabilitas


Koefisien Interpretasi
Reliabilitas
0,800 ≤ r11 ≤ 1,000 Korelasi sangat tinggi (sangat baik)
0,600 ≤ r11 ≤ 0,799 Korelasi tinggi (baik)
0,400 ≤ r11 ≤ 0,599 Korelasi sedang (cukup)
0,200 ≤ r11 ≤ 0,399 Korelasi rendah (kurang)
0,000 ≤ r11 ≤ 0,199 Korelasi sangat rendah (sangat
kurang)

G. Teknik Analisis Data


Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini ialah bertujuan
untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis dari proposal penelitian
kuantitatif. Untuk menganalisa data yang perlu diperhatikan ialah langkah-langkah
dalam persiapan menganalisa terlebih dahulu. Menurut Arikunto (2010:235), secara
garis besar dalam menganalisa data ada 3 langkah yang perlu dilakukan ialah
persiapan, tabulasi, dan penerapan data yang sesuai dengan pendekatan penelitian
yang dilakukan. Data yang dianalisis pada penelitian ini diperoleh dari hasil
penyebaran kuisoner dan juga studi dokumentasi, yang mana kan dilakukan
analisis, yaitu uji prasyarat, analisis deskriptif dan analisis inferensial. Adapun
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Prasyarat Analisis


Uji prasyarat analisis digunakan agar analisis yang dihasilkan benar-benar
memenuhi persyaratan dalam analisis korelasi serta untuk mengetahui kesalahan-
kesalahan yang mungkin ada dalam sebuah penelitian. Menguji persyaratan analisis
diperlukan pemahaman peneliti atas karakteristik data yang terikat dengan
normalitas data (Mukhadis, 2016:340). Biasanya masalah-masalah tersebut dalam
bidang ekonomi disebut dengan pengujian asumsi klasik. Adapun uji asumsi klasik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas yang
dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah
sebaran data yang digunakan memiliki distribusi normal atau tidak. Pengujian
normalitas ini dilakukan pada masing-masing variabel yang digunakan dalam
penelitian. Dalam membantu pengujian, dilakukan dengan bantuan SPSS versi 23
dengan uji normalitas kolmogrov smirnov. Adapun pedoman yang digunakan untuk
uji normalitas ialah apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka data tersebut
dapat dikatakan memiliki distribusi normal. Sebaliknya jika nilai signifikan lebih
kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak normal.

b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah
dua atau lebih kelompok data sampel yang digunakan berasal dari populasi dengan
variansi yang sama. Data yang diuji dalam penelitian ini ada prokrastinasi
akademik. Pengujian homogenitas nantinya menggunakan bantuan aplikasi SPSS
versi 23, yaitu homogencity of Variance Test. Pedoman kriteria yang digunakan uji
homogenitas ialah apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka data tersebut
dapat dikatakan memiliki variansi yang sama (homogen). Sebaliknya jika nilai
signifikan lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut memiliki variansi tidak sama
(tidak homogen) (Sudarmanto dalam Naufa dkk, 2017).
2. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran mengenai variabel prokrastinasi akademik (X) dan variabel prestasi
belajar siswa(Y). Untuk menjawab variabel-variabel tersebut dibutuhkan data dari
responden melalui angket yang diberikan untuk mengetahui respon dari
prokrastinasi akademik, dan juga data nilai prestasi belajar dari hasil ujian tengah
semester yang sudah dilaksanakan. Konsep dalam penelitian ini menggunakan
konsep dasar statistik, dengan hasil analisis akan disajikan dalam bentuk gambar
atau dalam kaidah penelitian bisa disebut statistik deskriptf. Menurut Zulganef
(2013 : 189), pendekatan statistik deskriptif digunakan untu mengorganisasikan,
menyajikan dan mengikhtisarkan dengan cara lebih informatif.
Dalam paparan teknik pengumpulan data yang sudah dijelaskan di atas
untuk mempermudah dalam penyajian data, maka data tersebut akan disajikan
dalam bentuk rentang distribusi frekuensi (Sudijono (2006:453). Tabel rentang
deskriptif frekuensi adalah sebaggai berikut:
Tabel 3.11 Kriteria Analisis Deskriptif
No Rentangan Kualifikasi

1 X > M + 1,5 SD Sangat Baik

2 M + 1,5 SD > X > M + 0,5 SD Baik

3 M + 0,5 SD > X > M – 0,5 SD Cukup Baik

4 M – 0,5 SD > X > M – 0,5 SD Kurang Baik

5 M – 1,5 SD > X Tidak Baik

Setelah rentang deskriptif frekuensi sudah diketahui, selanjutnya data yang


diperoleh dapat dikonversikan pada kriteria seperti pada Tabel 3.11. Sehingga hal
tersebut akan nampak frekuensi masing-masing kategori. Kemudian masing-
masing kategori akan diubah pada bentuk presentase dengan menggunakan rumus
berikut ini:
𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑅𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

Selain menggunakan cara deskriptif di atas, data yang diperoleh juga akan
ditampilkan untuk menggambarkan pemusatan data dan juga dimensi keragaman
seperti Mean, Median dan Modus.

3. Analisis Inferensial
Analisis inferensial dalam penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
hipotesis yang sudah diasumsikan pada bab sebelumnya. Dalam metode analisisnya
sendiri menggunakan analisis korelasi. Analisis korelasi bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat kuantitatif.
Penjelasan tersebut selaras dengan pendapat dari Tanzeh (2011:64) bahwa analisis
korelasi merupakan analisis yang menggunakan tindakan pengumpulan data untuk
penentuan hubungan antara dua variabel atau lebih yang akan diteliti. Dalam
penjelasannya lebih lanjut untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar
variabel bisa diketahui dari besarnya angka korelasi yang disebut dengan koefisien
korelasi.

H. Uji Hipotesis
Pada pengujian hipotesis dalam penelitian ini nantinya akan terdapat dua
macam hipotesi. Hipotesis yang pertama ialah pengujian koefisien antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Pada pengujian hipotesis analisis koreasi product
moment, sedangkan untuk hipotesis ketiga menggunakan korelasi ganda.
1) Jika nilai koefisien korelasi positif
Pada perhitungan uji hipotesis jika koefisien korelasi positif, maka
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat memiliki hubungan searah, atau
dapat dikatakan meningkatnya variabel bebas juga menigkat pula variabel terikat.
2) Jika nilai koefisen korelasi negatif
Pada perhitungan uji hipotesis jika koefisien korelasi negatif, maka
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ada hubungan berlawanan arah,
atau dapat dikatakan meningkatnya variabel bebas diikuti dengan menurunnya
variabel terikat.
Selanjutnya, untuk program yang digunakan untuk menguji pada penelitian
ini ialah dengan bantuan komputer SPSS versi 23. Dalam analisis inferensial dari
penelitian ini menggunakan analisis bivariat. Analisis bivariat dalam penelitian ini
digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan hipotesis kedua, yaitu koefisien
dari variable bebas dengan variable terikat. Untuk pengujian tersebut menggunakan
rumus korelasi product moment. Rumus korelasi product moment pada penelitian
ini digunakan untuk variabel prokrastinasi akademik (X) dengan variabel prestasi
belajar (Y).

Anda mungkin juga menyukai