METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan ini ialah jenis penelitian ex post facto yang
memiliki arti sesudah fakta, menurut penjelasan Sugiyono (2015:63) penelitian
jenis ex post facto merupakan penelitian yang dilakuan setelah peristiwa sudah
terjadi. Menurut penjelasannya lebih lanjut penelitian ini disebut juga dengan
restropective study, karena penelitian yang dilakukan merupakan penelusuran dari
kejadian yang sudah terjadi sebelumnya, kemudian memiliki tujuan untuk meruntut
kebelakang mengetahui sesuatu yang menimbulkan kajadian tersebut dari faktor-
faktor yang mungkin dapat mempengaruhi.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di SMKS Sore Tulungagung Provinsi Jawa
Timur, tempat penelitian lebih tepatnya pada siswa-siswi Kompetensi Keahlian
Teknik Kendaraan Ringan Otomotif. SMKS Sore Tulungagung didirikan pada
tahun 1975, pada mulanya sekolah tersebut bernama Sekolah Teknologi Menengah
“SORE” (STM SORE) Tulungagung dan berlokasi di Jl. KH Agus Salim No. 11
Tulungagung bekas gedung sekolah Cina (Chong Wha- Chong Whi) lebih tepatnya
bersebelahan dengan STM Negeri Tulungagung dan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Tulungagung serta Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tulungagung. Mulai
tahun 1992 sampai dengan sekarang ketua yayasan Islam “Sunan Rahmat” ialah
Drs. H. Muhadi Latief, M.Ag. SMKS Sore Tulungagung pada tahun 1989 mulai
berdiri di lokasi baru tepatnya di Jl.Mastrip No. 100 Tulungagung dengan tanah dan
gedung milik sendiri yang dibangun berdasarkan swadaya masyarakat.
Awal mula nama SMK Sore dikarenakan sekolah tersebut pada awal
didirikan buka pada sore hari. Pada kala itu minat masyarakat untuk memasuki
sekolah STM cukup besar sehingga banyak yang belum tertampung dengan adanya
sekolah STM Negeri atau sekolah-sekolah swasta yang lain. Akhirnya dengan
adanya persoalan tersebut sebagian guru di STM Negeri bersama-sama dengan
dosen-dosen yang ada di IAIN Tulungagung merencanakan untuk mendirikan
seklah swasta yang buka di sore hari dan guru yang ada di dalam sekolah yang akan
didirikan berasal dari guru STM Negeri Tulungagung serta dosen-dosen IAIN
Tulunggagung.
Dengan perkembangan sekolah tersebut dari tahun ke tahun, akhirnya
sampai dengan saat ini mayoritas siswa di SMK Sore masuk pagi. Siswa-siswi yang
masuk pagi ialah kelas X dan XII, sementara yang masuk siang kelas XI. Suatu
sekolah yang masuk siang biasanya memiliki alasan karena keterbatasan ruang
kelas. Jumlah siswa tidak sebanding dengan jumlah ruang kelas yang tersedia di
sekolah. Dari permasalahan tersebut dengan terpaksa ada sekolah yang mengalami
pergeseran jam belajar. Biasanya masuk sekolah pada siang hari ialah pukul 12.30.
Sekolah yang masuk siang memang memiliki resiko yang sangat besar, mulai dari
melelahkan, mengantuk di kelas dan pada ujungnya tidak konsentrasi saat
menerima pelajaran. Salah satu banyaknya permasalahan, dampak lainnya ialah
siswa menjadikan alasan untuk telat bangun. Padahal sekolah ialah waktu dimana
siswa harus melakukan kebisaan baik dan ditanamkan sejak dini untuk bekal masa
depannya.
Pada SMKS Sore jam pelajaran pagi dan sore hari memiliki porsi yang
sama. Untuk guru pengajar biasanya dilihat dari tempat tinggal guru tersebut,
kebanyakan guru yang mengajar di pagi dan sore hari ialah guru yang tinggal di
dekat sekolah. Hal tersebut dipertimbangkan, karena fisik juga sangat
mempengaruhi konsentrasi setiap guru dalam mengajar. SMKS Sore merupakan
salah satu sekolah rujukan, menjadikan sekolah tersebut memiliki sarana dan
prasarana yang memadai, hal tersebut dimanfaatkan untuk mendukung sekolah
yang memiliki jam pelajaran di siang hari seperti halnya penerangan di kelas dan
ruang praktikum.
Pada penelitian yang akan dilaksanakan SMKS Sore Tulungagung nantinya
akan mengambil dari Komptensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
kelas X yang terdiri dari tiga kelas yaitu X TKRO 1, X TKRO 2, X TKRO 3 dan X
TKRO 4. Kompetensi Keahlia Teknik Kendaraan Ringan Otomotif di SMKS Sore
merupakan Komptensi nyang banyak diminati, oleh karena itu persaingan untuk
masuk ke kompetensi keahlian tersebut sangat ramai. Gedung Teknik Kendaraan
ringan sekarang ada di kampus 2 timur dari sekolah utama berada di paling utara.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2015:63) merupakan segala sesuatu
yang digunakan untuk penetapan penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti
berbentuk apa saja untuk dipelajari dan diperoleh informasi tentang variabel-
variabel terkait serta akan diambil kesimpulan. Menurut Tanzeh (2011:64)
berpendapat jika dilihat dari sebab dan akibat variabel dibedakan menjadi variabel
bebas atau independen dan variabel terikat yang disebut dengan dependen.
Penjelasannya lebih lanjut bahwa variabel independen (bebas) merupakan variabel
yang mempengaruhi yaitu yang menjadi sebab timbulnya variabel dependen.
Sedangkan variabel dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau
bisa dikatakan sebagai akibat dari adanya variabel bebas. Jabaran dari variabel
bebas dan terikat akan tertera pada Tabel 3.1.
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki karakteristik dan
model yang sama dengan populasi. Teknik pengambilan sampel sendiri disebut
dengan teknik sampling. Teknik sampling yang digunakan untuk penelitian ini
adalah probability sampling dengan pengambilan acak (random sampling).
Sugiyono (2016:218) menjelaskan bahwa probility sampling merupakan
pengambilan sampel dengan peluang yang sama bagi unsur-unsur ada pada seluruh
populasi yang akan digunakan sebagai sampel, sedangkan proportional random
sampling merupakan teknik pengumpuan data karena adanya anggota yang tidak
homogen dan strata yang berbeda, perbedaan yang dimaksud yaitu bukan perbedaan
tingkat tetapi perbedaan anggota yaitu pada 4 kelas yang semua diambil sama rata.
Arikunto (2010:182) menjelaskan untuk memperoleh sampel representatif,
dapat dilakukan pengambilan sampel disetiap strata dijadikan perbedaan kelas,
namun ditentukan sebanding atau seimbang dari banyak kelas yang diambil
masing-masing. Penjelasannya lebih lanjut bahwa jika subjeknya kurang dari 100
dapat diambil seluruhnya, sementara untuk responden yang berjumlah besar
diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Penelitian ini mengambil langkah
secara merata disetiap kelasnya diambil 40% dari seluruh siswa yang ada pada
masing-masing kelas sesuai dengan penjelasan dari Arikunto (2010:182). Roscoe
(dalam Sugiyono, 2016:90) menjelaskan bahwa dalam penelitian ukuran sampel
yang bisa dikatakan layak adalah antara 30 sampai dengan 500. Pada pengambilan
responden secara acak, penelitian ini mengambil 51 responden pertama untuk
diambil data sebagai analisis.
2. Kuisioner (Angket)
Kuisioner atau angket merupakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan
yang sudah disusun untuk memperoleh data dari responden yang dinilai tentang
pribadinya sendiri atau hal-hal lain yang perlu untuk dimintai pendapat (Arikunto,
2010:185). Kuisioner yang sudah dibuat akan diberikan kepada responden secara
langsung, yaitu di sekolah SMKS Sore Tulungagung. Metode kuisioner ini
digunakan untuk mengetahui data mengenai tingkat terjadinya siswa melakukan
prokrastinasi akademik. Pertanyaan atau pernyataan yang akan diberikan
merupakan pertanyaan atau pernyataan dalam bentuk tertutup. Dimana siswa
memilih salah satu alternatif jawaban yang sudah tersedia dari setiap pertanyaan
dan pernyataan. Dengan model tertutup akan membantu siswa dalam menjawab
dengan cepat dan memudahkan seorang peneliti dalam pelaksanaan analisa data
terhadap seluruh angket yang sudah selesai direspon.
Menurut Arikunto (2010:186), dalam cara memberikan respons, angket
dibagi menjadi dua macam yaitu anget terbuka dan angket tertutup. Angket terbuka
merupakan angket yang disajikan sedemikian rupa dengan tujuan responden dapat
memberikan isian sesuai dengan pendapatnya. Sedangkan angket tertutup
merupakan angket yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden hanya
tinggal memberikan jawaban untuk memilih sesuai dengan yang ada dipikiran
responden. Dalam penelitian ini akan menggunakan angket tertutup. Kuisoner ini
dapat dilakukan dengan berbagai jenis skala, salah satunya ialah skala likert. Skala
likert merupakan skala psikometrik yang biasanya sering digunakan dalam
kuisioner. Biasanya skala likert digunakan untuk mengungkap suatu peristiwa atau
kejadian. Tanggapan dari responden diberikan dalam bentuk rentang jawaban mulai
dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju (Mulyatiningsih, 2011:28).
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dibuat sebagai alat bantu pengumpulan data pada suatu
penelitian. Sebelum melaksanakan penelitian penguji harus membuat instrumen
penelitian sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian ini,
instrumen yang digunakan ialah berupa angket atau kuisoner yang digunakan pada
variabel self-discipline dan kesiapan siswa memasuki dunia kerja. Dalam dibuatnya
instrumen penelitian ini terdapat beberapa pengembangan yang ditempuh, yaiatu
(a) menyusun indikator variabel; (b) menyusun kisi-kisi instrumen; (c) uji coba
instrumen; (d) pengujian validitas dan reliabilitas pada instrumen penelitian . Pada
penelitian ini, angket dikembangkan dari penelitian sebelumnya dan
mempertimbangkan beberapa aspek yang telah diukur.
Dibuatnya butir-butir pernyataan, nantinya akan dibuat dua macam
pernyataan yaitu pernyataan positif dan negatif. Pernnyataan positif dibuat bisa
dikatakan sebagai pendukung dari gagasan atau indikator, sedangkan pernyataan
negatif merupakan pernyataan yang memiliki sifat tidak mendukiung gagasan atau
indikator. Data-data yang dihasilkan pada penyebaran kuisoner yang menggunakan
skala linkert pada kisaran 1-4 alternatif jawaban.
Nantinya responden dapat memilih salah satu jawaban yang tersedia seperti pada
Tabel 3.4 dibawah ini.
Tabel 3.4 Skor Alternatif Jawaban
Skor Pernyataan
Alternatif Jawaban
Positif Negatif
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah
dua atau lebih kelompok data sampel yang digunakan berasal dari populasi dengan
variansi yang sama. Data yang diuji dalam penelitian ini ada prokrastinasi
akademik. Pengujian homogenitas nantinya menggunakan bantuan aplikasi SPSS
versi 23, yaitu homogencity of Variance Test. Pedoman kriteria yang digunakan uji
homogenitas ialah apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka data tersebut
dapat dikatakan memiliki variansi yang sama (homogen). Sebaliknya jika nilai
signifikan lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut memiliki variansi tidak sama
(tidak homogen) (Sudarmanto dalam Naufa dkk, 2017).
2. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran mengenai variabel prokrastinasi akademik (X) dan variabel prestasi
belajar siswa(Y). Untuk menjawab variabel-variabel tersebut dibutuhkan data dari
responden melalui angket yang diberikan untuk mengetahui respon dari
prokrastinasi akademik, dan juga data nilai prestasi belajar dari hasil ujian tengah
semester yang sudah dilaksanakan. Konsep dalam penelitian ini menggunakan
konsep dasar statistik, dengan hasil analisis akan disajikan dalam bentuk gambar
atau dalam kaidah penelitian bisa disebut statistik deskriptf. Menurut Zulganef
(2013 : 189), pendekatan statistik deskriptif digunakan untu mengorganisasikan,
menyajikan dan mengikhtisarkan dengan cara lebih informatif.
Dalam paparan teknik pengumpulan data yang sudah dijelaskan di atas
untuk mempermudah dalam penyajian data, maka data tersebut akan disajikan
dalam bentuk rentang distribusi frekuensi (Sudijono (2006:453). Tabel rentang
deskriptif frekuensi adalah sebaggai berikut:
Tabel 3.11 Kriteria Analisis Deskriptif
No Rentangan Kualifikasi
Selain menggunakan cara deskriptif di atas, data yang diperoleh juga akan
ditampilkan untuk menggambarkan pemusatan data dan juga dimensi keragaman
seperti Mean, Median dan Modus.
3. Analisis Inferensial
Analisis inferensial dalam penelitian ini bertujuan untuk membuktikan
hipotesis yang sudah diasumsikan pada bab sebelumnya. Dalam metode analisisnya
sendiri menggunakan analisis korelasi. Analisis korelasi bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat kuantitatif.
Penjelasan tersebut selaras dengan pendapat dari Tanzeh (2011:64) bahwa analisis
korelasi merupakan analisis yang menggunakan tindakan pengumpulan data untuk
penentuan hubungan antara dua variabel atau lebih yang akan diteliti. Dalam
penjelasannya lebih lanjut untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar
variabel bisa diketahui dari besarnya angka korelasi yang disebut dengan koefisien
korelasi.
H. Uji Hipotesis
Pada pengujian hipotesis dalam penelitian ini nantinya akan terdapat dua
macam hipotesi. Hipotesis yang pertama ialah pengujian koefisien antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Pada pengujian hipotesis analisis koreasi product
moment, sedangkan untuk hipotesis ketiga menggunakan korelasi ganda.
1) Jika nilai koefisien korelasi positif
Pada perhitungan uji hipotesis jika koefisien korelasi positif, maka
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat memiliki hubungan searah, atau
dapat dikatakan meningkatnya variabel bebas juga menigkat pula variabel terikat.
2) Jika nilai koefisen korelasi negatif
Pada perhitungan uji hipotesis jika koefisien korelasi negatif, maka
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ada hubungan berlawanan arah,
atau dapat dikatakan meningkatnya variabel bebas diikuti dengan menurunnya
variabel terikat.
Selanjutnya, untuk program yang digunakan untuk menguji pada penelitian
ini ialah dengan bantuan komputer SPSS versi 23. Dalam analisis inferensial dari
penelitian ini menggunakan analisis bivariat. Analisis bivariat dalam penelitian ini
digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan hipotesis kedua, yaitu koefisien
dari variable bebas dengan variable terikat. Untuk pengujian tersebut menggunakan
rumus korelasi product moment. Rumus korelasi product moment pada penelitian
ini digunakan untuk variabel prokrastinasi akademik (X) dengan variabel prestasi
belajar (Y).