BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang
tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki intelligensi quotient (IQ) yang
dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang
optima. Menurut Binet dalam buku Winkel (1997:529) hakikat intelligensi adalah
mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk menilai
ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang tidak setara dengan
tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang rendah, namun ada siswa yang
yang relative tinggi. Itu sebabnya taraf intelegensi bukan satu-satunya factor yang
20% bagi kecerdasan sedangkan 80% adalah sumbangan factor kekuatan lain,
analisis struktur neorologis otak manusia dan penelitian perilaku oleh LeDoux
suami istri yang harmonis dan dapat mengurangi agresivitas, khususnya dalam
dengan usia mereka .namun fenomena yang ada menunjukan bahwa tidak sedikit
orang dengan IQ tinggi yang ber prestasi rendah, dan ada banyak orang dengan IQ
3
sedang yang dapat mengungguli prestasi belajar orang dengan IQ tinggi. Hal ini
seseorang.
Teori Daniel Golemant, sesuai dengan judul bukunya memberikan definisi baru
manage our emotional live with intelligence) : menjaga keselarasan emosi dan
keterampilan social.
yang tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, cenderung menarik diri , terkesan dingin
orang seperti ini sering menjadi sumber masalah. Karna sifat-sifat diatas , bila
cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala,sulit bergaul, mudah
frustasi, tidak mudah percaya pada orang lain, tidak peka dengan kondisi
lingkungn dan cenderung putus asa bila mengalami stress. Kondisi sebaliknya,
contoh-contoh yang didapat seseorang sejak lahir dari orangtuanya. Namun di era
anak kurang mendapat perhatian dalam hal pendidikan karakter, mereka lebih
punya masalah mereka lebih banyak sharing dengan teman daripada dengan orang
satu diantaranya adalah penguasaan konsep, atau pemahaman yang salah bisa
kesalahan dedukasi.
sebagai dasar pengambilan keputusan untuk menentukan upaya apa yang paling
konsep biologi.
B. Identifikasi Masalah
diidentifikasikan seperti :
biologi ?
pergaulan bebas ?
pergaulan bebas ?
10. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi sikap pada perilaku pergaulan
bebas ?
C. Pembatasan masalah
banyaknya faktor yang mempengaruhi sikap pada perilaku seksual bebas, dan
agar penelitian ini menjadi lebih ter-arah, dan juga terbatasnya waktu,
tenaga, biaya, maka penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh kecerdasan
emosional siswa dan penguasaan konsep biologi terhadap sikap pada perilaku
D. Rumusan masalah
masalah dan pembatasan masalah, maka masalah yang akan di kaji dalam
sikap pada perilaku pergaulan bebas (Y) melalui penguasaan konsep biologi
(X2) ?
E. Tujuan Penelitian
pergaulan bebas
pergaulan bebas
biologi
8
F. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaa Teoritik
2. Kegunaan Praktis
BAB II
9
A. Landasan Teori
merupakan suatu system yang terdiri dari komponen kognitif, perasaan dan
kecenderungan yang relative menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk
terhadap orang atau barang tertentu. Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut
Anas Sudjiono (2008: 27), sikap merupakan bagian dari tingkah laku manusia
demikian sikap merupakan tingkah laku atau perbuatan akibat reaksi seseorang
objek atau situasi objek atau situasi yang dihadapi sehingga sikap dapat bersifat
positif dan adapula yang bersifat negative. Sikap positif adalah kecenderungan
1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan di bentuk dan dipelajari. Sikap
beberapa obyek.
pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media
massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, dan faktor emosional. Untuk
dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah kuat. Oleh
karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut
terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Pada umumnya seseorang
cenderung memiliki sikap kompromis atau searah dengan sikap orang yang
pengalaman seseorang. Demikian pula media massa yang bias diakses dengan
mudah baik surat kabar maupun media elektronik dapat mempengaruhi sikap
konsumennya. Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan atau lembaga
Sikap merupaka sesuatu yang tidak dibawa sejak lahir dan tidak
terjadi dengan begitu saja, melainkan melalui suatu proses tertentu. Sikap
baik dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar
bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi. Sesuatu tersebut
perilaku tertentu. Bila dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus, maka perilaku
behavior) dan perilaku yang tampak (overt behavior).Perilaku yang tidak tampak
Perilaku yang tampak antara lain berjalan, berbicara, berpakaian, dan sebagainya.
(Machfoedz;2005).
adalah konsep dari Green (1980) yang dikutip Notoatmodjo 2003. Green mencoba
antara lain :
1. Pengetahuan
berupa informasi yang didapat dari manapun, seperti sekolah, orang tua
tindakan seseorang.
2. Sikap
3. Kepercayaan
4. Nilai-nilai
masyarakat bersama.
atau tindakan yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedianya atau tidak
perilaku. Dalam hal ini di pengaruhi dari lingkungan luar seperti pengaruh
dari teman.
seseorang adalah keturunan yang berarti sebagai pembawaan atau heredity dan
lingkungan yang berarti segala apa yang berpengaruh pada diri individu untuk
adalah :
1. Keturunan
Yang Maha Esa. Keturunan sering pula disebut heredity atau pembawaan
2. Lingkungan
masyarakat.
14
merupakan hasil akhir jalinan yang saling mempengaruhi antara berbagai macam
gejala antara lain perhatian, pengamatan, pikiran, ingatan dan fantasi. Gejala itu
2. Tanggapan
3. Fantasi
4. Ingatan
5. Berpikir
6. Motif
merupakan resultan dari beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Secara
garis besar perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis
dan social. Akan tetapi dari ketiga aspek tersebut sulit untuk ditarik garis yang
lain asumsi yang mendasarkan pada teori kepribadian dari Spranger. Yang
ditentukan oleh salah satu nilai budaya yang dominan pada diri orang tersebut.
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi
dirinya). Hal ini sikap responden berarti sudah lebih baik lagi.
proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positive
maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng (Long
Lasting) ( Mupitunendo,2009).
adalah perasaan erotis terhadap lawan jenis dengan tujuan akhir melakukan
pengaruh hormone, tetapi kemudian ada faktor lain yang mempengaruhi dorongan
seksual yaitu faktor psikis, rangsangan seksual dari luar dan pengalaman seksual
dan ingin tahu yang akhirnya keterusan dan terjerumus dalam seks bebas
(Tjokronegoro, 2000)
adanya hubungan resmi sebagai suami isteri yang meliputi beberapa hal dimulai
dari menunjukan perhatian dari lawan jenis, pacaran, kemudian melakukan lips
meliputi :
a. Kissing
seperti di bibir disertai dengan rabaan pada bagian-bagian yang sensitive yang
merupakan ciuman yang umum dilakukan. Berciuman dengan bibir dan mulut
terbuka dan termasuk menggunakan lidah itulah yang disebut French kiss.
b. Necking
c. Petting
termasuk lengan , buah dada, kaki dan kadang-kadang daerah kemaluan entah
d. Intercourse
pria dan wanita yang ditandai dengan penis pria yang ereksi masuk kedalam
dipengaruhi oleh hubungan seksual dengan orang lain, baik oleh lingkungan atau
18
kultur budaya yang dibawa atau diturunkan dari orang tua dimana sseorang
tinggal.
adalah segala bentuk kegiatan yang dapat memberikan penyaluran pada dorongan
seksual yang dilakukan oleh dua orang dengan jenis kelamin yang berbeda mulai
1. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri remaja perubahan-
2. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri remaja, antara lain
penundaan usia perkawinan, norma agama, media informasi, orang tua yang
1. Waktu, dengan adanya waktu luang yang tidak dimanfaatkan sebaik mungkin
perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual
dengan lawan jenis mulai dari perasaan tertarik sampai dengan tingkah laku
pada perilaku seksual adalah sikap pada perilaku seksual pra-nikah tentang suatu
perbuatan yang dapat di observasi baik secara langsung maupun tidak langsung
yang dilakukan pada dua individu yang berbeda jenismulai dari berkencan,
bercumbu, dan bersengama tetapi belum ada ikatan yang sah menurut
a. Pengertian emosi
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti
merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi
merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan
rangsangan dari luar dan dalam diri individu.Sebagai contoh emosi gembira
(Prawitasari,1995)
antara lain Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat), hate
mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua
putus asa
bangga
Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam
emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku
gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu : sadar diri,
tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka
hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang di jalani menjadi sia-sia.
adalah suatu perasaan (afek) yang mendorong individu untuk merespon atau
bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar
dirinya.
1990 oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari
yang sering disebut EQ sebagai : “himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang
22
pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk
bersifat menetap, dapat berubah-ubah setiap saat. Untuk itu peranan lingkungan
dunia nyata. Selain itu, EQ tidak begitu dipengaruhi oleh faktor keturunan
Gardner dalam bukunya yang berjudul Frame Of Mind (Goleman, 2000 : 50-53)
mengatakan bahwa bukan hanya satu jenis kecerdasan yang monolitik yang
Kecerdasan ini dinamakan oleh Gardner sebagai kecerdasan pribadi yang oleh
dengan tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain”. Dalam
emosional yang relative menetap dalam diri seseorang dalam menilai situasi dan
marah lebih dominan daripada semangat untuk belajar atau bekerja kembali.
emosinya dapat dikendalikan, semangat belajar atau bekerja berlanjut dan tidak
larut dalam kekecewaan, maka fenomena seperti ini merupakan salah satu contoh
salah satu contoh bahwa dia memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.
(http:/www.e-psikologi.com/remaja/250402.-htm. On line).
menempatkan emosinya pada porsi yang tepat. Bila demikian, maka ia akan dapat
berfikir rasional, jernih, positif, dan tidak terpancing oleh emosinya, bahkan dapat
senyuman.
secara selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan
untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain serta
emosional adalah kemampuan pribadi mengenali emosi diri, dan mengenal emosi
orang lain yang ditandai dengan dua dimensi yaitu: 1) intra personal dan 2) antar
dalam memahami makna secara ilmiah baik teori maupun penerapannya dalam
teknologi .
Konsep yaitu idea atau gagasan yang diabstrak dari peristiwa yang
kongkret sedangkan materi biologi adalah semua bahan atau isi yang ada dalam
pelajaran biologi.
26
kemampuan siswa dalam memahami gejala-gejala alam, baik yang timbul dengan
sendirinya maupun timbul akibat campur tangan manusia itu sendiri, memahami
konsep dan teori serta berlatih dan memecahkan masalah biologi yang terjadi di
lingkungan masyarakat. Ruang lingkup dari mata pelajaran biologi dimulai dari
lingkungan terjauh. Pelajaran biologi pada sekolah lanjutan memiliki tujuan, yaitu
pada jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi (Sumantri ; 2011 ).
gagasan yang relevan berupa peristiwa yang konkrit yang ada dalam mata
pelajaran biologi.
B. Kerangka Berpikir
masalah pribadi yang tidak biasa kegagalan situasi kehidupannya . Factor yang
memiliki dasar ilmiah, memberikan bukti yang kuat bagi konsepnya bahwa
selama IQ kita semua mempunyai Emotional Quotient merupakan tolak ukur yang
kegagalan, mengontrol emosi berinteraksi dengan orang lain dan unsur kecerdasan
Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk
perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-
batas norma yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di
lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang
emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah
28
anak tersebut, apabila ibunya sudah tidak menghendaki. Seks pra-nikah, juga bisa
meningkatkan resiko kanker mulut rahim. Jika hubungan seks tersebut dilakukan
sebelum usia 17 tahun, risiko terkena penyakit tersebut bisa mencapai empat
hingga lima kali lipat. Sekuat-kuatnya mental seorang remaja untuk tidak tergoda
pola hidup seks bebas, kalau terus-menerus mengalami godaan dan dalam kondisi
sangat bebas dari kontrol, tentu suatu saat akan tergoda pula untuk melakukannya.
Godaan semacam itu terasa lebih berat lagi bagi remaja yang memang benteng
mental dan keagamaannya tidak begitu kuat.Saat ini untuk menekankan jumlah
pelaku seks bebas terutama dikalangan remaja bukan hanya membentengi diri
mereka dengan unsur agama yang kuat, juga dibentengi dengan pendampingan
orang tua sendiri.Selain itu, sudah saatnya dikalangan remaja diberikan suatu
mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu faktor sekolah (eksternal). Faktor sekolah
kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
palajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar
di masa depan mampu meneruskan kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik.
lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex bebas, dan lain-lain, yang
emosional tidak dapat dimiliki secara tiba-tiba, tetapi membutuhkan proses dalam
besar pengaruhnya. “Hal positif akan diperoleh bila anak diajarkan keterampilan
lebih mandiri. Karena hidupnya tidak tergantung pada orang lain terutama dalam
menghadapi masalah, lebih tenang dalam menghadapi masalah dan lebih percaya
artinya . Penguasaan konsep biologi sangat penting dimiliki oleh siswa yang telah
mengalami proses belajar. Penguasaan konsep biologi yang dimiliki siswa dapat
sikap pada pergaulan bebas siswa (Y) melalui penguasaan konsep biologi
(X2)
menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan
31
tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan
sehari-hari.
sehingga sering terjadi konflik dan pertentangan antara sesama remaja dan antara
remaja dan orang tua. Orang tua wajib mendampingi tumbuh kembang remaja,
karena walaupun remaja sudah merasa dewasa tetapi kepribadian mereka masih
labil sehingga harus ada orang yang lebih dewasa yang membimbing dan
mengarahkan remaja agar tidak melanggar norma dan berhasil dalam kehidupan
nya.
lingkungan oleh karena itu dalam pengkonsepan selalu ada kejadian (sebagai
stimulus) dalam penyajian verbal, yang sering disebut dengan gambaran mental,
yang tidak dapat dianggap mudah dan untuk mempermudah penguasaannya perlu
32
C. Hipotesis Penelitian
emosional siswa (EQ) (X1) terhadap sikap pada perilaku pergaulan bebas (Y)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelas IX SMP Negeri di kecamatan
Sawah Besar, Jakarta Pusat yang terdiri dari empat (4) sekolah pada tahun
bulan Maret 2013 sampai bulan Juli 2014. Penelitian dilakukan dalam lima
penelitian, 2) Survey terkait dengan jumlah populasi yang akan dijadikan objek
penelitian, dengan sumber sanggar 02 ( SMPN 5, Jl. Dr. Sutomo No. 5, Sawah
Besar, Jakarta Pusat ) yang merupakan sanggar kecamatan Sawah besar dan
penelitian. Secara rinci kegiatan ini dapat dilihat pada table dibawah ini.
34
2. Waktu Penelitian
masalah/ju
dul
2 Penyusuna X
n proposal
3 Survey X
sekolah-
sekolah
SMP
Negeri
sekecamat
an Sawah
Besar
4 Penyusuna X
n izin
penelitian
5 Penyusuna X
n
35
instrument
penelitian
6 Uji X X
instrument
7 Analisis X X
instrumen
8 Pengambil X X X
an data
9 Analisis X X X
data
penelitian
10 Penyusuna X X X
n laporan
penelitian
11 Sidang X
tesis
B. Metode Penelitian
1. Metode Penelitian
baik terhadap suatu persoalan tertentu dan didalam suatu daerah tertentu.
variable, karena itu metode ini akan mengungkapkan data faktual berdasarkan
N.Kerlinger, 2000 : 678 ) Arah penelitian survey ialah membuat taksiran yang
Kerlinger, 2003 : 661). Data yang diperoleh kemudian diolah, ditafsirkan dan
disimpulkan.
emosional siswa (X1), penguasaan konsep biologi (X2), dan sikap pada perilaku
pergaulan bebas (Y). Metode ini dipilih sesuai dengan tujuan penelitian dan
pengaruh antara variable penguasaan konsep biologi terhadap sikap pada perilaku
dan variable penguasaan konsep biologi terhadap sikap pada pergaulan bebas
emosional dan variable penguasaan konsep biologi terhadap sikap pada perilaku
pergaulan bebas.
2. Disain Penelitian
Rx1Y X1
Px1Y
rx1x2 Px1x2 Y
Px2Y
X2
Rx2Y
Keterangan :
Variabel bebas I :
Variabel terikat
a. Populasi Penelitian
lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. (Sudjana, 2005 :6)
Dengan demikian yang dimaksud dengan populasi adalah kumpulan dari individu
dengan kualitas serta ciri-ciri (karakteristik) tertentu yang diduga, ditetapkan dan
menjadi perhatian untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan dalam ruang dan
2013-2014.
2001:57) Pengertian yang sama dikatakan oleh Sudjana sampel adalah sebagian
dari populasi. (Sudjana, 2005: 6) Menurut Supranto sampel yaitu sebagian dari
bahwa apabila akan mengambil sampel maka sampel itu harus representative yaitu
Dari beberapa teori dalam penelitian tidak ada ketentuan yang pasti
berapa jumlah sampel yang paling ideal untuk mewakili seluruh populasi.
besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teori, mutu pelaksanaan
maka apabila subyeknya kurang dari seratus lebih baik diambil semua, sehingga
resiko yang ditanggung oleh peneliti, namun sebagai ancer-ancer dapat diambil
antara 10% sampai dengan 15% atau 20% sampai dengan 30% atau lebih.
multistage random sampling artinya sampel yang berasal dari populasi yang
berstrata atau bertingkat dimana tidak semua strata ditarik menjadi sampel namun
sampel diambil secara acak (Sugiyono, 2008 : 91). Memilih sampel pada teknik
multistage random sampling setidaknya dilakukan dua tahap. Pada tahap pertama,
kelompok besar atau kelompok terpilih. Kelompok ini dirancang untuk lebih
berisi populasi unit selain yang diperlukan untuk sampel akhir. Pada tahap kedua
unit yang dipilih dari kelompok terpilih untuk mendapatkan sampel akhir. Jika
lebih dari dua tahap akan digunakan, maka proses pemilihan populasi unit dalam
dalam target populasi yang sangat mengurangi biaya persiapan sampel. Daftar
41
anggota diperlukan hanya bagi kelompok yang digunakan dalam tahap akhir.
a. Tahap I
b. Tahap II
Berikut ini perincian jumlah sampel dari masing-masing sekolah yang terpilih
a. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
Dari diagram jalur yang disusun dapat dijelaskan bahwa X1 merupakan variable
harus melalui X2. Dalam hal ini variable X2 dan Y merupakan variable endogen.
b. Sumber Data
Untuk memperoleh data tentang kecerdasan emosional siswa, berasal dari data
Untuk memperoleh data tentang penguasaan konsep biologi diperoleh dari data
Untuk memperoleh data tentang sikap pada perilaku pergaulan bebas diperoleh
dari data primer siswa kelompok sampel penelitian yang berjumlah 100 siswa.
diberi skor 0.
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
pilihan ganda dengan 4 option, siswa yang menjawab benar diberi skor 1 dan yang
menjawab salah diberi skor 0. Sedangkan kecerdasan emosional dan sikap pada
perilaku pergaulan bebas berupa non tes yaitu angket dengan skala Likert. Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena social . Angket untuk sikap pada perilaku
pergaulan bebas dalam penelitian ini menggunakan lima options atau pilihan
yang diajukan dalam bentuk kalimat positif dan negatif . Untuk pernyataan positif
pernyataan-pernyataan
POSITIF NEGATIF
Menentukan (TDM)
(STS)
instrumen. Kedua yaitu mengujikan instrumen tersebut pada siswa lain yang
validitas butir soal, tingkat kesukaran soal, hingga reliabilitas instrumen. Variabel
kecerdasan emosional siswa dan sikap pada perilaku pergaulan bebas dilakukan
mengujikan instrumen tersebut pada siswa lain yang bukan sampel dalam
F. Instrumen Penelitian
1. Definisi konseptual
( dalam hal afeksi, kognisi dan konasi ) dengan cara-cara tertentu yang meliputi
perasaan suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju untuk melakukan hubungan
intim yang didorong oleh hasrat seksual yang dilakukan seseorang, baik dengan
lawan jenis, maupun sesama jenis dengan cara bersenggama yang dilakukan oleh
pasangan tanpa ikatan perkawinan atau hubungan intim secara bebas dengan
2. Definisi Operasional
Sikap pada perilaku pergaulan bebas adalah skor skala sikap yang
diperoleh melalui angket atas perilaku seksual siswa terhadap pergaulan bebas
tinggi skor yang diperoleh akan menunjukan semakin positif sikap siswa terhadap
moment dimana untuk skala sikap (skala Likert) diuji dengan menggunakan
dimana :
dikonsultasikan dengan r tabel product moment yang ditentukan pada uji satu sisi
Uji Reliabilitas
dimana :
0,6, maka dapat dikatakan bahwa instrumen sikap pada perilaku pergaulan bebas
jenis
Mencium bibir 1 9 2
lawan jenis
Meraba tubuh, 26 34 2
buah dada dan
pinggul lawan
jenis
Memegang alat 10 13 2
kelamin secara
langsung dan
tidak langsung
Melakukan 15 29 2
senggama
(intercourse)
Persepsi Sek bebas 32 1
hubungan
Berpelukan 21 1
seksual
dengan lawan
jenis
Mencium pipi dan 3 2 2
kening
Meraba tubuh, 4 27 2
buah dada dan
pinggul
lawan jenis
Melakukan 20 1
senggama
(intercourse)
Persepsi Seks bebas 28 35 2
hubungan
seksual
Jumlah total 18 17 35
diberi skor sesuai dengan rating scale seperti tampak pada table berikut .
51
2 Setuju (S) 4 2
2. Ibu : ………………………………..............
ANAK KE : ………………………………………………….
KELAS : ………………………………………………….
PETUNJUK PENGISIAN
TDM (tidak dapat menentukan ), TS (tidak setuju) dan STS (sangat tidak
setuju)
agama
saya
bibir saya
alat kelamin
wajar
yang biasa
jenis
saya
saling mencinta
pinggul
meraba dada
(hubungan seks)
cinta
C1 C2 C3 Jumlah
Kesehatan Reproduksi
seksual
reproduksi pria 8
wanita 2,1
Fungsi organ 10 16 18 3
reproduksi 11
Perkembangan 14 20 3
seksual 15
Total 13 4 3 20
58
Butir
10
11
12
13
14
15
16
17
18
59
19
20
60
c. Kanker Prostat
d. HIV/AIDS
a. Penis
b. Testis
c. Epididimis
d. Saluran sperma
a. Vagina
61
d. Rahim (uterus)
a. Alcohol 70%
b. Air
c. Sabun
d. Kain
a. Insulin
b. Estrogen
c. Progesteron
d. Testosteron
a. Sentuhan
b. Transfuse darah
c. Gigitan nyamuk
d. Kontak fisik
7. Penggunaan alat kontrasepsi ( pil, suntik, susuk dan IUD ) bertujuan untuk
a. Mencegah kehamilan
c. Menghambat menstruasi
a. Penis
b. Testis
d. Prostat
a. Hepatitis
b. Sifilis
c. Gonorhoe
d. HIV/AIDS
a. Menghasilakan ovum
b. Menghasilkan sperma
12. Didalam tubuh wanita, tempat pertemuan antara sel ovum dan sel sperma
a. Vagina
c. Rahim/uterus
d. Dinding rahim/endometrium
15. Pada pria, ciri kelamin sekunder yang dapat teramati secara langsung
adalah …
a. Mimpi basah
64
b. Tumbuh jakun
c. Tubuh membesar
d. Menghasilkan sperma
b. Vagina
d. Rahim (uterus)
a. 15-30 tahun
b. 20-35 tahun
c. 20-45 tahun
d. Seumur hidup
a. Tanpa batas
lagi)
a. Kontak seksual
b. Kontak fisik
c. Sentuhan
65
d. Gigitan serangga
NOMOR JUMLAH
NO ASPEK INDIKATOR ITEM ITEM
(+) (-) (+) (-) (∑)
1. Pengenala a. Mampu 1 2,3 1 2 3
n diri mengenali
emosi yang
sedang
dirasakan diri
sendiri
b. Mampu 4 5,6 1 2 3
mengenali
kadar
perasaan
dengan
tindakan
c. Mampu 8,10 7,9 2 2 3
mengenali
penyebab
perasaan
yang timbul
2. Penguasaa a. Mampu 11 12 1 1 2
n diri mengatasi
perasaan
frustasi
b. Mampu 13 14 1 1 2
menghibur
diri sendiri
c. Manmpu 16 15 1 1 2
menangani
ketegangan
jiwa
d. Mampu 17 18 1 1 2
menggunaka
n emosi yang
dirasakan
untuk
memandu
pengambilan
keputusan
e. Dapat 19 20 1 1 2
menunda
kesenangan
sesaat untuk
mendapatkan
67
hasil yang
baik
3. Memotiva a. Mampu 22,2 21 2 1 3
si diri memiliki 3
sendiri semangat dan
daya juang
untuk
berprestasi
b. Mampu 25 24 1 1 2
berpikir
positif untuk
meraih tujuan
c. Mampu 26 27,2 1 2 3
bertahan 8
ketika
menghadapi
masalah dan
tidak mudah
menyerah
d. Mampu 29,3 - 2 0 2
bertanggung 0
jawab
4. Empati a. Mampu 31,3 33 1 2 3
merasakan 2
perasaan
orang lain
b. Menerima 35 34 1 1 2
atau mengerti
perspektif
orang lain
c. Mampu 37 36,3 1 2 3
merasakan 8
kesulitan atau
penderitaan
orang lain
d. Mampu 39,4 - 2 0 2
membaca 0
emosi orang
lain
5. Membina a. Dapat 41 42 1 1 2
hubungan memulai dan
mempertahan
kan interaksi
b. Mampu 44,4 43 2 1 3
berkomunika 5
si dengan
68
baik dengan
orang lain
c. Mampu 46,4 47 2 1 3
menyesuaika 8
n emosi
dengan tepat
dalam
berinteraksi
dengan orang
lain
d. Menumbuhk 50 49 1 1 2
an rasa saling
percaya
TOTAL BUTIR 26 24 50
NAMA : .....................................
69
KELAS : .....................................
Petunjuk pengisian !
sedih
11 Persaingan belajar
yang ketat di kelas
makin menambah
semangat saya dalam
berprestasi
12 Saya kurang sabar bila
menghadapi orang
lain
13 Saya tidak sedih bila
kehilangan barang
kesayangan saya
14 Saya merasa perlu
membalas ejekan
teman kepada saya
15 Jika orang tua
mengecewakan saya,
saya akan mengurung
diri dalam kamar dan
melakukan asksi diam
16 Saya menahan marah
kepada teman saya
walau dia menyakiti
saya
17 Saya berusaha untuk
tidak menyontek saat
ujian
18 Saya tetap gugup
dalam mengerjakan
soal ulangan
meskipun saya sudah
belajar
19 Demi sasaran lain
yang lebih besar, saya
dapat menunda
pemuasan kesenangan
sesaat saya,misalnya
mengobrol, menonton
TV, main game, jalan-
jalan,dll
20 Saya sering mengulur-
ulur waktu dalam
menyelesaikan
pekerjaan
21 Saya lebih banyak
dipengaruhi perasaan
71
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.unula.ac.id/abdulsyani/files/2009/08/Ib-sek-bebas-dan -
Indonesia. 2002
Nasional . 2006
Utama .2002
1997
Miftahul, Asror .Seks dalam Bingkai Islam .Bojonegor : Jawara Surabaya. 2002
Media . 1997
78
DAFTAR ISI
Hal
BAB I PENDAHULUAN
HIPOTESIS
A. Landasan Teori
B. Kerangka Berpikir
G.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada khalifah sepanjang masa,
guru seluruh ilmu dan menjadi uswatun hasanah bagi seluruh umat yaitu Nabi
Muhammad SAW dan juga kepada keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya
rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus
2. Ibu Dr. Ir. Mamik Suendarti M.P selaku Dosen Pembimbing tekhnik
3. Bapak Dr. H. Suparman IA, M.Sc selaku Direktur Progtam Pasca Sarjana
referensi.
bentuk, isi maupun tekhnik penyajiannya, oleh sebab itu kritikan yang bersifat
membangun dari berbagai pihak penulis terima dengan tangan terbuka serta
SRI UTARI