Anda di halaman 1dari 24

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.1 Pembulian Secara konseptual pembulian dinyatakan sebagai sebuah perilaku agresif yang dilakukan secara berulang-ulang selama periode waktu tertentu, dengan adanya ketidakseimbangan kekuatan atau kekuasaan antar pihak yang terlibat baik secara fisik dan/atau psikis yang bertujuan untuk menyakiti (Bauman, 2008 dalam Indira 2011). Secara operasional pembulian diukur dengan melihat skor dari kuesioner Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Intrument (Parada, 2000). 3.1.1.2 Pola Asuh Orangtua Secara konseptual pola asuh orangtua dinyatakan sebagai sebuah cara bagaimana orangtua menanggapi kebutuhan dan tuntutan anak, cara mereka mendisiplinkan anak, dan dampak yang diberikan bagi perkembangan anak selanjutnya, yang dibagi

32

33

menjadi empat pola pengasuhan orangtua, yaitu otoritatif, otoriter, dan permisif (Diana Baumrind, 1991 dalam Santrock, 2007). Secara operasional pola asuh orangtua diukur dengan melihat skor Parental Authority Questionnaire-Revised yang dibuat oleh Buri pada tahun 1991 dan dikembangkan oleh Reitman pada tahun 2000 (Altobello, C., Hupp. S.D.A., Reitman, D., & Rhode, P.C, 2002). 3.1.2 Hipotesis Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah HA : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

jenis pola asuh orangtua dengan kecenderungan perilaku pelaku korban pembulian. H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan

antara jenis pola asuh orangtua dengan kecenderungan perilaku pelaku korban pembulian. 3.2 Subyek Penelitian dan Teknik Sampling 3.2.1 Karakteristik Subyek Penelitian Karakteristik subyek penelitian ini adalah remaja dengan rentang usia 15 18 tahun dan merupakan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), baik negeri maupun swasta di wilayah Jakarta Selatan. Karakteristik tersebut dipilih karena fenomena pembulian banyak terjadi di tingkat pendidikan SMA di wilayah Jakarta Selatan sepanjang tahun 2007 2011. Remaja yang melakukan perilaku pembulian bisa disebabkan dari

34

rasa frustasi akibat pola asuh yang diterapkan oleh orangtua, dimana kebutuhan dan tuntutan dasarnya yang tidak terpenuhi oleh orangtua, seperti rasa aman, dihargai, dipercaya dan diperhatikan (Kartono, 2003). 3.2.2 Teknik Sampling Populasi dari penelitian ini adalah siswa SMA yang bersekolah di wilayah Jakarta Selatan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan penyampelan non-probabilitas, yakni accidental nonprobability sampling. Metode nonprobability sampling melibatkan pemilihan responden berdasarkan ketersediaan dan kesediaan

responden dalam memberikan respon dan tidak ada jaminan bahwa setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel (Shaugnessy & Zechmeister, 2006). Pengambilan sampel accidental merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan

kebetulan, siapa saja yang bertemu dengan peneliti dan memenuhi kriteria sebagai subyek. 3.3 Desain Penelitian Penelitian ini berusaha untuk melihat hubungan antara jenis pola asuh orangtua dengan kecenderungan perilaku pelaku korban pembulian pada remaja. Tipe penelitian yang digunakan merupakan penelitian non-eksperimental, karena variabel yang digunakan sudah terjadi dan tidak dapat dikontrol secara langsung. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner, skala Likert. Tujuan teknik analisis yang digunakan adalah analisis chi-square, yaitu menguji perbedaan proporsi 2 kelompok atau lebih kelompok.

35

Berdasarkan tipe data yang diperoleh, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh berupa angka dan diolah secara statistik. 3.4 Alat Ukur Penelitian 3.4.1 Alat Ukur 3.4.1.1. Studi Elisitasi Proses penyusunan alat ukur dimulai dengan proses studi elisitasi untuk mendapatkan perilaku

pembulian di sekolah, yang akan dijadikan butir item dalam kuesioner. Studi elisitasi merupakan proses pengumpulan informasi yang hasilnya digunakan untuk pengembangan alat ukur. Elisitasi ini dilakukan pada 238 orang dengan karakterisitik yang sama dengan populasi, yaitu siswa SMA yang bersekolah di wilayah Jakarta Selatan. Elisitasi dilakukan dengan metode kuesioner terbuka, dengan memberikan pembentukan definisi mengenai pembulian yang tepat dan kemudian memberikan pertanyaan yang bertujuan untuk memunculkan perilaku-perilaku pembulian yang sering diterapkan di sekolah. Berikut adalah

pertanyaan elisitasi : a. Apa yang terlintas dalam kepala anda jika anda mendengar kata bullying ?

36

b. Selama

pengalaman

anda

bersekolah,

tuliskan

tindakan apa saja yang pernah anda lakukan dengan sengaja untuk menyakiti orang lain ? c. Selama pengalaman anda bersekolah, tuliskan

tindakan apa saja yang pernah anda terima yang dilakukan dengan sengaja oleh orang lain dan menyakiti anda ? Berdasarkan hasil elisitasi pada 238 siswa SMA tersebut, di dapatkan perilaku pembulian yang banyak terjadi di sekolah sebagai berikut, Tabel 3.1. Hasil Elisitasi Perilaku Pembulian Tingkah Laku

Tipe Overt Bullyin g

Frekuensi

Persentase

Keterangan Melakukan tindakan yang tidak menyenangkan, seperti : di(meng)kunci dikamar mandi, di(me-)suruh makan makanan yang sudah dicampurcampur, di(me-)gunting rambut, dan di(me-)rekam yang memalukan. Di(me-)narik, di(me-)coret baju secara

Dikerjai/ Mengerjai 45 18,9%

Diperlakukan dengan tidak sewajarnya

2,52%

37

(baju) / Memperlakukan baju dengan tidak sewajarnya Dikeroyok/ Mengeroyok Dipalak/ Memalak 6 2,52%

paksa, dan di(me-)angkat rok. Di(me-)hajar ramai-ramai Duit/barang di(me-)minta secara paksa Di(me-)nyampai kan pernyataan kasar sendiri/beramairamai

66

27,73%

Dilabrak/ Melabrak

74

31,09%

Disindir/ Menyindir Digosipkan/ Menggosipkan Indirect Bullyin g

28

11,76% Di(me-)bicaraka n hal yang tidak baik/belum tentu benar Di(me-)suruh melakukan hal yang bukan kewajibannya, di(me-)perbuda k

32

13,45%

Dimanfaatkan/ Memanfaatkan Disindir/ Menyindir via jejaring sosial, seperti FB, Twitter, Ym, Plurk, dsb Diancam/ Mengancam melalui pesan pendek

18

7,56%

Cyber Bullyin g

2,52%

0,84%

38

Diteror/ Meneror melalui telpon atau pesan pendek Total

0,84%

11 perilaku

11 perilaku yang didapat dari hasil studi elisitasi tersebut kemudian disatukan dengan adaptasi alat ukur Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Intrument. Dari hasil studi tersebut, ada 2 perilaku yang peneliti jadikan akar perilaku yang berbeda, sehingga menghasilkan 13 butir item total dari hasil studi elisitasi. Perilaku yang peneliti jadikan akar tersebut adalah i. Dilabrak atau melabrak,

Pada perilaku ini, peneliti membuat 2 butir item pernyataan yang mewakili domain pembulian terbuka (pembulian secara verbal) yaitu : a. Saya menyampaikan pernyataan kasar

terhadap teman saya, dan b. Saya mengajak teman-teman saya untuk menyampaikan penyataan kasar terhadap teman saya. ii. Dipalak atau memalak,

39

Pada perilaku ini, peneliti juga membuat 2 butir item pernyataan yang mewakili domain

pembulian terbuka (pembulian secara verbal) yaitu : a. Saya meminta paksa barang milik teman saya, dan b. Saya meminta uang secara paksa milik teman saya. Hal ini peneliti lakukan juga terhadap butir item dari kuesioner kecenderungan perilaku korban. Data lengkap tabulasi studi elisitasi dapat dilihat pada Lampiran 1. 3.4.1.2 Kuesioner Penelitian Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut terdiri dari 4 bagian, yaitu I. Gambaran Umum Responden Bagian pertama dari kuesioner ini berisi tentang informasi umum mengenai responden penelitian. Selain itu, informasi ini berguna sebagai data kontrol, yang juga dapat digunakan sebagai analisa tambahan. Informasi yang dibutuhkan pada kuesioner ini mencakup usia, pendidikan (kelas dan jurusan yang diambil), jenis kelamin, urutan kelahiran, pekerjaan orangtua, dan frekuensi menonton tayangan kekerasan.

40

II.

Kuesioner Parental Authority QuestionnaireReitmann Parental Authority Questionnaire-Revised (PAQ-R)

merupakan alat ukur yang dikembangkan oleh Reitman pada tahun 2002, dari kuesioner Parental Authority Questionnaire yang diciptakan oleh Buri tahun 1991, dari adaptasi teori pola asuh orangtua Diana Baumrind. Alat ukur ini mengklasifikasikan jenis pola asuh apa yang cenderung digunakan oleh orangtua dalam mengasuh anaknya. Dimensi yang dibuat oleh Reitman (sumber blm ada) memiliki 3 buah dimensi, yaitu Authoritative,

Authoritarian, dan Permissive. PAQ-R terdiri dari 30 butir item dengan 10 butir item di masing-masing dimensi. Semua butir item PAQ-R bersifat favorable. Peneliti mengadaptasi 30 butir item dari PAQ-R dengan menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia. Setelah uji coba alat ukur dilakukan, butir item yang bertahan untuk dilakukan pada pengambilan data

lapangan adalah sebanyak 21 butir item dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 3.2. Dimensi & Nomor Butir item PAQ-R

41

Nomor Dimensi Sub - dimensi Butir item 1, 3, 6, 10, 12, Authoritarian 15, 17, 20 2, 4,8, 7 butir Authoritative 11, 16, item 19, 21 Indulgent Permissif (Memanjakan) Neglectful 5, 9 (Mengabaikan) Total item item 21 Butir 7, 13, 14, 18 4 butir item 2 butir item 8 butir Jumlah

Peneliti melihat internal konsistensi per dimensi dari alat ukur ini dengan Cronbachs alpha dimensi

authoritarian sebesar 0,791, Cronbachs alpha dimensi authoritative sebesar 0,827, dan Cronbachs alpha dimensi permissif sebesar 0,732. Data lengkap contoh blueprint PAQ-R dan output SPSS pada uji coba dan studi lapangan alat ukur dapat dilihat pada Lampiran 2. Skala respon pada alat ukur ini menggunakan Likert dengan lima alternative pilihan respon, sangat tidak

42

sesuai, tidak sesuai, netral, sesuai, hingga sangat sesuai. Pemberian skor pada butir item adalah 1 untuk sangat tidak sesuai, 2 untuk tidak sesuai, 3 untuk netral, 4 untuk sesuai, dan 5 untuk sangat sesuai. III. Kuesioner Bully and Victims Scales :

Adolescent Peer Relations Instrument (Bully Scales) Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relation Instrument (Bully Scales) merupakan alat ukur yang dikembangkan oleh Parada R.H pada tahun 2000. Dimensi alat ukur Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument (Bully Scales) disusun

berdasarkan jenis-jenis pembulian, yaitu physical, verbal, dan social. Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument (Bully Scales) memiliki 18 butir item dengan masing-masing dimensi memiliki 6 butir item. Dalam pengembangan alat ukur ini, peneliti

mengadaptasi 18 butir item dari Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument (Bully Scales) dengan menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia. Peneliti juga menambahkan 13 butir item dari hasil studi pra-eleminer yang dilakukan oleh peneliti, dan mengurangi butir item asli dari alat ukur Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Intrument serta menyesuaikan dimensinya menjadi 3, yaitu overt bullying, indirect bullying,

43

dan cyber bullying. Sehingga total butir item pada alat ukur ini sebanyak 24 butir item yang seluruhnya bersifat favorable. Setelah uji coba alat ukur dilakukan, butir item yang bertahan untuk dilakukan pada pengambilan data

lapangan adalah sebanyak 22 butir item dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 3.3. Dimensi & Nomor Butir item Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument (Bully Scales) Nomor Butir Dimensi Indikator item Jumlah

44

Pembulian secara fisik Overt Bullying Pembulian

1, 5, 9, 13, 16, 19, 21 2, 6, 10, 15,

7 butir item 7 butir item 5 butir item 3 butir

secara 17, 20, 22 verbal Indirect Bullying Cyber Bullying teknologi Total item Agresi relasional Penggunaan 4, 8, 12 item 22 Butir 3, 7, 11, 14, 18

22 butir item Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument (Bully Scales) ini memiliki internal konsistensi dengan nilai Cronbachs alpha sebesar 0,922. Data lengkap contoh blueprint Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument (Bully Scales) dan output SPSS pada uji coba dan studi lapangan alat ukur dapat dilihat pada Lampiran 3. Alat ukur ini mengukur tingkat perilaku menjadi pelaku pembulian seseorang dengan menggunakan skala Likert dengan enam alternatif pilihan respon, dari tidak pernah, jarang, 1 2 kali sebulan, 1 kali seminggu, beberapa kali seminggu, hingga setiap hari. Pemberian skor pada butir item adalah 1 untuk tidak pernah, 2 untuk jarang, 3 untuk 1 2 kali sebulan, 4 untuk 1 kali

45

seminggu, 5 untuk beberapa kali seminggu, dan 6 untuk setiap hari. Rentang skor dari alat ukur ini adalah berkisar dari 1 hingga 6, skor semakin tinggi menggambarkan tingkat perilaku menjadi pelaku pembulian yang tinggi. IV. Kuesioner Bully and Victims Scales :

Adolescent Peer Relations Intrument (Victim Scales) Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relation Instrument (Victims Scales) merupakan alat ukur yang dikembangkan oleh Parada R.H pada tahun 2000. Dimensi alat ukur Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument (Victims Scales) disusun

berdasarkan jenis-jenis pembulian, yaitu physical, verbal, dan social. Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument (Victims Scales) memiliki 18 butir item dengan masing-masing dimensi memiliki 6 butir item. Dalam pengembangan alat ukur ini, peneliti

mengadaptasi 18 butir item dari Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument (Victims Scales) dengan menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia. Peneliti juga menambahkan 8 butir item dari hasil studi pra-eleminer yang dilakukan oleh peneliti, dan

menyesuaikan dimensinya menjadi 3, yaitu direct bullying, indirect bullying, dan cyber bullying. Sehingga total butir

46

item pada alat ukur ini sebanyak 24 butir item yang seluruhnya bersifat favorable. Setelah uji coba alat ukur dilakukan, butir item yang bertahan untuk dilakukan pada pengambilan data

lapangan adalah sebanyak 24 butir item dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 3.4. Dimensi & Nomor Butir item Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument (Victim Scales) Nomor Butir Dimensi Overt Bullying Indikator item Pembulian secara fisik 4, 8, 12, 15, 18, 21, 24 7 butir item Jumlah

47

Pembulian 3, 7, 11, 14, secara 17, 20, 23 verbal Indirect Bullying Cyber Bullying teknologi Total item Agresi relasional Penggunaan 1, 5, 9, item 24 Butir 2, 6, 10, 13, 16, 19, 22 7 butir item 3 butir item 7 butir

24 butir item Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument (Victims Scales) ini memiliki internal konsistensi dengan nilai Cronbachs alpha sebesar 0,968. Data lengkap contoh blueprint Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument (Victims Scales) dan output SPSS pada uji coba dan studi lapangan alat ukur dapat dilihat pada Lampiran 4. Alat ukur ini mengukur tingkat perilaku menjadi pelaku pembulian seseorang dengan menggunakan skala Likert dengan enam alternatif pilihan respon, dari tidak pernah, jarang, 1 2 kali sebulan, 1 kali seminggu, beberapa kali seminggu, hingga setiap hari. Pemberian skor pada butir item adalah 1 untuk tidak pernah, 2 untuk jarang, 3 untuk 1 2 kali sebulan, 4 untuk 1 kali seminggu, 5 untuk beberapa kali seminggu, dan 6 untuk setiap hari. Rentang skor dari alat ukur ini adalah berkisar

48

dari 1 hingga 6, skor semakin tinggi menggambarkan tingkat perilaku menjadi pelaku pembulian yang tinggi. 3.4.2 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Pengukuran validitas dan reliabilitas alat ukur penelitian dilakukan baik pada uji coba maupun pada pengambilan data lapangan. Reliabilitas yang diguakan adalah internal konsistensi dengan metode Cronbachs alpha. Sementara untuk menguji validitas, dilakukan uji validitas konten atau isi. Validitas konten dilakukan berdasarkan pada sejauh mana suatu pengukuran mencerminkan maksud dari domain isi. Validitas isi mengukur apakah ada kecocokan antara isi alat ukur dengan isi sasaran yang ingin diukur. Untuk mengujinya, peneliti melakukan expert judgement alat ukur yang digunakan kepada dosen pembimbing dan Ibu Esther Widhi Andangsari, M.Psi. Selain itu akurasi dalam alat ukur juga dapat diketahui melalui nilai koefisien korelasi butir item-total yang berfungsi sebagai pengungkap perbedaan antara orang yang memiliki sifat yang kita ukur atau tidak. Butir item dengan koefisien korelasi negatif merupakan butir item yang merusak fungsi skala. Butir item yang mendekati angka nol tidak mampu memberikan informasi apapun tentang subjek. Butir item dengan koefisien korelasi positif mampu memberikan keterangan yang akurat mengenai subjek dan mampu membedakan subjek yang memilki sikap tertentu dengan yang tidak. Sugiyono (2004, dalam Sujianto, 2009) menyatakan bahwa apabila korelasi tiap butir item positif dan memiliki besar 0,30 keatas,

49

maka butir item tersebut merupakan konstruk yang kuat sehingga butir item dianggap memuaskan dan dipertahankan, sementara butir item dengan nilai dibawah itu sebaiknya dibuang atau direvisi. 3.4.2.1. Ukur PAQ-R Pada alat ukur Parental Authority Questionnaire-Revised (PAQ-R), total butir item yang diuji coba adalah sebanyak 30 butir item. Uji coba dilakukan oleh peneliti kepada 60 responden. Nilai Korelasi Butir item-Total dan Reliabilitas Alat

3.4.2.1.1.

Nilai Korelasi Butir item-Total dan Reliabilitas

Alat Ukur PAQ-R Dimensi Authoritarian. Pada dimensi authoritarian peneliti mendapat internal konsistensi dengan nilai Cronbachs alpha sebesar 0,720 dengan total butir item 10 buah. Untuk nilai korelasi butir item-total dimensi authoritarian terdapat 2 butir item yang memiliki nilai korelasi dibawah 0,30 yaitu butir item nomor 22 dan 2. Peneliti memutuskan untuk membuang kedua butir item tersebut. Setelah kedua butir item dibuang, kemudian peneliti melakukan

penghitungan internal konsistensi kembali terhadap 8 butir item yang tersisa. Hasilnya adalah alat ukur tersebut memiliki internal konsistensi dengan nilai Cronbachs alpha sebesar 0,791. Menurut Triton (2006, dalam Sujianto, 2009) nilai cronbachs alpha 0,61 0,80 berarti masuk ke dalam kategori reliabel. Berdasarkan

50

sumber tersebut, dapat dikatakan bahwa alat ukur PAQ-R dimensi authoritarian memiliki keajegan dan taraf kepercayaan yang baik. 3.4.2.1.2. Nilai Korelasi Butir item-Total dan Reliabilitas

Alat Ukur PAQ-R Dimensi Authoritative. Pada dimensi authoritative peneliti mendapat internal konsistensi dengan nilai Cronbachs alpha sebesar 0,819 dengan total butir item 10 buah. Untuk nilai korelasi butir item-total dimensi authoritarian terdapat 1 butir item yang memiliki nilai korelasi dibawah 0,30 yaitu butir item nomor 20. Peneliti memutuskan untuk membuang butir item tersebut. Setelah butir item dibuang, kemudian peneliti melakukan penghitungan internal konsistensi kembali terhadap 9 butir item yang tersisa. Hasilnya adalah alat ukur tersebut memiliki internal konsistensi dengan nilai Cronbachs alpha sebesar 0,827. Menurut Triton (2006, dalam Sujianto, 2009) nilai cronbachs alpha 0,81 1,00 berarti masuk ke dalam kategori sangat reliabel. Berdasarkan sumber tersebut, dapat dikatakan bahwa alat ukur PAQ-R dimensi authoritative memiliki keajegan dan taraf kepercayaan yang sangat baik. 3.4.2.1.3. Nilai Korelasi Butir item-Total dan Reliabilitas

Alat Ukur PAQ-R Dimensi Permissif. Pada dimensi permissif peneliti mendapat internal

konsistensi dengan nilai Cronbachs alpha sebesar 0,609 dengan total butir item 10 buah. Untuk nilai korelasi butir item-total dimensi permissif terdapat 5 butir item yang memiliki nilai korelasi dibawah 0,30 yaitu butir item nomor 3, 12, 24, 27, dan 30. Peneliti

51

memutuskan untuk membuang kelima butir item tersebut. Setelah butir item dibuang, kemudian peneliti melakukan penghitungan internal konsistensi kembali terhadap 5 butir item yang tersisa. Hasilnya adalah alat ukur tersebut memiliki internal konsistensi dengan nilai Cronbachs alpha sebesar 0,732. Menurut Triton (2006, dalam Sujianto, 2009) nilai cronbachs alpha 0,61 0,80 berarti masuk ke dalam kategori reliabel. Berdasarkan sumber tersebut, dapat dikatakan bahwa alat ukur PAQ-R dimensi permissif memiliki keajegan dan taraf kepercayaan yang baik 3.4.2.2. Nilai Korelasi Butir item-Total dan Reliabilitas

Alat Ukur Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument (Bully Scales) Pada alat ukur Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument (Bully Scales), total butir item yang di uji coba adalah sebanyak 24 butir item, didapat internal konsistensi dengan nilai Cronbachs alpha sebesar 0,918 untuk 24 butir item. Sementara itu, untuk nilai korelasi butir item-total, terdapat 2 butir item yang memiliki nilai korelasi dibawah 0,30 yaitu butir item nomor 21 dan 22. Peneliti memutusakan untuk membuang kedua butir item tersebut. Setelah butir item dibuang, kemudian peneliti melakukan perhitungan internal konsitensi kembali terhadap 22 butir item yang tersisa. Hasilnya adalah alat ukur tersebut memiliki internal konsistensi dengan nilai Cronbachs alpha sebesar 0,922. Menurut Triton (2006, dalam Sujianto, 2009) nilai cronbachs alpha 0,81 1,00 berarti masuk ke dalam kategori sangat reliabel. Berdasarkan sumber tersebut, dapat dikatakan bahwa alat ukur

52

Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument (Bully Scales) memiliki keajegan dan taraf kepercayaan yang sangat baik. 3.4.2.3. Nilai Korelasi Butir item-Total dan Reliabilitas

Alat Ukur Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument (Victims Scales) Pada alat ukur Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument (Victims Scales), total butir item yang di uji coba adalah sebanyak 24 butir item, didapat internal konsistensi dengan nilai Cronbachs alpha sebesar 0,968 untuk 24 butir item. Tidak terdapat butir item yang korelasinya dibawah 0,30. Menurut Triton (2006, dalam Sujianto, 2009) nilai cronbachs alpha 0,81 1,00 berarti masuk ke dalam kategori sangat reliabel. Berdasarkan sumber tersebut, dapat dikatakan bahwa alat ukur Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument (Victims Scales) memiliki keajegan dan taraf kepercayaan yang sangat baik. 3.5 Prosedur 3.5.1 Persiapan Penelitian Persiapan awal peneliti yaitu mencari alat ukur yang mampu mengukur variabel yang diteliti dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 buah alat ukur, yaitu Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Intrument yang dikembangkan oleh Parada pada tahun 2000, dan untuk variabel pola asuh orangtua menggunakan

53

Parental Authority Questionnaire-Revised yang dikembangkan oleh Reitman pada tahun 2000. Pada alat ukur Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Intrument dan Parental Authority Questionnaire-Revised peneliti melakukan adaptasi dengan menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia. Hasil terjemahan tersebut kemudian didiskusikan bersama dosen pembimbing sebagai expert judgement untuk melihat face validity dan kesesuaian makna antara butir item dalam Bahasa Inggris dengan butir item Bahasa Indonesia. Pada saat pengembangan alat ukur Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Intrument, peneliti sempat melakukan studi elisitasi untuk mendapatkan informasi mengenai perilaku pembulian apa yang kerap dilakukan dan/atau diterima oleh para siswa SMA di wilayah Jakarta Selatan. Studi elisitasi dilakukan pada 238 siswa SMA di Jakarta Selatan, baik sekolah negeri maupun swasta. Dari hasil studi elisitasi terdapat 11 perilaku yang kerap dilakukan dan/atau diterima oleh siswa SMA di Jakarta Selatan. 11 perilaku tersebut menghasilkan 13 butir item yang siap diadaptasi ke dalam alat ukur Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Intrument. Alat ukur tersebut dikembangkan oleh Parada di tahun 2000, dengan berdasarkan jenis-jenis pembulian, yaitu physical, verbal, dan social yang terdiri dari 18 total butir item pada masing-masing skala pengukuran perilaku pelaku pembulian dan korban pembulian (Measuring Bullying, Victimization, Perpetration, and

Bystander Experiences: A Compendium of Assessment Tools, 2011). Alat ukur tersebut kemudian peneliti adaptasikan ke dalam Bahasa Indonesia dan menambahkan 13 butir item dari hasil studi elisitasi dan membuang 7

54

butir item dari alat ukur aslinya, sehingga menyisakan 24 butir item pada masing-masing skala untuk dilakukan uji coba. Setelah kedua alat ukur siap, peneliti melakukan uji keterbacaan alat ukur kepada 5 orang siswa SMA di wilayah Jakarta Selatan yang peneliti temui di sekitar lingkungan peneliti. Setelah dilakukan uji keterbacaan dan tidak ada perubahan yang dilakukan, peneliti siap melakukan uji coba.

3.5.2

Pelaksanaan Penelitian Pada tahap pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan tahap uji

coba alat ukur terlebih dahulu sebelum melakukan pengambilan data lapangan. Tahap uji coba alat ukur dilakukan selama satu bulan dari Desember 2011 sampai dengan Januari 2012 dengan menyebarkan kuesioner dalam bentuk hardcopy. Uji coba alat ukur dilakukan pada 60 siswa SMA di wilayah Jakarta Selatan untuk mengetahui nilai konsistensi internal dan skor korelasi butir item-total dari instrument yang digunakan. Setelah uji coba, maka pengambilan data lapangan siap dilakukan. Pengambilan data lapangan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dalam bentuk hardcopy kepada responden. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 200 buah hardcopy kepada 200 siswa SMA di wilayah Jakarta Selatan, baik negeri maupun swasta. 3.5.3 Teknik Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan chi-square (kwadrat chi) antara pola asuh orangtua dengan kecenderungan perilaku

55

pelaku dan/atau korban pembulian. Statistik chi-square merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menguji hipotesis, yaitu apakah beberapa ukuran nominal berhubungan satu sama lain atau tidak. Dengan kata lain, apakah dua atau lebih distribusi populasi didistribusikan dalam bentuk sama dan sehubungan dengan kriteria yang diinginkan. Analisis uji chi-square, sering juga disebut dengan analisis tabel kontingensi (tabulasi silang) (Nazir, 2003).

Tabel 3.5. Contoh Analisis Tabel Kontingensi (Tabulasi Silang) A 1 2 3 4 A,1 A,2 A,3 A,4 B B,1 B,2 B,3 B,4 C C,1 C,2 C,3 C,4 D D,1 D,2 D,3 D,4

Sedangkan untuk melihat reliabilitas alat ukur, digunakan rumus Alpha Cronbach, dengan bantuan peranti lunak SPSS.

Anda mungkin juga menyukai