Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Riview

PERBEDAAN MOTIF BERPRESTASI DITINJAU DARI POLAASUH ORANGTUA

Sri Supriyantini, Eka Danta Jaya Ginting, Irene R. Sitanggang,

PS. Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Tahun Halaman :

18

Tujuan Penelitian

Mengetahui pola asuh orang tua serta peranannya dalam perkembangan motif berprestasi anak di
berbagai jenjang usia

Hipotesis

1. Apakah terdapat perbedaan motif berprestasi anak ditinjau dari pola asuh orang tua ?
2. Anak yang diasuh dengan pola asuh demokratis memiliki motif berprestasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan anak yang diasuh dengan pola asuh permisif atau otoriter.

Kerangka Pemikiran

1. Pola Asuh
Pola asuh menurut Gunarsa & Gunarsa (1995) adalah cara orang tua bertindak sebagai
orang tua terhadap anak-anaknya dimana mereka melakukan serangkaian usaha aktif.
Pola asuh merupakan bentuk pelatihan pengembangan kepribadian pada diri anak yang
dilakukan dengan terus menerus oleh orang tua. Pola asuh memiliki pengaruh pada
perkembangan motif prestasi anak
2. Pengaruh Lingkungan
Motif prestasi dipengaruhi pola asuh orang tua. Dalam hal ini, pola asuh juga mampu
dipengaruhi oleh lingkungan eksternal keluarga. Lingkungan eksternal yang dimaksud
adalah lingkungan pergaulan, tempat tinggal serta kehidupan sehari hari.
3. Peran Pendidikan
Prestasi anak tidak hanya dipengaruhi oleh oleh pola asuh orang tua, namun pendidikan
yang diterapkan. Anaka menerima dua jenis pendidikan yaitu formal dan informa.
Pendidikan formal adalah pendidikan yang anak terima di sekolah sebagai lembaga
pendidikan. Sedangkan pendidikan informal merupakan pendidikan yang diterima anak-
anak di rumah yang diberikan oleh orang tua.

Populasi dan Sample Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah remaja SMU 2 Pematang Siantar. Jumlah sampel yang
digunakan sebanyaj 70 siswa

Metode Penelitian

1. Variabel Penelitian
 Variabel terikat : Motif berprestasi
 Variabel bebas : Pola asuh orang tua
 Variabel sertaan : Jenis Kelamin
 Variabel kontrol : Pendidikan orang tua (minimal lulusan SMA)
2. Alat Ukur
Penelitian ini adal;ah penelitian lapangan dimana alat pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah skala yang berbentuk self repport
3. Metode Pengambilan Sampel
 Skala Motif Berprestasi
Disusun berdasarkan pada teori motif berprestasi dari McClelland (Morgan,
1986). Model skala yang digunakan adalah penskalaan model Likert, digunakan 4
pilihan jawaban yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat
tidak setuju (STS). Penilaiannya bergerak dari 4 sampai 1 untuk item-item yang
favorable dan sebaliknya 1 sampai 4 untuk item-item yang unfavorable. Ada 59
item yang digunakan dalam penelitian ini dimana reliabilitas skala (rxx) = 0.940.
 Skala Pola Asuh Orang Tua
Skala Pola Asuh digunkan untuk mengungkap data tentang persepsi subjek
mengenai pola asuh yang diterimanya dari orang tua. Skala ini disusun
berdasarkan beberapa aspek pola asuh yang dikemukakan Baumrind (Martin &
Colbert, 1997). Skala pola asuh ini adalah penskalaan yang berorientasi pada
subjek. Skala ini memiliki 3 (tiga) alternatif pilihan jawaban, yaitu A, B, C.
Masing-masing pilihan 10 mewakili satu pola asuh, demokratis, otoriter dan
permisif. Cara pemberian skornya adalah nilai 1 untuk jenis pola asuh yang
dipilih dan nilai 0 untuk jenis pola asuh yang tidak dipilih. Untuk skala pola asuh
demokratis, berisi 26 item dengan reliabilitas (rxx) = 0.840. Untuk pola asuh
otoriter 46 item, dengan reliabilitas (rxx) = 0.960, dan untuk pola asuh permisif,
digunakan19 item dengan reliabilitas (rxx) = 0.840. Selanjutnya dipilih 53 item
yang memiliki indeks diskriminasi yang paling tinggi yang mewakili ketiga pola
asuh.

Hasil Penelitian

1. Hasil Uji Asumsi


 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan metode statistik chi square. Untuk pola asuh
demokratis diperoleh λ 2 = 9.765 dengan ρ = 0.993. Hasil ini menunjukkan
penyebarannya adalah normal. Untuk pola asuh otoriter diperoleh λ 2 = 4.391
dengan ρ = 0.999, berarti penyebarannya normal. Penyebaran untuk pola asuh
permisif normal dengan λ 2 = 0.00 dengan ρ = 1.00
 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan anova melalui levene statistic.
Untuk pola asuh demokratis, diperoleh ρ = 0.761. Untuk pola asuh otoriter
dieroleh ρ = 0.085. Untuk pola asuh permisif diperoleh ρ = 0.378. Dengan
demikian dapat dikatakan sampel bersifat homogen terhadap regulasi.
2. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada perbedaan motif berprestasi ditinjau
dari pola asuh orangtua. Ternyata dalam sampel ini pola asuh yang demokratis
membentuk anak menjadi individu yang memiliki hasrat untuk berprestasi.

Pembahasan

Hasil penelitian memperlihatkan adanya perbedaan motif beprestasi pada pola asuh demokratis,
otoriter dan permisif dengan ρ < 0.01. Dengan demikian hipotesa diterima. Dari hasil penelitian,
terlihat motif berprestasi subjek dengan pola asuh demokratis lebih tinggi dari subjek dengan
pola asuh otoriter atau permisif. Subjek dengan pola asuh demokratis lebih tinggi motif
berprestasinya daripada subjek dengan pola asuh otoriter atau permisif. Hal ini tampak dari skor
rata-rata yang diperoleh subjek dengan pola asuh demokratis yakni 192.941, sementara skor rata-
rata otoriter dan permisif skor rata-rata otoriter dan permisif masing-masing adalah 172.521 dan
170.384. Anak-anak diperlakukan dengan demokratis akan menunjukkan perilaku mandiri,
kontrol diri kuat, bersemangat, mampu mengatasi stres, mempunyai motif berprestasi yang tinggi
dan dapat bekerja sama dengan orang lain, perilakunya bertujuan, memiliki minat serta rasa ingin
tahu yang tinggi terhadap situasi baru. Sementara itu anak yang diasuh dengan otoriter akan sulit
mengaktualisasikan gagasan atau ide-ide kreatifnya. Anak yang diasuh dengan pola asuh
permisif cenderung kurang berorientasi pada prestasi karena minimnya tuntutan akan prestasi
dan kurangnya pengawasan terhadap anak. Berdasarkan latar belakang pendidikan orang tua
subjek, tidak terdapat perbedaan motif berprestasi. Motif berprestasi subjek dengan latar
belakang pendidikan orang tua SMA, D-3, S-1 dan S-2 dapat dikatakan tidak berbeda. Hal ini
disebabkan karena faktor budaya seluruh subjek yang dapat dikatakan homogen, dimana
kebanyakan subjek berlatar belakang budaya Batak yang memiliki filsafat “hamoroan, hagabeon,
hasangapon” dimana pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dan mutlak bagi
seorang anak. Orang tua pada suku batak memiliki aspirasi yang sangat besar agar anak-anaknya
mendapatkan pendidikan setinggi mungkin

Analisis Hipotesa dan Dinamika

Peneliti menetapkan dua hipotesis dalam penelitian penentuan pola asuh dan pengaruh pada
prestasi siswa. Dalam hal ini, peneliti membuktikan hipotesis menggunakan uji varians.
Variabel yang digunakan adalah variabel terikat, variabel bebas, variabel sertaan, dan variabel
kontol. Penentuan variabel disesuikan dengan penelitian yang diarahkan kepada pola asuh orang
tua yang tentunya berkaitan langsung dengan orang tua dan anak. Untuk membuktikan
hipotesanya, peneliti melakukan penelitian pada 70 siswa SMU 2 Pematang Siantar. Dalam hal
ini, peniliti melakukan pengumpulan data berbasis survei dengan bentuk self report. Alat ukur
yang digunakan peneliti adalah :

 Skala Motif Prestasi


Disusun berdasarkan pada teori motif berprestasi dari McClelland (Morgan,
1986). Model skala yang digunakan adalah penskalaan model Likert, digunakan 4
pilihan jawaban yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat
tidak setuju (STS)
 Skala Pola Asuh Orang Tua
Skala Pola Asuh digunkan untuk mengungkap data tentang persepsi subjek
mengenai pola asuh yang diterimanya dari orang tua. Skala ini disusun
berdasarkan beberapa aspek pola asuh yang dikemukakan Baumrind (Martin &
Colbert, 1997). Skala pola asuh ini adalah penskalaan yang berorientasi pada
subjek.

Peneltian menunjukan jika hipotesa diterima karena terdapat perbedaan motif beprestasi pada
pola asuh demokratis, otoriter dan permisif dengan ρ < 0.01. Dalam hal ini terdapat perbedaan
dalam pola asuh menggunakan cara demokratis dan otoriter.

Anda mungkin juga menyukai