Anda di halaman 1dari 15

BAB 3

Metode Penelitian
3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis
3.1.1

Variabel penelitian dan definisi operasional

a. Perceived social support


Perceived social support biasanya didefinisikan sebagai persepsi individu
mengenai adanya keberadaan atau ketersediaan orang lain yang dapat diandalkan, yang
menunjukkan rasa cinta serta kepedulian terhadap nilai yang dianut oleh individu.
(Sarason, Levine, Basham, dan Sarason, 1983). Perceived social support merupakan
pemaknaan yang diterima individu mengenai dukungan yang diberikan oleh orang-orang
yang berpengaruh terhadap individu yang bersangkutan seperti dari pasangan, anggota
keluarga, teman, komunitas yang dapat membuat individu merasa diperhatikan, merasa
nyaman serta merasa dicintai. Perceived social support dapat berupa : (1) penilaian
individu akan social support yang diterima oleh individu, yaitu persepsi akan adanya
orang yang membantu individu di saat yang individu membutuhkan serta (2) derajat
kepuasan individu atas dukungan yang telah diterima.
b. Self acceptance
Sheerer (Cronbach, 1963) self acceptance merupakan sikap dalam menilai keadaan
di dalam diri secara objektif dengan menerima segala kelebihan dan kelemahan yang ada
di dalam diri. Self acceptance merupakan suatu situasi dimana individu memiliki
penilaian diri yang positif serta memiliki keinginan untuk selalu mengembangkan potensi
di dalam diri. Sehingga individu mampu untuk hidup beriringan dengan segala
karakteristik yang ada di dalam diri.

3.1.2

Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari hipotesis null (H0) dan hipotesis

alternatif (Ha), yang akan dijabarkan sebagai berikut:


H01: Tidak ada hubungan yang signifikan antara perceived social support (number) dan
self acceptance pada gay dewasa muda
H02: Tidak ada hubungan yang signifikan antara perceived social support (satisfaction)
dan self acceptance pada gay dewasa muda

Ha1: Ada hubungan yang signifikan antara perceived social support (number) dan self
acceptance pada gay dewasa muda
Ha2: Ada hubungan yang signifikan antara perceived social support (satisfaction) dan self
acceptance pada gay dewasa muda.

3.2

Subjek Penelitan dan Teknik Sampling


3.2.1

Karakteristik subjek penelitian


Subjek dalam penelitian ini adalah kaum gay dewasa muda yang berusia sekitar

20 hingga 40 tahun. Menurut Baiky, 1982 (dalam Sukandarrumidi, 2006) untuk


penelitian yang akan menggunakan analisis data dengan statistik, jumlah sampel paling
sedikit adalah 30 orang, dimana jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 40
orang. Subjek dalam penelitian ini disyaratkan memiliki karakteristik sebagai berikut:
berusia 20-40 tahun, mengidentifikasikan diri sebagai gay serta berdomisili di wilayah
DKI Jakarta. Peneliti menetapkan usia 20-40 tahun mengingat usia ini merupakan
tahapan dari usia dewasa muda, dimana dalam tahapan ini individu telah memiliki
identitas seksual yang menetap serta telah dihadapkan pada beragam aktivitas dan
kegiatan sosial di dalam masyarakat (Papalia et.al., 2009).

3.2.2

Teknik sampling
Menurut Sugiyono (2010) populasi adalah objek atau subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang dipilih sebagai partisipan dalam
penelitian ini adalah kaum gay dewasa muda. Metode pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah. non-random/ non-probability sampling. Non probability sampling
merupakan metode pengambilan sampel tanpa menerapkan sistem pengacakan sampel
(Kothari, 2006). Non-random sampling ini terbagi dalam beberapa jenis. Akan tetapi,
jenis non-random sampling yang dipilih dalam penelitian ini adalah snowball sampling.
Snowball sampling adalah pegambilan sampel yang dilakukan dalam jumlah kecil
kemudian sampel tersebut mengarahkan lagi pada sampel berikutnya sehingga jumlah
sampel bertambah banyak (Kumar, 2011). Dengan demikian, snowball sampling ini
adalah pengambilan sampel melalui satu orang kemudian orang tersebut menyebarkan
lagi kepada beberapa orang.

3.3 Desain Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Desain penelitian
merupakan perencanaan yang menentukan bagaimana suatu penelitian akan dilakukan.
Dalam desain penelitian, akan dipaparkan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan seperti apa,
mengapa, serta bagaimana suatu masalah akan diteliti dengan menerapkan prinsip-prinsip
metodologis penelitian (Umar, 2000). Desain penelitian yang telah ditentukan dalam
penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional. Desain penelitan korelasional
adalah desain penelitian yang melihat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada
upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut, sehinnga tidak terdapat manipulasi variabel
(Fraenkel dan Wellen, 2008) dimana peneliti ingin melihat keterkaitan antara perceived
social support dan self acceptance . Penelitan korelasional ini bersifat non-eksperimental
dimana penelitian yang tidak melakukan pengontrolan dan manipulasi pada variabel
penelitian (Gravetter dan Forzano, 2012).

3.4

Alat Ukur Penelitian


3.4.1

Alat ukur
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan data dilakukan melalui metode

kuesioner. Kuesioner yang digunakan merupakan instrumen yang dapat mengukur


variabel perceived social support dan self acceptance. Pada penelitian ini, alat ukur
yang digunakan oleh penulis untuk variabel self acceptance merupakan alat ukur untuk
mengetahui self acceptance diadaptasi dari alat ukur penelitian Novida (dalam
Constanti, 2012). dan untuk perceived social support diadaptasi dari alat ukur yang
diciptakan oleh Sarason, Levine, Basham dan Sarason (1983) yaitu Social Support
questionnaire (SSQ).
3.4.1.1 Alat ukur self acceptance
Instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur self acceptance
adalah kuosioner alat ukur self acceptance yang dikembangkan oleh Novida
(dalam Constanti, 2012) merujuk pada aspek self acceptance berdasarkan teori
Shereer. Peneliti melakukan adaptasi alat ukur agar sesuai penggunaannya pada
partisipan yang akan dijadikan subjek penelitian. Alat ukur self acceptance
tersebut telah memiliki reliabilitas sebesar 0,929.

Tabel 3.1
Alat Ukur Self Acceptance
Variabel

Indikator
Adanya keyakinan akan

Favorable

Unfavorable

1,14,34

8,38,27

6,20,35

9,11,39

10,15,41

2,3,13

4,30,36

16,21,26

12,17,28

31,37,40

18,22,32

7,24,29

5,19,23

25,33,42

21

21

kemampuan diri dalam


menghadapi persoalan
Adanya anggapan berharga
pada diri sendiri sebagai
seorang manusia dan sederajat
Tidak ada anggapan aneh
abnormal terhadap diri sendiri
dan tidak ada harapan ditolak

Self
acceptance

Tidak adanya rasa malu atau


memperhatikan dirinya sendiri
Ada keberanian memikul
tanggung jawab terhadap
perilaku sendiri.
Dapat menerima pujian, saran,
kritikan atau celaan secara
objektif
Tidak adanya penyalahan diri
atas keterbatasan yang dimiliki
ataupun pengingkaran
kelebihan
Jumlah

Sumber: Data olahan peneliti


Butir item dalam alat ukur self acceptance telah ditambahkan serta
dimodifikasi kembali oleh peneliti agar lebih sesuai dengan kebutuhan penelitian.

Jumlah item pada kuosioner uji coba ini berjumlah 42 item yang terdiri dari 21
item favorable dan 21 item unfavorable. Kuesioner ini menggunakan skala likert
yang terbagi dalam 4 skala sebagai berikut : (1) Tidak Sesuai, (2) Kurang Sesuai,
(3) Sesuai, (4) Sangat Sesuai.

3.4.1.2 Alat ukur perceived social support


Instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur perceived social
support adalah Social Support Questionnaire (SSQ) yang dibuat oleh Sarason,
Levine, Basham dan Sarason (1983). Alat ukur ini dipilih karena pada beberapa
penelitian lainnya, alat ukur ini terbukti memiliki reliabilitas yang baik. Selain itu,
alat ukur ini juga pernah digunakan dalam penelitian terkait perceived social
support pada gay dan lesbian (Kurdeck, 1988). Alat ukur SSQ kemudian
dimodifikasi kembali agar alat ukur dapat lebih sesuai untuk partisipan dalam
penelitian

ini.

Peneliti

melakukan

modifikasi

alat

ukur

agar

sesuai

penggunaannya pada partisipan yang akan dijadikan subjek penelitian. SSQ


mengukur 2 aspek social support yaitu :
1. Social Support Questionnaire Number (SSQN)
SSQN digunakan untuk mengukur perceived social support (number). Aspek
ini mengukur jumlah orang yang tersedia sebagai penyedia social support bagi
responden (perceived availability). Pada bagian ini responden diminta untuk
menuliskan secara spesifik orang-orang yang dianggap dapat diandalkan oleh
responden untuk memberi dukungan dalam situasi tertentu. Responden hanya
boleh menuliskan maksimal 9 orang.
2. Social Support Questionnaire Satisfaction (SSQS)
SSQS digunakan untuk mengukur perceived social support (satisfaction)
Aspek ini mengukur derajat kepuasan responden atas social support yang
dipersepsikan diterima oleh responden. Pada bagian ini responden diminta untuk
memilih derajat kepuasan atas social support yang diterimanya melalui orangorang yang telah dituliskan secara spesifik pada kolom SSQN.
Melalui penelitian Sarason,et.al. dalam Delima (2006) diketahui bahwa
SSQN dan SSQS merupakan faktor yang terpisah dan berdiri sendiri, namun
dalam pelaksanaannya kedua bagian ini diadministrasikan secara bersamaan
sebagai satu set kuesioner. Contoh soal dari Social Support Questionnaire :

a. Pada siapakah, Anda merasa bahwa Anda merupakan bagian penting dari
kehidupannya ?

Tabel 3.2
Social Support Questionnaire Number
( ) Tidak Ada

1.

4.

7.

( ) Ada

2.

5.

8.

3.

6.

9.

Sumber: Data olahan peneliti

Tabel 3.3
Social Support Questionnaire Satisfaction
2.

3.

Sangat

Cukup

Agak

Agak

Cukup

Sangat

tidak

tidak

tidak

Puas

Puas

puas

puas

Puas

puas

1.

4.

5.

6.

Sumber: Data olahan peneliti

Pada tabel 3.2 responden diminta untuk memberikan tanda silang di


bagian kata Tidak Ada dan Ada. Bila responden memberikan tanda silang
pada bagian Ada, maka responden diminta untuk menuliskan secara spesifik
(inisial nama, jenis kelamin dan hubungannya dengan subjek) mengenai siapa
saja orang yang dianggap responden dapat diandalkan untuk memberikan
dukungan atau bantuan dalam setiap pertanyaan yang dijabarkan. Penilaian pada
tiap item bergantung dari banyaknya kolom yang diisi oleh subjek. Skor
responden pada bagian ini adalah 0-9. Tiap kolom yang diisi oleh subjek
mendapatkan skor=1, sedangkan pada kolom yang tidak diisi mendapatkan skor
0. Skor minimal subjek adalah 0 dan skor maksimal subjek adalah 9 pada tiap
butir soal pada tabel 3.2. Skor akhir ialah menjumlahkan skor pada setiap item
lalu dibagi total item (27 item).

Pada tabel 3.3 responden diminta untuk memilih satu dari enam pilihan
jawaban yang telah tersedia untuk menggambarkan derajat kepuasan responden
atas social support yang diterimanya melalui orang-orang yang yang dituliskan
oleh responden pada tabel 3.2. Pilihan jawaban yang tersedia adalah (1) sangat
tidak puas, (2) cukup tidak puas, (3) agak tidak puas, (4) agak puas, (5) cukup
puas dan (6) sangat puas. Skor minimal pada tabel 3.3 adalah 1 dan skor
maksimal adalah 6. Rentang skor pada bagian ini adalah 1-6. Skor akhir ialah
menjumlahkan skor pada setiap item lalu dibagi total item (27 item).

3.4.2 Validitas dan reliabilitas alat ukur


3.4.2.1 Validitas
Validitas merupakan derajat kecermatan alat ukur untuk benar-benar
mengukur apa yang akan diukur (Goodwin, 2010). Uji validitas adalah suatu uji
yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu
mampu mengukur apa yang ingin diukur. Dalam pengujian validitas dengan
landasan teori Gregory (2007), peneliti akan melalukan 2 metode uji validitas,
yaitu : content validity dan construct validity. Uji content validity dilakukan
untuk mengukur apakah ada kecocokan antara isi alat ukur tersebut dengan isi
sasaran yang ingin diukur. Uji content validity dilakukan dengan melakukan uji
keterbacaan (face validity) serta tahap expert judgement yang dilakukan oleh
para profesional di bidangnya masing-masing. Untuk uji construct validity,
peneliti menggunakan corrected item total correlation. Dengan menggunakan
pengujian ini, peneliti akan mengidenfitikasi butir pertanyaan yang tidak sesuai
dan dianggap merusak kuesioner secara keseluruhan (Stommel & Wills, 2004).
Kriteria yang ditetapkan untuk uji validitas ini adalah korelasi setiap butir
dengan total skor dari skala yang bersangkutan harus lebih besar dari 0.25.
Apabila ditemukan butir yang memiliki korelasi butir kurang dari 0.25, maka
butir tersebut akan dihilangkan (Lodico et.al., 2006 ).
a.

Validitas alat ukur social support questionnaire :


Untuk alat social support questionnaire telah dilakukan tahap penilaian

oleh dosen pembimbing Ibu Antonina Pantja Juni Wulandari, S.Sos., M.Si dan
profesional di bidang psikologi sosial yaitu Bapak Juneman, S.Psi., M.Si.
Pengujian validitas ini dilakukan 3 kali, yaitu pada tanggal 5, 10 dan 13 Juni

2014. Dari hasil expert judgement tidak ada item yang digugurkan. Perubahan
pada item hanya revisi kalimat dan revisi pada instruksi pengisian kuesioner.
Contohnya terdapat item yang ditambahkan kata orientasi seksual supaya
lebih spesifik. Selain itu, untuk menggunakan alat ukur social support
questionnaire (SSQ) juga telah dilakukan uji validitas dengan melakukan pilot
study. Setelah melakukan pilot study, berikut hasil uji validitas konstruk dari
instrumen SSQ :

Tabel 3.4
Validitas Social Support Questionnaire Number
Nomor

CIT

Item

Nomor

CIT

Item

Nomor

CIT

Item

Item1

.414

Item10

.700

Item19

.499

Item2

.694

Item11

.693

Item20

.537

Item3

.606

Item12

.447

Item21

.517

Item4

.657

Item13

.377

Item22

.502

Item5

.614

Item14

.530

Item23

.463

Item6

.475

Item15

.633

Item24

.357

Item7

.741

Item16

.551

Item25

.442

Item8

.633

Item17

.699

Item26

.543

Item9

.681

Item18

.767

Item27

.518

Sumber : Data olahan peneliti

Tabel 3.5
Validitas Social Support Questionnaire Satisfaction
Nomor

CIT

Item

Nomor

CIT

Item

Nomor

CIT

Item

Item1

.312

Item10

.555

Item19

.296

Item2

.326

Item11

.197

Item20

.411

Item3

.591

Item12

.267

Item21

.465

Item4

.410

Item13

.562

Item22

.389

Item5

.370

Item14

.506

Item23

.558

Item6

.339

Item15

.413

Item24

.606

Item7

.329

Item16

.550

Item25

.628

Item8

.563

Item17

.645

Item26

.650

Item9

.510

Item18

.488

Item27

.712

Sumber: Data olahan peneliti

Pada alat ukur SSQ ini tidak terdapat item yang digugurkan. Hal ini
dikarenakan keseluruhan butir item pada SSQN memiliki nilai corrected item
total-correlation lebih besar dari 0,25. Pada butir item SSQS juga terdapat
nilai corrected item total-correlation lebih besar dari 0,25, terkecuali item
nomor 11 dimana CIT < 0,25. Walaupun demikian, butir item nomor 11 pada
tabel SSQN menunjukkan bahwa CIT > 0,25 dengan nilai sebesar 0,693.
Dikarenakan SSQN dan SSQS merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, maka tidak terdapat item yang digugurkan.
b.

Validitas alat ukur self acceptance :


Untuk menggunakan alat ukur self acceptance, dilakukan uji validitas

isi. Pengujian validitas isi dilakukan melalui penilaian profesional (expert


judgement). Untuk alat ukur self acceptance telah dilakukan tahap penilaian
oleh 2 profesional di bidang psikologi klinis yaitu Ibu Rani Agias Fitri, S.Psi.,
M.Psi. dan Ibu Pingkan Cynthia Belinda Rumondor, S.Psi., M.Psi. Pengujian

validitas ini dilakukan 2 kali, yaitu pada tanggal 2 dan 12 Juni 2014. Dari hasil
expert judgement tidak ada item yang digugurkan. Perubahan pada item hanya
berupa revisi kalimat dan terdapat penambahan dua buah item dengan tujuan
agar item favorable dan unfavorable menjadi seimbang. Selain itu, untuk
menggunakan alat ukur self acceptance juga telah dilakukan uji validitas
dengan melakukan pilot study. Pilot study bertujuan untuk melihat apakah alat
ukur yang dipakai mampu untuk mengukur apa yang ingin diukur. Setelah
melakukan pilot study, berikut hasil uji validitas konstruk dari instrumen self
acceptance :

Tabel 3.6
Validitas Alat Ukur Self Acceptance
Nomor

CIT

Item

Nomor

CIT

Item

Nomor

CIT

Item

Nomor

CIT

Item

Item1

,697

Item12

,559

Item23

,195

Item34

,388

Item2

,342

Item13

,272

Item24

-,033

Item35

,369

Item3

,589

Item14

,627

Item25

,235

Item36

,510

Item4

,357

Item15

,372

Item26

,267

Item37

,349

Item5

,345

Item16

,288

Item27

,291

Item38

,502

Item6

,638

Item17

,274

Item28

,151

Item39

,477

Item7

,259

Item18

,426

Item29

,233

Item40

,155

Item8

,351

Item19

,022

Item30

,510

Item41

,509

Item9

,433

Item20

,239

Item31

,548

Item42

,335

Item10

,366

Item21

,516

Item32

,319

Item11

,001

Item22

-,197

Item33

,302

Sumber: Data Olahan Peneliti

Pada alat ukur self acceptance ini, terdapat 10 item yang memiliki nilai
corrected item total-correlation di bawah 0,25 yaitu item nomor 11, 19, 20,
22, 23, 24, 25, 28, 29 dan 40. Sehingga ke-10 item ini digugurkan. Dengan
demikian, jumlah item variabel self acceptance menjadi 32 item.

3.4.2.2 Reliabilitas
Sujianto (2009) mengemukakan bahwa reliabilitas alat ukur adalah hasil
pengukuran yang dapat dipercaya. Reliabilitas alat ukur diperlukan untuk
mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Uji reliabilitas dilakukan
dengan menggunakan metode Cronbachs Alpha. Pengukuran reliabilitas alat
ukur penelitian dilakukan pada saat uji coba alat ukur kepada 32 responden gay
dewasa muda. Berdasarkan hasil uji coba alat ukur, terdapat beberapa item yang
dihapus dari alat ukur self acceptance. Alat ukur self acceptance menjadi
sejumlah 32 item. Sedangkan untuk alat ukur social support questionnaire tidak
terdapat item yang dihapuskan. Oleh karena itu, total butir item tetap berjumlah
27 item. Reliabilitas masing-masing alat ukur dapat dilihat dari koefisien
Cronbachs Alpha.

Tabel 3.7
Nilai Reliabilitas Keseluruhan Alat Ukur
Alat Ukur

Cronbachs

Jumlah Item

Alpha
Social Support Questionnaire-

0,932

27

0,897

27

0,884

32

Number
Social Support QuestionnaireSatisfaction
Self Acceptance
Sumber : Data Olahan Peneliti

Berdasarkan tabel diatas, nilai Cronbachs Alpha alat ukur self


acceptance adalah sebesar 0,884. Berikutnya nilai Cronbachs Alpha untuk
alat ukur SSQN adalah sebesar 0,932. Sedangkan untuk alat ukur SSQS adalah

sebesar 0,905. Pengujian realibilitas ini menerapkan teori dari Cronbach


sebagai acuan, yaitu nilai cronbachs alpha harus positif dan alpha harus lebih
besar atau sama dengan 0.6 (Sarwono, 2006). Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa alat ukur ini reliabel.

3.5

Prosedur Penelitian
3.5.1 Persiapan penelitian
Dalam tahap awal penelitian, peneliti mulai mencari fenomena yang penting
untuk disampaikan. Setelah menentukan fenomena yang ingin diangkat oleh peneliti,
selanjutnya peneliti mencari berbagai bahan literatur yang ada serta peneliti mulai
menyusun skema rancangan penelitian secara terstruktur dan jelas. Peneliti juga
menetapkan karakteristik responden yang hendak dijadikan subjek penelitian.
Selanjutnya, peneliti mencari alat ukur yang dianggap mampu mengukur variabel yang
diteliti dalam penelitian. Peneliti menggunakan 2 alat ukur dalam penelitian ini, yaitu
alat ukur berupa kuesioner perceived social support dan kuesioner self acceptance.
Peneliti kemudian melakukan tahap expert judgement dan uji keterbacaan dengan 4
orang subjek yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Setelah uji
keterbacaan, kuosioner akan dibagikan kepada 30 subjek penelitian untuk pengadaan
pilot study.
Untuk

mempermudah

jalannya

penelitian,

peneliti

akan

menggunakan

surveygizmo.com dalam pembuatan serta penyebaran kuesioner secara online. Hal ini
memudahkan peneliti untuk menyebarkan kuosioner secara online tersebut pada subjek
penelitian yang dituju. Guna mengantisipasi responden diluar karakteristik subjek
penelitian, peneliti meminta bantuan kepada salah satu teman peneliti yang merupakan
aktivis di komunitas LGBT untuk membantu penyebaran kuesioner secara online hanya
pada lingkup karakteristik subjek penelitian yang sudah ditentukan sebelumnya. Selain
itu, peneliti meminta bantuan dari teman peneliti yang juga bergabung dalam komunitas
subjek penelitian yang dituju. Sehingga penyebaran alat ukur dilakukan dari satu orang
ke orang lainnya yang merupakan metode snowball sampling. Peneliti juga menyiapkan
reward yang akan diberikan kepada calon responden. Data yang telah diperoleh dari
pilot study kemudian digunakan untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas dengan
menggunakan dengan menggunakan program SPSS 21. Dari hasil uji validitas ini dapat
ditentukan item yang akan digunakan dalam penelitian ini. Setelah kedua kuesioner
terbukti valid dan reliabel, maka akan dilakukan uji lapangan.

3.5.2

Pelaksanaan penelitian
Setelah validitas dan reliabilitas alat ukur telah valid dan reliabel maka akan

dilakukan pengambilan data sampel penelitian. Dalam melaksanakan penelitian ini


domisili subjek penelitian berasal dari daerah DKI Jakarta. Pelaksanaan penelitian
dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap uji coba alat ukur dan pengambilan data lapangan.
Tahap uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 16 - 22 Juni 2014 dengan cara
penyebaran kuesioner online melalui website atau forum komunitas homoseksual.
Penyebaran kuesioner juga dipermudah dengan bantuan teman peneliti yang
menyebarkan secara private kepada kenalan yang dianggap sesuai dengan karakteristik
subjek penelitian ini. Namun, pada tanggal 22 Juni 2014, peneliti menyadari bahwa
dalam penyebaran kuesioner online dirasa tidak memungkinkan untuk mendapatkan 30
responden pilot study. Hal ini dikarenakan banyak responden yang tidak mengisi
kuesioner secara lengkap serta adanya komentar dari responden penelitian mengenai
banyaknya jumlah item menyebabkan kejenuhan dalam pengisian kuesioner secara
online.
Oleh karena itu, pada tanggal 23-27 Juni 2014 peneliti melakukan penyebaran
kuesioner dalam bentuk hard copy serta secara langsung melakukan pertemuan dengan
responden yang dianggap sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Penyebaran
kuesioner diawali dengan janji temu dengan beberapa responden yang dilakukan di
mal, kafe atau tempat hang out lainnya di wilayah Jakarta. Dikarenakan calon
responden penelitian memiliki kesibukan serta aktivitas yang berbeda antar satu dengan
yang lainnya, maka peneliti melakukan lima kali janji temu dengan sejumlah responden
berbeda dalam pengadaan pilot study ini. Untuk mengatasi kejenuhan responden dalam
mengisi kuesioner maka peneliti juga memberikan reward seperti acara makan bersama
dan sebagainya. Keseluruhan uji coba alat ukur dilakukan terhadap 32 responden gay
berusia 20-40 tahun. Uji coba alat ukur dilakukan guna mengetahui nilai reliabilitas dan
validitas dari alat ukur yang digunakan dengan bantuan IBM SPSS Statistics 21.
Setelah dilakukan uji coba dan mendapatkan nilai reliabilitas serta validitas yang
mencukupi, maka dilakukan pengambilan data lapangan.
Pengambilan data lapangan dilaksanakan pada tanggal 2-8 Juli 2014 dengan
menyebarkan kuesioner dalam bentuk hard copy kepada responden. Pada tanggal 2 Juli
peneliti mendatangi beberapa komunitas dengan bantuan teman peneliti yang
mengetahui lokasi komunitas di Jakarta. Peneliti juga memberitahukan tujuan
penelitian serta

menjelaskan intruksi pengisian kuesioner yang akan diberikan.

Dikarenakan pengisian kuesioner akan cukup memakan waktu, maka peneliti


berinisiatif untuk menitipkan kuesioner tersebut terlebih dahulu. Peneliti kemudian
mengambil seluruh kuesioner yang telah diedarkan di komunitas pada tanggal 7 Juli
2014.
Selain itu, pada tanggal 3-8 Juli peneliti juga melakukan janji temu dengan
beberapa responden penelitian di beberapa lokasi di Jakarta. Hal ini dilakukan sebagai
salah satu upaya untuk mempermudah pengambilan data lapangan dalam penelitian ini.
Peneliti juga tetap menggunakan sarana online surveygizmo.com untuk penyebaran
kuesioner secara online. Namun, peneliti hanya memberikan link kuesioner kepada
responden yang tidak dapat melakukan janji temu secara langsung dengan peneliti
karena adanya keterbatasan waktu antara peneliti dengan responden. Untuk penjelasan
intruksi kuesioner juga diberlakukan penjelasan lebih lanjut melalui sarana telepon
seluler atau whatsapp agar responden yang melakukan pengisian secara online dapat
lebih mudah memahami instruksi yang diberikan oleh peneliti.
Kuesioner yang dipergunakan merupakan kuesioner yang memenuhi cara
pengisian kuesioner dalam instruksi peneliti. Apabila pengisian kuesioner tidak
dilakukan sesuai instruksi atau diisi secara tidak lengkap, maka data kuesioner tersebut
tidak akan diolah dalam penelitian ini. Peneliti juga menyadari bahwa kuesioner yang
diberikan cukup banyak serta sulit bagi responden. Oleh karena itu, peneliti
memberikan reward bagi setiap responden yang bersedia untuk mengisi kuesioner yang
diberikan secara lengkap serta sesuai dengan instruksi yang diberikan. Dari pelaksanaan
uji lapangan, didapatkan 4 kuesioner dari sarana pengisian kuesioner secara online serta
didapatkan 36 kuesioner dari pemberian kuesioner dalam bentuk hard copy. Setelah itu,
40 kuesioner ini akan diolah untuk dilakukan analisa dengan bantuan IBM SPSS
statistic 21.

3.5.3

Teknik pengolahan data


Setelah data diperoleh melalui responden penelitian, data yang diperoleh akan

diolah dengan teknik pengolahan data yang sesuai dengan desain penelitian yang telah
ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan, dapat
diketahui bahwa masing-masing alat ukur berdistribusi normal. Sehingga metode
penghitungan korelasi yang digunakan ialah metode Pearson Product Moment
Correlation. Hal ini sesuai dengan pernyataan Priyatno (2013) yang mengemukakan
bahwa apabila data terdistribusi secara normal, maka selanjutnya akan digunakan
metode Pearson Product Moment Correlation. Pengolahan data yang telah didapat
kemudian dilakukan analisa statistik dengan menggunakan SPSS 21.

Anda mungkin juga menyukai