Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2014) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang

berbentukapa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.Variabel terikat (dependent variable) adalah variable yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas. Variabel

bebas (independent variable) adalah suatu variabel yang mempengaruhi variabel

lain atau yang menjadi sebab perubahan nya atau timbulnya variabl terikat.

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Dependen(Y) : Kenakalan Remaja

2. Variabel Independen(X) : Kontrol Diri

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah suatu defenisi mengenai variabel yang

dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel yang dapat diamati.

Suatu konsep mengenai variabel yang sama dapat saja memiliki definisi

operasional yang lebih dari satu dan berbeda-beda antara penelitian yang satu dan

yang lainnya (Azwar, 2014). Definisi operasional yang ditetapkan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

44
45

1. Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja adalah semua perbuatan menyimpang atau

pelanggaran yang bersifat anti sosial, anti susila, pelanggaran status, melawan

hukum dan menyalahi norma-norma atau aturan-aturan yang berlaku dalam

masyarakat yang dilakukan oleh remaja sehingga dapat merugikan dirinya

sendiri maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya. Kenakalan remaja

diukur dengan menggunakan skala kenakalan remaja yang di konstruksikan

sendiri oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek kenakalan remaja menurut

Menurut Jensen (dalam Triwiyarto, 2015) yaitu kenakalan yang menimbulkan

korban fisik pada orang lain, kenakalan yang menimbulkan korban materi,

kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak orang lain,

kenakalan yang melawan status anak sebagai pelajar.

2. Kontrol Diri

Kontrol diri merupakan kemampuan yang dimiliki individu untuk

mengatur, mengarahkan, dan mengubah perilaku melalui

pertimbangan kognitif ke arah yang lebih positif, sehingga perilaku yang

timbul tidak menyimpang dari aturan yang berlaku. Kontrol diri diukur

dengan menggunakan skala kontrol diri yang dikonstruksi sendiri oleh

peneliti berdasarkan aspek-aspek kontrol diri menurut Averill (dalam

Ghufron dan Risnawita, 2012) yaitu behavior control, cognitive control, serta

decesional control.
46

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2014).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang ada di SMA

Taman Siswa Padang yang jumlahnya 96 siswa.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian

dengan tujuan agar sampel yang diambil dari populasinya representatif atau

mewakili sehingga dapat diperoleh informasi yang cukup untuk mengestimasi

populasinya (Sugiyono, 2014). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian

ini adalah purposive sampling yakni teknik pengambilan sampel berdasarkan

kategori atau karakteristik yang diperlukan penelitian. Adapun

karakteristiknya sebagai berikut : siswa/i SMA Taman Siswa Padang yang

termasuk dalam daftar black book.

Berdasarkan uraian diatas, maka jumlah sampel yang memenuhi

karakteristik tersebut adalah 60 siswa. Inilah yang nantinya akan menjadi

subjek dalam penelitian ini.


47

D. Metode Alat Pengumpulan Data

1. Alat ukur Penelitian

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kontrol diri

dan skala kenakalan remaja. Menurut Azwar (2012), skala adalah perangkat

pertanyaan yang disusun untuk mengungkapkan atribut tertentu melalui

respon terhadap pertanyaan tersebut. Skala dalam penelitian ini memiliki

format respon dengan empat alternatif jawaban. Skala yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan format respon jawaban model Likert. Menurut

Sugiyono (2014) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Format respon jawaban skala kontrol diri dan skala kenakalan remaja

berdasarkan empat pilihan jawaban, yaitu SS (Sangat Setuju),S (Setuju), TS

(Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Peneliti tidak menggunakan

pilihan jawaban tengah ”N” (Netral), sebagaimana menurut Azwar (2012)

apabila pilihan jawaban tengah disediakan, maka subjek akan cenderung

memilih jawaban tengah, sehingga data mengenai perbedaan di antara subjek

menjadi kurang informatif dan sikap subjek yang sebenarnya tidak dapat

diketahui secara jelas. Kriteria pemberian skor untuk skala kontrol diri dan

skala kenakakan remaja dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.1
Kriteria Pemberian Skor
Pernyataan SS S TS STS
Favourabel 4 3 2 1
Unfavourabel 1 2 3 4
48

2. Instrumen Pengumpulan Data

Berdasarkan metode yang dijelaskan di atas, maka instrumen yang

peneliti gunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a. Skala Kontrol diri

Skala yang digunakan untuk mengukur kontrol diri dalam

penelitian ini adalah skala kontrol diri yang dikonstruksi oleh penulis

berdasarkan teori kontrol diri menurut Averill (dalam Ghufron dan

Risnawita, 2012). Skala ini terdiri dari 36 item yang terbagi menjadi 18

item favorable dan 18 item unfavorable. Blue print skala kontrol diri

seperti terlihat pada tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel 3.2
Blue Print Skala Kontrol Diri
Averill (dalam Ghufron dan Risnawita, 2012
No Aspek Aitem Jumlah
Favourable Unfavourable
1 Behavior control 1,7,13,19,25, 4,10,16,22,28 10
(kontrol perilaku)
2 Cognitive control 2,8,14 20,26 5,11,17,23,29 10
(kontrol kognitif)
3 Decision control 3,9,15,21,27 6,12,18,24,30 10
(kontrol keputusan)
Total 15 15 30

b. Skala Kenakalan Remaja

Skala yang digunakan untuk mengukur kenakalan remaja dalam

penelitian ini adalah skala kecemasan berbicara di depan umum yang

dikonstruksi berdasarkan teori Menurut Jensen (dalam Triwiyarto, 2015).

Skala ini terdiri dari 40 item yang terbagi menjadi 20 item favorable dan
49

20 item unfavorable. Blue print skala seperti terlihat pada tabel 3.3 di

bawah ini:

Tabel 3.3
Blue Print Skala Kenakalan Remaja
Jensen (dalam Triwiyarto, 2015).
No Aspek Aitem Jumlah
Favourable Unfavourable item
1 Kenakalan yang 1,9,17,25,33 5,13,21,29,37 10
menimbulkan korban
fisik pada orang lain.

2 Kenakalan yang 2,10,18,26,34 6,14,22,30,38 10


menimbulkan
korban materi.
3 Kenakalan sosial 3,11,19,27,35 7,15,23,21,39 10
yang tidak
menimbulkan korban
dipihak orang lain
4 Kenakalan yang 4,12,20,28,36 8,16,24,32,40 10
melawan status anak
sebagai pelajar

Total 20 20 40

3. Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Uji coba merupakan langkah yang sangat penting dalam

perkembangan alat ukur karena dari uji coba inilah diketahui informasi

mengenai mutu alat ukur yang dikembangkan dengan syarat utama bahwa

karakteristik subjek uji coba harus sama dengan karakteristik subjek

penelitian, selain itu kondisi uji coba harus sama dengan kondisi penelitian

yang sebenarnya (Suryabrata, 2014).


50

a. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya

(Azwar, 2014). Suatu tes atau alat ukur dapat dikatakan mempunyai

validitas yang tinggi apabila alat tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya,

atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya

pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan

dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas

rendah (Azwar, 2014).

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dan

validitas konstrak, sebelum dilakukan uji coba validitas isi ditegakkan pada

langkah telah dan revisi aitem-aitem pertanyaan berdasarkan pendapat

professional (professional judgement) para penelaah (Sugiyono, 2013).

Validitas konstrak adalah validitas yang menunjukan sejauh mana suatu tes

mengukur konstrak teoritik yang hendak diukur (Sugiono, 2013). Uji

validitas konstrak dilaksanakan setelah melakukan proses uji coba di

lapangan, di mana pengujiannya menggunakan bantuan SPSS2,1 for

windows, jawabannya dalam validitas ini adalah sejauh mana aitem-aitem

tes mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek

yang hendak di ukur (aspek representatif) dan sejauh mana aitem-aitem tes

mencerminkan ciri perilaku yang hendak di ukur (aspek relevansi).

Penentuan aitem valid atau tidaknya menggunakan kriteria rxy 0,3

(sugiyono,2013). Suatu data skala dikatakan valid jika koefisien korelasi


51

lebih besar atau sama dengan 0,3 (rxy 0,3) dan sebaliknya aitem skala

dikatakan gugur jika koefisien korelasi lebih kecil dari 0,3 (r xy 0,3). Secara

teknis pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan formulasi Alpha

Cronbach dengan bantuan SPSS for windows 21. 0.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan yang

ditunjukkan oleh instrumen pengukuran, yaitu sejauh mana suatu alat ukur

dapat dipercaya dan diandal kan (Azwar, 2014). Apabila suatu alat ukur

dapat dipakai dua kali untuk pengukuran yang sama dengan hasil yang

relatif sama, maka alat ukur tersebut dikatakan reliabel. Reliabel dinyatakan

oleh koefisien reliabilitas dengan angka yang berkisar antara 0 sampai

dengan 1.00. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini akan dilakukan

dengan menggunakan formulasi alpha cronbach dengan bantuan SPSS for

windows 21. 0.

Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (r xx’) dalam rentang

dari 0 sampai dengan 1,00 (Azwar, 2014). Semakin tinggi keofisien

reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas dan

koefisien yang semakin rendah mendekati yang angka 0 berarti semakin

rendah reliabilitas (Azwar, 2014). Menurut Suryabrata (2011) reliabilitas

alat ukur merujuk kepada konsistensi hasil perekaman data pengukuran

kalau alat ukur digunakan oleh orang atau kelompok orang yang sama

dalam waktu berlainan atau kalau alat ukur digunakan oleh orang atau

kelompok orang yang berbeda dalam waktu yang sama atau dalam waktu
52

yang berlainan karena hasilnya yang konsisten itu, maka alat ukur dapat

dipercaya (reliable) atau dapat diandalkan (dependable). Pada umumnya

reliabilitas telah dianggap memuaskan bila koefisiennya mencapai minimal

rxx’=0,900 (Azwar, 2014).

E. Teknik Analisis Data

Skala dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi

Product Moment Pearson, yang merupakan salah satu teknik untuk mencari

derajat keeratan atau keterkaitan pengaruh antara variabel independen dengan

variabel dependen (Azwar, 2016). Skala penelitian ini melewati berbagai tahap

analisis, dengan menggunakan komputer program IBM SPSS versi 21.0. Tahap-

tahap analisis yang dilakukan yaitu :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakan data dalam

penelitian ini sudah terdistribusi sesuai dengan prinsip-prinsip distribusi

normal agar dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Uji normalitas

dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran suatu data tersebut normal atau

tidak. Uji normalitas sebaran pada penelitian ini dilakukan untuk

membuktikan bahwa data semua variabel yang berupa skor-skor yang

diperoleh dari hasil penelitian tersebar sesuai dengan kaidah normal. Uji

normalitas dalam penelitian ini menggunakan one sample test dari

Kolmogorov Smirnov dengan bantuan IBM SPSS 21.0 (Priyatno, 2013).


53

2. Uji Liniearitas

Uji linearitas bertujuan untuk membuktikan apakah variabel bebas

mempunyai hubungan yang linear dengan variabel terikat. Model statistik

yang digunakan untuk melihat linearitas kedua variabel tersebut

menggunakan test for linearity dengan bantuan program IBM SPSS 21.0 for

windows (Priyatno, 2008).

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui apakah kesimpulan pada

sampel dapat berlaku untuk populasi atau dapat digeneralisasi (Priyatno,

2013). Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi

Product Moment Person untuk mencari hubungan variabel dependen dengan

variabel independen. Uji hipotesis korelasi yang digunakan dalam penelitian

ini adalah jika p0,01, maka dikatakan kedua variabel penelitian mempunyai

kontribusi hubungan yang signifikan. Data penelitian dianalisis dengan

menggunakan bantuan komputer IBM SPSS versi 21.0. for Windows.

Rumus korelasi product moment :

N∑xy-(∑x)(∑y)
rxy =
√[N∑X2-(∑X)2][N∑Y2-(∑Y)2]

Keterangan :
Y : Variabel Terikat (Kenakalan Remaja)
X : Variabel Bebas (Kontrol Diri)
rxy : Koefisien Korelasi Antara Variabel X dan Y
N : Jumlah Subjek Penelitian
∑x : Jumlah Hasil Perkalian Tiap-tiap Skor Asli dari X dan Y
54

∑x : Jumlah Skor Asli Variabel X


∑y : Jumlah Skor Asli Variabel Y

4. Koefisien Determinan

Selanjutnya untuk menentukan besar kecilnya kontribusi variabel (X)

terhadap variabel (Y) dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan,

dengan rumus sebagai berikut:

KP = r 2 × 100%

Keterangan:

KP = Nilai Koefisien Determinan

R = Nilai Koefisien Korelasi

Korelasi Product Moment (Pearson) dilambangkan dengan simbol (r)

yang memiliki nilai tidak lebih dari (- ≤ r ≤ + 1). Apabila nilai r = -1 artinya

korelasi negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi dan r = 1 berarti

korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan disesuaikan dengan nilai

tabel interpretasi nilai r sebagai berikut :

Tabel 3.4
Interpretasi Korelasi Nilai r
Skor Klasifikasi
0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat kuat
Sumber. (Sugiyono, 2013)

Anda mungkin juga menyukai