Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya

Sabtu, 22 Juli 2017


Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor

PROFIL SIKAP ILMIAH SISWA MTS PADA


PEMBELAJARAN KARAKTERISTIK ZAT MELALUI
METODE DEMONSTRASI INTERAKTIF

MAHFUDIN INDRA WIJAYA*, IYON SUYANA, HENI RUSNAYATI


Program studi Pendidikan Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 401543

Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran sikap ilmiah siswa
pada pembelajaran karakteristik zat menggunakan metode Demonstrasi Interaktif. Penelitian
dilakukan dengan cara memberikan angket untuk mengukur pengetahuan sikap siswa pada
awal dan akhir treatment serta observasi untuk mengukur keterampilan sikap siswa pada
saat treatment menggunakan metode Demonstrasi Interaktif berlangsung. Sampel terdiri dari
30 siswa dari salah satu MTs di kota Bandung. Data angket di olah dengan pengolahan skala
Likert sementara observasi diolah dengan menghitung skor siswa. Skor yang diperoleh
kemudian di analisis dengan cara menentukan nilai rata-rata yang di capai oleh kelas pada
masing-masing indikator sikap ilmiah lalu di interpretasikan ke dalam kategori sikap ilmiah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing aspek sikap ilmiah cenderung
mengalami peningkatan setelah dilakukan pembelajaran menggunakan Demonstrasi
Interaktif. Sikap ilmiah siswa pada ranah konatif (keterampilan sikap) menunjukkan bahwa
sikap jujur merupakan sikap dengan pencapaian tertinggi. Sikap tanggung jawab dan sikap
jujur siswa berada pada kategori baik sekali. Sedangkan sikap ingin tahu siswa berada pada
kategori cukup, namun menunjukkan peningkatan terbesar. Sementara itu, sikap ilmiah pada
ranah kognitif (pengetahuan sikap) menunjukkan bahwa sikap tanggung jawab merupakan
sikap dengan pencapaian dan peningkatan terbesar.
Kata kunci : Sikap ilmiah, Demonstrasi Interaktif
Abstract. The purpose of this research was to get profile about students’ scientific attitude
on learning characteristics of substances using Interactive Demonstration method. The
research was conducted by giving a questionnaire to measure students’ attitude knowledge
at the beginning and end of treatment as well as observation to measure students attitude
skill during treatment using Interactive Demonstration method. The sample consists of 30
students from one junior high school (MTs) in Bandung. Questionnaire in though with Likert
scale processing while observation processed by calculating student score. Scores obtained
later in the analysis by determining the average value achieved by the class on each
indicator of scientific attitude and then interpreted into the category of scientific attitudes.
The results showed that each aspect of scientific attitude tended to increase after learning
using Interactive Demonstration. The students’ scientific attitude in the conative domain
(attitude skills) shows that honest attitude is the attitude with the highest attainment. The
attitude of responsibility and honest attitude of the students is in very good category. While
the student’s curiosity is in enough category, but shows the greatest improvement.
Meanwhile, the scientific attitude in the cognitive domain (attitude knowledge) shows that
the attitude of responsibility is the attitude with the greatest achievement and improvement.
Keywords : Scientific Attitude, Interactive demonstration

1. Pendahuluan
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

*
email : mahfudiniw@gmail.com
135
136 Mahfudin Indra Wijaya dkk

merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan


secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah [1]. Hal ini mengartikan bahwa dalam
pembelajaran IPA, sikap ilmiah siswa menjadi salah satu tujuan pembelajaran
yang perlu di kembangkan di sekolah. Pada kurikulum 2013, sikap ilmiah siswa
bahkan menjadi salah satu kompetensi inti. Beberapa sikap ilmiah yang perlu
dikembangkan melalui kompetensi inti untuk peserta didik kelas VII dan VIII di
madrasah tsanawiyah antara lain : rasa ingin tahu, logis, kritis, analitis, jujur, dan
tanggung jawab [2].

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan melalui observasi di salah satu


SMP di kota Bandung. Diperoleh data bahwa pada kegiatan praktikum suhu
campuran yang dilakukan, tiga dari enam kelompok siswa terlambat bergabung ke
dalam kelompok kelompok praktikum. Satu kelompok siswa bermain-main
dengan alat dan bahan praktikum seperti batang statif dan spiritus selama kegiatan
praktikum berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memiliki tanggung
jawab yang kurang dalam pembelajaran IPA. Selama kegiatan praktikum, hanya
satu sampai dua siswa pada tiap kelompok yang aktif mengajukan pertanyaan
pada guru ataupun asisten lab, sebagian besar siswa lebih memilih untuk diam dan
mengikuti rekan mereka yang aktif. Hal ini menunjukkan bahwa rasa ingin tahu
siswa masih kurang. Pada kegiatan praktikum, dua kelompok siswa juga teramati
mengubah data massa dan suhu selama percobaan. Ketika siswa di hadapkan pada
perhitungan yang kurang tepat di lembar kerja siswa, kedua kelompok ini memilih
mengubah data percobaan agar hasil perhitungan sesuai dengan yang mereka
harapkan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tergolong memiliki sikap jujur yang
kurang. Dari paparan di atas, bisa disimpulkan bahwa sikap ilmiah siswa masih
kurang untuk sikap tanggung jawab, rasa ingin tahu, dan sikap jujur.

Berkaitan dengan pengembangan sikap ilmiah, Akporehwe mengungkapkan


bahwa untuk mengembangkan sikap ilmiah, siswa perlu di berikan pengalaman
langsung [3]. Sulistyorini dalam Riyanto, mengungkapkan bahwa sikap ilmiah ini
bisa dikembangkan ketika siswa melakukan diskusi, percobaan, simulasi, atau
kegiatan di lapangan [4]. Sementara itu, Amien mengungkapkan bahwa untuk
menjadi ilmiah, seorang harus terbiasa mengidentifikasi masalah, merumuskan
hipotesis, melakukan percobaan, serta mengumpulkan dan menganalisis data [5].
Berdasarkan uraian di atas, pada dasarnya sikap bisa dikembangkan di kelas dan
laboratorium dengan menggunakan berbagai aktivitas yang melibatkan siswa
secara langsung, terutama aktivitas yang melibatkan metode ilmiah. Salah satu
metode pembelajaran yang melibatkan metode ilmiah di dalamnya adalah
Demonstrasi Interaktif. Demonstrasi Interaktif merupakan demonstrasi yang
dilakukan guru, yang kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan penyelidikan
tentang apa yang akan terjadi (prediction), bagaimana atau mengapa sesuatu telah
terjadi (Explanation) [6].
Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk memperoleh gambaran sikap
ilmiah siswa pada pembelajaran materi pokok karakteristik zat melalui metode
Demonstrasi Interaktif.

2. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap sampel kelas VII yang terdiri dari 30 siswa di salah
satu MTs kota Bandung. Penelitian dilakukan dengan cara memberikan angket
untuk mengukur pengetahuan sikap siswa pada awal dan akhir treatment serta
ISSN : 2477-0477 137

observasi untuk mengukur keterampilan sikap siswa pada saat treatment


menggunakan metode Demonstrasi Interaktif berlangsung. Teknik pengolahan
dan analisis data yang digunakan untuk observasi adalah sebagai berikut : (1)
memberikan skor pada tiap aktivitas yang dilakukan dan tidak dilakukan siswa,
(2) mengubah skor yang diperoleh masing-masing siswa ke dalam bentuk nilai
berskala seratus, (3) menghitung nilai rata-rata sikap untuk seluruh kelas, (4) nilai
rata-rata sikap untuk seluruh kelas diinterpretasikan ke dalam kategori baik sekali,
baik, cukup, kurang, dan gagal. Sedangkan angket diolah dengan pengolahan
skala Likert.

3. Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu MTs kota
Bandung mengenai profil sikap ilmiah siswa pada pembelajaran materi
karakteristik zat melalui metode Demonstrasi Interaktif di dapatkan data dan
pembahasan sebagai berikut :

a. Sikap ilmiah siswa pada ranah konatif


Data sikap ilmiah pada ranah konatif (keterampilan sikap) diperoleh melalui
observasi. Selama kegiatan penelitian, observasi sikap ilmiah dilakukan sebanyak
3 kali. Sikap ilmiah siswa pada tiap pertemuan diukur dengan lembar observasi
yang sama, mengukur aspek sikap yang sama, yaitu sikap tanggung jawab, sikap
ingin tahu, dan sikap jujur. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan selama
kegiatan pembelajaran, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Rekapitulasi hasil observasi sikap ilmiah siswa

Nilai Sikap Tanggung Jawab Nilai Sikap Ingin Tahu Nilai Sikap Jujur
No. Kode
Siswa
Pert. Pert. Pert. Pert. Pert. Pert. Pert. Pert. Pert.
ke-1 ke-2 ke-3 ke-1 ke-2 ke-3 ke-1 ke-2 ke-3

1 A1 100,00 100,00 100,00 75,00 75,00 50,00 100,00 100,00 100,00


2 A5 100,00 100,00 100,00 75,00 50,00 50,00 100,00 100,00 100,00
3 B1 100,00 100,00 100,00 50,00 75,00 50,00 100,00 100,00 100,00
4 B2 100,00 100,00 100,00 50,00 75,00 50,00 100,00 100,00 100,00
5 B4 100,00 100,00 100,00 50,00 75,00 50,00 100,00 100,00 100,00
6 B5 100,00 100,00 100,00 75,00 75,00 75,00 100,00 100,00 100,00
7 C2 100,00 100,00 100,00 75,00 75,00 50,00 100,00 100,00 100,00
8 C3 100,00 100,00 100,00 75,00 75,00 50,00 100,00 100,00 100,00
138 Mahfudin Indra Wijaya dkk

9 C4 100,00 100,00 100,00 75,00 75,00 50,00 100,00 100,00 100,00


10 C5 100,00 100,00 100,00 100,00 75,00 50,00 100,00 100,00 100,00
11 D1 100,00 33,33 100,00 50,00 0,00 50,00 100,00 33,33 100,00
12 D2 100,00 66,67 100,00 50,00 0,00 50,00 100,00 100,00 100,00
13 D3 100,00 100,00 100,00 25,00 50,00 50,00 100,00 100,00 100,00
14 D4 100,00 66,67 100,00 25,00 0,00 50,00 100,00 100,00 100,00
15 D5 100,00 33,33 100,00 50,00 75,00 50,00 100,00 100,00 100,00
16 E2 100,00 100,00 100,00 50,00 75,00 100,00 100,00 100,00 100,00
17 E3 100,00 100,00 100,00 75,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
18 E5 100,00 100,00 100,00 50,00 75,00 100,00 100,00 100,00 100,00
19 F1 100,00 100,00 100,00 50,00 50,00 100,00 100,00 100,00 100,00
20 F2 100,00 100,00 100,00 50,00 50,00 100,00 100,00 100,00 100,00
21 F3 100,00 100,00 100,00 50,00 75,00 100,00 100,00 100,00 100,00
22 F4 100,00 100,00 100,00 75,00 75,00 100,00 100,00 100,00 100,00
23 F5 100,00 100,00 100,00 75,00 75,00 100,00 100,00 100,00 100,00
24 G3 100,00 100,00 100,00 50,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
25 G4 100,00 100,00 100,00 50,00 75,00 100,00 100,00 100,00 100,00
26 G5 100,00 100,00 100,00 50,00 75,00 100,00 100,00 100,00 100,00
27 H1 66,67 100,00 100,00 50,00 75,00 100,00 100,00 100,00 100,00
28 H2 33,33 100,00 66,67 75,00 75,00 75,00 100,00 100,00 66,67
29 H3 66,67 100,00 100,00 50,00 50,00 100,00 100,00 66,67 100,00
30 H5 100,00 100,00 100,00 75,00 50,00 100,00 100,00 33,33 100,00
Rata-Rata 95,56 93,33 98,89 59,17 64,17 75,00 100,00 94,44 98,89

Baik Baik Baik Baik Baik Baik


Kategori Cukup Cukup Baik
Sekali Sekali Sekali Sekali Sekali Sekali

Keterangan : Pert. (Pertemuan Pembelajaran)

Berdasarkan rekapitulasi hasil observasi sikap ilmiah pada Tabel 1, tampak bahwa
keterampilan sikap ilmiah untuk sikap tanggung jawab dan sikap jujur cenderung
berada pada kategori baik sekali. Pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga nilai
rata-rata sikap untuk seluruh kelas di tiap pertemuan mengalami perubahan-
perubahan, namun kategori sikap tanggung jawab dan sikap jujur masih selalu di
kategori yang sama. Sementara itu, keterampilan sikap ingin tahu memiliki
kategori yang beragam untuk tiga pertemuan. Sikap ingin tahu berada pada
kategori cukup untuk pertemuan pertama dan kedua, lalu berubah menjadi
kategori yang lebih tinggi pada pertemuan ketiga, yaitu kategori baik.

Jika rekapitulasi hasil observasi sikap ilmiah pada tabel 1, di ubah ke dalam
bentuk gambar diagram, maka keterampilan sikap ilmiah siswa pada tiap sikap
untuk tiap pertemuan, terlihat seperti gambar 1 berikut
ISSN : 2477-0477 139

Sikap Ilmiah
Gambar 1. Diagram nilai rata-rata sikap ilmiah berdasarkan observasi

Dari ketiga sikap yang diteliti, sikap jujur merupakan sikap dengan pencapaian
terbesar. Pada setiap pertemuan, sikap jujur menunjukkan nilai yang cenderung
lebih tinggi di bandingkan dengan sikap-sikap yang lain. Pada pertemuan
pertama, nilai sikap jujur mencapai 100,00, sementara nilai sikap yang lain hanya
95,56 dan 59,17. Pada pertemuan kedua, nilai sikap jujur mengalami sedikit
penurunan, namun masih tetap lebih besar dibandingkan dengan sikap tanggung
jawab dan sikap ingin tahu. Menurunnya sikap jujur di pertemuan kedua
dikarenakan tiga orang siswa teramati tidak melakukan aktivitas-aktivitas yang
menjadi indikator di sikap jujur. Ketiga siswa tersebut adalah D1, H3, dan H5.
Siswa D1 dan H5 tidak menunjukkan 2 indikator sikap jujur, sementara siswa H3
tidak menunjukkan 1 Indikator. Pada pertemuan ketiga, nilai sikap jujur kembali
naik hingga mencapai 98,89. Ketiga siswa bermasalah di pertemuan kedua
mampu menunjukkan seluruh aktivitas yang menjadi indikator sikap jujur.
Namun, siswa lain yang tidak bermasalah di pertemuan kedua, yaitu siswa H2
justru tidak menunjukkan 1 indikator sikap jujur pada pertemuan ketiga.

Diagram pada gambar 1, memperlihatkan dengan lebih jelas peningkatan nilai


yang terjadi pada masing-masing sikap. Dari ketiga sikap yang diteliti, sikap ingin
tahu merupakan sikap dengan peningkatan terbesar. Peningkatan nilai sikap ingin
tahu mencapai 15,83 atau senilai dengan 26,7 persen.

b. Sikap ilmiah siswa pada ranah kognitif


Data sikap ilmiah pada ranah kognitif (pengetahuan sikap) diperoleh melalui
angket. Selama kegiatan penelitian, angket sikap ilmiah digunakan sebanyak 2
kali, yaitu pada awal sebelum treatment serta akhir setelah treatment. Sikap
ilmiah siswa pada pengukuran awal dan akhir diukur dengan angket yang sama,
mengukur aspek sikap yang sama, yaitu sikap tanggung jawab, sikap ingin tahu,
dan sikap jujur. Berdasarkan hasil angket yang diberikan pada awal dan akhir
treatment, diperoleh data sebagai berikut:
140 Mahfudin Indra Wijaya dkk

Tabel 2. Rekapitulasi hasil angket sikap tanggung jawab siswa


Pengukuran Awal Pengukuran Akhir
Nomor Persentase siswa Persentase Siswa BJ
Kode Persentase Kategori BJ dan SBJ Persentase Kategori dan SBJ

Q01 80,67 SBJ 73,33 85,33 SBJ 76,67


Q02 81,33 SBJ 73,33 82,67 SBJ 83,33
Q03 89,33 SBJ 90,00 93,33 SBJ 96,67
Q04 71,33 BJ 56,67 81,33 SBJ 83,33
Q05 85,33 SBJ 93,33 88,00 SBJ 93,33
Q06 74,67 BJ 56,67 78,67 BJ 80,00
Keterangan : SBJ (Sangat Bertanggung Jawab), BJ (Bertanggung Jawab)

Pada pengukuran awal, 2 dari 4 pernyataan berada pada kategori bertanggung


jawab sementara 4 pernyataan lainnya berada pada kategori yang lebih tinggi
yaitu sangat bertanggung jawab. Setelah dilakukan treatment dan sikap diukur
kembali menggunakan angket yang sama, sikap siswa pada kategori sangat
bertanggung jawab bertambah menjadi 5 pernyataan. Pernyataan dengan nomor
kode Q04, yang merupakan pernyataan negatif, mengalami peningkatan dari
kategori bertanggung jawab menjadi sangat bertanggung jawab. Persentase
jumlah siswa pada kategori bertanggung jawab dan sangat bertanggung jawab
juga mengalami perubahan dari 56,67 persen menjadi 83,33 persen. Sementara
itu, pernyataan Q06 tidak mengalami perubahan kategori setelah dilakukan
treatment meskipun terjadi juga peningkatan persentase siswa pada kategori
bertanggung jawab dan sangat bertanggung jawab.

Tabel 3. Rekapitulasi hasil angket sikap ingin tahu siswa


Pengukuran Awal Pengukuran Akhir
Nomor Persentase siswa Persentase Siswa
Kode Persentase Kategori IT dan SIT Persentase Kategori IT dan SIT

Q07 82,67 SIT 80,00 81,33 SIT 73,33


Q08 68,00 IT 36,67 68,67 IT 40,00

Q09 81,33 SIT 83,33 88,67 SIT 96,67


Q10 72,00 IT 56,67 72,67 IT 53,33
Q11 89,33 SIT 90,00 88,67 SIT 93,33
Q12 74,67 IT 63,33 70,00 IT 56,67
Q13 87,33 SIT 90,00 89,33 SIT 93,33
Q14 70,67 IT 60,00 74,67 IT 66,67
Keterangan : SIT (Sangat Ingin Tahu), IT (Ingin Tahu)

Kategori sikap untuk masing-masing pernyataan tidak mengalami perubahan pada


pengukuran awal dan pengukuran akhir. Pada pengukuran awal, empat pernyataan
negatif berada pada kategori ingin tahu, sementara empat lainnya yang merupakan
pernyataan positif berada pada kategori sangat ingin tahu. Keempat pernyataan
dengan kategori ingin tahu ini tidak mengalami perubahan kategori di pengukuran
akhir. Meskipun tidak mengalami perubahan kategori, pernyataan Q08 dan Q14
mengalami sedikit peningkatan pada persentase jumlah siswa berkategori ingin
ingin tahu dan sangat ingin tahu.
ISSN : 2477-0477 141

Tabel 4. Rekapitulasi hasil angket sikap jujur siswa


Pengukuran Awal Pengukuran Akhir
Nomor Persentase siswa Persentase Siswa BJ
Kode Persentase Kategori BJ dan SBJ Persentase Kategori dan SBJ

Q15 77,33 J 70,00 84,67 SJ 83,33


Q16 74,00 J 53,33 79,33 J 73,33
Q17 84,67 SJ 93,33 82,67 SJ 83,33
Q18 53,33 CJ 20,00 52,67 CJ 16,67
Q19 80,00 J 73,33 77,33 J 73,33
Q20 50,00 CJ 10,00 51,33 CJ 16,67
Keterangan : SJ (Sangat Jujur), J (Jujur), CJ (Cukup Jujur)

Pada pengukuran awal, tampak bahwa 2 dari 6 pernyataan berada pada kategori
cukup jujur, 3 pernyataan berkategori jujur, sementara 1 dari 6 pernyataan
berkategori sangat jujur. Setelah dilakukan treatment dan sikap diukur kembali
menggunakan angket yang sama, sikap pada kategori sangat jujur bertambah
menjadi 2 pernyataan. Pernyataan dengan nomor kode Q15 yang merupakan
pernyataan positif, mengalami peningkatan dari kategori jujur menjadi sangat
jujur. Persentase siswa pada kategori jujur dan sangat jujur juga mengalami
peningkatan dari 70,00 persen menjadi 83,33 persen. Sementara itu, pernyataan-
pernyataan lain tidak mengalami perubahan kategori setelah dilakukan treatment
dalam pembelajaran.

Jika rekapitulasi hasil angket sikap ilmiah di ubah ke dalam bentuk gambar
diagram, maka keterampilan sikap ilmiah siswa pada tiap sikap untuk tiap
pernyataan, terlihat seperti gambar 2 berikut.

Sikap Tanggung Jawab Sikap Ingin Tahu Sikap Jujur


Sikap Ilmiah
Gambar 2. Diagram persentase sikap ilmiah berdasarkan angket

Dari ketiga sikap yang diteliti, sikap tanggung jawab merupakan sikap dengan
pencapaian terbesar. Persentase terbesar yang bisa dicapai sikap tanggung jawab
terjadi pada pernyataan Q03 dengan persentase sebesar 93,33 persen. Persentase
yang bisa dicapai oleh pernyataan-pernyataan lain pada aspek sikap tanggung
jawab juga menunjukkan nilai yang tidak terlalu jauh. Selain itu, sikap tanggung
142 Mahfudin Indra Wijaya dkk

jawab juga merupakan sikap dengan peningkatan terbesar. Seluruh pernyataan


pada aspek sikap tanggung jawab mengalami kenaikan setelah dilakukan
treatment. Bahkan untuk pernyataan dengan nomor kode Q04, kenaikan sikap
mencapai 10,00 persen.

4. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing aspek sikap ilmiah
cenderung mengalami peningkatan setelah dilakukan pembelajaran menggunakan
Demonstrasi Interaktif. Sikap ilmiah siswa pada ranah konatif (keterampilan
sikap) menunjukkan bahwa sikap jujur merupakan sikap dengan pencapaian
tertinggi. Sikap tanggung jawab dan sikap jujur siswa berada pada kategori baik
sekali. Sedangkan sikap ingin tahu siswa berada pada kategori cukup, namun
menunjukkan peningkatan terbesar. Sementara itu, sikap ilmiah pada ranah
kognitif (pengetahuan sikap) menunjukkan bahwa sikap tanggung jawab
merupakan sikap dengan pencapaian dan peningkatan terbesar.

Daftar Pustaka
1. Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi, Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar SMP/MTs. Jakarta: BSNP
2. Kemendikbud (2013). Permendikbud Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar
Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Kemendikbud
3. Akporehwe J. N and F. A. Onwioduokit (2010). “Enhancing Scientific Attitude
Through Activity-Based Approaches”. Nigerian Journal of Science and
Science Education, 8 Hal 2
4. Riyanto, Edy. (2013). Sikap Ilmiah sebagai Implementasi Pendidikan Karakter
Pada pembelajaran Sains di sekolah dasar. [Online]. Tersedia :
http://ikippgrimadiun.ac.id [28 Agustus 2014]
5. Amien, Moh. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan
Menggunakan Metode “Discovery” dan “Inquiry”. Jakarta : P2LPTK, Ditjen
Dikti, Depdikbud
6. Wenning, Carl J. (2012). “Levels of inquiry: Using inquiry spectrum learning
sequences to teach science” 5 (3), Hal 5

Anda mungkin juga menyukai