Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PENILAIAN SIKAP AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK PADA MAHASISWA

SEMESTER III PENDIDIKAN KIMIA UNIMUS

1)
Setyani, 2) Ramadhanti, F., 3)Utami,A.D
S1 Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Muhammadiyah Semarang
Email : setyanisetya02@gmail.com

ABSTRAK
Penilaian hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Ranah afektif adalah hasil belajar tampak pada siswa dalam berbagai
tingkah laku seperti memperhatikan, merespons, menghargai, serta mengorganisasi.
Sedangkan ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap afektif (reciving dan
characterization) dan pesikomotorik (mekanisme dan respon tampak kompleks pada
mahasiswa pendidikan kimia semester 3 Universitas Muhammadiyah Semarang dalam
pembelajaran praktikum dengan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan
data yaitu kuisioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian yang telah
dilakukan maka didapatkan hasil bahwa penilaian sikap afektif dan psikomotorik
menunjukkan sikap yang baik dengan nilai sikap receiving sebesar 81,40% dan
characterizasion sebesar 70,31%.
Keywords : afektif, psikomotorik, qualitatif
PENDAHULUAN atau keterampilan agar dapat
Pendidikan telah memberikan memanfaatkan ilmu yang dimilikinya
banyak kontribusi terhadap dalam kehidupan sehari-hari.
perkembangan pengetahuan dan Tindakan atau upaya yang dapat
teknologi. Maka sebab itu pendidikan dilakukan untuk mengetahui tujuan
memiliki peran yang penting bagi pembelajaran tercapai ataupun tidak adalah
kehidupan manusia. Manusia dituntut dilakukannya penilaian. Pada PP.19 tahun
untuk tetap meningkatkan kualitas 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sumber daya manusia dan mutu Bab I pasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa
pendidikan selaras dengan “penilaian adalah proses pengumpulan dan
perkembangan zaman sehingga menuntut pengolahan informasi untuk mengukur
manusia untuk terus menggali pencapaian hasil belajar peserta didik”.
pengetahuan dan selaras dengan skill Penilaian hasil belajar dibagi menjadi tiga

1
ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang
psikomotorik. Dimana ranah kognitif itu telah dimilikinya. Karakterisasi
sendiri merupakan kemampuan atau (Characterization) adalah karakter
pengetahuan yang dimiliki siswa setelah seseorang dan daya hidupnya. Hal ini akan
mengikuti proses pembelajaran, kemudian tercermin dalam sebuah tingkah laku yang
ranah afektif merupakan kemampuan ada hubungannya dengan keteraturan
dalam sikap atau respons yang diberikan pribadi, sosial, dan emosi. Nilai – nilai telah
siswa pada proses pembelajaran, sedang berkembang sehingga tingkah laku lebih
kan ranah psikomotorik adalah yang mudah untuk diperkirakan (Devita R,
berkenaan dengan keterampilan atau skill 2017). Pada penelitian ini hanya berfokus
yang dimiliki siswa dalam pada kategori reciving dan characterization.
mengaplikasikan materi yang telah Ranah psikomotorik merupakan
didapat. Menurut Sudjana (2010) bahwa ranah yang berkaitan dengan keterampilan
”Dalam sistem pendidikan nasional (skill) atau kemampuan bertindak setelah
rumusan tujuan pendidikan, baiktujuan seseorang menerima pengalaman belajar
kurikuler maupun tujuan intruksional tertentu. Ranah ini diukur dengan
menggunakan hasil belajar dari mengamati dan menilai keterampilan
Benyamin Bloom yang membaginya dalam siswa saat melakukan praktikum.
tiga ranah, yakni kognitif, afektif dan Penilaian hasil belajar psikomotor
psikomotorik”. mencakup: kemampuan menggunakan alat
Ranah afektif adalah hasil belajar dan sikap kerja, kemampuan menganalisis
tampak pada siswa dalam berbagai tingkah suatu pekerjaan dan menyusun urut-
laku seperti memperhatikan, merespons, urutan pengerjaan, kecepatan mengerjakan
menghargai, serta mengorganisasi. Ranah tugas, kemampuan membaca gambar dan
afektif dapat diukur menggunakan angket. atau simbol, keserasian bentuk dengan
Ada beberapa jenis kategori ranah afektif yang diharapkan dan atau ukuran yang
menurut Bloom sebagai hasil belajar. telah ditentukan. Yang meliputi peniruan,
Kategorinya dimulai dari tingkat yang kesiapan, respon terpimpin, mekanisme,
dasar atau sederhana sampai tingkat respon tampak kompleks, adaptasi dan
kompleks, yaitu: reciving/attending, yakni penciptaan. Pada penelitian ini terfokus
semacam kepekaan dalam menerima pada mekanisme dan respon tampak
rangsangan (stimulasi), responding atau kompleks.
jawaban, yakni reaksi yang diberikan Domain mekanisme merupakan
oleh seseorang terhadap stimulasi yang tahap menengah dalam mempelajari suatu
datang dari luar. Valuing (penilaian) kemampuan yang kompleks. Pada tahap ini
berkenaan dengan nilai dan kepercayaan respon yang dipelajari sudah menjadi suatu
terhadap gejala atau stimulus. kebiasaan dan gerakan bisa dilakukan
Organisasi yakni pengembangan dari dengan keyakinan serta ketepatan tertentu.
nilai ke dalam satu sistem organisasi, Sedangkan domain respon tampak
termasuk hubungan satu nilai dengan nilai kompleks merupakan tahap gerakan

2
motorik yang terampil yang melibatkan pada saat praktikum kimia analitik. Pada
pola gerakan kompleks. Kecakapan gerakan observasi peneliti terlibat langsung dalam
diindikasikan dari penampilan yang akurat kegiatan pembelajaran praktikum kimia.
dan terkoordinasi tinggi, namun dengan Teknik wawancara yang digunakan yaitu
tenaga yang minimal. Penilaian termasuk terbuka dimana wawancara ini berdasarkan
gerakan yang mantap tanpa keraguan dan pada pertanyaan yang tidak terbatas (tidak
otomatis. terikat) jawabannya. Pengumpulan data
Penelitian ini bertujuan untuk wawancara dilakukan dengan merekam
mengetahui sikap afektif (reciving dan setiap jawaban yang disampaikan oleh
characterization) dan pesikomotorik mahasiswa. Pada metode dokumentasi yaitu
(mekanisme dan respon tampak kompleks dilakukan ketika observasi di dalam
pada mahasiswa pendidikan kimia semester laboratorium, dengan mengambil foto
3 Universitas Muhammadiyah Semarang. kegiatan pembelajaran.

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian analisis sikap afektif dan Hasil dari penelitian yang berjudul
psikomotorik ini menggunakan metode Analisis penilaian sikap afektif dan
deskriptif kualitatif dengan teknik pesikomotorik pada praktikum titrasi
pengambilan data yaitu kuisioner, observasi, iodometri dan iodimetri di Laboratorium
wawancara, dan dokumentasi. Penelitian Universitas Muhammadiyah Semarang
dilakukan di Universitas Muhammadiyah Dalam kategori baik.
Semarang pada tanggal 27 Desember 2018 Dalam PP.19 tahun 2005 tentang
sampai 01 Januari 2019. Sampel yang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 29 ayat 17 dikemukakan bahwa “penilaian
mahasiswa. Teknik pengambilan sampel adalah proses pengumpulan dan
yang digunakan adalah teknik purposive pengolahan informasi untuk mengukur
sampling yaitu teknik untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik”.
sampel penelitian dengan beberapa Penilaian hasil belajar dibagi menjadi tiga
pertimbangan tertentu yang bertujuan agar ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan
data yang diperoleh nantinya dapat lebih psikomotorik.
representatif (Sugiyono, 2010). Berdasarkan hasil kuisioner atau
Kuisioner atau angket berisi angket yang telah di bagikan pada
beberapa pernyataan tentang kompetensi mahasiswa terdiri dari 16 soal dan terdapat 2
pada ranah afektif dan psikomotorik yang dimensi yaitu dimensi Receiving dan
berjumlah 16 item dengan 4 indikator. Characterization. Yaitu dimana pada dimensi
Angket disebar di semester 3 Mahasiswa receiving terdapat 8 soal atau pernyataan
Pendidikan Kimia. Hasil angket juga dan pada dimensi Characterization terdapat
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. 8 soal. Penelitian dari masing-masing
Observasi dilakukan di dalam laboratorium responden adalah dengan skor 4 untuk
sangat setuju skor 3 untuk setuju skor 2
3
untuk tidak setuju dan skor 1 untuk sangat Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas
tidak setuju. Nilai yang diperoleh dari Reliability Statistics
angket adalah penjumlahan banyaknya
mahasiswa yang mencentang table dari Cronbach' Cronbach's N of
sangat setuju hingga sangat tidak setuju. s Alpha Alpha Items
Menurut Sugiyono (2008)menganalisis dan
mendeskripsikan presentase jawaban Based on
responden pada tiap indikator digunakan Standardiz
rumus sebagai berikut :
ed Items
f
P= x 100%
N .835 .839 16
Keterangan :
P = presentasi jawaban
Dapat dilihat nilai Cronbach’s
F = frekuensi jawaban responden
Alpha 0,839 maka reliabilitasnya dapat
N = total frekuensi dikatakan tinggi karena nilai
Setelah diperoleh presentase jawaban reliabilitasnya antara 0,70 – 0,90
responden selanjutnya diberikan penilaian sehingga data dapat dilanjutkan
terhadap hasil penelitian. Penelitian penelitiannya. Hal tersebut sesuai
menggunakan metode penafsiran menurut dengan skala reliabilitas yang
dikemukakan oleh Perry Roy Hilton dan
Arikunto (1998) seperti pada table berikut :
Charlotte Brownlow(2004) yaitu: (1)
Tabel 1. Kategori Persentase jika α >0,90 maka reliabilitas sempurna,
(2) jika α antara 0,70-0,90 maka
Interval Kriteria
reliabilitas tinggi, (3) jika α antara 0,50-
81% - 100% Sangat tinggi 0,70 maka reliabilitas moderat (4) jika α
61% - 80% Tinggi <0,50 maka reliabilitas rendah.
41% - 60% Cukup
21% - 40% Rendah Berdasarkan hasil data kuisioner
0% - 20% Sangat Rendah yang telah dibagikan pada mahasiswa
(sumber : Arikunto, 1998) maka dapat disajikan dari kedua
indikator untuk mengetahui penilaian
Data hasil pengolahan angket setelah sikap afektif dan psikomotorik pada
dilakukan uji validitas dengan nilai pendidikan kimia semester 3 diperoleh
signifikan 0,05 maka semua soal datanya data table sebagai berikut :
valid. Semua nilai T hitung lebih besar 1. Receiving
daripada R tabel. Nilai R tabelnya adalah Tabel 3. Receiving
>0,3673. Selain uji validitas pada
pengolahan data ini juga dilakukan uji
reliabilitas. Hasil uji reliabilitas
menunjukkan datanya reliabel. Hal tersebut
secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel
berikut:

4
berasal dari lingkungannya. Pada
Receiving tingkat ini muncul keinginan untuk
86.87% menerima stimulus. hal tersebut
85.00%
didukung oleh teori menurut
Wicaksono (2011), pembelajar hanya
Jumlah

memiliki kemauan untuk menerima


76.87% 76.87%
stimulus yang diberikan oleh pengajar,
sehingga pembelajar hanya berada
dalam keadaan pasif menerima dengan
cara memperhatikan apa yang
Indikator
diberikan kepadanya. Contoh pada
indikator ini adalah pada saat
pembelajar telah bersedia untuk
memperhatikan apa yang diucapkan
oleh sang pengajar, meski tidak harus
mampu memahami apa yang sedang
diucapkan, tetapi sudah terdapat
kemauan untuk berusaha fokus kepada
apa yang sedang dikatakan atau sedang
diterangkan pada saat itu.
Pada indikator kesadaran
sederhana, pembelajar telah mampu
menerima stimulus secara sadar
Pada dimensi receiving terdapat sehingga mampu memilah dengan baik
empat indikator yaitu : 1) menghadiri stimulus yang diberikan oleh pengajar
fenomena, 2) kesediaan menerima, 3) di luar stimulus yang ada pada saat itu
kesadaran sederhana, dan 4) (Wicaksono:2011). Sebagai contoh, si
menempatkan diri. Masing-masing pembelajar telah mampu memilah
indikator tersebut memiliki persentase antara satu rumus dengan rumus yang
lain dalam sebuah pelajaran di bidang
untuk menghadiri fenomena sebesar
sains.
76,87%, kesediaan menerima 86,87%,
kesadaran sederhana 85%, dan Pada indikator menempatkan
menempatkan diri sebesar 76,87%. diri, menurut Wicaksono tahun 2011,
Pada indikator menghadiri fokus pembelajaran adalah pada respon
fenomena dan kesediaan menerima individu terhadap suatu fenomena, jadi
memperoleh nilai yang tinggi artinya lebih dari hanya sekadar
mahasiswa memiliki tingkat minat memperhatikan. Pada tingkatan ini
belajar yang tinggi serta sikap positif.
seorangpengajar dapat melihat secara
Menurut penelitian yang telah
dilakukan oleh budi ningsih (2009) langsung ketertarikan si pembelajar
mengemukakan pada bagian indikator pada materi yang sedang diajarkan
menerima merupakan kemampuan pada saat itu.
yang berkaitan dengan keinginan
individu untuk terbuka atau peka pada Hasil rata-rata dari dimensi
perangsang atau pesan-pesan yang receiving maka diperoleh persentase

5
rata-rata sebanyak 81,40 %. Hasil kepekaan terhadap lingkungan sebesar
tersebut apabila dilihat menurut 83,75%.
Arikunto maka berada pada kategori
Pada indikator ketertiban mendapat
sangat tinggi dengan didukung oleh
hasil observasi menunjukkan bahwa nilai terendah sebesar 73,75%, hal ini dapat
mahasiswa sangat antusias dan fokus dilihat pada saat observasi dimana banyak
mengikuti proses praktikum. terdapat mahasiswa yang masih datang
terlambat pada saat proses praktikum
2. Characterization
sehingga hasil data dari angket tersebut
Untuk grafik characterisasion dapat
dengan hasil observasi saling mendukung.
dilihat pada grafik berikut:
Pada keempat indikator, menurut
Caracterisasion Wicaksono tahun (2011), pembelajar
83.75% dianggap telah memiliki nilai yang kuat di
80.60% dalam dirinya, maka ia akan berusaha
80.00%
melakukan generalisasi terhadap
Jumlah

perilakunya dan mengintegrasikan


73.75%
keyakinan, ide dan tingkah laku menjadi
sebuah filosofi hidup. Dimensi
characterization merupakan puncak dari
Indikator
proses internalisasi. Karenanya, pada
dimensi ini pembelajar telah mampu
Table 4. Characterization
memiliki filosofi pribadi yang kuat dan
konsisten.
Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Lewin (Mardapi, 2010), perilaku
seseorang merupakan fungsi dari watak
yang terdiri atas kognitif, afektif,
psikomotorik, dan karakteristik lingkungan
saat perilaku atau perbuatan yang
ditampilkan. Jadi, tindakan atau perbuatan
seseorang ditentukan watak dirinya dan
kondisi lingkungan.
Pada dimensi characterization terdapat Hasil rata-rata dari dimensi
empat indikator yaitu : 1) ketertiban, 2) Characterization maka diperoleh persentase
tanggung jawab dalam berpendapat, 3) rata-rata sebanyak 70,31%. Hasil tersebut
profesional dalam mengatur waktu, dan 4) apabila dilihat menurut Arikunto maka
kepekaan terhadap lingkungan. Masing- berada pada kategori tinggi. Hal ini
masing indikator tersebut memiliki diperkuat dengan pengamatan mengenai
persentase untuk ketertiban sebesar 73,75%, penilaian sikap psikomotorik pada saat
tanggung jawab dalam berpendapat 80,60%, melakukan proses praktikum. Observasi
profesional dalam mengatur waktu 80%, dan tersebut diperoleh bahwasaat praktikum

6
terlihat mahasiswa terampil dalam dan sudah merasa nyaman dengan
menggunakan alat-alat praktikum dan lingkungan laboratorium sehingga
tertib dalam penggunaan APD (Alat menjadikan mahasiswa untuk
Pelindung Diri) saat melakukan praktikum. berkonsentrasi. Sedangkan pada hasil
wawancara mendukung dimana mahasiswa
menjelaskan bahwa mereka selalu
mendengarkan dengan seksama penjelasan
yang diberikan dosen atau asisten, hal ini
yang membuat mereka fokus dan antusias.
Sehingga hasilnya menunjukan bahwa nilai
tertinggi pada indikator receiving dan
karakterization saling berkaitan.

KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan
maka didapatkan hasil bahwa penilaian
sikap afektif dan psikomotorik menunjukkan
sikap yang baik dengan nilai sikap receiving
Gambar 1. Proses pelaksanaan
sebesar 81,40% dan characterizasion sebesar
praktikum mahasiswa terlihat fokus
70,31%.
Pada hasil persentasi sikap afektif Hasil penilaian sikap afektif dan
menunjukkan nilai yg baik dan tinggi. Hal psikomotorik juga didukung dengan hasil
tersebut sesuai dengan persentase pada observasi dan wawancara dimana pada
receiving mahasiswa nilai tertinggi pada indikator receiving mahasiswa memiliki
kesadaran menerima dan untuk antusias dan fokus yang tinggi serta
karakterization adalah peka terhadap mamperhatikan dengan seksama setiap
lingkungan. Hal ini di dukung pada hasil penjelasan yang diberikan oleh dosen atau
observasi untuk mengetahui psikomotorik asisten dosen. Sedangkan pada indikator
mahasiswa. Pada hasil observasi, karakterization mahasiswa telah mampu
mahasiswa terlihat fokus dan antusias hal beradaptasi dengan lingkungan
ini menandakan bahwa mahasiswa telah laboratorium.
mampu menerima pembelajaran praktikum
DAFTAR PUSTAKA M. Dimyati, Belajar dan Pembelajaran,
(Rineka Cipta, Jakarta, 2013).
N. Sudjana,Penilaian HasilProses S. Suryabrata, PsikologiPendidikan,
Belajar Mengajar, (Ra- jawaliPers, Jakarta, 2012).
(PTRemajaRosdakarya Offset, S.Arikunto,ProsedurPenelitianSuatu

Bandung,2010). Pen- dekatan Praktik, (Rineka


Cipta, Jakarta,2010).

7
Nurhayati, Kemampuan Berpikir
Kre- atif Siswa dalam Pemecahan
Masalah Berdasarkan Gender pada
Materi Bangun Datar,Skripsi FKIP
PendidikanMatematika
UniversitasTanjungpura
Pontianak, (Tidak diterbitkan).
P.Fatturahman, PsikologiPendidikan,
(CV PustakaSetia, Bandung,2012).
https://dosenpsikologi.com/kognitif-
afektif-dan-psikomotorik
Wicaksono, Strategi Penerapan
Domain Afektif Di Lingkup
Perguruan Tinggi, Jurnal Ilmu
Pendidikan, 2011.
Lewin (Mardapi,2010). Penilaian
pendidikan karakter.
Universitas Negeri Yogyakarta,
Jurnal UNY
Budi Ningsih, C Asri (2009),
Mengembangkan nilai-nilai
afektif dalam pembelajaran.KTP-
FIP, UNY

Anda mungkin juga menyukai