Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut
Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah
kognitif. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk
didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis,
mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi Dalam ranah kognitif itu terdapat enam
aspek atau jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan
jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang atau aspek yang dimaksud adalah:
Pengetahuan/hafalan/ingatan
Pemahaman
Penerapan
Analisis
Sintesis
Penilaian/penghargaan/evaluasi
tes atau pertanyaan lisan di kelas, pilihan ganda, uraian obyektif, uraian non obyektif
atau uraian bebas, jawaban atau isian singkat, menjodohkan,portopolio dan
performans.
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif
mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa
pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila
seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar
afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku.
Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
a) receiving
b) responding
c) valuing
d) organization
Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah
afektif kemampuan yang diukur adalah: Menerima (memperhatikan), Merespon,
Menghargai, Mengorganisasi, dan Karakteristik suatu nilai. Skala yang digunakan
untuk mengukur ranah afektif seseorang terhadap kegiatan suatu objek diantaranya
skala sikap. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak
(negatif), dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada
seseorang. Ada tiga komponen sikap, yakni kognisi, afeksi, dan konasi. Kognisi
berkenaan dengan pengetahuan seseorang tentang objek yang dihadapinya. Afeksi
berkenaan dengan perasaan dalam menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi
berkenaan dengan kecenderungan berbuat terhadap objek tersebut. Oleh sebab itu,
sikap selalu bermakna bila dihadapkan kepada objek tertentu.
Kompetensi siswa dalam ranah afektif yang perlu dinilai utamanya menyangkut
sikap dan minat siswa dalam belajar. Secara teknis penilaian ranah afektif dilakukan
melalui dua hal yaitu:
1. laporan diri oleh siswa yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket anonim,
2. pengamatan sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan perlu lembar
pengamatan.
Ranah afektif tidak dapat diukur seperti halnya ranah kognitif, karena dalam ranah
afektif kemampuan yang diukur adalah:
Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya
lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Hasil belajar ranah
psikomotor dikemukakan oleh Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar
psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak
individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil
belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak
dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Hasi belajar kognitif dan
hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah
menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang
terkandung dalam ranah kognitif dan ranah afektif.
Beberapa ahli yang menjelaskan cara menilai hasil belajar psikomotor. Ryan (1980)
menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur melalui
1. pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses
Menurut Sedarmayanti (2017, hlm. 206) beberapa metode pelatihan yang dapat
digunakan untuk mengadapakan pelatihan SDM atau training HR di antaranya
adalah sebagai berikut.
Off the job training adalah pelatihan yang dilaksanakan ditempat kerja terpisah/di
luar tempat kerja, dan di luar waktu kerja reguler. Off The Job Training terdiri atas
beberapa metode pelaksanaan di bawah ini.
Simulation (simulasi)
Sumber Daya Manusia inilah yang nantinya bisa menjadi modal penting untuk
mencapai kesuksesan perusahaan sehingga perusahaan hendaknya memiliki
investasi pelatihan SDM untuk bisa membentuk manusia yaitu karyawan memiliki
kinerja, kemampuan, ketrampilan, serta mental yang berkualitas guna bekerja
secara optimal untuk membawa perusahaan menjadi lebih baik dan berkembang.
Sumber Daya Manusia memang menjadi bagian penting dan aset pada sebuah
perusahaan yang bisa memiliki nilai lebih tinggi ketika bisa dikelola dan
dikembangkan dengan baik dan benar. Dalam mengembangkan SDM bisa melalui
pelatihan yang merupakan sebuah investasi yang berperan penting ketika semua
program pelatihan tersebut dijalankan dengan baik dan efektif.