Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat.

2023; 12 (1): 65-70


Mustakim dan Putri RA / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2023; 12 (1): 65-70

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat


(The Public Health Science Journal)

Journal Homepage: http://journals.stikim.ac.id/index.php/jikm

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada


Perawat

Mustakim1*, Rafni Asnita Putri2


1,2
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Abstrak
Stres kerja pada perawat akan selalu mengalami peningkatan dan akan menjadi trend yang tidak akan bisa diabaikan
karena berkaitan erat dengan keselamatan perawat dan pasien. Angka kasus stres kerja setiap tahunnya selalu
mengalami peningkatan yang disebabkan oleh beberapa faktor. Studi ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor
yang berhubungan dengan stres kerja pada perawat di Rumah Sakit Permata Pamulang. Studi ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel yang diambil sebanyak 90 perawat dengan menggunakan teknik
total sampling. Hasil studi menunjukkan adanya hubungan antara beban kerja dengan stres kerja (P-value = 0,001).
Sedangkan variabel lainnya tidak berhubungan yaitu jenis kelamin (P-value = 0,688), status pernikahan (P-value =
0,949), tingkat pendidikan (P-value = 0,573), usia (P-value = 0,257), masa kerja (P-value = 0,702), shift kerja (P-value =
0,433) dan hubungan interpersonal (P-value = 0,240). Diharapkan rumah sakit mampu untuk meningkatakan
lingkungan kerja yang nyaman dan melakukan analisis untuk beban kerja pada setiap ruangan.
Kata Kunci: Beban kerja, perawat, stres kerja.

Abstract
Work stres on nurses will always increase and will become a trend that cannot be ignored because it is closely related to the
safety of nurses and patients. The number of work stres cases every year always increases due to several factors. This study
aimed to determine the factors related to work stres on nurses at Permata Pamulang Hospital. This study used descriptive
quantitative approach is cross sectional, the sample used taken as many as 90 nurses using total sampling technique. The
results of the study show that there is a relationship between workload and work stres (P-value = 0.001). While other
variables are not related, namely gender (P-value = 0.688), marital status (P-value = 0.949), level of education (P-value =
0.573), age (P-value = 0.257), years of service (P-value = 0.702), shift work (P-value = 0.433) and interpersonal relations (P-
value = 0.240). It is hoped that the hospital will be able to improve a comfortable work environment and perform analysis for
the workload in each room.
Keywords: Workload, nurses, work stres.

Korespondensi*: Mustakim, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jalan K.H. Ahmad Dahlan,
Cirendeu, Kec. Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, 15419, E-mail: mustakim@umj.ac.id

https://doi.org/10.33221/jikm.v12i01.1840
Received : 17 Maret 2022 / Revised : 11 Oktober 2022 / Accepted : 2 Desember 2022
Copyright @ 2023, Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, p-ISSN: 2252-4134, e-ISSN: 2354-8185
65
Mustakim dan Putri RA / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2023; 12 (1): 65-70

Pendahuluan pembanding pada studi sebelumnya terkait


Stres merupakan respon yang stres pada perawat.
dipengaruhi dari kejadian internal dan Rumah Sakit Permata Pamulang
eksternal yang dapat memberikan dampak merupakan rujukan layanan Kesehatan
positif maupun negatif. Perasaan tertekan primer dan memiliki beberapa macam
yang disebabkan oleh pekerjaan secara failitas seperti laboratorium, rawat inap
berlebihan pada pekerja disebut sebagai berkapasitas 73 tempat tidur dan akan
stres kerja. Resiko yang yang disebabkan ditambah menjadi 120 tempat tidur, kamar
oleh stres kerja akan mempengaruhi bersalin, spesialis, subspesialis, dan
pekerjaan yang dilakukan apabila kapasitas praktek dokter umum. Jumlah kunjungan
pekerjaan yang berlebihan.1 pasien yang meningkat harus diimbangi
Hasil penelitian yang dilakukan dengan ketersediaan jumlah perawat
dirumah sakit Taiwan menyatakan bahwa sebagaimana diatur dalam Permenkes
terdapat perawat mengalami kegelisahan Nomor 56 Tahun 2014. Oleh karena itu,
64%, mimpi buruk 33,7%, gangguan penulis bermaksud melakukan studi stres
iritabilitas 44,1% , susah tidur 35%, pada perawat di RS Pamulang.
merasakan sakit kepala 40,8% dan
mengalami gangguan gastrointestinal Metode
41,4%.2 Pada tahun 2017/2018, Health and Studi dilakukan dengan
Safety Executive (HSE) melakukan survey menggunakan pendekatan deskripstif
dan didapatkan 595.000 kasus stres dan kuantitatif dengan desain studi cross
depresi dengan prevalensi 1.800 per sectional. Studi ini dilakukan di Rumah
100.000 pekerja.3 Berdasarkan penelitian Sakit Permata Pamulang pada bulan Juni-
angka kasus stres divietnam sebanyak Juli 2021 untuk mengetahui stres kerja
18,5% dan pada di Negara hongkong pada perawat beserta faktornya. Instrumen
angka stres mencapai 41,1%.4 yang digunakan berupa kuesioner yang
Studi di negara Yordania akan disebarkan kepada perawat. Populasi
menunjukkan angka kasus stres pada dalam studi adalah 90 orang perawat
perawat mencapai 30%. Di Indonesia, studi dengan teknik untuk pengambilan sampel
tentang stres perawat di RSUD Sayang yaitu total sampling dikarenakan jumlah
Rakyat Makassar sebesar 15,2% dan di perawat yang terbatas sehingga seluruh
RSD dr. Soebandi Jember sebanyak populasi menjadi populasi studi atau
83,33% stres sedang dan stres berat sampel. Analisis dilakukan secara univariat
sebanyak 16,67%. Dampak dari stres kerja dan bivariat dengan uji chi-square. Umur,
akan menimbulkan beberapa gejala yakni jenis kelamin, status pernikahan,
fisilogi, psikologis dan perilaku. Gejala pendidikan, beban kerja, masa kerja, shift
fisiologi berupa sakit berat, tekanan darah kerja dan hubungan interpersonal
tinggi, dan juga serangan jantung yang merupakan variabel indpenden sedangkan
disebabkan oleh stres kerja. Gejala dependen pada penelitian adalah stres kerja
psikologis muncul akibat adanya perawat.
ketidakpuasan pada pekerjaan yang telah
dilakukan dan juga akan akan muncul rasa Hasil
kebosanan,mudah marah, cemas dan juga Berdasarkan tabel 1 stres yang
tegang.5 Penulis melakukan studi terkait dialami oleh perawat adalah stres kategori
kejadian stres pada perawat di masa ringan sebesar 26 orang (28,9%) dan
pandemi dikarenakan studi sebelumnya kategori stres berat sebayak 15 orang
belum ada yang menunjukkan tingkat stres (16,7%). Hasil ini menunjukkan bahwa
pada perawat dalam kondisi pandemi. Oleh secara total terdapat 41 perawat atau
karena itu studi ini dapat menjadi hampir 50% perawat berada dalam
kategori stres atau mengalami tekanan

66
Mustakim dan Putri RA / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2023; 12 (1): 65-70

Tabel 1. Hasil Analisis Univariat

Variabel Kategori n %
Jenis Kelamin Perempuan 71 78,9
Laki-Laki 19 21,1
Pendidikan D3 Keperawatan 57 63,3
S1 Ners 33 36,7
Status Pernikahan Belum Menikah 46 51,1
Menikah 44 48,9
Usia ≤27 Tahun 48 53,3
>25 Tahun 42 46,7
Shift Kerja Malam 34 37,8
Siang 35 38.9
Pagi 21 23,3
Masa Kerja <5 Tahun 61 67.8
>5 Tahun 29 32.2
Beban Kerja Berat 43 47,8
Ringan 47 52,2
Hubungan Interpersonal Buruk 25 27,8
Baik 65 72,2

Tabel 2. Analisis Bivariat

Tingkat Stres Kerja


OR
Variabel Kategori Stres Tidak Stres P-value
(95%CI)
n % n %
Jenis Kelamin Perempuan 47 66,2 24 33,8 0,688 1,424
Laki-Laki 11 57,9 8 42,1 (0,506-4,009)
Pendidikan D3 Keperawatan 35 61,4 22 38,6 0,573 0,692
S1 Ners 23 69,7 10 30,3 (0,277-1,725)
Status Pernikahan Belum Menikah 29 63 17 37 0,949 0,882
Menikah 29 65,9 15 34,1 (0,372-2,094)
Usia ≤27 Tahun 34 70,8 14 29,2 0,257 1,821
>27 Tahun 24 57,1 18 42,9 (0,761-4,357)
Masa Kerja <5 Tahun 38 62,3 23 37,7 0,702 0,743
>5 Tahun 20 69 9 31 (0,290-1,907)
Shift Kerja Malam 21 61,8 13 38,2 0,433 -
Siang 21 60 14 40
Pagi 16 76,2 5 23,8
Beban Kerja Berat 203 48,5 23 53,5 0,001 0,206
Ringan 8 80,9 9 19,1 (0,080-0,528)
Hubungan Interpersonal Tidak Baik 19 76 6 24 0,240 2,111
Baik 39 60 26 40 (0,744 – 5,993)

dalam bekerja. Selain itu, hampir 50% Pembahasan


perawat selama masa pandemi memiliki Pada penelitian ini dinyatakan bahwa
beban kerja dalam kategori berat. Hal ini belum ditemukan adanya hubungan yang
sangat mungkin menjadi penyebab signifikan antara jenis kelamin dengan
terjadinya stres pada perawat. stres kerja. Penelitian tersebut berbanding
Berdasarkan tabel 2 memprlihatkan terbalik penelitian sebelumnya yang
bahwa faktor yang secara signifikan menyatakan bahwa berdasarkan hasil
berhubungan dengan stres pada perawat penelitian perempuan lebih cenderung
yaitu beban kerja (P-value = 0.001). untuk mengalami stress.8 Hal ini didukung
oleh Azteria V dan Hendarti R.D. yang
menunjukan bahwa jenis kelamin dengan
proporsi tertinggi adalah perempuan

67
Mustakim dan Putri RA / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2023; 12 (1): 65-70

(51.4%).7 Studi ini tidak mampu stres kerja. Studi ini berbeda dengan yang
membuktikan adanya hubungan antara dilakukan oleh Aprianti dan Surono yang
jenis kelamin dengan stres. Jenis kelamin memperlihatkan bahwa ada signifikansi
bukanlah salah satu faktor yang dapat usia dengan stres kerja (p value=0.001)
memicu stres disebabkan tidak adanya dikarenakan masih belum mampu untuk
perbedaan yang konsisten untuk menahan tekanan yang ada dalam
memecahkan suatu masalah dan juga pekerjaan yang dilakukan.11 Usia
dalam melakukan keterampilan untuk merupakan salah satu pemicu stres kerja
menganalisis pasien. dikarenakan semakin usia bertambah maka
Pada penelitian ini tidak ada semakin mudah untuk mengalami stres
signifikansi hubungan antara pendidikan disebabkan faktor fisiologi yang sudah
dengan stres. Studi berbanding terbalik jika mengalami penurunan dalam kemampuan
dibandingkan dengan studi Candraditya daya ingat, kekuatan dan semakin memiliki
dan Endang yang menyatakan adanya masalah yang kompleks.
signifikansi hubungan antara pendidikan Berdasarkan hasil studi pada perawat
dengan stres kerja.8 Pada penelitian yang diketahui bahwa tidak ada hubungan antara
dilakukan oleh Yanto dan Rejeki shift kerja dengan stres kerja yang
menyatakan tidak ada hubungan antara berbanding terbalik dengan studi Sitorus
tingkat pendidikan dengan stres yang menunjukkan bahwa adanya
dikarenakan tingkat pendidikan akan hubungan antara shift kerja dengan stres
memiliki kemampuan untuk menanggapi kerja.12 Namun, hasil studi sejalan dengan
hal yang positif terhadap tekanan atau penelitian yang dilakukan oleh Maydinar
stresor yang dialami.9 Pendidikan yang yang menyatakan tidak adanya hubungan
tinggi akan mempengaruhi tingkat stres antara shift kerja dengan stres kerja
seseorang, dimana pendidikan tinggi akan dikarenakan responden sudah terbiasa
menuntut pekerjaan dengan tingkat dengan shift kerja.13 Berdasarkan
kesulitan yang lebih tinggi dan bisa Kepmenakertrans
berakhir pada kejadian stres. Pada No.Kep.102/MEN/VI/2004 ketentuan jam
penelitian ini perawat dengan pendidikan kerja telah diatur dengan 2 sistem yakni 7
S1 Ners lebih rendah mengalami stres jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja
dibandingkan dengan perawat yang dalam 1 minggu atau 8 jam kerja dalam 1
pendidikan D3 keperawatan. minggu untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu.
Pada penelitian ini didapatkan bahwa Pada penelitian ini dinyatakan bahwa
tidak terdapat korelasi antara status tidak terdapat signifikansi antara masa
pernikahan dengan stres kerja. Studi ini kerja dengan stres kerja. Penelitian ini
similar dengan studi Wicaksono dan tidak sejalan dengan penelitian yang
Anggraini yang menyatakan tak ada dilakukan oleh Nurini, dkk menyatakan
signifikansi hubungan antara status adanya hubungan antara masa kerja dengan
pernikahan dengan stres kerja dengan stres kerja.14 Hal ini dikarenakan
nilai.10 Status pernikahan merupakan salah responden dengan masa kerja <5 tahun
satu factor pemicu terjadinya stres kerja belum beradaptasi dengan lingkungan
dikarenakan ketika sudah menikah maka kerjanya sehingga responden mengalami
akan ada konflik antara peran pekerjaan stres kerja. Sedangkan pada studi lainnya
dan keluarga yang menjadi pemicu stres menunjukan bahwa tidak terdapat
kerja, stres juga dapat muncul karena status signifikansi antara masa kerja dengan stres
yang belum menikah atau berkeluarga kerja dikarenakan semakin lama masa
yang berdampak pada tidak adanya kerja maka akan memberikan experience
dukungan dari pasangan. dalam melakukan tugas.15,16 Masa kerja
Pada penelitian ini diketahui bahwa yang pendek akan mengalami stres dari
tidak ada hubungan antara usia dengan berbagai faktor misalnya dari kurangnya

68
Mustakim dan Putri RA / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2023; 12 (1): 65-70

pengalaman yang berdampak pada dapat mempengaruhi stres kerja


produktivitas yang kurang baik, serta dikarenakan hubungan yang baik akan
belum dapat memahami situasi dan kondisi berpengaruh dalam memberikan sebuah
ditempat kerja. Pada masa kerja yang lama pendapat dan persepsi sehingga dapat
maka sudah bisa beradaptasu dengan saling membantu.17 Hubungan
lingkungan kerja dan sudah mampu untuk interpersonal yang baik akan membangun
mengendalikan masalah yang ada sehingga lingkungan kerja yang nyaman dan dapat
stres akan lebih sering terjadi pada masa saling membantu serta saling mengoreksi
kerja yang baru. untuk dapat diintropeksi oleh diri sendiri
Hasil studi menunjukkan bahwa dan memperbaikinya sehingga dapat
perawat yang mengalami beban berat memberikan kepuasan kepada pasien
sebanyak 43 orang (47,8%) dan beban dalam memberikan pelayanan, sehingga
kerja ringan 47 orang (52,2%) dari hasil uji hubungan interpersonal tidak berhubungan
didapatkan nilai P value = 0,001 yang dengan stres.
menyatakan bahwa adanya hubungan
antara beban kerja dengan stres kerja pada Kesimpulan
perawat di Rumah Sakit Permata Pada penelitian ini menunjukan
Pamulang. Perawat dengan beban kerja bahwa stres kerja pada perawat ditentukan
berat mengalami stres 20 orang (46,5%) oleh beban kerja. Sedangkan jenis kelamin,
sedangkan dengan beban ringan yang status pernikahan, usia, shift kerja, masa
mengalami stres 38 orang (80,9%). Hasil kerja, tingkat Pendidikan dan hubungan
penelitian ini juga sesuai dengan hasil yang interpersonal tidak menentukan stres kerja
dilakukan oleh Sagala yang menunjukkan perawat. Diharapkan pihak rumah sakit
adanya hubungan beban kerja dengan stres dapat membangun lingkungan kerja yang
dengan nilai P-value = 0,000 dimana 37 baik dengan mengadakan gathering untuk
orang responden merasa mengalami beban meningkatkan hubungan interpersonal
kerja yang dipengaruhi oleh tugas yang yang baik dan juga melakukan analisis
berlebihan.16 Adanya perbedaan tugas dan untuk setiap keperluan rungan sehingga
tanggung jawab sehingga ada juga yang tidak adanya beban kerja yang berlebihan.
tidak merasa ada beban.16 Faktor yang
sering memicu terjadinya stres kerja adalah Ucapan Terima Kasih
beban kerja dikarenakan banyaknya Penelitian ini dapat dilaksanakan
tuntuan pekerjaan yang dilakukan melebihi dengan baik terkait bantuan dari berbagai
kapasitas sehingga terjadinya stres kerja. pihak, untuk itu peneliti menucapkan
Pada penelitian ini ditemukan terima kasih kepada seluruh perawat dan
hubungan interpersonal perawat memiliki staff Rumah Sakit Permata Pamulang yang
hubungan yang baik sebanyak 65 orang telah memberikan kerja sama dengan baik
(72,2%) sedangkan yang memiliki dalam penelitian ini.
hubungan interpersonal yang tidak baik
sebanyak 25 orang (27,8%). Hubungan Daftar Pustaka
interpersonal merupakan salah satu faktor 1. Mintjelungan DLA, Rattu AJM, Kairupan
BHR, Universitas P, & Ratulangi S. Faktor-
yang dapat memicu stres kerja pada
Faktor Yang Berhubungan Dengan Stres Kerja
perawat. Perawat yang memiliki hubungan Pada Dokter Di Rumah Sakit Umum Bethesda
interpersonal yang baik dan tidak Gmim Tomohon. Kesmas. 2019; 8, 19–34.
mengalami stres sebanyak 26 orang (40%) 2. Tsai YC & Liu CH. Factors and symptoms
dan hubungan interpersonal yang tidak associated with work stres and health-
promoting lifestyles among hospital staff: A
baik mengalami stres sebanyak 19 orang
pilot study in Taiwan. BMC Health Services
(76%). Hasil studi tidak sejalan dengan Research. 2012; 12, 1–8.
penelitian yang dilakukan oleh Fitri yang
menyatakan bahwa hubungan interpersonal

69
Mustakim dan Putri RA / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2023; 12 (1): 65-70

3. Health and Safety Executive. Work-related Medika Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan.
stres, anxiety or depression statistics in Great 2019; 10, 161–172.
Britain, 2020. Annual Statistics 1–9. 11. Aprianti R & Surono A. Faktor-Faktor Yang
4. Cheung T & Yip PSF. Depression, anxiety Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada Dosen
and symptoms of stres among Hong Kong Tetap Di Stikes Y Bengkulu. Photon: Jurnal
nurses: A cross-sectional study. International Sain dan Kesehatan. 2018; 9, 189–196.
Journal of Environmental Research and Public 12. Sitorus CI. Hubungan Shift Kerja dengan
Health. 2015; 12, 11072–11100. Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Operator
5. Frichilia C, Mandey S & Tawas H. Stres Kerja DCS Departement Produksi PT.Toba Pulp
Serta Hubungannya Dengan Kinerja Lestari, TBK. 2017.
Karyawan Berdasarkan Gender (Studi Pada 13. Maydinar DD, Fernalia, & Robiansyah VA.
Karyawan Pt. Bank Danamon, Tbk Manado). Hubungan Shift Kerja Dan Masa Kerja
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi.2016; 16, Dengan Stres Kerja Perawat Kamar Bedah
857–863. RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu Tahun 2019.
6. Febriandini EA, Ma’arufi I, & Hartanti RI. CHMK Nursing Scientific Journal. 2020; 4,
Analisis Faktor Individu , Faktor Organisasi 1–9.
dan Kelelahan Kerja Terhadap Stres Kerja 14. Nurini, Rahmawati A, & Nuraeni T. Faktor
Pada Perawat (Studi di Ruang Rawat Inap yang Berhubungan dengan Stres Kerja Pada
Kelas III RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten Karyawan di PT. PLN (Persero) TJBT APP
Bondowoso). e-Jurnal Pustaka Kesehatan. Cirebon Factors that Concerned with Job Stres
2016; 4, 175–180. at employees at PT. PLN (Persero) TJBT APP
7. Azteria V & Hendarti RD. Faktor-Faktor Cirebon. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2017;
Yang Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada 2, 60–67.
Perawat Rawat Inap Di RS X Depok Pada 15. Zainiyah A. Faktor-faktor yang Berhubungan
Tahun 2020. Jurnal IAKMI. 2020; 25–26. dengan Stres Kerja pada Pekerja Area
8. Candraditya R & Endang D. Hubungan Manufacturing di PT. X Semarang. Jurnal
Tingkat Pendidikan, Masa Kerja, dan Tingkat Kesehatan Masyarakat Universitas
Kebisingan dengan Stres Kerja di PT. X. Diponegoro. 2012; 1, 18706.
Jurnal Penelitian Kesehatan. 2017; 15, 1–9. 16. Sagala AP. Hubungan Beban Kerja Dengan
9. Yanto A & Rejeki S. Faktor-faktor yang StresKerja Pada Pegawai Kantor Kemeterian
Berhubungan dengan Penurunan Stres Kerja Agama Kota Binjai. Composites Part A:
Perawat di Semarang Medical Centre. Applied Science and Manufacturing. 2020;
Nurscope : Jurnal Penelitian dan Pemikiran vol. 68.
Ilmiah Keperawatan. 2017; 3, 1–10. 17. Fitri AM. Analisis Faktor-Faktor Yang
10. Wicaksono MN & Anggarini IM. Faktor- Berhubungan Dengan Kejadian Stres Kerja
Faktor Yang Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada Karyawan Bank (Studi pada Karyawan
Pada Pekerja Divisi Business Solution, Bank BMT). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-
Support Dan Service Delivery Pt Administrasi Journal). 2013; 2.
18.

70

Anda mungkin juga menyukai